D
I
S
U
S
U
N
oleh :
Jody Ramadansyah Siregar
NIPD. 21.09.03.017
Dosen Pembimbing : Ir. Taharuddin, S.T, M.T
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dan masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini untuk kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi yang membacanya.
2
DAFTAR ISI
Halaman
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
4
1. Untuk menngetahui definis sediaan Liquid
2. Untuk mengetahui jenis-jenis sediaan Liquid
3. Untuk mengetahui penggolongan sediaan Liquid
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sediaan Liquid
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keLiquid padat dan
cair
6. Untuk mengetahui eksipien untuk sediaan cair (keLiquid)
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Liquid adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali
dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. (FI III halaman 32).
2. Liquid adalah sediaan cair (likuida) yang mengandung satu atau lebih bahan
kimia yang melarut dalam suatu pelarut yang sesuai atau campuran dari
sistem pelarut yang tercampur. (sediaan farmasi likuida-semisolida hal 57).
3. Liquid adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut,
sedangkan pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. (IMO hal 95).
a) Liquid oral sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung
satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau
pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven air.
a. Sirup Liquid oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar
tinggi (sirup simplex adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa).
Liquid oral yang tidak mengandung gula tetapi bahan pemanis buatan
seperti sorbitol atau aspartam, dan bahan pengental, seperti gom
selulosa sering digunakan untuk penderita diabetes.
b. Eliksir Liquid oral yang mengandung etanol (95 %) sebagai kosolven
(pelarut), untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan untuk
pelarut, dapat ditambahkan kosolven lain seperti gliserin dan propilen
glikol.
a) Liquid topikal Liquid yang biasanya mengandung air, tetapi sering kali
mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada
kulit, atau dalam Liquid lidokain oral topikal.
a. Lotio (Liquid atau suspensi) yang digunakan secara topikal)
b. Liquid otik Liquid yang mengandung air atau glliserin atau pelarut lain
dan bahan pendis
c. persi. Penggunaan telinga luar, misalnya Liquid otik benzokain dan
antipirin, Liquid otik neomisin B sulfat, dan Liquid otik hidrokortison.
1. Berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut
a. Tingtur adalah Liquid yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang
dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
b. Air aromatik Liquid jernih dan jenuh dalam air, dari minyak, mudah
menguap atau senyawa aromatik, atau bahan mudah menguap lainnya.
4. Pengawet (preservatives)
Untuk dapat digunakan, pengawet harus memenuhi kriteria
tertentu. Faktor utama adalah keamanan dan bersifat tidak toksik
sesudah dikomsumsi secara oral, terutama perlu diperhatikan
bahwa sediaan cair sering digunakan untuk anak-anak dan para
lanjut usia (manula).
5. Dapar (buffers)
9
Pemilihan dapar untuk sediaan farmasi. Persyaratan penting untuk
suatu dapar adalah perkiraan kesetaraan nilai pKa dapar dengan
nilai pH optimal formulasi.
Boyland membuat panduan untuk kriteria pemilihan dapar farmasi
sebagai berikut ;
a. Dapar harus mempunyai kapasitas yang cukup pada rentang
pH yang diperlukan
b. Dapar harus aman secara biologi
c. Dapar hanya menunjukan efek sedikit mengganggu atau sama
sekali tidak mangganggu stabilitas produk akhir
d. Dapat tidak mengganggu peningkatan rasa (flavor) dan warna
produk
1. Antioksidan
Banyak obat dalam Liquid menjadi subjek degradasi oksidatif.
Oksidasi didefinisikan sebagai kehilangan electron dari suatu
senyawa sehingga menghasilkan suatu perubahan keadaan
molekul teroksidasi.
2. Agen pengontrol viskositas (viscosity controlling)
Agen pengontrol viskositas kadang kadang diperlukan untuk
meningkatkan viskositas suatu cairan, meningkatkan palatabilitas
atau penuangan produk. Hal ini dapat dicapai dengan penambahan
agen pengontrol viskositas, seperti kolivinil pirolidon, carbomer, dan
berbagai senyawa turunan selulosa
10
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Liquid adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut.Kecuali
dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
2. Jenis-jenis Liquid dibedakan menjadi Liquid encer, jenuh, tidak jenuh, lewat
jenuh, pekat dan belum jenuh.
3. Penggolongan Liquid dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan cara
penggunaanya dan berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut.
4. Sediaan Liquid memiliki kelebihan yaitu dosis dapat di ubah-ubah dalam
pembuatan, dapat diberikan dalam Liquid encer, kerja obat lebih cepat, dan
mudah diberi zat tambahan. Sedangkan kekurangannya antara lain salah
satu komposisi atau zat di dalam Liquid ada yang tidak stabil, rasa dan bau
sukar ditutupi.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi padatan dalam cairan adalah temperatur,
ukuran partikel padat, pelarut, pH, dan bahan tambahan.
6. Eksipien untuk sediaan cair dibedakan menjadi pemanis, agen penambah
cita rasa, pewarna, pengawet, dapar, antioksidan, agen pengontrol
viskositas.
1.1 Saran
Untuk para pembaca agar memberikan koreksi apa bila pada makalah kami
ada yang salah atau yang tidak masuk akal
11
DAFTAR PUSTAKA
12