Anda di halaman 1dari 14

1/ Scared of Seeing

Malam telah tiba dan gelap pun dimulai. Ponsel bordering dan seorang
pria muda memperkenalkan dirinya, menjelaskan bahwa dia adalah salah satu
pemimpin Swedish Association of Visually Impaired Youth. Dia mempunyai
permintaan yang bisa dibilang aneh. Dia meminta saya untuk memberi kuliah
kepada sekelompok orang tunanetra tentang komunikasi visual. Gambar untuk
orang tunanetra? Dalam sekejap saya berpikir bahwa itu adalah lelucon praktis
yang sinis.
Tapi itu bukalah lelucon. Tidak ada yang salah dengan keseriusannya saat
dia menjelaskan tujuan dari asosiasi yang bekerja menuju masyarakat di mana
orag-orang muda tunanetra diterima sebagai warga negara yang setara. Dengan
demikian, mereka dapat berpartisipasi sepenuhnya seperti teman-teman yang
dapat melihat.
Satu minggu kemudian, saya berdiri di hadapan sekitar 20 pemuda yang
memiliki gangguan pengeliatan sejak lahir. Saya tidak memiliki bantuan teknis
seperti video dan slide Powerpoint yang biasanya memperkuat poin-poin kunci
dari perkuliahan saya. Kata-kata dapat menyampaikan opini dan pengalaman saya
kepada para pendengar saya. Saya berbicara menganai komunikasi visual sacara
umum, fotografi, warna dan desain secara khusus, dan juga mencoba menjelaskan
konsepnya. Saya mencoba sebisa saya untuk menjelaskan apa sebenarnya gambar
itu: sesuatu yang bercahaya yang bertemu dengan sesuatu yang gelap, ujung yang
tajam dan bentuk yang samar-samar.
Apakah saya sudah menyampaikan pikiran dan ideaku secara jelas?
Bisakah orang-orang memahami ketika mereka tidak busa melihat? Melihat dan
memahami gambar seringkali bersifat simbiotik. Sebagaimana bahasa digunakan
untuk mendeskripskan – apakah kamu lihat?
Berhenti bernafas sebentar, saya melihat sekeliling ruang perkuliahan.
Semua orang sedang mendengarkan secara intens, tetapi kemudian sesuatu
memecahkan konsentrasi mereka. seorang gadis mengangkat kamera untuk
mengabadikan momen. Mungkin dia akan menangkap saya ke dalam sebuah
gambar, tapi siapa yag akan melihat, akan seperti apa saya? Insiden itu
menghilangkan keseimbangan saya.
Saya terus bergerak dan berbicara tentang tuntutan lingkungan visual
yanmg kita tinggali. Saya mencoba mendeskripsikan tidak hanya dari
kekhawatiran kita pada gambar-gambar yang membombardir kita, tetapi juga pada
rasa lapar akan kesan visual yang secara paradoks kita rasakan. mungkin itu
sesulit orang-orang tunarunggu yang membayangkan visual lingkungan kita
seperti halnya bagi kita yang dapat melihat membayangkan non-visual dari
kesuraman Siberia dan koridor bergema ala Kafka. Belum lagi upaya menyakitkan
kami untuk mmebayangkan kegelapan mutlak dan terus menerus yang dialami
oleh orang dengan gangguan pengelihatan total.
2/ Storytelling
“Kita akan mengambil tempat ini nanti.”
Pembukaan sequence film berjudul Seven Samurai dari director
kebangsaan Jepang, Akira Kurosawa, menjerumuskan audiens kedalam aksi yang
dramatis. Setelah hanya beberapa detik, kita melihat sekelompok bandit perampok
akan menjarah sebuah desa kecil yang indah.
Pengenalan ini, atau secara dramatisnya dipanggil set-up, terlibat secara
mendalam, sebagai sebuah konflik dramatis dengan cepat tersingkap: yang kuat
melawan yang lemah, yang jahat melawan yang baik. Seperti konflik kebohongan
hati yang mnawan, cerita yang dramatis, dan bagian paling dalam dari sebuah
konflik, maka semakin kuat identifikasi audiens dengan karakter yang mirip
dengan mereka.
Kita merasa bahwa bagian dari aksi ketika kita merasa relate dengan
pengalaman pribadi kita. Kita akan merasa terancam dalam beberapa derajat
situasi.
Set up yang memulai sebuah cerita, dan itu adalah sebuah cerita yang
merupakan cara terbaik untuk membangkitkan emosi dan menyampaikan
informasi dan pesan. Otak manusia menyambut ceriya yang terstruktur dengan
baik, tetapi cenderung menolak laporan yang kering dan penuh fakta, atau serial
fetektif dangkal di televise yang gagal mencengkeram imajinasi pemirsa.
Namun, apa itu cerita? dramaturgi – spesialis komposisi dramatis –
mendefinisikan sebagai event yang naratif dan terintegrasi, yang melibatkan
orang-orang, aksi mereka, dan perjuangan mereka. bisakah kita hidup tanpa
cerita? Mungkin tidak. Daripada “berikan aku roti”, hal pertama yang pernah
manusia pernah katakan mungkin adalah “ceritakan sebuah cerita”.
Beberapa orang punya hadiah yang khusus untuk storytelling, beberapa
tidak. Apa alasannya? Apakah karena bakat? Kepercayaan diri? Jawabannya
adalah pengetahuan.
PANUTAN
Kita sebagai konsumen semakin naik pencarian konteks dan relevansi
dalam median visual yang terpecah-pecah, dimana banyak dari kita yang mungkin
merasa tidak sepenuhnya berada di rumah. Storytelling aktual, kemampuan
menarasikan event dan kemampuan menstrukturkan. Oleh karena itu, sangat
penting untuk dapat menjangkau orang-orang. Dan osiapapun yang bisa
menceritakan sebuah cerita bisa menjadi panutan – sesimpel itu.
Ada banyak panutan yang dapat kita lihat, seperti Aristotle, Sergei
Einsenstein, dan Quentin Tarantine. Kita mengetahui mereka di teater, bioskop,
ketika menonton televise, dan tentu saja di buku dan galeri seni. Siapapun yang
bekerja dengan tulisa, gambar, dan desain grafis mempunyai kekayaan materi
untuk menggambarkannya.
DRAMATURGI
Apakah audiens benar-benar akan terpikat? Bukannya kursi kosong setelah
interval sudah sering terjadi?
Mungkin benar tapi di sisi lain juga kenyataannya benar seperti itu. Rahasia dari
seni storytelling atau dramaturgi mengajarkan kita bagaimana caranya agar orang-
orang mendengarkan hingga di penghujung cerita.
EKSPEKTASI
Set-up yang dramatis menciptakan ekspektasi tentang progress sesuatu.
Setiap cerita punya kodenya, seperti tanda yang dapat dengan mudah dikenali.
Setelah itu, audiens berekspektasi akan drama, dan setelah humor pembuka,
sebuah komedi. Ada prekonsepsi terkait pemutaran atau pesan film. Ada cakupan
yang baik untuk memengaruhi audiens yang reseptif.
Director swedia, Lukas Moodysson, filmnya yang berjudul Lilja 4-ever, seorang
gadis yang kebingungan berlarian mengitari perumahan. Tampaknya dia dikejar
dan terlihat babak belur dan memar. Dia mendekati lalu menaiki pagar jembatan
jalan raya … apa yang telah terjadi? Dan apa yang akan terjadi?
PERUBAHAN
Set-up juga menandakan perubahan, pada dua tingkat sebenarnya: dalam
cerita yang aktual dan dalam kesadaran penonton.
Karakter dalam cerita akan menghadapi konflik dan pilihan yang akan
mengubah mereka. ada yang menjadi pemanang dan menjadi pencundang. Sebuah
cerita yang tidak boleh memuncak di satu titik saja – audiens harus selalu punya
pertanyaan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Di saat yang bersamaan, penonton juga akan menghadapi perubahan. Kita
tidak akan tetap sama setelah berbagi kisah, bahkan karena perasaan-perasaan
mengubah kita sampai batas-batas tertentu, seperti cerita dari kamp konsentrasi,
atau pameran seni yang mengubah zaman. Penonton bergeser dari tidak telibat
menjadi terlibat, dan dari ketidaktahuan menjadi pengetahuan.
Tujuan perubahan dan pegeseran audiens menyatukan ahli drama, ahli
dramaturgi, dan para pembuat film dengan orang-orang yang bekerja dengan
tulisan dan gambar untuk menyampaikan pesan pada berita dan iklan. Seperti
pencerita juga membagikan kesulikan bahwa orang-orang tidak selalu mau
berubah. Perubahan menakuti banyak orang, tetapi set-up yang dengan cepat
membentuk sendiri sebagai yang serius dan kredibel akan menciptakan
ketertarikan dan simpati diantara para audiens, yang akan memutuskan untuk
menetap hingga akhir cerita dan ini akan membuat mereka reseptif akan
perubahan.
KOMPONEN STORYTELLING
Semua cerita beroperasi pada dua tingkat - ini adalah tingkat tindakan dan
tingkat naratif.
Tingkat tindakan (sistem formal) menggambarkan apa yang terjadi dan
tingkat naratif (sistem stilistik) bagaimana itu terjadi.
Pencerita menggabungkan kedua elemen ini dengan mengambil berbagai
komponen naratif, tidak berbeda dengan seorang komposer atau konduktor yang
menggunakan berbagai instrumen dalam sebuah orkestra besar. Jika, seperti
seorang konduktor yang terampil, pencerita dapat menciptakan kesatuan
maksimum dengan terkadang hanya menggunakan beberapa dari mereka, dan
kemudian menambahkan beberapa atau mungkin semua komponen, dia atau dia
dapat membuat audiens ketagihan.
Contoh di bawah ini mengilustrasikan pendekatan ini.
Apa yang dilihat oleh audiens
Orang
Pria dengan rambut abu-abu
Pakaian Setelan abu-abu, kemeja putih, dasi biru
Pengaturan
Sebuah kantor
Properti Cincin di jari-jarinya, jam tangan dan manset
Waktu
Sore hari

Bagaimana audiens melihat


Komposisi gambar
Pria itu terpusat dalam gambar, dan melihat langsung ke kamera
Pemangkasan
Close-up
Sudut kamera
Sedikit pandangan mata cacing
Pencahayaan
Pencahayaan sisi lembut
Pengeditan
Sebuah adegan panjang dengan dua potongan

Apa yang dan bagaimana audiens mendengar


Suara
Hanya jam yang berdetak
Musik
Senar dengan nada bass rendah
Dialog "Apa yang kamu inginkan?" tanya pria itu

TIGA TEKNIK STORYTELLING


Cerita dapat diceritakan dengan berbagai cara - ada banyak cerita seperti
ada banyak pencerita - tetapi tiga divisi utama dapat dilihat.
Teknik Storytelling Dramatis
Ini tertutup, dengan sedikit ruang untuk interpretasi, dan didasarkan pada
identifikasi kuat dari pihak audiens, yang hampir sepenuhnya terserap dalam aksi.
Konflik, atau keseimbangan yang telah bergeser keluar dari keseimbangan,
menjadi inti dari teknik ini.
Teknik Non-Dramatis
Ini adalah teknik terbuka, dengan banyak ruang untuk interpretasi, dan
didasarkan pada partisipasi dan interaksi yang signifikan dari audiens, yang
hampir harus merajut cerita sendiri. Refleksi pribadi dan nilai menjadi blok
bangunan.
Teknik Interaktif
Ini menempati semacam tengah-tengah antara dua teknik sebelumnya, dan
menarik audiens online. Teknik storytelling ini terbuka dan tertutup, mengizinkan
interaksi mendalam dan keterlibatan dengan audiens.

PENYAMPAIAN CERITA DRAMATIS


Aturan penyampaian cerita dramatis telah ditetapkan sejak lama dalam
sejarah. Menurut Aristoteles, sebuah drama harus memiliki awal, tengah, dan
akhir. Drama juga harus dibangun dengan kesatuan waktu, tempat, dan aksi, yaitu
aksi harus berlangsung dalam waktu nyata dan di ruang yang dibatasi oleh batas
panggung.
Berbagai elemen cerita harus saling terkait, menciptakan alur cerita yang
terpadu. Pada saat yang sama, variasi dan titik balik harus memberi vitalitas dan
menarik minat pada karakter dan pemikiran mereka, menarik penonton lebih
dalam ke dalam cerita.
Melodrama
Untuk melompat jauh dalam sejarah, abad ke-19 Paris menyaksikan
pertumbuhan bentuk teater yang akan memiliki dampak besar pada
pengembangan penyampaian cerita. Melodrama penuh dengan gerakan yang
dibesar-besarkan, efek spektakuler, momen horor, ketegangan, dan di atas
segalanya, konflik, yang lebih disukai dalam kontras yang tajam seperti kebaikan
versus kejahatan, keindahan versus kejelekan. Dramawan tidak menahan diri,
dengan kejadian ekstrim seperti karakter yang dikubur hidup-hidup, atau diikat
pada rel kereta api, dan bom yang dinetralkan pada detik terakhir, dan mereka
menarik penonton besar.
Film benar-benar menemukan suaranya dalam melodrama (yang
sayangnya memiliki reputasi yang kurang baik). Alfred Hitchcock, Rainer Werner
Fassbinder, dan Steven Spielberg adalah contoh yang baik dari penyaji
penyampaian cerita dramatis, dan karya mereka mencakup segala hal mulai dari
drama realis sosial hingga film thriller.
Eisenstein
Pada awal abad ke-20, pembuat film Rusia Sergei Eisenstein mengakui
pentingnya konflik, kontras, dan perjuangan dalam penyampaian cerita.
Siapa pun yang bekerja di studio berita, agensi periklanan, atau sebagai
desainer grafis dapat belajar banyak dari karyanya.
Ia terinspirasi oleh ideogram Jepang di mana, misalnya, simbol untuk
'mata' dan simbol untuk 'air' digabungkan untuk mengambil arti 'menangis'. Dua
gambar yang tampaknya berbeda menciptakan gambar ketiga yang baru. Dan
begitulah lahir montage terkenal Eisenstein, yang melibatkan pemotongan urutan
dengan konten dan posisi kamera yang berubah untuk menciptakan ritme dramatis
dan menarik.
Montage klasik muncul dalam Battleship Potemkin, dengan tabrakan tak
terhitung antara pengambilan dekat dan jauh dari militer yang menyerang dan
warga sipil yang diserang. Montage memiliki kekuatan yang besar, yang terus
memikat generasi setelah generasi.
ATURAN DRAMA
Untuk memikat penonton, sutradara harus memperkenalkan konflik dasar,
dengan peran utama ditempatkan dalam posisi yang lemah. Psikologi manusia
membuat kita hampir selalu berpihak pada yang lemah (protagonis) dan dapat
mengidentifikasi situasinya, seperti pada petani dalam Seven Samurai.
Melawan protagonis ini, kita memiliki karakter yang berada dalam posisi
ancaman yang lebih tinggi (antagonis) untuk menggerakkan narasi. Para
perampok dalam film Kurosawa memenuhi fungsi ini, dan tanpa mereka tidak
akan ada film yang layak ditonton.
Sekarang saatnya meninggalkan samurai dan fokus pada cerita kontemporer:
Seorang gadis bingung berlari di sekitar kompleks perumahan beton yang
mendung. Gadis itu bernama Lilja. Penonton mengenalinya melalui tindakan,
reaksi, penampilan, dan pakaian. Seorang gadis bingung berlari di sekitar
kompleks perumahan beton yang mendung. Dia tampak dikejar, terlihat memar
dan terlalu sedikit berpakaian untuk cuaca.
Penyiapan Awal
Kurva dramaturgi, ini membiarkan penonton masuk ke dalam konflik. Ini
menciptakan momentum maju yang menarik kita, memaksa kita untuk mengikuti
jalannya peristiwa. Lilja mendekati tepi jembatan di atas jalan raya. Dia
mendekati rel.
Penyajian dan ekspresi
Penyajian dan ekspresi berikutnya menggambarkan hubungan antara orang
dan karakter yang berbeda (kurva turun). Kilas balik ke masa Lilja yang bahagia:
keluarganya merencanakan perjalanan dan berharap untuk kehidupan baru yang
penuh harapan.
Konflik yang meningkat
Drama secara perlahan meningkat (kurva kembali naik) ketika konflik
terus tumbuh. Pada menit terakhir, ibunya mengumumkan bahwa Lilja tidak akan
pergi bersamanya ke Tanah Bebas.
Ibu Lilja (antagonis) menulis dari luar negeri, menolak tanggung jawab
orang tua. Lilja tidak bisa bertahan lama dan mulai mencari klien (antagonis),
sambil juga menjadi korban kekerasan. Seorang mucikari (antagonis) kemudian
menjeratnya ke kota yang tidak dikenal di negara yang jauh, di mana dia dikurung
di apartemen pinggiran kota sebagai budak seks.
Penyelesaian konflik
Ini berisi klimaks film, yang telah dinanti-nanti oleh penonton. Lilja
melihat melompat dari jembatan ke jalan raya yang sibuk sebagai satu-satunya
jalan keluar baginya.

Fade out
Film ini berakhir dengan lembut. Lilja dan teman lamanya dari apartemen
beton asli bermain basket dalam gerakan lambat, dengan sayap malaikat.

SISTEM TERTUTUP
Kurva dramaturgi adalah sistem penceritaan tertutup, yang secara ilusif
memastikan bahwa penonton akan menafsirkan cerita sesuai yang diinginkan oleh
sutradara. Tidak boleh ada ruang untuk keberangkatan dalam interpretasi.

Hambatan
Cara yang berguna untuk menciptakan identifikasi dan momentum ke depan
adalah dengan menanamkan hambatan dalam tindakan. Ketika seseorang
menghadapi kesulitan, minat penonton meningkat secara signifikan: apakah
karakter akan melewati situasi sulit ini? Seorang pria yang melarikan diri dari
perampok dan penjahat terus mencoba untuk menghidupkan mobilnya, hanya
untuk mesin terus meleset, sampai akhirnya baterai habis.

Segitiga
Identifikasi emosional yang terisi di dalam diri penonton diciptakan dengan
mendorong simpati pada seseorang yang berada dalam situasi sulit. Karakter
menjadi fokus yang jelas melalui tindakan putus asa. Seorang pemuda yang
bingung mencoba menutupi dering yang selalu hadir di telinganya dengan bantal
dan tali yang tebal. Di dalam hatinya, dia tahu bahwa situasinya tanpa harapan.
Sepertinya dia berteriak tanpa suara, "Tidak ada yang bisa membantuku?"
Banyak dramawan mengatakan bahwa kebanyakan hubungan manusia dapat
direduksi menjadi segitiga dramatis, itulah sebabnya mengapa drama dan film
sering dibangun sekitar sebuah drama segitiga.
Juga telah terbukti bahwa aksi, dan terutama dialog, menjadi membosankan
dengan hanya dua pihak yang terlibat. Harus ada pihak ketiga agar ada ketegangan
yang nyata: seorang pahlawan.
PENOLONG
Seseorang terancam oleh penindas dan menjadi korban, mencari dengan putus asa
seseorang yang bisa datang untuk menolong. Petani yang terancam dalam film
Kurosawa menyewa tujuh samurai yang dibayar untuk membantu dan
menyelamatkan mereka dari serangan para bandit. Jadi, bukan hanya satu
pahlawan, tapi tujuh.
Siapa pahlawan, siapa penolong dalam Lija 4-ever? Secara tragis, tampaknya
adalah kematian, karena melompat dari jembatan adalah satu-satunya jalan
keluarnya. Atau apakah kita, penonton, adalah penyelamat besar? Dengan
menyerap pesan film dan menyebarkannya melalui diskusi dan mengambil sikap
publik, kita dapat membantu melawan perdagangan manusia dan eksploitasi
seksual yang terlalu sering terjadi pada wanita muda miskin yang sering diculik.
Segitiga dramatis terus muncul dalam komunikasi visual. Saluran TV memajang
judul yang ambigu - "Waktu untuk tindakan tegas" - bersamaan dengan gambar
geng remaja yang berdiri di sudut jalan di pinggiran kota besar. Pada awalnya
mereka hanya sedikit, tapi jumlah mereka bertambah, membuat mereka tampak
sebagai kekuatan menakutkan di malam hari, dengan wajah mereka sebagian
tersembunyi di balik penutup kepala dan ancaman yang dirasakan dari pisau. Para
remaja ini yang menghabiskan waktu di sekitar permukiman dengan sedikit
aktivitas, adalah para penindas, merusak toko dan mobil, dan menjadikan warga
sebagai korban. Penolongnya adalah polisi, yang harus mengalokasikan sumber
daya mereka untuk mencegah kejahatan. Pihak berwenang juga menjadi penolong,
yang harus mencoba dan menemukan alasan mendasar (kemiskinan, segregasi,
dll.) untuk perilaku ini. Jurnalis di balik acara berita mencoba untuk
membangkitkan opini publik dan mengeksplorasi seluruh cerita, melihat
perubahan dalam masyarakat.
Cuaca dingin dan basah di musim panas 'mengejar' para wisatawan yang merasa
seperti korban terkurung di dalam karavan. Paket liburan last-minute menjadi
'penyelamat' mereka.
Penyelamat membawa kita dari rasa takut menjadi harapan, dari kecemasan
menjadi keselamatan, dan menawarkan rencana tindakan alternatif, sehingga
membuat kita bertindak - entah itu berjuang melawan penjahat atau memesan
perjalanan ke luar negeri yang pantas.
Masalah dan hambatan ada di sana untuk diatasi, bahkan bagi pemuda dengan
bantal dan tali. Dia adalah korban tinnitus, gemerisik konstan di kepalanya, hadir
setiap detik dari setiap jam setiap hari setiap tahun, mungkin untuk sisa hidupnya.
Penderita lain dan keluarga dekat merasa bertanggung jawab dan memutuskan
untuk melakukan sesuatu yang positif. Penyelamatnya adalah asosiasi nasional
untuk gangguan pendengaran - penelitian mereka mungkin menjadi penentu
dalam menghentikan kebisingan.
Apa yang akan terjadi?
Penting bahwa korban tidak berada dalam situasi yang benar-benar putus asa.
Konflik atau perjuangan tidak boleh tidak dapat diatasi. Setidaknya harus ada
peluang 0,1 persen bagi karakter utama untuk keluar sebagai pemenang. Pemuda
itu sebenarnya tampak memiliki kekuatan untuk melawan penganiayaannya,
dalam bentuk penyakitnya, karena ada kekuatan, meskipun lahir dari
keputusasaan, dalam otot dan tindakannya. Kekuatan ini membuat penonton
sangat tertarik pada bagaimana drama akan berkembang, menciptakan momentum
ke depan yang sangat penting. Meskipun segalanya, ada jalan keluar.
.
TEMUKAN TITIK AWAL
Aristoteles menyatakan bahwa sebuah cerita harus memiliki awal, tengah, dan
akhir, namun mengapa harus bercerita dalam urutan kronologis yang kaku?
Sebuah serial televisi tentang sejarah sepak bola tidak harus dimulai dengan cerita
dari sekolah asrama Inggris abad ke-19. Mengapa tidak dimulai di sebuah gang
gelap di sebuah kota kecil di Prancis, di mana seorang anak kecil belajar teknik
permainan dengan tekun menendang bola yang kurang terisi ke dinding batu?
Bola itu tampaknya mencintai kakinya dan segera seluruh dunia mencintainya.
Struktur buku ini adalah contoh dari hal yang sama. Bab pertama ini bukanlah
tentang strategi dan perencanaan, tetapi tentang bercerita, yang sangat penting
untuk komunikasi visual, dan diharapkan menciptakan pengaturan yang menarik
untuk buku ini.

PENUTURAN CERITA NON-DRAMATIS


Namun tentu saja ada cara lain untuk bercerita? Tentu saja.
Sejak awal tahun 1970-an, orang-orang di dunia film dan teater mencari alternatif
untuk sistem dramatis klasik, sering disebut The Hollywood Line. Mereka
menghindari daftar tunggu panjang untuk kursus drama, mencari sistem
penceritaan yang tidak harus menaklukkan audiens. Yang mereka inginkan adalah
memotivasi audiens untuk mendengarkan.
Hasil dari pencarian ini adalah penuturan cerita non-dramatis, yang membangun
struktur terbuka dalam film, laporan berita, dan iklan. Ini dibuat dari sudut
pandang yang berbeda, sehingga audiens diminta untuk membuat penilaian sendiri
dan melengkapi gambarannya sendiri.
Para pendukung pendekatan ini menolak penceritaan linear demi busur cerita baru
yang berkelok dan berputar, seringkali dengan kontradiksi dan terjadinya keluaran
yang menarik. Sistem linear dramatis sering dianggap maskulin, sementara non-
dramatis dianggap sebagai bentuk penceritaan yang feminin.
Storytelling non-dramatis dapat ditelusuri kembali ke Plato daripada Aristoteles,
dan mengilhami karya-karya pribadi sutradara Rusia, Andrei Tarkovsky. Contoh
yang baik adalah film komedi rendah hati Sofia Coppola Lost in Translation
tentang persahabatan dan cinta yang muncul di tempat yang paling tidak terduga.
Film eksentrik Todd Haynes tentang Bob Dylan, I'm Not There, juga termasuk
dalam kategori ini. Ini adalah film kaleidoskopik dan menghindar dengan struktur
naratif non-linear yang terlarut, di mana Dylan digambarkan dalam enam peran
yang berbeda (dengan Cate Blanchett memerankan salah satunya) yang dijalin
bersama.
Contoh lain adalah film seni, di mana seniman menggunakan gambar diam untuk
menjelaskan secara bertahap bagaimana salah satu karya seninya berkembang.
Seniman memilih warna, menguji dan menolak desain, dan secara bebas
berhubungan dengan motif, yang selalu menarik. Sekarang ada seorang wanita
yang berdiri di tepi air, yang menatap kita. Tidak ada angin, tidak ada ombak. Dia
melilitkan selimut di sekitar dirinya, menjadi satu dengan keheningan dan
suasana, dibalut dengan kelembutan. Mungkin dia berharap ini bisa berlangsung
selamanya, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Audiens memahami bahwa
selimut itu sangat lembut.
Beberapa penulis menyebut teknik ini sebagai perjalanan (dibandingkan dengan
dramatis Siapa yang menang? - Sofia Coppola melawan Clint Eastwood).

INTERAKSI CERITA
Mari kita lihat sebuah media interaktif (biasanya sebuah situs web, tetapi juga
dapat berupa CD atau DVD), yang tujuannya adalah untuk mengubah
pengunjung, pendengar, atau pemirsa menjadi peserta aktif. Saat ini terserah
mereka untuk memilih dan membimbing bentuk dan konten yang diinginkan.
Media interaktif seringkali menggabungkan teks, gambar, film, dan suara,
sehingga merangsang pengunjung dalam beberapa cara pada saat yang sama, dan
secara dramatis meningkatkan rentang pengalaman yang terbuka untuk
pengunjung serta memperkuat dampak konten. Ini adalah interaksi cerita.
DUA GRUP UTAMA TEKNIK INTERAKSI CERITA
Dalam cerita satu arah yang kurang berkembang, konten memiliki awal dan akhir,
dan ada hanya satu cara untuk pengunjung pergi. Meskipun terdapat banyak
kemungkinan interaktivitas, teknik penyampaian cerita sederhana ini umum,
misalnya dalam e-learning.
Dalam cerita bebas, yang lebih memanfaatkan kesempatan interaktif media, ada
banyak cara masuk dan keluar. Dalam beberapa situasi, pengunjung memiliki
berbagai alternatif untuk dipilih, sehingga mereka dapat menciptakan cerita
mereka sendiri. Mereka menemukan konten dalam urutan dan cara yang mereka
tentukan, sering dengan bantuan mesin pencari yang selalu tersedia. Pada
prinsipnya, tidak ada batasan (seperti dalam permainan komputer), terutama
ketika opsi tautan juga tidak terbatas.
Antara pendekatan satu arah dan bebas, ada hampir tak terbatas cara untuk
menyampaikan
STRUKTUR
Ini sangat penting karena menunjukkan berbagai bagian dari situs dan hubungan
mereka satu sama lain. Untuk membuat struktur yang cocok, harus selalu dibuat
diagram alir yang menunjukkan bagaimana pengunjung menjelajahi situs.
Struktur yang paling umum adalah:
Linear
Pohon
Web
Yang pertama dapat diklasifikasikan sebagai satu arah (dan praktis belum
berkembang), sedangkan yang dua lainnya berkaitan dengan cerita bebas.
Halaman awal
Terkadang, halaman awal muncul di layar sebelum halaman mulai sebenarnya
ditampilkan, hampir memaksa dirinya antara pengunjung dan materi yang akan
datang. Ada keuntungan dan kerugian dari tindakan ini.
Pengunjung menghindari langsung terjun ke dalam aksi, dengan tuntutan
mendesak untuk membuat keputusan, dan dapat mendekati halaman awal dengan
kecepatan sendiri. Namun, banyak orang melihat halaman awal sebagai hal yang
tidak perlu - waktu dan klik tambahan diperlukan untuk memulai.
Linear
Struktur paling sederhana adalah linear (garis lurus), yang membawa pengunjung
dari satu halaman ke halaman berikutnya secara langsung dan sederhana, mungkin
menyajikan informasi sederhana dari sebuah agensi (Inland Revenue) atau bisnis
(toko buku online).
Keuntungannya, tentu saja, adalah bahwa situs tersebut mudah untuk dinavigasi
dan dipahami, sehingga sulit untuk tersesat. Kelemahannya jelas: situs tersebut
dengan cepat menjadi membosankan dan dapat diprediksi.
Struktur pohon (terbalik) sangat ideal untuk kebanyakan situasi. Konten dapat
dengan mudah diatur dalam kelompok dan sub-kelompok yang jelas, meskipun
penting untuk meminimalkan hierarki untuk menghindari kebingungan
pengunjung. Aturan praktisnya adalah bahwa konten tidak boleh lebih dari tiga
kali klik - klik: halaman awal; klik: iterasi; klik: sebuah buku.
Pohon
Struktur pohon tersebut fungsional dan mudah dipahami, sehingga cocok untuk
informasi produk serta konten yang lebih maju. Menu atau peta yang selalu
tersedia harus disertakan, sehingga pengunjung selalu dapat melihat di mana
mereka berada. Penggemar ketertiban mungkin bertanya-tanya apakah ada
kekurangan. Nah, struktur pohon memiliki keterbatasan tertentu, terutama
dibandingkan dengan struktur berikutnya, yaitu web.
Web
Struktur web (seperti jaring laba-laba) cukup maju, karena tidak ada halaman
pertama atau terakhir yang sebenarnya. Semua berkaitan dengan segala hal lain
dalam jaringan tak berujung. Satu kata atau gambar terhubung dengan yang lain di
halaman lain, di bagian dunia lain.
Kombinasi
Tentu saja, kadang-kadang pilihan terbaik adalah kombinasi dari struktur yang
berbeda. Sebuah maskapai penerbangan mungkin memberikan pengunjung
kesempatan untuk mencari tujuan dan penerbangan dalam struktur pohon, tetapi
ketika datang untuk memesan tiket, strukturnya adalah linear.
PERMAINAN
Storytelling berbasis permainan, yang terus-menerus diadaptasi sejak
kemunculannya di Spacewar pada tahun 1960-an, berarti bahwa cerita dipotong
menjadi fragmen, yang disebar untuk ditemukan oleh pemain. Dokumen, dialog,
dan adegan video pendek, yang ditemukan oleh pemain sendiri, disatukan untuk
menciptakan cerita yang unik. Permainan memang memiliki keterbatasan dramatis
karena pembuat game menyerahkan kendali atas kecepatan dan arah ke pemain.
Namun, ada ketegangan (dan juga) kesenangan yang dapat dirasakan, terutama
dalam mengidentifikasi pola, memecahkan masalah, dan mengatasi bahaya.
Banyak ahli media percaya bahwa game komputer akan menjadi ikon budaya
besar abad ke-21, dengan signifikansi yang sebanding dengan film pada abad
terakhir. Namun, game saat ini masih merupakan bentuk seni yang sebagian besar
belum dikembangkan, menunggu para perajin cerita terampil untuk membawanya
ke puncak baru.
Hari ini, film-film populer sering menjadi dasar dari game, dengan pemain harus
menempatkan kepala kuda di tempat tidur yang tepat dan memastikan bahwa Don
Corleone tiba di rumah sakit ketika ia ditembak.
PENGAJARAN CERITA YANG MEMIKAT
Tidak peduli media atau teknik penceritaan apa yang digunakan, yang penting
selalu melibatkan penonton dalam cerita. Ada banyak metode (atau trik dari
perdagangan), seperti yang ditunjukkan dalam bagian ini.
PILIH PERSPEKTIF CERITA YANG TEPAT
Perspektif penceritaan sangat penting dalam menentukan bagaimana cerita
diterima, mengarahkan komposisi teks dan gambar.
Jarang efektif untuk mengambil nada otoritatif dan ahli serta mengatakan 'kamu di
sana dari kami di sini'. Perspektif seperti ini (yang hampir menghina) disebut
sebagai vertikal.
Perspektif horizontal pasti menjadi pilihan yang disukai, karena didasarkan pada
pertukaran pengalaman bersama antara pencerita dan pendengar, menciptakan
kepercayaan dan rasa hormat.
Pencerita dapat membenamkan diri dalam peran dan berbicara dalam orang
ketiga: 'Dia menyadari bahwa rumput harus dipotong, jadi dia membeli mesin
pemotong rumput.
Menceritakan cerita dalam orang pertama, baik tunggal maupun jamak, membawa
pencerita lebih dekat dengan pendengar: "Mesin pemotong rumput kami membuat
memotong rumput menjadi mudah."
Storytelling juga dapat dibangun sebagai wawancara atau dialog antara pihak yang
berbeda: 'Rumputmu benar-benar perlu dipotong.' 'Ya, tapi saya tidak punya
mesin pemotong rumput.' 'Pinjam milik saya.'
KEJUTAN
Penggunaan kejutan juga merupakan alat yang sangat efektif. Kejutan dapat
muncul dalam banyak bentuk, tetapi yang paling efektif melibatkan penggunaan
kejutan atau humor.
Seorang bocah kecil sedang menyibak semak-semak. Tiba-tiba, ranting dan
dedaunan bergeser dan seekor gorila menakutkan muncul di depannya, tetapi
bocah itu hanya melihat dengan rasa ingin tahu dan mendekati gorila. Mengapa
dia tidak takut? Saat dia maju, hidung bocah itu menjadi rata, seolah-olah dia
sedang menekannya pada jendela, itulah yang sedang dilakukannya. Jadi, apa
yang terjadi? Iklan tersebut dimaksudkan untuk menarik lebih banyak pengunjung
muda untuk mengunjungi Kebun Binatang Bronx di New York.
MENYESATKAN
Ada banyak cara untuk menggunakan petunjuk dalam cerita. Salah satunya bisa
berupa isu abu-abu, dengan penonton sebenarnya dibohongi, untuk efek dramatis
atau humor. Dalam serangkaian gambar, ekspektasi dibuat tentang apa yang akan
terjadi (protention), berdasarkan apa yang telah terjadi sebelumnya (retention).
Jika ekspektasi tidak terpenuhi, hubungan antara gambar dan pesan terganggu.
Apa yang penonton pikirkan akan terjadi tidak terjadi, dan apa yang terjadi
sebelumnya ternyata memiliki arti yang sangat berbeda. Sebagai contoh, ingatlah
kunjungan misterius oleh dua orang (yang petunjuknya menunjukkan mereka
adalah perampok) yang ternyata adalah kunjungan dari dua penyuplai yang peduli
layanan, yang datang untuk memasang dapur baru saat pemilik rumah sedang
pergi berlibur.
"Anda sedang berlibur. Dua orang laki-laki masuk ke rumah Anda. Adegan yang
menanti Anda tak terlukiskan."
CERITA MODERN
Storrytelling telah menjadi sarana komunikasi yang penting, di mana para
penyandang cerita dipekerjakan oleh perusahaan dan organisasi yang ingin
mengomunikasikan pesan mereka dalam bentuk cerita yang mengasyikkan. Secara
internal, pengisahan cerita digunakan untuk menyatukan dan mengelola
perusahaan dan secara eksternal, bagian dari proses pemasaran, mungkin
menunjukkan bagaimana perusahaan tercipta dari peristiwa-peristiwa tertentu
(mulai dari nol) dan keadaan (ide terobosan).
Beberapa cerita membutuhkan penyegaran atau penggantian. Cerita sukses
Nokia, tentang bagaimana perusahaan tersebut beralih dari memproduksi sepatu
karet menjadi produsen telepon genggam terkemuka di dunia, sudah terlalu sering
diceritakan.
Tentu saja, penting untuk diingat bahwa pengisahan cerita juga dapat
digunakan untuk menyiapkan pengalih perhatian.
CERITA HISTORIS
Apa kesamaan film Jaws karya Spielberg tahun 1975 dengan puisi heroik
Inggris yang berusia ribuan tahun, Beowulf? Apa kesamaan David Copperfield
karya Charles Dickens dengan Harry Potter? Mereka semua merupakan bagian
dari warisan storytelling yang melintasi sebagian besar zaman dan budaya.
Kita mengisi pengalaman kita dengan mendengarkan cerita, membaca,
menonton film dan drama, dalam upaya kita untuk memahami diri kita di dunia
yang semakin cepat dan sering kali asing. Pengalaman kita tidak berbeda jauh dari
potongan skrip dengan panjang yang berbeda, yang kita satukan bersama-sama.
Kita selalu kembali ke cerita-cerita ini, yang menenangkan kita, seperti anak-anak
dengan dongeng favorit mereka (lagi, Papah, lagi!").
Hal ini diilustrasikan oleh karakter komedia dell'arte lama, yang selalu
tampil dengan cara yang sama, sehingga penonton dengan cepat mengenal
kekuatan dan kelemahan karakter, serta siapa yang baik dan siapa yang jahat.
Atau New Jersey milik Bruce Springsteen dengan jalan-jalan aspalnya, kartu
serikat, mobil yang rusak dan mengemudi di sepanjang sungai (dengan Mary yang
hamil).
Itulah mengapa cerita sangat penting, karena sudah ada sejak zaman
dahulu kala di setiap budaya. Mereka cenderung tidak berbeda jauh, berdasarkan
hanya beberapa arketipe: mengalahkan monster, dari celana robek menjadi kaya,
pencarian kebenaran atau harta karun, perjalanan dan kepulangan, dan lain-lain.
Semua cerita itu penuh dengan tema-tema yang berulang seperti cemburu,
romansa, dan perjuangan untuk bertahan hidup yang selalu ada, seperti yang
diungkapkan dalam salah satu baris terakhir Seven Samurai: 'Sekali lagi kita
berhasil bertahan."

RESUME
1/ Scared of Seeing
Bab ini menceritakan seorang dosen yang diminta salah satu pemimpin
asosiasi di swedia untuk memberikan kuliah tentang komunikasi visual kepada
sekelompok tunanetra. Permintaan ini memang aneh tetapi bukanlah sebuah
lelucon saja. tujuannya adalah agar orang muda tunanetra diterima sebagai warga
negara yang setara. Pada bab ini dijelaskan apa yang dosen ini pikirkan ketika ia
membagikan ide dan gagasannya terkait komunikasi visual dalam sebuah kelas
yang diisi oleh sekelompok tunanetra.
2/ Storytelling
Bab ini menjelaskan banyak hal tentang storytelling yang baik. Diawali
dengan bagaimana set-up dapat mendramatisasi sebuah cerita sehingga dapat
membangkitkan emosi audiens. Dalam hal ini dramaturgi menjadi sorotan utama
sebagai spesialis komposisi utamanya. Bab ini menjelaskan bagaimana ekspektasi
audiens terhadap drama sehingga memunculkan perubahan dalam cerita kepada
audiens. Ekspektasi audiens ini dapat terjadi karena adanya komponen
storytelling yang satu persatu disebutkan dalam bab ini.
Selain itu, adapun tiga teknnik storytelling yang baik yang dapat
dipraktekkan oleh para pekerja storytelling. Teknik ini juga tidak dapat dipisahkan
dengan beberapa aturan drama dan non drama yang mana akan banyak
memainkan psikologis audiens.

Anda mungkin juga menyukai