Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan:

Redaksi BM Yth,

Assalamualaikum.
Nama saya Suparni, maaf saya laki laki bukan perempuan. Banyak teman saya mengatakan nama itu
nama perempuan. Saya mau konsultasi hukum bukan soal nama. Saya pegawai swasta sudah
berumah tangga dengan anak satu umur tiga tahun. Gaji yang saya terima tidak besar tapi sepertiga
dari gaji bisa untuk mencicil rumah. Saya belum punya rumah. Di kawasan Surabaya timur tepatnya
daerah Medokan Ayu, ada rumah baru. Saya mau beli rumah yang sudah siap ditempati itu, luas tanah
8 X 15. Bangunan 120 M2 dua tingkat. Harga Rp. 650 jt. Kata pemilik rumah, pembeli bisa utang di
bank. Namun, menurut para tetangga di sana, sertifikat belum ada. Hanya ada petok D. Kawasan sini
belum banyak yg bersertifikat. Pertanyaan saya, apakah pihak yang mengurus petok D menjadi
sertifikat itu penjual atau pembeli? Prosesnya bagaimana? Terima kasih petunjuk nya.
Wassalam,
Suparni

Jwaban:
siapa yang mengurus apakah pembeli atau penjual itu merupakan kesepakatan dari pembeli dan
penjual. Alangkah baiknya jika diurus oleh pembeli, karena nanti langsung bisa di balik nama dengan
nama si pembeli.

Dalam Pasal 19 ayat (2) UUPA ditentukan bahwa pendaftaran tanah itu harus meliputi dua hal, yakni:
Pengukuran dan pemetaan-pemetaan tanah serta menyelenggarakan tata usahanya.
Pendaftaran hak serta peralihannya dan pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai
alat pembuktian yang kuat.

Prosesnya adalah sebagai berikut:


Pertama membawa fotokopi KTP, KK, bukti setor PBB , Surat kuasa apabila pengurusan dikuasakan
kepada orang lain, lalu datang ke kelurahan meminta surat rekomendasi dari kalurahan atau kecamatan
yang menyatakan bila tanah itu sebelumnya tidak pernah dibuatkan sertifikat dan dilengkapi dengan
riwayat tanah.

Membuat Akta Jual Beli tanah.


Untuk membuat AJB dibutuhkan. surat pernyataan lain dari ketua RT atau RW yang isinya
menerangkan lahan tidak sedang dalam urusan hukum dan sengketa. Surat ini dikuatkan dengan tanda
tangan dari kepala lurah atau pejabat lain.
Dikenakan pajak BPHTB untuk (pembeli) dan PPH untuk (penjual) diatur dalam Peraturan Pemerintah
NO 34 tahun 2016.

Setelah semuanya lengkap surat permohonan ini kemudian diajukan pada pihak Badan Pertanahan
Nasional (BPN) di daerah yang bersangkutan. Selanjutnya pihak BPN akan mengirim tim untuk
melakukan peninjauan langsung pada lokasi di mana tanah itu berada serta pada saat bersamaan
dilakukan pengukuran luas dan hal lain yang berkaitan. Hasil pengukuran tersebut kemudian dibuatkan
gambar atau denahnya dan dilanjutkan dengan proses pengesahan.

Proses berikutnya yaitu pihak BPN akan minta pertimbangan pada sebuah panitia yang disebut dengan
panitia A. Dari sini kemudian dibuatkan informasi tentang penerbitan sertifikat tanah itu dan ditempelkan
pada papan pengumuman di kantor keluarahan selama dua bulan. Bila tidak ada pihak yang merasa
keberatan atas pembuatan sertifikat, maka surat ini segera diterbitkan.
Pertanahan - pernahkah kalian mendengar istilah tanah petok D, tanah girik, dan tanah surat ijo (
tanah surat hijau ) di surat kabar yang disitu terdapat iklan jual beli tanah dengan status tanah PETOK D
?

Dalam edisi kali ini kita akan fokus membahas apa itu tanah yang berstatus petok D, untuk status lainya
akan kita bahas di kesempatan berikutnya.

Pada jaman dahulu di tahun 1960 an nilai kuantitas dari petok D setara dengan surat kepemilikan tanah
saat ini alias sama dengan sertifikat tanah ( ingan ini jaman dahulu loh ya ), namun seiring
bertambahnya tahun serta adanya perubahan tentang undang undang pertanahan, petok D saat ini
hanyalah berfungsi sebagai tanda bukti bahwa pemegang petok D ini telah membayar pajak atas tanah
yang tercantum didalam petok tersebut.

Sehingga bila kita lihat dari segi hukum, kekuatan nya sangatlah lemah dibandingkan dengan sertifikat
tanah saat ini.

Namun ternyata banyak masyarakat yang tidak mengetahui secara jelas fungsi dari petok D ini dan
mereka menganggap bahwa petok D ini sama halnya dengan sertifikat tanah, dan dari ketidak tahuan
masyarakat inilah banyak para oknum nakal yang memainkan petok D ini dalam transaksi jual beli
tanah. Bahkan banyak orang yang tertipu karena ternyata petok D yang dianggap surat berharga itu
ternyata ada yang kembar ( palsu ) sehingga banyak orang yang dirugikan dengan hal semacam ini.

Lalu bagaimana cara membeli tanah dengan status petok D yang benar dan bukan penipuan?

Caranya mudah, silahkan anda bawa petok D si penjual ke kantor desa atau kelurahan dari lokasi tanah
yang akan anda beli, silahkan ditanyakan apakah identitas yang ada didalam petok D tersebut benar
dan tercatat pada catatan induk pertanahan setempat ataukah fiktif.

Apakah tanah berstatus petok D bisa di uruskan sertifikat SHM ?

Tentu saja bisa diuruskan sertifikat dengan prosedur pengurusan yang disyaratkan.
Nah, semoga artikel ini dapat memberikat manfaat bagi anda yang kebingungan mencari arti tanah
petok D.

Anda mungkin juga menyukai