Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020

MATA UJIAN : HUKUM ADAT


“JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2019/2020”

Nama Lengkap : Muhammad Luqman Hakim

NRP : 120119231

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
JUNI 2020
1. - Hukum adat sendiri memiliki makna dan ciri-ciri, yaitu peraturan-peraturan hukum
tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran
hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh
kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis, baik
berupa kebiasaan maupun kesusilaan dalam bermasyarakat. Dalam hukum Adat
terdapat aturan yang mengatur masyarakat adat tersebut agar tidak melakukan hal-hal
yang tidak dibolehkan dan bila dilanggar akan dikenakan sanksi adat bagi yang
melanggar aturan tersebut, aturan tersebut dinamakan Delik adat. Delik adat memiliki
sifat non pra-existente, yaitu apabila terdapat aturan sebelumnya maupun tidak ada,
bila perbuatan tersebut mengganggu keseimbangan masyarakat maka pelaku dapat
dihukum, sehingga Delik adat memiliki sifat yang elastis. Dalam kasus tersebut
pernikahan sedarah adik dan kakak tidak ada dalam sistem perkawinan menurut hukum
adat, yang dimana dalam sistem perkawinan adat sendiri memilikit 3 sistem yang
dikenal dalam masyarakat adat. Berikut adalah sistem-sistem yang dikenal dalam
masyarakat adat :
a) Sistem Endogami
Dimana seorang hanya dibolehkan kawin dengan seorang dari suatu suku
keluarganya sendiri (satu calon).
b) Sistem Eksogami
Dalam sistem ini seorang diharuskan kawin dengan seorang di luar suku
keluarganya.
c) Sistem Eleutherogami
Sistem ini tidak mengenal larangan-larangan atau keharusan-keharusan seperti
halnya dalam perkawinan endogami dan eksogami, tetapi larangan yang ada
bertalian dengan ikatan kekeluargaan.
Dalam kasus diatas telah melanggar aturan larangan perkawinan dalam hukum adat
yaitu hubungan kekerabatan, perbedaan kedudukan, dan perbedaan agama. Maka dari
itu, sanksi adat memiliki eksistensi penting dalam delik adat ini guna mengatur tingkah
laku masyarakat adat.

- Menurut kasus diatas, Hukum Nasional belum cukup untuk mengatasi pelanggaran
yang ada. Karena ada beberapa aspek yang dapat merugikan suatu masyarakat adat
tersebut, mulai dari beratnya sanksi menurut hukum nasional dan hukum adat. Dalam
kedua hukum tersebut terdapat beberapa perbedaan yang besar yang kemudian akan
dirasakan oleh masyarakat adat yang mana sanksi tersebut tidak setimpal dengan
hukum adat yang mengatur hal tersebut. Dalam hukum nasional, perbuatan kasus diatas
bisa dikenakan dengan Pasal 284 KUHP. Pasal tersebut hanya mengenakan sanksi
pidana penjara paling lama 9 bulan, sedangkan sanksi yang diberikan pada hukum adat
bila ada pernikahan dalam hubungan sedarah akan dikenakan sanksi hukuman mati.
Oleh karena itu, hukum nasional tidak cukup memberikan keseimbangan bagi
masyarakat, karena masyarakat memiliki sudut pandang tersendiri terhadap pelaku
yang melanggar hukum adat. Hukum adat sendiri juga sudah dihargai dan diakui oleh
negara menurut UUD 1945 Pasal 18B ayat (2) yang menyatakan :
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang.”

2. Perincian pembagian harta keluarga Ahmad adalah sebagai berikut :

Harta Ahmad Harta Fatimah Harta Bersama


Usaha Bengkel Usaha Warteg Rumah
Rp. 100.000.000 Rp.50.000.000 Rp. 500.000.000

Keuntungan Bengkel Mobil Keuntungan Warteg 2009- Keuntungan Bengkel 2015-


2010-2015 2015 2017
Rp. 10.000.000 x 5 = Rp. 5.000.000 x 6 = Rp. 10.000.000 x 2 =
Rp. 50.000.000 Rp. 30.000.000 Rp. 20.000.000

Kebun Apel Kebun Jeruk Keuntungan Warteg 2015-


Rp. 150.000.000 Rp. 100.000.000 2019
Rp. 5.000.000 x 4 =
Rp. 20.000.000

Keuntungan Kebun Apel Keuntungan Kebun Jeruk Keuntungan Kebun Jeruk


2013-2015 2012-2015 2015-2019
Rp. 10.000.000 x 2 = Rp. 6.000.000 x 3 = Rp. 6.000.000 x 4 =
Rp 20.000.000 Rp. 18.000.000 Rp. 24.000.000

Keuntungan Kebun Apel


2015-2019
Rp. 10.000.000 x 4=
Rp. 40.000.000
Keuntungan Apotek 2017-
2019
Rp. 8.000.000 x 2 =
Rp. 16.000.000

Total Harta: Total Harta: Total Harta Bersama:


Rp. 320.000.000 Rp. 198.000.000 Rp. 620.000.000

Pembagian harta Pak Ahmad :


a) Fatimah
½ x harta bersama + ¼ dari ½ bagian harta bersama
= (½ x 620.000.000 ) + ( ¼ x ½ x 620.000.000)
= 310.000.000 + 77.500.000
= Rp. 387.500.000

b) Aman dan Amin


¼ dari ½ harta bersama + ½ x harta asal ayah + ½ x harta asal istri
= ( ¼ x ½ x 620.000.000 ) + (½ x 320.000.000) + (½ x 198.000.000)
= 77.500.000+ 160.000.000+99.000.000
= Rp. 336.500.000 / anak

c) Aminah
¼ dari ½ harta bersama
= Rp. 77.500.000
3. A. Karena janda tidak mempunyai hubungan darah dengan suaminya dan salah satu
syarat untuk menjadi ahli waris adalah adanya hubungan persamaan darah / keturunan.
Dalam hukum waris adat, ada 2 macam garis pokok, yaitu :
1. Garis pokok keutamaan
Garis pokok keutamaan adalah garis hukum yang menentukan urutan-urutan
keutamaan di antara golongan-golongan dalam keluarga pewaris dalam pengertian
bahwa golongan yang satu lebih diutamakan dari pada golongan yang lain. Dengan
garis pokok keutamaan tadi, maka orang yang mempunyai hubungan darah dibagi
dalam golongan-golongan sebagai berikut:
a) Kelompok keutamaan I :keturunan pewaris (suami/istri yang hidup terlama
dan anak/keturunannya)
b) Kelompok keutamaan II :orang tua pewaris
c) Kelompok keutamaan III :saudara-saudara pewaris, dan keturunannya
d) Kelompok keutamaan IV :kakek dan nenek pewaris
2. Garis pokok penggantian

Garis pokok penggantian adalah garis hukum yang bertujuan untuk menentukan siapa
di antara orang-orang dalam kelompok keutamaan tertentu tampil sebagai ahli waris.
Golongan ini tidak memiliki hubungan dengan pewaris yang janda termasuk kedalam
bagian tersebut.

Dari poin-poin yang tertulis diatas dapat disimpulkan bahwa janda termasuk kedalam
golongan Garis pokok penggantian yang tidak memiliki hubungan dengan pewaris.

B. Ahli waris adalah orang yang menjadi waris atau orang yang berhak menerima harta
warisan yang ditinggalkan oleh pewaris, sedangkan waris adalah orang yang berhak
menerima peninggalan harta warisan dari orang yang meninggal. Ahli waris dapat
berubah menjadi waris apabila waris meninggal dunia terlebih dahulu sebelum pewaris
membagi harta warisan.

Anda mungkin juga menyukai