Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak
nikmat yang telah didapatkan oleh Allah SWT. Selain itu, kami juga sangat bersyukur karena
telah mendapat hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat serta hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang merupakan tugas Psikologi Perkembangan. Kami sampaikan terimakasih kepada dosen
yang telah membimbing kami dan teman-teman kami yang telah membantu kami menyelesaikan
makalah ini.Kami menyadari didalam makalah kami ini masih banyak kekurangan-kekurangan
dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, maka dari itu kami
mengharap bimbingan dosen kami.Demikian semoga makalah ini bermanfaat umumnya bagi
pembaca dan kami semua.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari ilmu pengetahuan menurut para ahli?
2. Bagaimana proses berlangsungnya pengetahuan?
3. Apa sajakah ciri pokok ilmu pengetahuan?
4. Apa saja jenis-jenis pengetahuan?
5. Apa saja komponen dalam definisi ilmu pengetahuan?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian ilmu yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.2
menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil
pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan
pandai. Pengetahuan itu milik atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan
hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
1
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hal.4.
2
Wihadi Admojo, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal.324
Terjadinya pengetahuan ini apakah berfilsafat a priori atau a posteriori. Pengetahuan a
priori adalah pengetahuan yang terjadi apa adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman
indera maupun pengalaman batin. Adapun pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang
terjadi karena adanya pengalaman, pengetahuan ini bertumpu pada kenyataan objektif3
Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John Hospers dalam
Abbas Hamami M, mengemukakan ada enam hal, yaitu sebagai berikut:
b. Nalar (reason) adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua
pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Pengetahuan
yang benar berdasarkan rasional yang abstrak dikembangkan melalui paham rasionalisme,
yang mempergunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya.
c. Otoritas (authority) adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan
diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber pengetahuan karena
kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai kewibawaan dalam
pengetahuannya.
d. Intuisi (intuition) adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa
proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat
pernyataan yang berupa pengetahuan. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa
melalui proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan; sebagai
dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, maka intuisi tidak bisa diandalkan.
e. Wahyu (revelation) adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi dan
rasul-Nya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan melalui wahyu karena
ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan itu. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah
3
Abbas Hamami M, Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan Diktat (Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM), hal.11.
satu sumber pengetahuan karena kita mengenal sesuatu yang bersumber pada kepercayaan
kita.
f. Keyakinan (faith) adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang
diperoleh melalui kepercayaan. Keyakinan yang dimaksud adalah kemampuan kejiwaan
manusia yang merupakan pematangan dari kepercayaan. Kepercayaan bersifat dinamis;
mampu menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi, sedangkan keyakinan sangat
statis; kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan sesuai.
Menurut The Liang Gie dalam Surajiyo, ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah
mempunyai lima ciri pokok, yaitu:
2) Sistematis; berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan
itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
3) Objektif; ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan
pribadi.
4
Van Melsen, Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita (terj. K. Bertens, Jakarta: Gramedia), hal.65-67.