Anda di halaman 1dari 8

Lapangan Ilmu Pendidikan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:

Rizka Amalia Putri (432022118145)

Aqila Sania Putri (432022 1181..)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak
nikmat yang telah didapatkan oleh Allah SWT. Selain itu, kami juga sangat bersyukur karena
telah mendapat hidayah-Nya baik iman maupun islam.

Dengan nikmat serta hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang merupakan tugas Psikologi Perkembangan. Kami sampaikan terimakasih kepada dosen
yang telah membimbing kami dan teman-teman kami yang telah membantu kami menyelesaikan
makalah ini.Kami menyadari didalam makalah kami ini masih banyak kekurangan-kekurangan
dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, maka dari itu kami
mengharap bimbingan dosen kami.Demikian semoga makalah ini bermanfaat umumnya bagi
pembaca dan kami semua.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Lapangan Pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang lingkupnya
mengenai seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang Pendidikan. Akan tetapi
tidak setiap orang mengalami Pendidikan ataupun menjalankan Pendidikan sebagaimana
semestinya. Kondisi Pendidikan nasional kita memang tidak secerah dinegara- negara
maju. Baik institusi maupun isinya masih memerlukan perhatian ekstra dari pemerintah
maupun masyarakat. Pendidikan formal, selain ada kemajemukan peserta, institusi yang
cukup mapan, dan kepercayaan masyarakat yang kuat, juga merupakan tempat
bertemunya bibit-bibit unggul yang sedang tumbuh dan perlu penyemaian yang baik.
Pekerjaan penyemaian yang baik itu adalah pekerjaan seorang guru.
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus. Pekerjaan sebagai seorang guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat guru-guru
dari luar bidang kependidikan. Suatu pemikiran yang salah jika ada yang beranggapan
setiap orang bisa menjadi guru dengan hanya bermodalkan materi pelajaran atau
informasi-informasi mengenai suatu pelajaran. Namun menjadi seorang guru tidak
sesederhana itu. Bekerja menjadi seorang guru bukanlah sesuatu yang mudah. Tugas guru
bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, atau mentransformasikan pengetahuan
kepada para anak di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan
kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak serta
mengembangkan hati nurani atau kata hati anak, sehingga anak akan sensitif terhadap
masalah-masalah kemanusiaan, harkat derajat manusia, dan menghargai sesama manusia.
Begitu juga guru harus mengembangkan keterampilan anak dan keterampilan hidup di
masyarakat sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya. Guru
memiliki peran utama dalam sistem pendidikan nasional khususnya dan kehidupan
berbangsa pada umumnya.
Guna mencapai tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum pada Undang Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan anak
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, dibutuhkan guru yang profesional.
Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai kebutuhan sumber daya
manusia yang berkualitas. Guru atau tenaga pendidik kini mendapat sorotan yang cukup
tajam dengan berbagai fasilitas pendidikan yang bisa dituntut untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran dimanapun berada. Seorang guru profesional adalah guru yang
memiliki empat kompetensi. Menurut Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, pada pasal 8 disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
paedagodik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Kompetensi paedagogik merupakan salah satu dari empat kompetensi yang mutlak harus
dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik. Paedagogik merupakan ilmu 3 yang membahas pendidikan,
yaitu ilmu pendidikan anak. Jadi paedagogik mencoba menjelaskan tentang seluk-beluk
pendidikan anak.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari ilmu pengetahuan menurut para ahli?
2. Bagaimana proses berlangsungnya pengetahuan?
3. Apa sajakah ciri pokok ilmu pengetahuan?
4. Apa saja jenis-jenis pengetahuan?
5. Apa saja komponen dalam definisi ilmu pengetahuan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan.

Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk mengatakan apabila


seseorang mengenal tentang sesuatu. Dalam hal ini, suatu hal yang menjadi pengetahuannya
selalu terdiri dari 1) unsur yang mengetahui, 2) hal yang ingin diketahui, dan 3) kesadaran
mengenai hal yang ingin diketahui tersebut. Artinya, pengetahuan selalu menuntut adanya
subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal
yang ingin diketahuinya.

Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa Inggris knowledge. Sedangkan


secara terminologi, Sidi Gazalba menjelaskan bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui
atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran1

Pengertian ilmu yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.2

Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang


pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun
menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.

menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil
pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan
pandai. Pengetahuan itu milik atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan
hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.

B. Proses berlangsungnya pengetahuan.

1
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hal.4.
2
Wihadi Admojo, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal.324
Terjadinya pengetahuan ini apakah berfilsafat a priori atau a posteriori. Pengetahuan a
priori adalah pengetahuan yang terjadi apa adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman
indera maupun pengalaman batin. Adapun pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang
terjadi karena adanya pengalaman, pengetahuan ini bertumpu pada kenyataan objektif3

Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John Hospers dalam
Abbas Hamami M, mengemukakan ada enam hal, yaitu sebagai berikut:

a. Pengalaman indera (sense experience) Penginderaan merupakan alat yang paling


penting dalam memperoleh pengetahuan, merupakan alat untuk menyerap segala sesuatu
objek yang ada di luar diri manusia. Jadi, pengetahuan berawal dari kenyataan yang dapat
diindera. Pengetahuan yang benar berdasarkan pengalaman yang kongkret dikembangkan
melalui paham empirisme, yang mempergunakan metode induktif dalam menyusun
pengetahuannya.

b. Nalar (reason) adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua
pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Pengetahuan
yang benar berdasarkan rasional yang abstrak dikembangkan melalui paham rasionalisme,
yang mempergunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya.

c. Otoritas (authority) adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan
diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber pengetahuan karena
kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai kewibawaan dalam
pengetahuannya.

d. Intuisi (intuition) adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa
proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat
pernyataan yang berupa pengetahuan. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa
melalui proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan; sebagai
dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, maka intuisi tidak bisa diandalkan.

e. Wahyu (revelation) adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi dan
rasul-Nya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan melalui wahyu karena
ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan itu. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah
3
Abbas Hamami M, Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan Diktat (Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM), hal.11.
satu sumber pengetahuan karena kita mengenal sesuatu yang bersumber pada kepercayaan
kita.

f. Keyakinan (faith) adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang
diperoleh melalui kepercayaan. Keyakinan yang dimaksud adalah kemampuan kejiwaan
manusia yang merupakan pematangan dari kepercayaan. Kepercayaan bersifat dinamis;
mampu menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi, sedangkan keyakinan sangat
statis; kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan sesuai.

C. Ciri pokok ilmu pengetahuan

Menurut The Liang Gie dalam Surajiyo, ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah
mempunyai lima ciri pokok, yaitu:

1) Empiris; pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.

2) Sistematis; berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan
itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.

3) Objektif; ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan
pribadi.

4) Analitis; pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian


yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.

5) Verifikatif; dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga 4

4
Van Melsen, Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita (terj. K. Bertens, Jakarta: Gramedia), hal.65-67.

Anda mungkin juga menyukai