Anda di halaman 1dari 41

USULAN PENELITIAN

ESENSI PENGOBATAN TRADISIONAL DALAM


LONTAR USADHA TARU PRAMANA
(PERSPEKTIF TEOLOGI HINDU)

NAMA: IDA BAGUS ARSANA


NIM: 1913091003

PROGRAM STUDI TEOLOGI HINDU


JURUSAN BRAHMA WIDYA
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI MPU
KUTURAN SINGARAJA
2023
USULAN PENELITIAN

ESENSI PENGOBATAN TRADISIONAL DALAM LONTAR

USADHA TARU PRAMANA (PERSPEKTIF TEOLOGI HINDU)

TELAH DIPERIKSA DAN TELAH DISETUJUI DAN DIUJI

OLEH:

Pembimbing I Pembimbing II

Yunita Asri Diantary Ni Made., M.Ag. Komang Heriyanti, S.Ag., M.Fil.H.

NIP. 19931027 201903 2 025 NIP. 19870429 201903 2 010

i
LEMBAR PENGESAHAN

ESENSI PENGOBATAN TRADISIONAL DALAM LONTAR USADHA

TARU PRAMANA (PERSPEKTIF TEOLOG HINDU)

USULAN PENELITIAN INI TELAH DIUJI DAN DISETUJUI PADA

TANGGAL:

Ketua, Sekretaris,

Ni Made Yunita Asri Diantary, M.Ag. Komang Heriyanti, S.Ag., M.Fil.H.

NIP. 19870429 201903 2 010 NIP. 19931027 201903 2 025

Anggota

Penguji

………………………………

NIP.

Mengetahui

Ketua Jurusan Brahma Widya

Dr. Drs. I Wayan Gata, M.Pd

NIP. 19630216 199503 1 00 1

ii
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka penulis

dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Esensi Pengobatan Tradisional

Dalam Lontar Usadha Taru Pramana Bagi Umat Hindu (Perspektif Teologi

Hindu) tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan usulan penelitian ini penulis mendapat bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal itu, tak lupa penulis

menyampaikan penghargaan serta ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya.

Penulis Menyadari bahwa dalam penyusunan Penelitian ini bukan semata-

mata merupakan hasil pemikiran sendiri, akan tetapi penulis mendapat dukungan,

bimbingan, petunjuk dan bantuan informasi dari berbagai pihak, baik bersifat

moril maupun materil. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

yang tak terhingga kepada pihak yang telah membantu dalam Penelitian ini. Maka

dari itu rasa terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Dr. I Gede Suwindia, S.Ag., MA. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama

Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja yang telah memberikan

kesempatan untuk belajar di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu

Kuturan Singaraja dengan berbagai fasilitas yang ada.

2. Dr. Drs. I Wayan Gata, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Brahma Widya

Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja yang

memberikan izin kepada peneliti untuk menyelesaikan usulan penelitian

ini.

iii
3. Yunita Asri Diantary Ni Made., M.Ag. selaku dosen pembimbing I

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian dan banyak memberikan arahan serta bimbingan kepada

penulis.

4. Komang Heriyanti, S.Ag., Fil.H selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan

bimbingan, arahan, masukan dan motivasi dalam penyusunan skripsi

ini.

5. Para dosen dan pegawai di lingkungan STAHN Mpu Kuturan Singaraja

yang sudah banyak memberikan masukan dukungan dan bantuannya

dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Teologi Hindu Sekolah

Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja yang sudah

mendukung penulis serta seluruh keluarga dalam proses penyelesaian

proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih sangat jauh dari

sempurna baik dari penulisan, materi, maupun isinya. Hal ini disebabkan karena

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para

pembaca. dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengaharapkan kritik

serta saran-saran dari Bapak, Ibu, saudara sekalian yang bertujuan untuk

memperbaiki proposal ini.

Om Santih, Santih, Santih Om

Singaraja, Maret 2023

iv
Penulis

v
DAFTAR ISI

USULAN PENELITIAN....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................................... iii

DAFTAR ISI......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................. 4

1.3 TUJUAN PENELITIAN.............................................................................. 5

1.3.1 TUJUAN UMUM.......................................................................... 5

1.3.2 TUJUAN KHUSUS....................................................................... 6

1.4 MANFAAT PENELITIAN.......................................................................... 6

1.4.1 MANFAAT TEORITIS................................................................. 6

1.4.2 MANFAAT PRAKTIS.................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI................. 8

2.1 KAJIAN PUSTAKA.................................................................................... 8

2.2 KONSEP...................................................................................................... 12

2.2.1 PENGOBATAN TRADISIONAL................................................ 13

2.2.2 LONTAR USADHA TARU PRAMANA..................................... 14

2.2.3 PERSPEKTIF TEOLOGI HINDU................................................ 16

2.3 LANDASAN TEORI................................................................................... 17

2.3.1 TEORI DESKRIPTIF.................................................................... 17

2.3.2 TEORI MAKNA............................................................................ 18

vi
2.3.3 TEORI FUNGSIONAL................................................................. 19

2.3.4 X

2.4 XX

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 21

2.1 JENIS DAN WAKTU PENELITIAN......................................................... 21

2.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN..................................................... 22

2.3 JENIS DAN SUMBER DATA....................................................................

2.4 DATA...........................................................................................................

2.4.1 DATA PRIMER............................................................................

2.4.2 DATA SEKUNDER......................................................................

2.5 OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN........................................................

2.5.1 PENENTUAN INFORMAN...........................................................

2.5.2 PENENTUAN DATA......................................................................

2.6 TEKNIK ANALISIS DATA.......................................................................

2.7 REDUKSI DATA........................................................................................

2.7.1 PENYAJIAN DATA........................................................................

2.7.2 PENARIKAN KESIMPULAN........................................................

DAFTAR PUSTAKA

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ajaran agama Hindu menjelaskan adanya tiga kerangka dasar, yaitu Tattwa,

Susila, dan Acara Agama. Ketiganya adalah satu kesatuan integral yang tak

terpisahkan serta mendasari tindak keagamaan umat Hindu. Tattwa adalah aspek

pengetahuan agama atau ajaran-ajaran agama yang harus dimengerti dan dipahami

oleh masyarakat terhadap aktivitas keagamaan yang dilaksanakan. Susila adalah

aspek pembentukan sikap keagamaan yang menuju pada sikap dan perilaku yang

baik sehingga manusia memiliki kebajikan dan kebijaksanaan. Sementara itu

aspek Acara atau Upacara adalah tata cara pelaksanaan ajaran agama yang

diwujudkan dalam tradisi upacara sebagai wujud simbolis komunikasi manusia

dengan Tuhannya. Donder (2006:1-5)

Dari ketiga konsep dasar ajaran Agama Hindu salah satu yang akan dibahas

adalah Tattwa terdiri berbagai jenis sastra salah satunya yang sering dibaca di

pelajari adalah lontar. Lontar adalah sebuah kesusastraan dalam Hindu yang pada

dasarnya digunakan sebagai media informasi para leluhur terdahulu dalam

menyampaikan ajatan -ajaran keagamaan.

Agama Hindu mengajarkan aspek dasar yang menjadi pedoman bagi

masyarakat untuk menjalakan kehidupan, oleh karna itulah bagi umat Hindu tiga

aspek ini sangatlah penting untuk digunakan dalam mengkaji secara lebih

mendalam tentang Agama Hindu itu sendiri. Lontar adalah sebuah kesusastraan

1
2

yang penelitian ini peneliti akan mengkaji salah satu jenis lontar yang berkaitan

dengan ilmu pengobatan yang sering disebut dengan Usadha. Lontar usadha

terbagi kedalam beberapa jenis lontar sesuai dengan isi, fungsi dan manfaatnya

Diantaranya adalah lontar usadha taru pramana

Ilmu usadha atau pengobatan tradisional ini merupakan sebuah ajaran yang

telah di wariskan oleh para leluhur sejak berabad -abad yang lalu. Usada

mengandung pengertian penting yaitu Fungsi kearifan lokal pengobatan

tradisional atau usada, dalam pembangunan kesehatan telah diteliti lembaga

pemerintah, swasta dan akademisi. Suwidja (2003) dalam bukunya berjudul

‘Lontar Usada Pengobatan Tradisional Bali’ mengalihaksarakan dan merangkum

Usada Rare, Usada taru pramana dan beberapa usada lainnya di dalam satu buku.

“Selain fungsi usada sebagai pembangunan di bidang kesehatan, di dapatkan pula

beberapa fungsi usada yang mendukung dalam kehidupan sosial budaya

masyarakat Bali.

Modernisasi menawarkan berbagai nilai baru yang berpotensi menggilas

nilai-nilai tradisional, termasuk pada bidang kesehatan masyarakat. Fenomena ini

juga terjadi dalam praktik pengobatan Usada Bali yang semakin terpinggirkan

akibat hegemoni medis modern. Kendati demikian, eksistensi Usada Bali juga

ditopang oleh kepercayaan masyarakat, sumber-sumber literatur, dan regulasi

negara sebagai modal dasar pengembangannya. Ketiga modal ini terakumulasi

dengan habitus, ranah, dan praktik sosial yang dinegosiasikan secara dialektis

dalam pengobatan Usada Bali. Atas dasar itulah, optimalisasi kepercayaan

masyarakat, pemosisian dalam wacana ilmiah, dan kapitalisasi regulasi negara

menjadi dimensi penting yang menentukan masa depan Usada Bali.


3

Khususnya bagi masyarakat Umat Hindu di bali yang sudah sejak zaman

dulu senantiasa selalu mengunakan obat tradisional yang bersumber dari alam

serta yang selalu berpedoman pada sastra kuno berupa Lontar. Berdasarkan

masalah tersebut, peneliti sangat tertarik untuk mengetahui dan mengamati apa

Esensi Dari Pengobatan Tradisional dalam lontar usadha Itu Sendiri. Terkait

Seberapa besar implikasi usadha taru pramana mempengaruhi Kehidupan

masyarakat khususnya dalam bidang pengobatan tradisional serta bagaimana

implikasi pengobatan tradisional jika dilihat dari kaca mata teologi Maka dari itu

peneliti mengadakan penelitian yang berjudul “Pengobatan Tradisional dalam

Lontar Usadha Taru Pramana (Perspektif Teologi Hindu.

Sebagai sarana dalam mempelajari dan menjaga eksistensi ajaran tattwa di

bidang kesehatan untuk menciptakan kualitas kehidupan yang baik dan selaras

dengan moderenisasi terutama bagi mereka yang kurang memperoleh edukasi

tentang cara menjaga Kesehatan. Selain itu ada hal -hal unik yang terdapat dalam

Lontar Usadha Taru Pramana yang dapat dikaji secara mendalam yang memiliki

keterkaitan dengan Pengobatan Tradisional yang tidak ditemukan dalam lontar -

lontar lain khusuusnya yang membahas mengenai pengobatan tradisional

meskipun dari semua lontar yang membahas tentang usadha, memiliki keterkaitan

secara tidak langsung.

Apabila diperhatikan sangat jelas terlihat bahwa di balik semua aktifvitas

yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu di Bali sangat bergantung pada pada

sesuatu yang dimuliakan yang diperlukan sebagai tamu yang sangat agung yang

dipandang Maha Suci yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai penguasa alam

semesta beserta isinya yang dimohonkan hadir untuk menganugrahkan kasih


4

sayang, perlindungan keselamatan dan kesejahteraan lahir batin. setiap daerah

yang ada di Bali mempunyai tradisi dan kebiasaan yang berbeda-beda baik itu dari

segi jenis keseniannya,Bahasa,bahkan budaya begitupun dengan maknanya.

Tradisi di masing-masing daerah di Bali memiliki keunikan tersendiri yang

senantiasa di jaga kelestariannya.segala sesuatu dalam kehidupan ini ,sangat erat

kaitanya dengan kehidupan upacara keagamaan yang berkaitan pula dengan

sebuah pedoman sastra berupa lontar dan selalu menggunakan mantra di

dalamya ,begitu pula dalam tradisi ilmu usadha atau pengobatan tradisional di bali

. yang sudah berlangsung sejak zaman dahulu.

Seorang Balian dan Mangku Usadha selalu berpegang teguh pada pakem

profesi seorang penekun Usadha yang sudah memperoleh restu dan anugrah dari

Hyang Widhi Wasa dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya. Berdasarkan

fenomena tersebut mrndorong niat peneliti untuk melakukan penelitian dengan

judul “Esensi Pengobatan Tradisional Dalam Lontar Usadha Taru Pramana

(Perspektif Teologi Hindu )”

Hal yang paling mendasar yang melatar belakangi penulis melakukan

penelitian ini adalah keunikan yang dimiliki dari ilmu usadha itu sendiri serta

adanya keinginan untuk mempelajari ilmu usadha dengan memahami esensinya

secara lebih mendalam .dan atas dasar itulah penulis melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Menguraikan suatu permasalahan dalam karya ilmiah/penelitian, perladanya

suatu rumusan masalah, agar permasalahan yang diuraikan sesuai dengan aturan

dan sistematis, Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka untuk
5

memproleh sasaran dari penelitian ini maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahannya secara lebih tegas sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana struktur teks lontar Usadha Taru Pramana?

1.2.2 Bagaimana fungsi dan makna pengobatan tradisional dalam lontar Usadha

Taru Pramana?

1.2.3 Apa implikasi pengobatan tradisional dalam lontar Usadha Taru Pramana?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan bebrapa latar belakang masalah yang dikemukakan dalam

penelitian ini, maka sudah tentu mempunyai suatu tujuan. suatu kegiatan yang

bersifat alamiah haruslaah mempunyai tujuan yang jelas hal ini akan membantu

menentukan, menyiapkan sarana yang diperlukan demi terwujudnya tujuan

penelitian tersebut. Setiap kegiatan yang dilaksanakan secara sadar dan terencana

sudah tentu memiliki tujuan yang jelas. Sebab dengan tujuan yang jelas maka arah

dari kegiatan yang dilakukan akan dapat di tentukan dengan pasti. Bertitik tolak

dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitian dapat dikategorikan menjadi dua

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu penelitian ini memiliki tujuan

untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap dinamika kehidupan

beragama terutama didalam bidang usadha bali dan pengobatan tradisional

serta esensi nya dalam kehidupan di samping itu penelitian ini memiliki

tujuan untuk menambah wawasan terkait sebuah karya ilmiah yang layak

mengandung nilai keagamaan yang didalamya banyak terdapat petuah -


6

petuah yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara yang mengacu pada bidang kesehatan.

Dengan demikian masyarakat akan memperoleh gambaran jelas serta akurat

mengenai latar belakang dari adanya usadha di Bali. Dengan mengangkat

judul: Esensi Pengobatan Tradisional dala Lontar Usadha Taru Pramana

(Perspektif Teologi Hindu).

1.3.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan khusus dalam

penelitian ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Struktur Teks Lontar Usadha Taru Pramana?

2. Untuk mengetahui Fungsi dan Makna Pengobatan Tradisional

Dalam Lontar Usadha Taru Pramana?

3. Untuk mengetahui Bagaimanakah Implikasi Pengobatan

Trtadisional Menurut Perspektif Teologi Hindu DalamLontar

Taru Pramana?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi

pertumbuhan dan perkembangan khasanah keilmuwan khususnya mengenai

makna dan fungsi Pada Pengobatan Tradisional dalam Lontar Usadha

Taru Pramana (Perspektif Teologi Hindu ) yang keberadaanya masih

sangat minim di masyarakat, selain itu hasil penelitian ini dapat

dimanfaatkan sebagai salah satu media untuk meningkatkan rasa sradha atau
7

keyakinan umat Hindu, dikarenakan sepengetahuan penulis, keberadaan

penelitian yang membahas tentang Usadha Bali .

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis informasi yang terungkap dalam penelitian ini dapat

dijabarkan sebagai berikut yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini mampu

menjadi rujukan mengenai usadha bali khususnya yang

berkaitan dengan ilmu pengobatan. tradisional dalam Lontar

Usadha.

2. Bagi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan

Singaraja, sebagai salah satu lembaga perguruan Tinggi Negeri

Hindu, hasil penelitian ini, dapat dijadikan sebagai refrensi

keilmuan terutama tentang bidang usadha .

3. Bagi masyarakat Hindu terutama para generasi muda Hindu

yang berminat mempelajari ilmu pengobatan penelitian ini juga

diharapkan bermanfaat sebagai salah satu dokumen ataupun

rujukan pustaka dalam mengetahui esensi dan makna

Pengobatan Tradisional dalam Usadha.

Dari berberapa manfaat tersebut diatas maka kedepan diharplan

tercapainya suatu tnilai dalam kehidupan khususnya,bagi peneliti serta seluruh

komponen masyarakat untuk mengetahui ,memahami bagaimana esensi usadha

.serta dapat megimplementasikan pengetahuan tentang usadha untuk diri

sendiri ,dan masyarakat di sekitarnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Dengan adanya penelitian yang dilaksanakan ini, maka beberapa hasil

penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan dapat

dikemukakan dari beberapa orang peneliti yang telah meneliti tentang taru

pramana, sehingga diproleh pemahaman yang komperhensif terhadap

permasalahan-permasalahan yang dikemukakan. Sebagian besar data yang

digunakan dalam penelitian ini diproleh dari sumber-sumber tertulis seperti:

Suryadharma (2005) dalam sebuah penelitian yang berjudul “Konsep

Kosmologi dalam Pengobatan Taru Pramana” tujuan dilakukanya penelitian ini

adalah untuk meneliti serta mengkaji aspek kosmologi,dan tata letak dalam suatu

pengobatan yang bersumber pada taru pramana ,selain itu penelitian ini juga

membahas keterkaitan konsep kosmologi hindu dalam usadha Adapun penelitian

ini memiliki unsur kesamaan dengan penelitian yang sedang peneliti kaji ,hal itu

terletak pada objek penelitian yang sama-sama menggunakan lontar taru pramana

sebagai bahan penelitian sedangkan perbedaan dari kedua penelitian ini yaitu

terletak pada perspektif yang digunakan didalamnya serta tentunya memilik tujuan

yang berbeda dari judul penelitianya .kontribusi dari adanya penelitian dengan

judul: Konsep Kosmologi Dalam Pengobatan Taru Pramana ini sangat

membantu peneliti dalam membedah secara lebih menyeluruh terkait aspek -aspek

yang berkaitan dengan pengobatan serta dapat memperluas refrensi peneliti dalam

melakukan penelitian kedepanya.

8
9

Arsana (2019) dalam sebuah penelitian yang berjudul “Keragaman

Tanaman Obat dalam Lontar Taru Pramana dan Pemanfaatannya untuk

Pengobatan Tradisional Bali”. Lontar Taru Pramana memuat keragaman jenis

tumbuhan obat dan pemanfaatannya dalam pengobatan tradisional Bali. Artikel ini

bertujuan untuk mengkaji keragaman jenis tumbuhan dan pemanfaatannya dalam

pengobatan tradisional Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaman

jenis tumbuhan obat-obatan dalam lontar Taru Pramana dan pemanfaatannya

dalam Lontar usada Taru Pramana memuat pengetahuan tradisional. Tentang

keragaman jenis tumbuhan dan pemanfaatannya dalam mengobati berbagai jenis

penyakit. Namun demikian belum semua tumbuhan dalam lontar usada Taru

Pramana dapat dikenali secara Pasti dari penelitian didapatkan fakta bahwa dalam

ilmu pengobatan, tanaman atau tumbuhan memiliki kandungan obat yang dapat

digunakan untuk menyembukan penyakit dari skala ringan hingga berat. Yang ada

pada lontar Taru Pramana dan pemanfaatannya dalam lontar usadha taru pramana

memuat pengetahuan tradisional tentang keragaman jenis tumbuhan dan

pemanfaatannya dalam mengobati berbagai jenis penyakit.

Namun demikian belum semua tumbuhan dalam lontar taru pramana dapat

dikenali secara pasti dan menyeluruh oleh Masyarakat. Hal ini karena tumbuhan

tersebut hanya dikenal dengan nama lokal atau bahkan dikenal dengan banyak

nama (Dasa namaning Taru). Oleh karena itu, penelusuran keragaman jenis

tumbuhan dan pemanfaatannya dalam mengobati berbagai jenis penyakit penting

untuk Dilakukan. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang dikaji oleh

peneliti adalah terletak pada objek penelitiannya yang sama -sama mengkaji

tentang lontar taru pramana, Adapun perbedaan yang sangat signifikan dari kedua
10

penelitian ini adalah subjek serta komponen yang dikaji yaitu esensi pengobatan

tradisional itu sendiri. Kontribusi yang diberikan dari penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya, tentunya sangat banyak membantu pengembagan

penelitian yang mengambil judul “esensi pengobatan tradisional dalam lontar

Usadha Taru pramana (Perspektif Teologi Hindu)

Adnyana (2019) dalam sebuah peneltian yang berjudul “Lontar Taru

Pramana: Pelestarian Budaya Bali”. Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah

untuk memperkuat upaya pelestarian lingkungan dalam hal ini pemanfaatan

tumbuhan yang memiliki khasiat pengobatan tradisional dalam lontar usadha taru

pramana hasil penelitian ini memperoleh fakta bahwa dalam pengobatan

tradisional pemanfaatan tanaman yang ada di alam dapat mengurangi biaya

pengobatan sehingga dapat mengupayakan pelestarian lingkungan berbasis taru

pramana ,persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang sedang dikaji

adalah terletak pada aspek subjek dan media yang digunakan.sedangkan

perbedaan yang terdapat pada kedua penelitian ini yaitu terletak pada objek

penelitianya yang dalam hal ini memfokuskan pada pelestarian lingkungan.

Kontribusi yang di berikan dari penlitian ini terhadap penelitian yang berjudul

“esensi pengobatan tradisional (perspektif teologi hindu) sangat membantu dalam

pengembangan revrensi pada penelitian ini .

Antari, dkk (2019) dalam peneiltianya yang berjudul ”Perbandigan

Penggunaan Tanaman Obat dalam Taru Pramana pada Penduduk Banjar Sakah

Desa Pemogan dan Banjar Kerta Desa Petang”. Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetaui eksistensi tanaman obat dalam lontar usadha taru premana

serta untuk mengetahui perbandingan pengunaanya di kedua desa tersebut .


11

persamaan judul penelitian ini dengan penelitian yang sedang dikaji adalah dalam

penelitian ini mengkaji esensi yang sama -sama mengunakan objek lontar usadha

taru pramana yang meneliti pengunan obat yang bersumber dari alam sedangkan

dari kedua penelitian ini terdapat beberapa aspek perbedaan yang membuat

penelitian ini memiliki keunikanya tersendiri .yaitu terletak pada subjek

peneltianya yang meyiratkan aspek yang berbeda serta penelitian ini juga berbeda

dari segi variabel penelitian .kontribusi yang diberikan dari adanya penelitian

tersebut diatas terhadap penelitian yang sedang dikaji sedikit banyaknya telah

membantu peneliti dalam menentukan variabel -variabel dalam melakukan

penelitian ,selain itu dengan adanya penelitian ini dapat memperkuat niat dan

tujuan peneliti dalam melakukan penelitian yang mengakat tema usadha atau

pengobatan tradisional . Dalam Proposal penelitian yang mengangkat tema

berjudul “Esensi Pengobatan Tradisional Dalam Lontar Usadha Taru Pramana

( Perspektif Teologi Hindu)” ini mengambil refrensi dari beberapa teks ilmiah

tersebut untuk memperoleh pengetahuan ,jawaban serta berbagai sudut pandang

masyarakat khususnya di kecamatan sukasada ,kabupaten buleleng ,terkait apakah

sesungguhnya esensi dari sebuah pengobatan tradisional yang di

dalamnya ,memuat tentang teknik dan sarana yang digunakan oleh praktisi

usadha.

Astadhi, dkk (2021) dalam penelitiannya yang berjudul ”Lontar Usada

Cukildaki:Kajian Teologi dan Pendidikan Kesehatan pada masyarakat Hindu di

Bali”. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk untuk mengetaui esensi

dari pengobatan tradisional dalam aspek Teologi Hindu agar masyarakat Bali

secara umum memiliki pengetahuan tentang ilmu pengobatan serta dapat


12

memahami konteks teologi pada bidang Usadha. Dari hasil penelitian ini

memperoleh fakta bahwa dalam pengobatan peran lontar usadha dalam

Pendidikan Kesehatan khususnya pengobatan tradisional sangat penting

digunakan sebagai pedoman dasar bagi sesorang yang ingin mendalami ilmu

Usadha Adapun persamaan judul penelitian ini dengan proposal penelitian milik

penulis yaitu,terletak pada aspek kajian yang digunakan dalam membedah

permasalahan yang berkaitan dengan Usadha Bali. sedangkan dari kedua

penelitian ini terdapat beberapa aspek perbedaan yang membuat penelitian ini

memiliki keunikanya tersendiri.yaitu terletak pada objek dan variabel penelitian

yang berbeda jika dalam penelitian ini membahas pengobatan tradisional dari

sumber Lontar Cukildaki maka pada proposal penelitian milik penulis mengkaji

dari objek Lontar Taru Pramana. Kontribusi yang di berikan dari penlitian ini

terhadap penelitian yang berjudul “esensi pengobatan tradisional (perspektif

teologi hindu) sangat membantu dalam pengembangan revrensi pada penelitian

ini.

2.2 Konsep

Konsep adalah rancangan atau buram (surat dan sebagainya) idea atau

pengertian yang di abstrakkan dari peristiwa kongkret; (3). Gambaran mental dari

objek. Proses atau apapun di luar bahasa, yang digunakan akal budi untuk

memahami hal-hal lain (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001:520).

Konsep adalah: suatu kata atau lambang yang luar biasa pentingnya,

menggambarkan kesamaan-kesamaan dalam berbagai gejala yang berbeda,

(Suleman, 1995:11 dalam Karisman, 2020:16). Konsep adalah suatau abstraksi


13

yang dipergunakan oleh peneliti sebagai building block, untuk membangun

proposisi yang kelak diharapkan dapat menerangkan dan memprediksi suatau

fenomena. Sebuah konsep merupakan satu kesatuan pengertian yang saling

berkaitan (Sunyoto dalam Redana, 2004:44). Berdasarkan konsep-konsep di atas,

maka dapat disimpulkan landasan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah untuk memecahkan masalah penelitian. Disamping itu juga memuat uraian

sistematis tentang pemikiran yang ada hubungannya dengan penelitian yang

dilakukan. Penelitian mencari pengertian yang relevan dengan variabel-variabel

yang menjadi topik penelitian ini sehingga diperoleh pemahaman terhadap

permasalahan yang dikemukakan secara jelas.

Konsep merupakan satu syarat yang ada dalam kegiatan penelitian atau

penulisan karya ilmiah. Hal ini disebabkan konsep mampu menggambarkan

sejumlah variabel terhadap topik yang di teliti konsep juga di pakai menjabarkan

hasil-hasil penelitian sebelumnya dan dibandingkan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan guna menjawab permasalahan yang akan diteliti Sudjarwo (2001:

13).

Dalam penelitian ini Penulis mencari konsep relevan dengan variabel-

variabel yang menjadi topik penelitian ini sehingga diperoleh pemahaman

terhadap permasalahan yang dikemukakan secara jelas. Adapun konsep tersebut

meliputi:(1) Pengobatan tradisional(2) Lontar usada taru pramana(3)Teologi

Hindu.
14

2.3 Pengobatan Tradisional

Kebutuhan akan hidup sehat adalah hal yang mutlak yang diinginkan oleh

stiap orang terlebih lagi pada saat ini banyak muncul berbagai jenis penyakit, yang

diikuti dengan munculnya berbagai jenis obat dan pengobatan yang beragam

bentuk jemis serta fungsinya. Namun tidak demikian halnya dengan pengobatan

tradisional karna baik itu cara pengolahan dan pengobatanya dapat kita pelajari

dan pahami, kita dapat mengetahui khasiat yang terdapat di dalamnya (Bina Krya,

2012).

Pengobatan tradisional merupakan sebuah penerapan atau pelaksanaan

suatu aktifitas tertentu yang memiliki tujuan dan nilai -nilai tertentu dalam

penerapanya yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di dalamya khususnya

pada aktifitas Kesehatan. Dalam sebuah penelitian kata pengobatan tradisional

memiliki makna aplikasi atau cara melakukan sesuatu yang berkaitan dengan

penyembuhan suatu penyakit dengan mengunakan variabel yang bersifat alamiah

dari objek yang di teliti sehingga dapat di temukan tujuan penelitian objek

tersebut (Suryadharma, 2019: 1).

2.3.1 Lontar Usadha Taru Pramana

Taru Pramana berasal dari kata Taru dan pramana kata taru yang

artinya kayu atau tanaman dan pramana yang artinya utama yang dimagsud

dalam hal ini adalah keutamman khasiatnya dalam bidang pengobatan.

Lotar Usadha Taru Praman adalah Lontar yang disusun oleh Mpu Kuturan,

lontar ini mengisahkan tentang keresahan hati Mpu Kuturan karna beliau

kehilangan kemampuan untuk mengobati, dalam lontar ini juga dikisahkan

percakapan antara Mpu Kuturan dengan Para taru atau pohon serta
15

meceritakan bagaimana proses pengobatan tradisional atau usadha itu

(Manteb Sari, 2015: 2).

Usada taru pramana merupakan salah satu yang memuat jenis-jenis

tumbuhan yang mengandung obat-obatan yang tertulis dalam lembaran daun

lontar yang pada dasar adalah tonggak awal pengetahuan pengobatan usadha

merupakan naskah yang didalamya terdapat cara -cara meramu obat

(farmasi) cara menterapi atau menggobati secara tradisional atau ilmu

pengobatan tradisional Bali. (Nala N 2006).

Lontar usadha taru pramana adalah naskah bali kuno yang ditulis

dalam daun lontar menggunakan aksara bali yang didalamnya berisi tentang

cerita cerita tanaman atau pohon yang memiliki khasiat obat-obatan. Usadha

taru pramana ini adalah sebuah naskah kuno yang memuat tentang

pengetahuan pengobatan tradisional dan berbagai ramuan pengobatan yang

berasal dari tumbuhan.(Jumadiah,2009:5).

Berdasarkan dari beberapa kutipan kajian Pustaka tersebut diatas

dapat diambil suatu intisari yang menjelaskan mengenai apa itu usadha dan

pengobatan tradisional, dalam hal ini yang adalah subjek utama dalam

proposal penelitian ini ,suatu ilmu pengobatan adalah sebuah ilmu yang

dapat dipelajari sebagai sebuah bekal dan pedoman untuk seseorang yang

ingin melakukan upaya penyembuhan penyakit baik secara medis dan non

medis. Sedangkan pengobatan tradisional adalah suatu upaya yang

dilakukan dalam konteks meramu,mebuat sarana pengobatan yang bahan

serta sarana-sarananya yang berasal dari unsusr -unsur alamiah atau natural

yang berasal dari berbagai bahan alam seperti tumbuhan ,air ,minyak dan
16

lain sebagainya dan tanpa mengunakan campuran bahan atau sarana yang

modern. Dalam proposal penelitian ini nantinya akan memfokuskan pada

aspek pengobatan tradisionalnya serta berbagai hal yang mendukung dalam

sebuah pengobatan tradisional

2.3.2 Perspektif Teologi Hindu

Brahma widya berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu Brahma dan

Vidya, Brahma yang arinya Brahman (Tuhan)dan Vidya yang artinya ilmu

pengetahuan dalam hal ini yang merupakan ilmu pengetahuan tentang

ketuhanan atau Teologi Hindu. Ilmu ketuhanan merupakan suatu ajaran atau

sudut pandang tentang bagaimana seseorang memahami aspek

keyakinannya pada tuhan. perspektif teologi hindu tidak hanya mengkaji

tentang ilmu ketuhanan namun juga mengkaji hal yang ada didalamya

seperti: budaya,tradisi, upacara dan juga sastra ajaran teologi hindu

menjabarkan secara terperinci terkait kitab suci agama hindu yaitu kitab

suci weda kitab suci weda sendiri dibagi kedalam empat kitab utama yakni

reg weda,sama weda,yajur weda dan atarwa weda ,kempat kitab ini disusun

oleh para maha rsi dengan para murid-muridnya yang kemudian

diwahyukan kepada para sisya nya kitab reg weda sendiri memuat tentang

doa -doa suci ajaran tentang kebenaran yang memuat cara memuja Brahman

yang merupakan aspek tertinggi dari para dewa,sedangkan kitab Sama

Weda memuat tentang mantra -mantra ,nyayian -nyayian suci nama suci dari

para dewa, yajur weda memuat tentang bagaimana cara melaksanakan

ajaran agama dalam kehidupan sehari -hari ,ilmu tentang Kesehatan dan
17

atarwa weda memuat ajaran tentang ilmu tantra, peperangan, kepemimpinan

dan kain sebagainya, (Donder2006:22).

Dalam hal kesusastraan khususnya lontar juga memiliki kaitan erat

terhadap perspektif teologi hindu salah satunya adalah lontar taru pramana,

lontar ini mengisahkan seorang maha rsi yang bernama mpu kuturan, mpu

kuturan merupakan seorang penganut siwa sidhanta atau ajaran siwa yang

memiliki kemampuan yang sangat sakti dan juga ahli mengobati ,namun

suatu Ketika ia kebingungan karna setiap ia mengobati orang ,orang yang di

obati bukan menjadi sehat namun malah semakin memburuk bahkan sampai

ada yang mati ,beliau pun akhirnya memohon pentujuk dari bhatara guru

dan bhatara guru memeberikan petinjuk agar beliau memohon dan berdoa

kepada hyang durga bairawi untuk memecahkan permasalan yang sedang

beliau hadapi .

Dalam hal ini peneliti mengambil konsep ini pada penelitian ini

dengan tujuan Untuk mengetahui esensi pengobatan tradisional serta

pengunaan berbagai tanaman herbal yang mengandung obat- obatan di

dalamnya. Yang memiliki kaitan dengan aspek teologi hindu itu sendiri.agar

mampu memahami esensi dari pengobatan usadha ini untuk dapat peneliti

implementasikan ajarannya di kemudian hari.

2.4 Landasan Teori

2.4.1 Teori Deskriptif

Adalah suatu teori yang digunakan dalam sebuah penelitian yang

memiliki fungsi mendeskripsikan sesuatu dalam aspek tertentu yang


18

menjelaskan tujuan optimal dalam memahami objek dalam sebuah

penelitian .Sugiyono ,(2018) . Dalam proposal penelitian ini mengunakan

teori deskriptif bertujuan untuk menjelaskan dengan tepat dan terperinci

terkait beberapa permasalahan yang terdapat pada penelitian ini yaitu

mendeskripsikan apa makna pengobatan dalam teks lontar usada . serta

untuk mengetahui esensi dari pengobatan tradisional itu sendiri dan untuk

mendeskripsikan seperti apa esensi tanaman herbal dalam lontar usadha

taru pramana.

2.4.2 Teori Makna

Menurut (Sutrisno 2002). Teori Makna adalah teori yang

menyatakan bahwa makna adalah suatu konsep yang paling bernilai dalam

kehidupan masyarakat. makna adalah sebuah kata yang dilambangkan

untuk menunjukkan sesuatu yang dapat di inderakan kebenarannya. Kata-

kata ini bermakna karena menampakkan sesuatu. Menurut Odgen dan

Richand (dalam Ahmad Mukhtar, 2009:54) menyatakan makna adalah

hubungan antara gagasan/pikiran (reference) dalam acuan dan rujukan

(referent) dunia luar yang dinyatakan lewat simbol bahasa dan rujukan

(referent) tidak mempunyai hubungan antara reference dan refrent yang

ada di alam raya.

Menurut (Blumer dalam Triguna, 1987:261) menyebutkan “tentang

merumuskan tiga premis tentang makna yaitu: a) Manusia bertindak

terhadap sesuatu berdasarkan makna yang ada pada sesuatu itu bagi

mereka, b) Makna timbul dari hasil interaksi sosial seseorang dengan

orang lain dan c) Makna disempurnakan pada proses interaksi sosial


19

berlangsung. Makna biasanya dianggap sebagai sesuatu yang berhubungan

dengan kebudayaan atau secara lebih khusus dengan nilai simbol, dalam

kebudayaan dunia simbolik adalah dunia yang menjadi tempat produksi,

disimpan muatan mental dan muatan kognitif (pengetahuan) kebudayaan,

baik berupa pengetahuan dan kepercayaan, maka makna dan simbol

maupun nilai- nilai dan norma yang ada dalam suatu kebudayaan (Kleden,

1996: 5).

Makna dijabarkan sebagai suatu konsep yang paling bernilai dalam

kehidupan masyarakat. Makna juga berarti kata yang menunjukkan sesuatu

kebenarannya. Maka dapat dieproleh kesimpulan bahwa makna adalah

sebuah kata atau maksud yang terkandung dalam sesuatu hal. Terkait

dengan penelitian ini teori makna digunakan untuk menganalisis

permasalahan yang ketiga yakni memahami makna atau nilai dari mantra

dalam ilmu Pengobatan.

2.4.3 Teori Fungsional

Teori fungsional merupakan sebuah landasan teori yang digunakan

dalam sebuah penelitian yang berfungsi untuk mengidentifikasi fungsi dari

objek yang di teliti guna memahami manfaat dari sebuah objek yang di

kaji. (Artadi 2009:146). menjelaskan teori fungsional adalah

keseimbangan diantara tiap-tiap kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan

(fungsional) melalui hubungan yang harmonis diantara anggota

masyarakat (Struktural). Suprayoga dan Tobroni (2001:19) menyatakan

bahwa teori fungsional disebut juga teori fungsional Struktural. Teori

fungsional Struktural lebih menekankan pada keteraturan dan


20

mengabaikan konflik serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam

masyarakat beragama, yang secara khusus akan membahas hubungan

antara kepribadian individual manusia, system sosial dan system Budaya.

Dalam proposal penelitian ini teori ini berguna dalam menjabarkan

mengenai fungsi dari pengunaan tanaman dalam sebuah pengobatan atau

usada khususnya dalam taru Pramana.

Teori ini menjelaskan bahwa masyarakat agama merupakan sistem

sosial yang terdiri dari bagian-bagian satu sama lain yang saling

berhubungan dan menyatu dalam keseimbangan. Pendekatan ini

memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terintegrasi secara

fungsional ke dalam suatu bentuk ekuilibrium. Pendekatan fungsionalisme

struktural ini timbul lewat cara pandang yang menyamakan masyarakat

dengan organisme biologis. Teori ini digunakan untuk membedah rumusan

masalah kedua yaikni tentang fungsi penggunaan tanaman -tanaman dalam

taru pramana serta untuk menjelaskan fungsi lontar secara teologis.


BAB III

METODE PENELTIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut (Sugioyono 2007:2). menyatakan metode penelitian pada dasar nya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Selanjutnya Surya brata (2003:10), menyatakan bahwa metode berarti

suatu cara untuk menghasilkan fakta- fakta dan teori- teori yang tersusun baik

untuk mencapai sesuatu ,sedangkan penelitian adalah suatu rangkaian langkah-

langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan

pemecahan masalah dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan

terentu. Metodologi penelitian memiliki fungsi yang signifikan dalam mencari

informasi/data yang dibutuhkan untuk memecahkan berbagai masalah yang

bertujuan memberikan solusi atas masalah tersebut, sebagaimana pendapat

(Soehartono 2002:9) “metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh

untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan.”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif,penelitian kualitatif adalah sebuah metode penelitian yang meniti

beratkan pada situasi sosial ,lokasi objek penelitian dan individu sosial ,penelitian

kualitatif melakukan pendekatan secara lebih mendalam terkait situasi sosial

terkait aspek penelitian yang berkaitan dengan masyarakat sekitar dan lingkungan

sosial . Namun penelitian kualitatif tidak hanya pada situasi sosial yang terdiri atas

tiga aspek yaitu (tempat waktu, dan pelaku namun juga bisa berupa peristiwa

alam,tumbuh-tumbuhan,binatang dan lain -lain oleh karna itu dalam penelitian

21
22

kualitatif menekankan pada Teknik yang digunakan seorang Peneliti. dalam

mengkaji permasalahan yang ada saat melakukan penelitian

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka metode penelitian adalah suatu

cara kerja yang praktis agar dalam kenyataan pengumpulan pengolahan serta

penyajian data yang dilakukandengan seksama, sistematis, dan objektif guna

memperoleh hasil dan tujuan akhir secara optimal serta dapat mengembangkan

prinsip-prinsip umum sesuai dengan tujuan yang ingin di Capai. Penelitian ini

mencoba untuk melihat Esensi Pengobatan Tradisional dalam Lontar Usadha

Taru Pramana (Perspektif Teologi Hindu) oleh sebab itu metodologi yang cocok

adalah dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pada makna. Metodelogi penelitian kualitatif bertujuan untuk menganalisis

dan mendeskripsikan fenomena atau obyek penelitian melalui aktivitas sosial,

sikap dan persepsi orang secara individu atau kelompok. Dengan kata lain metode

kualitatif lebih mengutamakan kemampuan peneliti untuk mengolah ,dan mencari

data penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendeketan kualitatif

jenis deskriptif, menurut (Ali 2002:58) menyatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang menekankan pada keaslian, tidak bertolak dari teori secara

deduktif melainkan berangkat dari fakta sebagai mana Adanya.

Selanjutnya (Moleong 2017:6) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan

lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
23

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah. Hal ini berarti bahwa penelitiankualitatifbekerjadalam setting

yang alami, yang berupaya untuk memahami, memberI tafsiran pada fenomena

yang dilihat dari arti yang diberikan orang-orang kepadanya.

Menurut (Sugiyono 2018:213) metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat, yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen, Teknik

pengumpulan data dan di analisis yang bersifat kualitatif lebih menekan

mendalami fokus permasalahan yang diteliti.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah salah satu aspek penting dalam sebuah

penelitian ,karna dengan megetahui dan menentukan objek penelitian maka sangat

di butuhkan lokasi untuk lebih memfokuskan aspek penelitian yang kita

teliti ,lokasi dalam penelitian kualitatif ini di laksanakan. Lokasi penelitian

merupakan objek penelitian di mana kegiatan penelitian dilakukan. Penentuan

lokasi penelitian di maksudkan untuk mempermudah atau memperjelas lokasi

yang menjadi sasaran dalam Penelitian.

(Sugiyono 2007:224) menyatakan bahwa lokasi penelitian merupakan

setting atau tempat dimana peneliti akan mencari data. Selanjutnya (Margono

1996:76) memberikan batasan terhadap lokasi penelitian agar tidak menimbulkan

kekaburan dan ketidak jelasan daerah atau wilayah tertentu berkaitan dengan

penelitian ini lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di

Kec.Sukasada, Kabupaten Buleleng.


24

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam hal ini waktu merupakan lama

berlangsungnya suatu kejadian. tetapi lamanya penelitian akan tergantung pada

keberadaan sumber data dan tujuan penelitian selain itu juga akan tergantung

cakupan penelitian, dan bagaimana penelitian mengatur waktu yang digunakan.

waktu yang digunakan penelit untuk penelitian ini di laksanakan sejak tanggal

dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu yang lamanya tentukan selama

kurang lebih 4-3,5 bulan.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif pada umumnya

melalui field work, yaitu pekerjaan mencatat, mengamati, mendengarkan,

merasakan, mengumpulkan dan menangkap semua fenomena data dan informasi

tentang kasus yang Diselidiki. (Moleong, 2006:157). menyatakan sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Iqbal (2002:82) menyatakan bahwa

data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal dapat berupa sesuatu

yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan atau suatu fakta yang

digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain-lain.

Sehingga dapat di simpulkan bahwa data adalah informasi dari hasil

pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka yang digunakan sebagai

sumber atau bahan untuk menemukan kesimpulan yang diperoleh dari suatu

Penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data

yaitu data primer dan data skunder. (Iqbal 2002:166) menyatakan bahwa sumber
25

data dalam penelitian di bedakan menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. data

primer ini juga disebut data asli. Lebih lanjut (Iqbal 2002:167) mengungkapkan

data sekunder adalah data yang diperolehdarisumber yang telahada, data ini

biasanya diperoleh dari dokumen-dokumen dan kajian pustaka. Dalam penelitian

ini menggunakan data primer sebagai yang di dapat langsung dari informan

melalui hasil Wawancara.

Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah data hasil

wawancara dengan subjek penelitian, seperti hasil wawancara dengan tokoh

agama, kelian adat dan tokoh masyarakat yang berada di lokasi penelitian

Sedangkan Data sekunder adalah data yang didapat peneliti dari subjek

penelitiannya. biasanya wujud data sekunder disini berupa dokumentasi, atau

laporan data yang telah tersedia pada saat penelitian. data sekunder bisa juga

disebut sebagai data yang tidak langsung. contoh data sekunder yaitu data

dokumentasi,arsip-arsip yang mendukung lainya yang bisa membantu peneliti

dalam membedah masalah dalam penelitiannya. jadi sumber data dalam penelitian

ini adalah tokoh Agama, tokoh penekun usada ,orang suci atau pendeta yang

berada di lokasi penelitian yang peneliti lakukan

3.5 Data

3.5.1 Data Primer

(Iqbal (2002:167). menjelaskan data primer merupakan data asli

yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti melalui

observasi dan wawancara langsung di lapangan sehubungan dengan data


26

primer dalam penelitian ini peneliti menperoleh data lansung yang diperoleh

dari informan secara langsung aeperti tokoh adat ,pandihta atau pedanda

dan balian yang menekuni bidang usadha.dan yang di Yakini memiliki

pengetahuan yang kompeten di bidangnya.

3.5.2 Data Sekunder

(Aswar 2004:36) data sekunder berfungsi untuk melengkapi data -

data yang diperoleh dilapangan.untuk kemudian secara lebih lanjut

mendapatkan informasi tambahan yang lebih lengkap maka hal yang perlu

di perhatikan dalam penelitian ilmiah adalah adanya sumber -sumber buku

dan refrensi penunjang.dengan ini system penelitian yang di lakukan dalam

proses meneliti. Yaitu dengan adanya dokumentasi ,observasi langsung

terhadap,jurnal artikel dan lain sebagainya yang berhubungan dengan objek

penelitian.

3.6 Objek dan Subjek Penelitian

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, objek adalah hal, perkara, atau orang

yang menjadi pokok pembicaraan. Dengan kata lain objek penelitian adalah

sesuatu yang menjadi fokus dari sebuah penelitian. Adapun yang menjadi objek

penelitian adalah Esensi Pengobatan Tradisional Dalam Lontar Usadha Taru

Pramana dalam perspektif Teologi Hindu. tujuan serta alasan utama peneliti

memilih sebagai objek penelitian karna usadha merupakan pengetahuan dasar

yang didalamya terdapat banyak hal menarik untuk dikaji secara lebih mendalam.

Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian sering juga disebut dengan

istilah informan. Informan adalah orang yang dipercaya menjadi narasumber atau
27

sumber informasi oleh peneliti yang akan memberikan informasi secara akurat

untuk melengkapi data penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah

tokoh agama, Balian dan tokoh masyarakat yang berada di Bali yaitu di

Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Adapun alasan utama peneliti

menggunakan subjek-subjek tersebut dalam penelitian karna di tempat atau lokasi

penelitian sanggat banyak informan yang paham akan hal usadha dan bahkan

sangat dekat dengan objek penelitian.

3.6.1 Penentuan Informan

Teknik penentuan informan ini merupakan Teknik yang sangat

penting karena dalam penelitian di perlukan informasi yang tepat untuk

memberikan informasi yang ingin di teliti. (Bungin 2007:44) menyatakan

Teknik penentuan informan dapat dilakukan dengan menggunakan Teknik

yaitu menentukan informan berdasarkan kemampuan informan

bersangkutan yang mengutamakan tujuan penelitian. Terkait dengan

penelitian ini maka peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber

melalui pertimbangan. pertimbangan yanag di maksudkan adalah

mengambil beberapa orang yang paling tahu mengenai permasalahan yang

akan diteliti. Sesuai dengan Teknik tersebut, maka di tentukan informan

kunci seperti pendeta/pedanda,balian di desa setempat yang mengetahui

tentang informasi yang di butuhkan peneliti. Informan kunci akan

memberikan petunjuk untuk mencari informan tambahan untuk melengkapi

data sampai akhirnya dianggap sudah mencukupi dan mencapai tingkat

kejenuhan untuk mendapatkan data yang lengkap. Dalam penelitian ini


28

penelitii mengunakan informan atau narasumber yang sudah kompeten di

bidang usadha .

3.6.2 Pengumpulan Data

(Sugiyono 2018:247). Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis

dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci. Laporan ini akan terus

menurus bertambah. bila tidak segera di analisis sejak awal, akan menambah

kesulitan. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal – hal

yang pokok, difokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema atau

polanya. Dari hal ini akan mempermudah peneliti untuk melanjutkan

Analisa data pada tahap berikutnya. Reduksi data adalah merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang

sesuai dengan topik penelitian, mencari tema dan polanya Data yang

diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang

terperinci. Laporan ini akan terus menurus Bertambah.

3.6.3 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan Teknik pengumpulan data dengan

tinjauan Pustaka keperpustakaan dan pengumpulan buku-buku, bahan-bahan

tertulis serta referensi-referensi yang relevan dengan penelitian yang sedang

dilakukan. (Nawawi 1993: 133) menyatakan bahwa Teknik kepustakaan

adalah teknik yang dipergunakan untuk memperoleh data yang dilakukan

dengan jalan mengumpulkan segala macam data serta mengadakan

pencatatan secara Sistematis.

Dengan teknik ini data yang diperoleh dengan cara atau jalan

membaca buku-buku tentang teori dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan


29

permasalahan yang sedang di teliti kemudian dibantu dengan teknik

pencatatan secara Sistematis. Peneliti menggunakan studi kepustakaan yaitu

teknik pengumpulan data menggunakan buku atau referensi sebagai

penunjang penelitian, dengan melengkapi atau mencari data-data yang

dibutuhkan dari literatur, referensi, majalah, makalah dan yang lainnya,

sehingga memperoleh data-data yang tertulis melalui telaah bacaan yang ada

kaitannya dengan masalah Penelitian.

Studi kepustakaan sangat penting digunakan dalam memperoleh

informasi penelitian mengenai data penelitian yang bisa menyempurnakan

hasil penelitian Disini peneliti menggunakan studi kepustakaan dengan

mencari berbagai data sebagai pendukung dari penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, yaitu dengan menggunakan referensi buku dan artikel Ilmiah.

3.6.4 Studi Dokumentasi

(Ridwan, 2004:105). Dokumentasi adalah di tunjukkan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang

relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter,

data yang relevan untuk penelitian. dokumen yang telah diperoleh kemudian

dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu

hasil kajian yang sitematis, padu dan utuh. Jadi studi documenter tidak

sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk

kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen yang di laporkan dalam

penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.

Dokumentasi yang di kumpulkan dalam penelitian adalah wujud keterangan

di lapangan seperti foto-foto, video, rekaman suara, dan lain-lainnya yang


30

digunakan untuk mengali informasi tentang tentang esensi mantra dan

pengobatan tradisional menurut lontar usadha taru pramana yang berkaitan a

dengan Penelitian.

3.6.5 Teknik Analisa Data

Menurut (Azwar 1999:126). menjelaskan bahwa metode analisa data

adalah suatu cara pengolahan data yang bertujuan untuk memberikan

deskripsi mengenai subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk

pengujian hipotesis. Sedangkan menurut (Nawawi 1993:63). menyatakan

bahwa metode analisa data adalah prosedur pemecahan masalah yang di

selidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/objek

penelitian (seseorang lembaga dan lain-lain), pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya. data yang

diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan analisis Kualitatif.

3.6.6 Reduksi Data

Reduksi Data adalah sebuah aktivitas yang sangat penting dalam

sebuah penelitian dimana aktifitas ini merupakan sebuah proses

pemeriksaan data yang terperinci, dalam penelitian yang berjudul “Esensi

Pengobatan Tradisional dalam Lontar Usadha Taru Pramana Teknik ini

bertujuan untuk melakukan perangkuman data -data pokok permasalahan

yang di teliti melalui proses observasi serta wawancara yang dilakukan oleh

peneliti. Reduksi data merupakan suatu Teknik yang strategis dalam proses

penelitian untuk mempermudah peneliti dalam mengklasifikasikan data -

data yang disususn berdasarkan karakteristik sehiingga mempermudah

peneliti dalam menyimpulkan hasil penelitian nantinya.


31

3.6.7 Penyajian Data

Agar dapat melihat gambaran keseluruhannya atau bagian tertentu

dari penelitian itu, harus di usahakan membuat berbagai macam matriks,

grafik, netwoeks, dan charts. dalam penyajian data peneliti menyajikan data

yang sudah didapat pada tahap redukasi data. melalui penyajian data

tersebut, maka data terorganisasikan, terstruktur dalam pola hubungan

sehingga akan semakin mudah dipahami,

Sugiyono (2019: 249), tetapi jika dalam penelitian kualitatif penulis

menyajikan data bisa dibukttikan dalam bentuk uraian singkat, bagan

bahkan bisa dengan hubungan antar Kategori. dalam proposal penelitian ini

data -data yang diperoleh dari beberapa sumber baik itu primer atau

skunder,telah dirangkum kedalam satu media berupa proposal yang di

dalamnya memuat sebuah data tertulis ,serta data ini juga di sajikan dalam

bentuk power point untuk di presentasikan.

3.6.8 Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan dari data yang sudah tersusun dalam

bentuk laporan. Menurut (Sugiyono 2018:252) kesimpulan dalam penelitian

kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,

tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah

dan perumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara

dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan

yang diharapkan adalah sebuah deskripsi yang berupa temuan barua tau

yang sebelumnya bersifat remang-remang menjadi lebih Jelas.


32

Kesimpulan secara singkat yang dapat peneliti ambil dari penelitian

ini adalah ,selaku generasi muda penerus warisan leluhur ,sudah selayaknya

kita mewarisi ilmu pengetahuan ini ,untuk dapat di implementasikan dalam

hidup ,khususnya yang berkaitan dalam hal pengobatan tradisional atau

usadha .
DAFTAR PUSTAKA

Nata Roy Andre I kadek. 2022. Skripsi Lontar Aji Palayon Perspektif
Teologi Hindu. Singaraja : STAH N Mp Kuturan Singaraja
Cahyadi Ari I Kadek. 2022. Skripsi Tradisi Mendem Sekar di desa Sari
Mekar. Perspektif Teologi Hindu. Singaraja : STAH N Mp Kuturan Singaraja
Astikayasa Budi Komang. 2022,Skripsi Tradisi Upacara Medewa Ayuan di
Desa Pemuteran Kec,Grokgak ,Kab ,Buleleng ,Perspektif Teologi
Hindu ,Singaraja : STAH N Mp Kuturan Singaraja
Azwar,Saiffudin. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Pelajar
Bungin, Burhan. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Donder, I Ketut. 2006. Brahma Widya Teologi Kasih Alam Semesta.
Surabaya:Paramitha.
Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan
Aplikasinya. Yogyakarta: Ghalia
Jaya Wijaya Mpu Pandhitha Ida .2010 Doa Sehari’Hari Keluarga
Masyarakat Hindu Surabaya : Paramitha
Jumadiah Sri ,2009, Usada Taru Pramana Terlengkap dan
Terindah ,Denpasar:Yayasan Dharma Pura
Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Nala N ,2006 Usada Bali Pengobatan Tradisional,Surabaya:Paramitha
Nawawi.1993. Metodologi Bidang Sosial. Yogjakarta : Gajah Mada
Paramita. Pudja, I Gede, 1999. Theologi Hindu (Brahma Widya).
Surabaya:Paramitha. Ridwan. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta.
Ridwan. 2004. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Ridwan. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Syarofi Abddulah. 2015 Skripsi Bentuk Makna Dan Fungsi Mantra Dalam
USADA
Sari Manteb Qi 2015Usada Bali Seri Menguak Dhasyatnya Khasiat Ramuan
Obat Herbal (Taru Pramana, Surabaya: Paramitha.
Titib, I Made. 2006. Teologi dan Simbol-simbol dalam Agama Hindu.
Surabaya: Paramitha.

Anda mungkin juga menyukai