Anda di halaman 1dari 73

Search …

Home Berita

BERITA BERITA PROPERTI


Contoh Surat Jual Beli Tanah Untuk
Kebutuhan Transaksi Tahun 2021
By Bobby Agung Prasetyo 24
Februari 2021 57792

6
menit

Sahabat 99, sudahkah kamu


memahami contoh surat jual beli
tanah yang baik dan benar? Ya, hal
ini dilakukan demi kelancaran
transaksi supaya dijauhkan dari
berbagai macam permasalahan di
kemudian hari. Yuk, pelajari agar
tak mudah tertipu sekaligus
menambah wawasan!
Penting bagi kita untuk mempelajari
tata cara serta aturan pembelian
tanah berupa properti sedari awal.

Mengapa penting? Pasalnya, hal


tersebut bakal menyelamatkan diri
dari proses transaksi yang
menyimpang…

Atau bahkan, mencegah terjadinya


penipuan.

Antisipasi tersebut dapat dilakukan


dengan melihat contoh surat jual
beli tanah secara detail.

Ada banyak contoh surat jual beli


tanah yang bisa kamu dapatkan,
baik lewat internet atau belajar
langsung dari ahlinya.

Segala kebutuhan tersebut, dapat


disesuaikan dengan kebutuhan diri
sendiri.

Jangan lupa, selalu berdiskui


dengan orang sekitar agar diberi
kelancaran dalam transaksi
properti.

Sebelum itu, yuk pahami pengertian


surat jual beli tanah di bawah ini.

Pengertian dan Fungsi Surat Jual


Beli Tanah

Contoh surat jual beli tanah yang


disusun dengan benar, dapat
membantu memastikan kepemikan
tanah—bahkan saat bertindak
sebagai seorang pembeli.

Kelak, Sahabat 99 bisa melihat


kejelasan pemilik tanah secara
pasti.
Sudah banyak penipuan yang
berkedok penjualan tanah…

Namun saat transaksi sudah


berjalan lancar, datang lagi orang
lain yang sudah membeli tanah
tersebut.

Itu artinya, kita kena tipu oknum tak


bertanggung jawab!

Supaya terhindar dari segala


macam bentuk rugi berupa
penipuan, ada baiknya memahami
contoh surat jual beli tanah yang
benar.
Setelah itu, barulah melakukan
prosedur selanjutnya seperti
membuat akta dan keperluan lain.
Manfaat surat jual beli tanah ini
bukan hanya dapat melindungi kita
sebagai pembeli dari tindak
penipuan saja…

Tapi juga jika Sahabat 99 bertindak


sebagai penjual.

Secara garis besar, memahami


surat jual beli tanah dapat
mengantisipasi jika salah satu pihak
—baik kita maupun pihak luar—
bertindak di luar janji.

Surat perjanjian jual beli tanah ini,


dibuat oleh pihak penjual dan
pembeli untuk menjelaskan hak
serta kewajiban yang tidak boleh
dilanggar oleh kedua belah pihak.

Transaksi properti yang satu ini,


tentu membutuhkan tanda
kesepakatan berupa
surat karena nilai harganya cukup
besar…

Keberadaan surat jual beli tanah,


kelak dapat membantu segala
kebutuhan terkait transaksi tanah.

Bisa dijadikan bukti, tanda jadi, dan


berbagai macam bentuk keperluan
lainnya.

Setelah urusan selesai, Sahabat 99


dan pihak lain telah terikat untuk
melaksanakan hak dan kewajiban
yang sesuai dengan pasal dalam
surat perjanjian tersebut.

Jika ditinjau dari dunia bisnis, surat


jual beli tanah sangat penting.
Hal ini dikarenakan jika suatu hari
nanti timbul sebuah permasalahan,
maka surat tersebut dapat menjadi
bukti.
Tak hanya digunakan untuk bisnis
besar saja, surat perjanjian juga
berlaku untuk bisnis kecil.

Sudah jelas ‘kan, Sahabat 99?

Jangan sampai mengabaikan fakta


di atas, ya…

Sekarang, saatnya kita melihat


contoh surat jual beli tanah yang
benar di bawah ini.

Contoh Surat Jual Beli Tanah yang


Umum Digunakan

Ingin membuat surat jual beli tanah


berdasarkan ketentuan pada
umumnya?

Lihat contohnya secara mendalam


sebagai
berikut:

SURAT PERJANJIAN

JUAL BELI TANAH

Kami yang bertanda tangan di


bawah ini :

Nama : Dadang Charlie


Umur : 69 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

NIK: : 3204090612500007
Alamat : Jalan Zeus No. 13,
Garut

Dalam hal ini bertindak atas nama


pribadi dan selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.

II.Nama : Nuri

Umur : 43 Tahun

Pekerjaan : Pegawai Swasta

NIK : 1612880305890003

Alamat : Jalan Miami No. 69,


Bandung
Dalam hal ini bertindak atas nama
pribadi dan selanjutnya disebut
sebagai PIHAK
KEDUA.

Untuk selanjutnya bersama-sama


PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA disebut sebagai Para
Pihak.

Dalam hal ini para pihak


menyatakan bahwa PIHAK
PERTAMA selaku pemilik menjual
tanah kepada PIHAK KEDUA
yakni :

Sebidang tanah dengan luas 500


m2 yang teletak di Jalan Leles
Garut XV No. 77 dengan hak
Sertifikat Hak Milik Tanah Nomor
5089.
Dengan batas-batas tanah sebagai
berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan


Jalan Leles Garut XIV
Sebelah selatan berbatasan dengan
Jalan
Leles Garut XII
Sebelah timur berbatasan dengan
Kantor Kecamatan Leles Garut
Sebelah barat berbatasan dengan
Sungai Batanghari.
Dengan adanya perjanjian ini para
pihak sepakat bahwa kepemilikan
atas tanah PIHAK PERTAMA
berpindah hak milik kepada PIHAK
KEDUA. Perjanjian ini berlaku sejak
setelah tanggal penandatangan
oleh para pihak dan saksi-saksi.

Sehubungan dengan jual beli di


atas, maka Para Pihak dengan
penuh kesadaran setuju dan
sepakat untuk mengadakan
perjanjian dengan ketentuan
sebagai berikut.

PASAL 1
HARGA

Jual beli objek tanah dalam


perjanjian tersebut disepakati
dengan harga Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

PASAL 2

METODE PEMBAYARAN

Pembayaran atas jual beli tanah


dalam perjanjian ini dilakukan tunai
ke nomor rekening PIHAK
PERTAMA pada hari yang sama
dengan penandatanganan
perjanjian atau selambat-lambatnya
1 (satu) hari setelah perjanjian
penandatanganan.
PASAL 3

DOKUMEN KELENGKAPAN
PIHAK PERTAMA wajib
menyerahkan dokumen
kelengkapan tanah pada hari
penandatanganan perjanjian atau
selambat-lambatnya 1 (satu) hari
setelah perjanjian
penandatanganan.

PASAL 4

PENYERAHAN DOKUMEN

Penyerahan dokumen kelengkapan


kepada Notaris yang ditunjuk oleh
PIHAK KEDUA selambat-lambatnya
1 (satu) hari setelah penandatangan
perjanjian dan pelunasan ke
rekening PIHAK KEDUA.
PASAL 5

PEMBATALAN PERJANJIAN

Jika ditemukan dokumen


bermasalah dan/
atau tidak sesuai dengan Pasal 4
maka akan dikembalikan kepada
PIHAK PERTAMA dan uang yang
telah dibayarkan kepada PIHAK
PERTAMA dikembalikan lagi
kepada PIHAK KEDUA secara
lunas. Dengan ini perjanjian jual beli
tanah dianggap batal demi hukum.

PASAL 6

PENYELESAIAN SENGKETA

Segala sengketa yang nanti timbul


dari Surat Perjanjian Jual Beli Tanah
ini telah disepakati oleh PARA
PIHAK untuk diselesaikan melalui
jalan mediasi, jika tidak terjadi
penyelesaian maka akan
diselesaikan di Pengadilan Negeri
di mana objek perjanjian ini berada.

Demikian Surat Perjanjian Jual Beli


Rumah
ini dibuat dengan penuh kesadaran
dan tanpa paksaan antara PARA
PIHAK dan supaya dipatuhi sebagai
hukum yang mengikat PARA
PIHAK.

Garut, 19 Januari 2020

PIHAK PERTAMA PIHAK


KEDUA

(Dadang Charlie)
(Nuri)

SAKSI PERTAMA SAKSI


KEDUA
(Hendro Purnomo)
(Sandityo Wardhono)

***
Contoh surat jual beli tanah di atas,
biasanya umum digunakan oleh
sejumlah pihak.

Namun, ada beberapa jenis aset


tanah yang dibuat dalam format
berbeda…

Contohnya surat jual beli tanah


sawah.

Melihat Contoh Surat Jual Beli


Tanah Sawah

Ada jual beli tanah biasa, ada juga


jual beli tanah sawah.

Kedua hal tersebut memang


serupa, namun terdapat
perbedaaan spesifik yang perlu
Anda amati sebagai berikut:
SURAT PERJANJIAN

JUAL BELI TANAH SAWAH

Yang bertanda tangan dibawah ini,


saya :

Nama : Budi Susanto

Umur : 42 tahun

Pekerjaan : BUMN

Alamat : Jalan Tegal Parang


1, Mampang Prapatan, Jakarta
Selatan

Untuk selanjutnya disebut pihak ke I


(penjual).

Nama : Firman Amalul

Umur : 38 Tahun

Pekerjaan : Seniman

Alamat : Jalan Kalibata Timur


II No. 2, Pancoran, Jakarta Selatan

Untuk selanjutnya disebut pihak ke


II (pembeli)

Pada tanggal 26 Juni 2018 pihak ke


I. Telah menjual, lepas/mutlak
sebidang tanah sawah seluas 123
M2 kepada pihak
ke II dengan harga tunai Rp.
450.000.000,- (empat ratus lima
puluh juta rupiah). Pembayaran
dilakukan dihadapan saksi-saksi
dengan tunai.

Batas-batas tanah tersebut adalah


sebagai berikut :

Sebelah barat : Berbatasan dengan


tanah Asep Suhendra

Sebelah timur : Berbatasan dengan


tanah Menuk Sukmaningrum

Sebelah utara : Berbatasan dengan


Tanah Wiwin Yuniarti
Sebelah selatan : Berbatasan
dengan tanah Alfredo Sipatuhar
Maka, sejak tanggal 19 Januari
2020, tanah sawah tersebut di atas
telah menjadi hak milik pihak ke II.

Pada waktu pelaksanaan jual beli


tanah tersebut baik pihak ke I
(penjual) maupun pihak ke II
(pembeli) juga saksi-saksi
semuanya menyatakan satu sama
lain dalam keadaan sehat, baik
jasmani maupun rohani, dan segala
sesuatu dengan itikad baik.

Demikian, setelah keterangan isi


jual beli ini dimengerti oleh pihak ke
I dan pihak ke II, juga saksi-saksi,
maka ditanda tanganilah sebagai
permulaan saat pemindahan hak
milik pihak ke I kepada pihak ke II.
Jakarta, 19 Januari 2020

Pihak Ke I
Pihak Ke II

(Budi Susanto)
(Firman Amalul)

Saksi-saksi

Sanksi I
Sanksi II
Sanksi III
(Apriadji)
(Waluyo)
(Sabrie)

***

Sudah cukup jelas, Sahabat 99?

Ragam contoh surat jual beli tanah


ini, tak pelak digunakan untuk
membantu melihat referensi rujukan
yang baik.

Semakin tertata surat tersebut,


semakin baik pula hasil yang
didapat kelak.
Sekarang, saatnya kita memahami
aspek lain perihal tanah yuk!

Jenis-jenis Tanah Berdasarkan


Status dan
Fungsinya

1. Tanah Sawah

Harga yang ditawarkan jenis tanah


ini relatif murah dibanding dengan
status fisik pekarangan.

Namun, dibutuhkan perizinam


tambahan, yakni dikenal dengan
nama izin pengeringan.

Pada praktik di lapangan, status


fisik sawah memang wajib
dilakukan pengeringan.

2. Tanah Pekarangan
Harga yang ditawarkan relatif lebih
mahal
daripada status fisik tanah.

Meski begitu, Sahabat 99 tidak


memerlukan lagi proses izin
pengeringan lahan.

Segera melakukan pengolahan


lahan dan proses lainya, sehingga
lahan segera siap launching

3. Status Tanah Tidak bersertifikat

Tanah tak bersertifikat yang


dimaksud bukan benar-benar tanpa
sertifikat…

Tetapi, tanah yang masih butuh


proses sertifikat atau peningkatan
hak.
Ada beberapa penyebutan untuk
status tanah seperti.
Jenis-jenis tersebut meliputi tanah
negara, hak garap, Letter C, Letter
D dan berbagai istilah lainnya.

Untuk lahan seperti ini, diperlukan


proses sertifikat sebelum dilakukan
prosea perizinan lebih lanjut.

Keuntungan mendapat lahan


seperti ini, kamu dapat melakukan
negosiasi pembayaran dengan
jangka waktu yang lebih panjang.

Tanah juga dibedakan berdasarkan


jenis sertifikat yang dimiliki.

Pahami perbedaannya sebagai


berikut:
1. Sertifikat Hak Milik (SHM)

Sertifikat model ini lazim dimiliki


oleh
perseorangan sebagai bukti atas
lahan.

Keuntungan membeli lahan dengan


SHM adalah kepemilikan dan
proses izin yang lebih cepat.

Setidaknya, kita tak perlu melewati


proses sertifikasi lahan dan non-
sertifikasi ke Sertifikat Hak Milik.

Akan tetapi, percepatan ini masih


harus diselidiki karena perizinan di
tiap daerah tidak dapat
disamaratakan.

Terkadang, pemerintah setempat


mewajibkan lahan bersertifikat Hak
Guna Bangunan (HGB).
Jika begitu caranya, Sahabat 99
harus menurunkan status SHM
menjadi HGB.
2. Sertifikat Hak Guna Bangunan
(SHGB)

Sertifikat jenis ini pada umumnya


dimiliki perusahaan.

Tanah bersifat sementara dengan


jangka waktu tertentu

Kendati demikian, tanah jenis ini


dapat dinaikkan haknya menjadi
SHM.

Keunggulan memiliki sertifikat ini


adalah status kepemilikan yang
lebih pasti dan perizinan pun tak
membutuhkan waktu lama.

Apalagi bila pemerintah daerah


setempat memberlakukan sistem
kewajiban lahan bersertifikat HGB.

***
Sudah paham dan dapat melakukan
transaksi jual beli tanah?

Faktanya, urusan kita tak akan


selesai sampai di sini saja.

Ada beberapa hal yang harus


ditangani…

Salah satunya sertifikat tanah.

Proses Mengurus Sertifikat Tanah

Sertifikat tanah dibuat sebagai


bentuk legalitas atau kepemilikan
properti baik berupa tanah atau
bangunan.
Bukan hanya memperjelas status
hukum tanah, adanya sertifikat
tanah juga dapat membantu
menghindari sengketa yang dapat
terjadi di masa depan.
Syarat membuat sertifikat tanah,
meliputi:

– Fotokopi KTP pemohon yang


telah dilegalisir pejabat berwenang

– Fotokopi bukti pembayaran PBB


tahun terakhir

– Fotokopi kartu keluarga (KK) dari


pemohon

– Fotokopi NPWP

– Izin mendirikan bangunan (IMB)

– Akta jual beli (AJB)


– Pajak Penghasilan (PPh)

– Bukti pelunasan pembayaran bea


perolehan hak atas tanah dan
bangunan (BPHTB).

Jika sudah mengumpulkan


persyaratan di atas, lanjutkan
proses secara mandiri dengan
tahapan sebagai berikut:

Ada tiga tahapan yang akan dilalui


dalam pembuatan sertifikat tanah,
yaitu:

Mendatangi Kantor Badan


Pertahanan Nasional (BPN)
Setempat

Pemohon dapat mendatangi loket


pelayanan dengan membawa
dokumen yang telah disiapkan
sebagai syarat membuat sertifikat
tanah.

Sahabat 99 akan diminta mengisi


formulir, melakukan pembayaran
biaya pengukuran serta
pemeriksaan tanah.
Petugas BPN Melakukan
Pengukuran Tanah

Setelah permohonan diterima,


petugas dari BPN akan melakukan
proses pengukuran tanah.

Sahabat 99 sebagai pemohon pun


harus hadir dalam proses ini.

Hasil dari pengukuran tersebut,


akan dilanjutkan untuk pembuatan
surat keputusan dari BPN pusat.

Membayar pendaftaran SK hak

Tahap terakhir adalah membayar


pendaftaran SK hak.
Setelah melunasinya, kita baru bisa
mendapatkan sertifikat tanah.

***

Waktu pembuatan sertifikat tanah


beragam, tergantung dari luas serta
peruntukan dari tanah itu sendiri.

Tak hanya melihat contoh surat jual


beli tanah…

Blog 99.co Indonesia juga bakal


menyiapkan kebutuhan lainnya saat
hendak membeli atau menjual jenis
properti yang satu ini.

Terlebih, jika Sahabat 99 adalah


seorang investor.
Mulai sekarang, ada baiknya agar
kita memahami kelebihan dan
kekurangan
investasi tanah.

Kelebihan dan Kekurangan


Investasi Tanah

Seiring berjalannya waktu, harga


tanah makin lama makin terkoreksi
dengan sendirinya.

Itu tandanya, investasi tanah


kembali bergairah.

Jika tujuan Sahabat 99 adalah


memahami contoh surat jual beli
tanah…

Maka, pahamilah kelebihan serta


kekurangannya terlebih dahulu.

Salah satu kelebihan investasi


tanah adalah kenaikan capital gain
yang tinggi.
Umumnya, persentase tersebut bisa
mencapai 20 sampai 25 persen.

Namun, angka tersebut bergantung


pada lokasi tanah berada.

Sementara itu, kekurangan yang


mencolok antara lain bisa tidak
mendapatkan pemasukan dalam
jangka panjang.

Bila membiarkan tanah kosong


melompong dalam waktu lama,
sudah pasti kita tidak akan
mendapat pemasukan apa-apa.

Meski begitu, apapun pilihan yang


diambil, tentukan secara bijak.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99!

Dapatkan informasi menarik lainnya


lewat portal Berita 99.co Indonesia.

Tak lupa, pastikan untuk melakukan


transaksi terkait jual beli tanah
hanya di www.99.co/id.

TAGS: HGB investasi tanah jual beli


tanah sertifikat tanah SHM surat
jual beli tanah tanah dijual
46
Shares

Navigasi pos
Previous Previous post:
8 Potret Rumah Mewah Caca
Tengker Adik Nagita Slavina.
Tampilannya Minimalis!
Next Next post:
9 Manfaat Kayu Secang untuk
Kesehatan yang Luar Biasa dan
Cara Mengolahnya

Bobby Agung Prasetyo


Penyunting konten dan jurnalis
paruh waktu. Senang bermusik,
berpikir, merenung dan belajar
banyak soal penulisan bisnis &
properti. Verba volant, scripta
manent. Selamat membaca!
Follow Me:
RELATED POSTS

Cara Membuat dan Contoh Surat


Perjanjian Sewa Apartemen yang
Benar agar Bisnis Lancar
By Theofilus Richard 26 Februari
2021

5 Cara Hack WhatsApp yang Sering


Dilakukan para Hacker. Wajib Kamu
Waspadai!
By Gadis Saktika 6 Juli 2021

Berbahaya bagi Manusia, Ini Cara


Membasmi Sarang Tawon di Rumah
| Dilengkapi 6 Jenis Paling
Berbahaya!
By Ilham Budhiman 23 Juli 2020

redaksi@99.co
Follow Us

© 2020 99.co Designs, INC. All


Rights Reserved.
Cari Properti
Tentang Kami
Hubungi Kami
Karir

Anda mungkin juga menyukai