Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR PERTANYAAN

PENGADILAN
1. Bagaimana perbandingan hukum antara sertifikat hak milik dan SPPT PBB?
PERTANYAAN :
a. Apakah sertifikat hak milik dapat dijadikan sebagai pembuktian hak milik atas
tanah?
b. Apakah SPPT PBB dapat dijadikan sebagai pembuktian hak milik atas tanah
tanah?
c. Berapa banyak SPPT PBB yang dijadikan sebagai alat bukti hak milik atas
tanah lalu dimenangkan? (butuh beberapa putusan)
d. Apakah pernah terdapat sengketa antara SPPT PBB dengan SHM yang
dimenangkan oleh pemilik SPPT bukan pemilik SHM? Mengapa hal tersebut
dapat terjadi? Apakah … (9.a BPN) atau tidak demikian
2. Bagaimana SPPT PBB dapat berfungsi sebagai pembuktian dalam kepemilikan
hak atas tanah jika terjadi sengketa tanpa sertifikat?
BPN
1. Apa saja yang dapat dikategorikan sebagai alas hak kepemilikan hak atas tanah?
2. Apakah alas hak tersebut dapat digunakan untuk keperluan pendaftaran tanah?
3. Bagaimana mekanisme pendaftaran tanah menggunakan alas hak?
4. Bagaimana SPPT PBB untuk dapat dijadikan sebagai alas hak dalam
pendaftaran tanah?
5. Apakah dengan memiliki sertifikat juga harus memiliki SPPT PBB? Atau
sebaliknya, apakah dengan memiliki SPPT PBB juga harus memiliki sertifikat hak
milik?
a. Apa saja syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mendaftarkan tanah secara
sistematik? Jika cukup dengan itu, kenapa?
b. Apa saja syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mendaftarkan tanah secara
sporadik? Jika cukup dengan itu, kenapa?
c. Bagaimana apabila pemilik SPPT PBB bukan sebagai pemilik hak atas tanah
d. Apakah Bapak/Ibu yakin apabila pemilik SPPT PBB itu adalah pemilik ha
katas tanah?
e. Lalu mengapa SPPT PBB dapat dijadikan sebagai acuan dalam pendaftaran
tanah?
f. Apakah SPPT PBB ini satu-satunya yang menjadi pertimbangan BPN untuk
mendaftarkan tanah, terutama dalam pendaftaran sistematik?
6. Berdasar pada data pendaftaran tanah di Desa Walenrang dan Desa To’pongo,
menurut Anda apakah data tersebut telah menunjukkan tingkat pengetahuan
masyarakat terkai pentingnya pendaftaran tanah?
7. Bagi masyarakat yang belum melakukan pendaftaran tanah, apa yang menjadi
penghalang baginya untuk tidak melakukan pendaftaran tanah?
8. Sejauh mana dan dimana saja sudah dilakukan PTSL?
9. Berapa banyak sengketa yang terjadi akibat tidak adanya bukti hak milik atas
tanah? PERTANYAAN :
a. Apakah ada sengketa yang timbul dari dikeluarkannya sertifikat yang hanya
didasarkan pada SPPT PBB? (berkorelasi dengan pertanyaan 1.d
PENGADILAN) lalu apakah…berapa banyak?
b. Saat penunjukkan batas, siapa saja pihak yang hadir dalam pembuktian itu?
Apakah mereka semua bertanda tangan? (khusus yang berbatasan) tapi tidak
selalu yang bersengketa antara yang berbatasan. Lalu bagaimana apabila
sengketa yang terjadi justru dengan pihak lain yang tidak berbatasan
langsung dengan objek sengketa yang tercatat dalam SHM?
10. Dari banyaknya sengketa tersebut, berapa banyak yang menggunakan SPPT
PBB sebagai alas hak kepemilikan hak atas tanah?
11. Bagaimana Upaya BPN dalam menengahi sengketa pertanahan di Kabupaten
Luwu?
BAPENDA
1. Bagaimana mekanisme penerbitan SPPT PBB? Apa saja syarat yang harus
dipenuhi dan berapa lama agar SPPT PBB dapat diterbitkan?
2. Bagaimana jangka waktu keberlakuan dari SPPT PBB?
3. Siapa saja pihak yang dapat memegang SPPT PBB?
4. Apakah pemilik SPPT merupakan pemilik hak atas tanah?
5. Apakah pemilik hak atas tanah harus memiliki SPPT PBB?
6. Apakah SPPT PBB dapat dimiliki oleh lebih dari satu subjek pajak atas objek
pajak yang sama?
7. Bagaimana Bapenda dapat menjamin keakuratan data yang ada dalam SPPT
PBB? Sehingga dapat menghindari kemungkinan diterbitkannya SPPT PBB
ganda
8. Sebelum berganti nama menjadi SPPT PBB, dikenal berbagai macam bentuk
pajak (Petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding
Indonesia). Apakah dengan perubahan nama surat pajak tersebut
mengakibatkan perubahan kedudukan surat pajak sebagai alat bukti hak atas
tanah? Apakah anggapan masyarakat dahulu hingga kini mengenai surat pajak
sebagai bukti hak milik dapat dibenarkan?
9. Dibanding dengan alas hak yang lain, bagaimana kekuatan pembuktian SPPT
PBB ketika terjadi sengketa tanah tanpa sertifikat?
10. Bagaimana pendapat Anda mengenai SPPT PBB yang dapat dijadikan salah
satu elemen agar terhindar dari rebutan hak milik atas tanah?
11. Bagaimana kedudukan SPPT PBB sebagai alas hak setelah berlakunya PP
18//2021 (terkait Pasal 96)?
Kepala Desa Walenrang dan To’pongo (fokus pada alat bukti pada proses
pendaftaran tanah)
1. Dalam hal pemungutan PBB, sejauh mana kewenangan desa dalam
melakukannya?
2. Apa yang menjadi dasar hukum pemungutan PBB? Apakah ada produk hukum
terkait pemungutan PBB yang dikeluarkan oleh Pemerintah Desa?
3. Bagaimana tata cara pemungutan PBB yang dilakukan oleh desa? Bagaimana
capaian pembayaran PBB yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa?
4. Berapa jumlah wajib PBB yang ada di desa ini?
5. Selain melakukan pemungutan PBB, apa tugas lain yang diberikan kepada
Pemerintah Desa berkaitan dengan PBB?
6. Apakah Pemerintah Desa dibekali pengetahuan mengenai pajak sebelum turun
ke lapangan?
7. Menurut Anda, bagaimana kinerja Pemerintah Desa dalam melakukan
pemungutan PBB jika dilihat dari kemampuannya?
8. Bagaimana teknis pemungutan pajak yang diupayakan Pemerintah Desa?
9. Bagaimana strategi yang diterapkan Pemerintah Desa agar masyarakat tepat
waktu membayar PBB?
10. Lalu inovasi apa yang dilakukan Pemerintah Desa untuk memaksimalkan
pemungutan pajak?
11. Apa yang menjadi kendala bagi Pemerintah Desa dalam melakukan pemungutan
PBB?
12. Apakah Pemerintah Desa rutin memberikan penyuluhan kepada masyarakat
terkait masalah PBB? Apakah Upaya tersebut cukup membuat masyarakat rutin
membayar pajak?
Pemilik SPPT PBB
1. Sudah berapa lama Anda melakukan penguasaan dan memperoleh manfaat atas
tanah?
2. Apa yang mendasari Anda sehingga memperoleh SPPT PBB ini?
3. Sejak kapan Anda memiliki dan membayar SPPT PBB?
4. Apakah Anda pemegang SPPT PBB sekaligus pemilik hak atas tanah? Jika ya,
apakah Anda memiliki sertifikat hak atas tanah?
5. Apakah Anda rutin dan tepat waktu dalam melakukan pembayaran PBB?
6. Apakah Anda mengetahui manfaat dari melakukan pembayaran PBB?
7. Apa yang Anda ketahui mengenai SPPT PBB?
8. Apa yang Anda ketahui mengenai sertifikat hak atas tanah?
9. Apakah pemerintah setempat melakukan penyuluhan atau sosialisasi terkait
PBB?
10. Menurut Anda, bagaimana inovasi dari Pemerintah Desa dalam melakukan
pemungutan PBB? Apakah dengan inovasi tersebut, Anda menjadi tertarik untuk
membayar PBB secara rutin dan tepat waktu?
11. Apa yang menjadi kendala Anda untuk melakukan pembayaran pajak?
12. Apakah Anda pernah tidak membayar PBB atau terlambat membayar PBB?
13. Apa solusi yang diberikan oleh Pemerintah Desa terkait hal tersebut?

SEKALI LAGI : FOKUS PADA PROSES PEMBUKTIAN DAN PEMILIKAN SPPT


PBB SEBAGAI DASAR UNTUK PENDAFTARAN TANAH.

Anda mungkin juga menyukai