Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan 8 – Selasa, 18 April 2023

Membahas soal UTS Manajemen Pertanahan

1. HAT bukan hak kepemilikan + alat bukti tertulis!


Salah satu komponen MP adalah kebijakan ya di pertemuan yang lalu.
Mas Lasono: HAT itu kan ada 5 ya, HM sampai HGU. Kalau hak kepemilikan tanah itu orang
yang punya HAT bisa jadi dia juga memiliki hak kepemilikan. HGB di atas tanah negara
misalnya, siapa yang punya HAT, maka dia juga punya hak kepemilikan atas tanah itu. Kalau
misalnya HGB di atas HM atau hak yg lain, kalau di atas HM, siapa yang memiliki HAT dia
sekaligus sebagai pemilik hak kepemilikan itu. Bedanya kalau selain HM sama TN nanti ya
yang dia tdk memiliki tanah.
2. Tanah negara dapat diperjualbelikan?
Mbak Ayu: Bisa karena kepemilikan atas HAT lahir dr 2 hal: HM di atas TN itu si pemilik
dan pengguna HAT ya pemilik itu sendiri, terus misal HGB di atas TN, maka hak
kepemilikan dan HAT itu sama dgn pemiliknya, semua yg di atas TN itu kepemilikannya
sesuai dgn kepemilikan atas tanah milik orang tsb shg boleh diperjualbelikan.

Mbak Nasywa: Tanah negara bisa diperjualbelikan di depan notaris, camat, dan petugas
pertanahan. Dihibahkan saja boleh.

Mas Lasono: TN kan ibaratnya adalah tanah yang belum dilekati hak, untuk JB bisa tapi pada
umumnya masih di bawah tangan, kalau sdh dilekati hak itu ada peralihan,
perpuatan/peristiwa hukum, peralihannya di hadapan ppat/notaris. Peristiwa hukum kan
kematian contohnya, kalau perbuatan JB atau tukar-menukar, TN ditukar ke tanah yg lain.

Pak Pri x Mas Lasono: Soalnya dalam proses konsolidasi tanah, pas tanah masy digabung kan
hrs muncul pelepasan hak kembali ke TN, baru setelah itu pas jadi bentuk yg bagus
dikembalikan ke masing2 peserta, dgn perbandingan dikurangi biaya utk konsolidasi tanah.
Tp di situ tdk ada proses JB meskipun ada nilai krn ada bag tanah yg dikonversi nilai utk
biaya konsolidasi dan pengadaan fasum.
3. Asas Nemo Plus Yuris dalam sistem publikasi pentan negatif!
Mas Ikhsan: prinsip keadilan, seseorang tdk boleh dianggap bersalah dalam hukum pidana
kecuali ada bukti yang sah yg membuktikan kesalahan itu di depan pengadilan.

Mas Faisal: secara umum mendekati. Asas ini lebih ke asas yg melindungi pemegang hak
sebenarnya karena di sistem – itu pemilik sebenarnya masih bisa menuntut kepemilikannya.
Untuk melindungi pemegang hak sebenarnya.
Pak Pri: contoh kasus?
Mas Faisal: Di luar Jawa banyak terjadi karena banyak riwayat tanah yg berasal dr TN, beda
dgn Jawa kan udah ada dr zaman Bld ada patok C sama D. Di Riau misal beli tanah thn 80an
dittd Desa A, trs keluar tdk mantau, 20 thn kemudian Desa B terbitkan lg surat kepemilikan
baru an B, kita bisa tuntut B karena dilindungi asas itu. Jawa setidaknya punya buku catatan
dari tahun ke tahun, setiap peralihan dicatat di buku. Kalau di Riau misal ada tanah kosong
mau dikuasai tuh bisa2 aja, misal di perbatasan Pekanbaru – Kampar itu surat tanahnya bisa
lapis 4/5.

Pak Pri: Ada buku catatan ttg tanah yg ada di kelurahan sama gambarnya itu. Petanya
lumayan bagus juga, kaya peta zaman Bld, gambar bidang tanah meskipun tdk geometri
sekali tp cukup menunjukkan wilayah kelurahan itu sama gang2nya masih tampak. Kalau
catatannya kurang ya bisa muncul beberapa kali penerbitan ya.

Affin: Asas yang bertujuan melindungi pemegang hak sebenarnya terhadap tindakan orang
lain yang mengalihkan haknya tanpa sepengetahuannya. Pendaftaran sesuatu hak atas nama
orang yang tidak berhak tidak dapat merugikan pemegang hak sebenarnya. Oleh karena itu,
terdaftarnya “seseorang” belum menjadikan orang itu sebagai pemegang hak sah menurut
hukum. Pemegang hak sebenarnya selalu dapat menuntut haknya kembali bila dialihkan tanpa
sepengetahuannya.
4. Asas Itikad Baik dalam sistem pentan positif!
Yana: Kebalikan nemo plus yuris, utk negara +, kalau – melindungi pemilik sebenarnya,
kalau + ini melindungi yg ada di paktanya?

Mas Faisal: Secara umum udah, ditambah kalau memang terbukti pemilik sebenarnya itu
benar dan yg terdaftar memang berhak, maka negara bisa ganti rugi pemilik sebenarnya.
Itikad baiknya di situ, ganti rugi. Kalau no 3 bisa melalui proses peradilan, perdata, gatau yg
no 4 ini.
5. Dasar hukum bahwa sistem pentan di Indonesia adalah pendaftaran hak bukan
pendaftaran akta!
Mas Muas: Dokumen2 yang dicatat membuktikan bahwa kepemilikan yg bersangkutan
dituangkan dlm perjanjian notaris, termasuk pendaftaran akta. Kalau yg hak itu lupa e pak:v

Mas Lalu: Ada 3 jenis pentan: privat? Akta terus hak. Sesuai dasar hukum di Indonesia itu PP
kaya no 6, Indonesia menganut pendaftaran hak/title. Contoh yg akta: melibatkan notaris dlm
pembuatan akta dasar haknya. Kalau kita alas haknya cukup dibuktikan lurah/Pemdes.
Selanjutnya alas hak itu ditindaklanjuti di BPN untuk didaftarkan haknya sesuai permohonan.

Pak Pri: Meskipun pendaftaran hak, tp ttp prosesnya melalui pembuatan akta, ada PPAT, tp
hanya proses hibah waris JB dst, sedangkan haknya hrs didaftarkan ke Kantah.

Mas Lasono: Akta itu merupakan salah satu tanda bukti saja utk pendaftaran hak. Yg didaftar
tp bkn akta tp haknya, dia sekadar alat bukti saja. Siapa yg berhak thd tanah. Akta JB, hibah
misalnya, merekam siapa yg memiliki, tp yg didaftar ya haknya itu.
6. Materi dan pasal dalam PP No 24 Tahun 1997 yang diangkat dalam pasal2 di UU No 4
Tahun 2011!
Skip, gausah ditanyakan tinggal dibuka saja.
7. Dasar hukum dalam UU No 4 Tahun 2011 bahwa BW yg ditentukan secara kartometrik
masih kategori GB!
Affin: Artinya batas tersebut masih di atas peta/kertas, masih harus dipastikan di lapangan
agar menjadi FB. Harus ada patok di lapangan. Luas2 kan 5 ha dst Cuma di atas peta

Mas Faisal: UUIGS ini di Ps 16 ayat 1 utk BW ditentukan berdasarkan dokumen


“kartometrik”, eh agak ragu pertanyaan ini, di bahan ajar GB ini lebih ke Permendagri 76
2012, apakah kurang menambahkan atau gimana, soalnya di UUIGS itu harus ditetapkan di
lapangan, istilahnya FB, terus di 2012 malah Permendagri mengeluarkan batas bisa
ditentukan secara kartometrik. Hal ini menentang asas lex superior derogat legi inferior (+ lex
spesialis derogat legi generalis) di mana hukum baru harusnya mengalahkan hukum lama, ini
kebalikannya, yg kita harapkan itu kan fixed boundary.

BW dgn batas bidang bisa sama dan beda, kalau di Permendagri bisa kartometrik, kalau batas
hak beda kan? BW dan batas hak?

Mbak Ayu menambahkan: BW daerah dan batas hak/bidang tidak selalu sama, tapi kalau
misal ada batas bidang di 2 wilayah berbatasan, satunya masuk Sragen satu Karanganyar,
kalau gitu harusnya bidang ini sdh fix/keluar sertif kepemilikan, ini kan tdk karto, ditent FB
nya seperti apa, ini sesuai makalah pengen menekankan apa perbedaan antara Permendagri
dan UUIGS. Aturan baru harusnya mengalahkan aturan lama, ini malah sebaliknya. Nah ini
yg mungkin lebih difokuskan karena ga harus melulu batas kartometrik itu jadi GB.

Pak Pri: kalau ada bidang tanah di perbatasan 2 wilayah gitu yg mengeluarkan Pemda
setempat, apakah harus dipisah jd 2 bidang?
Mas Faisal: Pekanbaru – Kampar, BW masih banyak yg masih kartometrik shg ada BW di
sana yg menarik garis lurus membelah beberapa tanah, sertifnya ikut GB BW, dapur kab lain
ruang tamu masuk kota walau Permendagri skalanya 250K kan ya, tapi ikut Permendagri ini,
salah satu kasus di Kantah sana. Utk daerah di luar yg tanahnya luas2 kan bisa saja terjadi.
Jogja – Magelang batasnya di pegunungan jd ya tanah luas2 tdk kaya di kota yg kecil2
batasnya dah jelas. Peraturan lama malah lebih berlaku drpd yg baru.
8. Apakah pemilik TN berhak mendapatkan ganti rugi dlm pengadaan tanah utk
kepentingan umum?
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum pada PP
Nomor 19 Tahun 2021, alhamdulillah ya aku catet di buku tulisku beberapa keyword yang
masuk ke soal UTS😊 semoga beneran bener aamiin YaAllah.

Mbak Nisbar: Seseorang yang tanahnya diambil untuk digunakan dalam kepentingan umum,
maka berhak memperoleh ganti kerugian.

Mas Lasono: Contohnya tanah pertanian yg punya sdh meninggal, lalu diwariskan ke anaknya
yg merantau, jadilah tanah pertanian itu tanah absentee karena pemilik tidak di situ, nah
dalam 6 bulan kalau tdk dialihkan akan jd TN tp kepemilikannya masih tetap. Nah saat tanah
itu kena dampak pengadaan tanah, pemiliknya masih ahli waris, berhak dapat ganti kerugian.
Kalau misal benar2 TN: blm dilekati hak, misal ada alat buktinya, siapa yg bs buktikan kalau
dia yg memiliki, kan bisa dgn pengakuan masy sekitar kalau dia memang pemilik, trs
memang teridentifikasi, yg berhak dpt ganti rugi ya yg memiliki itu.

Mas Faisal bilang PP No 2 Tahun brp tadi ya?


9. Contoh konsolidasi tanah vertikal dan dasar hukumnya!
Mas Ikhsan: jawaban Mas Ikhsan itu tentang konsolidasi tanah di Teknik Sipil/Struktur…
pembangunan gedung, apartemen, pembangunan ke atas akan memberikan penekanan ke
bawah shg tanahnya lebih padat
Mbak Fauzia: contohnya kemarin itu misal ada 20 orang melakukan KT nanti tanahnya
digabung, 2000 m2, dibangun apartemen 10 lantai, nanti lantai 1-5 utk pemilik tanah tadi
terus 6-10 utk biaya KT tsb dan biaya pembangunan.

Pak Pri: Banyak dilakukan oleh negara maju, misalnya pengentasan kawasan kumuh, di
Malaysia dah sangat umum, kaw kumuh itu penghuni liar sebetulnya, terus KT. Yg diganti
haknya bkn tanahnya tapi hak saat membangun kan punya bgn, punya toko mungkin,
menempati TN secara ilegal, hak thd toko, lama mendiami, itu dihitung biayanya, dia berhak
atas apartemen yg dibangun dan sebagian lainnya utk biaya membangun apartemen utk dijual
kpd umum.

Jkt Tanah Abang ada? Kalau Jog itu bkn hasil KT, rusunawa, rusunami? TN di sekitar X
Code, disewain ke warga. Yg murni itu misalnya penghuni di sana ada 100 warga gabung
tanah trs bangun apartemen, dr 100 bidang tanah sebagian jd apartemen terus sebagian
lainnya dikembalikan kpd sungai misalnya utk RTH.
10. RS dgn SHMRS dgn tanah bersama HGB di atas HPL atau RS dgn SKBG!? 
https://www.kompas.com/properti/read/2022/08/18/214500721/sama-sama-bukti-
kepemilikan-rumah-susun-ini-beda-shm-dengan-skbg?page=all
Mbak Ayu: Opsi kedua, ketika punya yg opsi pertama, Cuma sebatas hgb, pemilik aslinya
Pemda/instansi pemerintah. Kalau digusur ya gaada hak lagi, harus ikut pemilik tanahnya,
cuman kalau opsi kedua kemungkinan pembangunan tdk di atas HPL, bisa di atas HM
seseorang atau tanah negara. Ada sertif kepemilikan gedung, dapat ganti rugi full. Yg pertama
gayakin dapat ganti rugi, HGB ada batas waktunya. Gabisa nuntut karena bkn pemilik tanah,
opsi kedua dapat ganti gedungnya.
Yana: Sama jawabannya opsi kedua, artinya punya bagian kepemilikan gedung, kalau HPL
nanti tidak punya kepemilikan atas tanah.

Wait yah, kalau ada guna bangunan itu juga ada hak atas bangunannya gasih? Beda ya sama
IMB yg skrng berubah jadi apa tuh namanya, beda sih keknya, IMB gitu kan maksudku nantu
kalau ada penggusuran dia dapat ganti rugi atas bangunan juga, nah beda ya sm HGB?

Kalau aku kemarin apa ya intinya yang bisa sampai 80 tahun tidak hanya 60 tahun, aku beda
sama mereka kayaknya.
11. Tujuan penyelenggaraan Manajemen Pertanahan!
Ada di slide pertama ini, bisa diperpanjang biar lebih jelas.
Mbak Nisbar: mencapai sustainable development.
Definisi slide 1 itu SDG’s nya tdk muncul, tapi lebih tepat/efektif, tp penjelasan berikutnya ya
SDG’s, 3 aspek harus jadi landasan > menguntungkan secara ekonomi, memperhatikan
lingkungan, dan tdk melawan peraturan tertulis dan tidak tertulis: policy. Lingk: AMDAL,
eko: tanah sbg sumber kesejahteraan manusia.
12. Kebijakan dalam rangka penyelenggaraan Manajemen Pertanahan di Indonesia!
a. PTSL dan KSP
Mas Muas: PTSL untuk mewujudkan kebijakan menuju mendukung sistem yg itu Pak,
mempercepat sistem negatif ke positif, mendukung pembagian sertifikat – pembagian hak
– tidak ada mafia tanah. Kalau sertif sdh dibagikan dan sukses PTSL, maka akan
mendukung SDG’s > shg mendukung ketersediaan lahan apa ya:v terus kalau misalnya
terwujud akan mewujudkan kesejahteraan *terus ketawa*
Karena katanya “dan” itu berarti coba jawabnya tidak dipisah, kalau dipisah larinya ke
pertanyaannya Pak Tjahjo.
Kalau digabung ya berarti nanti mempercepat ketersediaan data untuk satu peta
pemanfaatan data shg memudahkan instansi utk memanfaatkan data.
Nah jawaban yg saya harapkan itu, komponen 1 tadi di LP kan ada di infrastruktur data
spasialnya > kalau PTSL selesai, KSP ada, brrt IDS nya tersedia, maka pengelolaan
pertanahan bisa terintegrasi, tdk terpisah krn SDI sdh lengkap. Butterfly. Ujungnya ya
SDG’s, tp ini utk menyediakan SDI, skala bidang atau yg lebih kecil, utk TR kan lebih
kecil, 25K RTRW, tp RDTR di 5K misal, lebih besar dr bidang 1000 2500. Kalau ini
selesai, ada tindak lanjut, maka pengelolaan pertanahan, LU LT LV LD terintegrasi,
tinggal ambil data di situ semua bisa dilihat.
Mas Lalu: gajadi
b. RTRW Prov, Kab, dan Kota
Mas Lalu: Salah satu manper, dgn disusunnya RTRW Pemda punya data IDS itu tadi,
Pemda bisa melakukan kebijakan utk memutuskan suatu di daerahnya. RTRW sbg dasar
pertimbangan mengeluarkan izin lokasi dan usaha. Ujungnya ya SDG’s, menumbuhkan
eko di daerah setempat.
Kaitannya dgn pola ruang, kebijakan setiap daerah, dan nantinya kalau sudah jadi satu
kesatuan dgn Kemen ATR/BPN, sdh sinkron, ini kan masih sendiri2, ke dpn akan dibuat
ATR/BPN? Atau masiha ada keterlibatan Pemda?
Mas Lasono: Kalau sementara ini masih di Pemda karena ATR blm mengeluarkan.
Harusnya ya udah 1 sistem, dalam pengelolaan pertanahan ada 3R, salah satunya di
RTRW, restriction, tanah gabisa jadi pekarangan, adanya di TR, zonasinya untuk apa?
Pertanian?
c. Pengadaan tanah bagi pembangunan utk kepentingan umum
Affin: Pembangunan jalan tol kan untuk kesejahteraan bersama, tanah harus
dimanfaatkan untuk sebesar2 kemakmuran rakyat, jalan tol dibangun terus nanti dapat
ganti untung > sisi ekonomi dari SDG’s.
d. Kebijakan redistribusi tanah
Mbak Nasywa: Ditujukan utk meningkatkan kesejahteraan petani kecil, mengoptimalkan
penggunaan lahan pertanian, diharapkan dpt memperbaiki struktur kepemilikan tanah.
Utk memindahkan sebagian HM tanah utk petani kecil jadinya akan menunjang
keberlanjutan struktur kepemilikan tanah dan tanah pertanian.
Slide 2: salah satu acuan/tujuan pengelolaan pertanahan adalah memastikan semua rakyat
punya akses thd tanah utk kesejahteraan.
KURANG 20 MENIT LAGI UTK MATERI MINGGU TSB

Anda mungkin juga menyukai