Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus

1. Perseroan Terbatas (PT) Maju Kena Mundur Kena, telah didirikan sesuai dengan prosedur
pendirian PT pada tahun 2007, berbadan hukum dan telah memiliki anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga serta terdaftar di Pengadilan Negeri. PT ini bergerak dalam usaha
sebagai pengembang atau properti. Sebagai subjek hukum yang bergerak dalam bidang usaha
bisnis, dapat dipastikan tidak dapat memenuhi kewajibannya sendiri dalam hal keuangan, walau
PT ini telah didirikan dengan sejumlah saham dari para pemegang saham. Untuk mengerjakan
projek properti tertentu pada tahun 2009, Pengurus PT berdasarkan RPS yang dikuatkan
dengan Akte Notariil sepakat meminjam uang pada Bank BPR Sahabat sebesar 6 Milyar rupiah,
berikut karena bisnis property prospektif PT ini dengan prosedur yang sama di Tahun 2010
menambah hutang lagi di Bank yang sama sebesar 3 Milyar. Semua bentuk pernjanjian
peminjaman uang tersebut dengan pihak Bank telah sesuai dengan syarat perjanjian dan hukum
perikatan sesuai dengan BW. Berikutnya, mungkin pengembangan property tersebut dipandang
sangat prospektif, maka selanjutnya dilakukan lagi RPS untuk menambah hutang di Bank yang
sama yang dalam Akta Notariil kali ini berisi Klausul bahwa “rapat memberikan kewenangan
dan fasilitas lain kepada direksi untuk menambah hutang dalam jumlah tertentu, asalkan
mendapat kepercayaan dari Bank”. Dengan jaminan/agunan yang dipandang cukup oleh Bank,
maka Direksi PT diberikan lagi menambah hutang hingga mencapai keseluruhan sebesar 18
Milyar Rupiah. PT ini berkembang pesat, proses angsuran kepada Bank pun berjalan lancar
sampai tahun 2014, namun mulai tahun 2015 PT ini mulai kalang kabut karena tidak mampu
memenuhi kewajiban kepada Bank. Akhirnya di tahun 2017, PT ini betul2 tdk mampu membayar
kpd Bank alias macet total, dan Bank akhirnya melakukan penyitaan terhadap agunan PT dan
akan di lelang. Ketika akan dilelang PT ini melakukan gugatan kepada Pengadilan dengan dalil
bahwa segala bentuk perjanjian peminjaman uang PT dengan pihak Bank adalah tidak sah.
Salah satu petitumnya adalah agar Pengadilan menyatakan hukum bahwa perjanjian tersebut
batal demi hukum atau dibatalkan. Untuk menguatkan posisi gugatan tersebut PT melakukan
beberapa manuver yaitu membuat akta pernyataan keputusan sirkuler (circular resolution) para
pemegang saham sebagai pengganti RPS luar biasa PT. Di samping itu PT tersebut melakukan
penggantian Pengurus, di mana mantan Direksi yang dulu sekarang diposisikan sebagai
Komisaris. Direksi yang baru inilah yang melakukan gugatan ke Pengadilan.
Pertanyaan :
a. Bila bapak/ibu sebagai advocat atau konsultan hukum, buatkan legal opinion terhadap PT
tersebut. Berikan pendapat berikutnya ttg gugatan yang dilakukan oleh PT tersebut,
bagaimana langkah strategis yang bapak ibu lakukan untuk berperkara di Pengadilan !
b. Apakah legal standing PT kuat melakukan gugatan tersebut ?

Selamat Mencoba

2. Desa adat “ adil makmur” sebagai salah satu desa adat di Bali memiliki kekayaan berupa tanah
adat dalam bentuk PKD dan AyDS. Seperti biasanya desa adat di Bali sebagai persekutuan
hukum adat yang ada telah berdiri berabad-abad yang lalu, oleh UU Pokok Agraria khususnya
pasal 3 diberikan hak penguasaan terhadap hak ulayat atas tanah yang ada di wilayah
palemahan desa adat dimaksud, kekayaaan atas tanah yang dikuasai desa adat disebut
prabumian. Untuk menjaga eksistensi desa adat tersebut, seperti biasa setiap orang yang sdh
berkeluarga dan menetap di palemahan desa adat tersebut diberikan hak menempati tanah PKD
tersebut dan selanjutnya menjadi krama desa di sana. Kewajiban yang dibebankan kpd krama
dimaksud adalah melaksanakan ayahan/kewajiban ngayah kepada desa adat berupa kegiatan
gotong royong dan melaksanakan kegiatan ritual desa sesuai dengan konsep Tri Hita Karana.
Ntah berantah karena sebab apa keluarga Ketut Polos yang sudah menempati tanah PKD dan
melaksanakan ayahan kepada desa bertahun-tahun dengan tanpa masalah dengan desanya,
tahu-tahu hak atas tanah PKD yang diberikan kepada Ketut Polos tersebut digugat oleh salah
satu krama bernama Made Cetar yang juga sama-sama sebagai krama adat di sana ke
Pengadilan. Dasar gugatan yang digunakan adalah silsilah klg, bahwa Ketut Polos bukan
merupakan keturunan dari silsilah yang diajukan oleh Made Cetar, sehingga Ketut Polos digugat
tidak berhak tinggal di tanah PKD tersebut. Dalam proses peradilan ini tidak melakukan gugatan
kepada desa sbg persekutuan yang menguasai tanah adat. Saksi fakta telah banyak yang tidak
tahu, dan Majelis Madya yang mewilayahi desa adat tersebut memberikan saksi membenarkan
silsilah klg yang diakukan penggugat. Penggugat dimenangkan oleh Pengadilan sampai tingkat
Kasasi. Berikan legal opinion sdr terhadap contoh kasus ini !
Selamat Berlatih

Anda mungkin juga menyukai