Materi #1
Materi #1
Manajemen Pajak
&
Strategi Penghematan
Pajak Melalui Pemilihan
Bentuk Usaha
TM 1:
Irsan Lubis
MANAJEMEN PERPAJAKAN
1.
Dasar-Dasar
Manajemen Pajak
TM 1:
Irsan Lubis
MANAJEMEN PERPAJAKAN
1
Definisi & Tujuan Manajemen Pajak
2
Manajemen Pajak yang Baik
Dengan kata lain, perencanaan pajak merupakan upaya subjek pajak untuk
meminimalkan pajak yang terutang melalui skema yang memang telah jelas
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
3
Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Dalam skala internasional, Tax Planning dapat dilakukan dengan cara antara
lain:
1. Memindahkan subjek pajak ke negara-negara yang dikategorikan sebagai
negara yang memberikan perlakuan pajak khusus (keringanan pajak) atas
suatu jenis penghasilan;
2. Memindahkan objek pajak ke negara-negara yang dikategorikan sebagai
negara yang memberikan perlakuan pajak khusus (keringanan pajak) atas
suatu jenis penghasilan;
3. Memindahkan subjek pajak dan objek pajak ke negara-negara yang
dikategorikan sebagai negara yang memberikan perlakuan pajak khusus
(keringanan pajak) atas suatu jenis penghasilan tertentu.
4
Perencanaan Pajak (Tax Planning)
5
Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)
Tax Avoidance biasanya diartikan sebagai suatu skema transaksi yang ditujukan
untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan (loophole)
ketentuan perpajakan suatu negara.
Tax avoidance umumnya menyangkut perbuatan yang masih dalam koridor
hukum, meskipun tindakan tax avoidance berlawanan dengan maksud dari
pembuat undang-undang.
6
Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)
7
Tax Evasion (Penyelundupan Pajak)
Bentuk lain Tax Evasion adalah kecurangan dan penggelapan dalam segala
bentuknya seperti penyuapan terhadap petugas pajak, markup biaya, faktur fiktif,
pembukuan ganda, atau tindakan lainnya.
Tindak pidana dibidang perpajakan:
- Pasal 38, Pasal 39, Pasal 39A, Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 41B, Pasal 41C, dan
Pasal 43 UU KUP
- Pasal 24 dan Pasal 25 Undang Undang PBB
- Pasal 13 dan Pasal 14 Undang-Undang Bea Meterai
- Pasal 41A Undang-Undang PPSP
- Pasal 7 Undang-Undang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan
Perpajakan
Juga termasuk Tax Evasion.
8
Tax Evasion (Penyelundupan Pajak)
9
2.
Strategi Penghematan
Pajak Melalui Pemilihan
Bentuk Usaha
TM 1:
Irsan Lubis
MANAJEMEN PERPAJAKAN
Strategi Perencanaan Pajak (Tax Planning) dapat dimulai sejak awal memulai
bisnis dengan memilih bentuk badan usaha yang digunakan.
Pemilihan bentuk badan usaha menentukan besarnya beban pajak yang akan
ditanggung.
Tingkat keuntungan bisa sama antara beberapa badan usaha, tetapi besar
beban pajak yang ditanggung bisa berbeda.
10
Bentuk Badan Usaha
Ada 3 entitas hukum bisnis di Indonesia yang diakui oleh UU Perpajakan adalah:
1. Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan Yayasan
2. Persekutuan (Persekutuan Firma, Persekutuan Komanditer/CV, Persekutuan
Perdata/Kongsi)
3. Perseorangan
Dilihat dari aspek legalitasnya, bentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi dan
Yayasan adalah entitas berbadan hukum, karena ada pengesahan Menteri
Kehakiman dan HAM atas pendirian dan anggaran dasarnya.
Sedangkan, bentuk usaha Persekutuan (Persekutuan Firma, Persekutuan
Komanditer/CV, Persekutuan Perdata/Kongsi) dan usaha Perseorangan
merupakan entitas tidak berbadan hukum.
Pasal 1 UU KUP:
"Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik
negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap."
11
Entitas berbadan hukum:
1. Perseroan Terbatas (PT) (UU No. 40 Tahun 2007 ttg Perseroan Terbatas)
12
Entitas berbadan hukum:
(UU No. 28 Tahun 2004 ttg Perubahan atas UU
3. Yayasan No.16 Tahun 2001 ttg Yayasan)
Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan
dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
Yayasan bisa melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud
dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut dalam suatu
badan usaha.
13
Entitas tidak berbadan hukum:
1. Persekutuan Perdata (Partnership) (Pasal 1618-1652 KUH Perdata)
Persekutuan perdata adalah perjanjian di mana dua orang atau lebih, biasanya
berprofesi sama, mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu (barang, uang,
ataupun, keahlian) ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi
keuntungan yang terjadi karenanya.
Pasal 4 ayat 3 huruf i UU PPh:
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,
firma, dan kongsi, bukan merupakan objek pajak.
Wajib pajak badan
Tarif pajak 22% (Perpu No. 1 tahun 2020 & UU No. 7 tahun 2021 ttg HPP)
Firma merupakan suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di
bawah satu nama bersama.
Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap firma.
Pasal 4 ayat 3 huruf i UU PPh:
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,
firma, dan kongsi, bukan merupakan objek pajak.
Wajib pajak badan
Tarif PPh Final 0,5% untuk Peredaran Bruto Tertentu (<4,8M/th) berlaku
maks. 4 thn tahun bagi firma
Tarif pajak 22% (Perpu No. 1 tahun 2020 & UU No. 7 tahun 2021 ttg HPP)
14
Entitas tidak berbadan hukum:
3. Persekutuan Komanditer (CV) (Pasal 15-32 KUHD)
Pengaturan pajak atas CV diatur dalam Pasal 4 ayat 3 huruf i UU PPh, dimana
pengenaan pajak CV hanya dikenakan pada level Net Income saja. Distribusi
penghasilan kepada pemilik dalam bentuk prive tidak dikenakan PPh.
Pasal 4 ayat 3 huruf i UU PPh:
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,
firma, dan kongsi, bukan merupakan objek pajak.
15
Usaha Perseorangan
Usaha Perseorangan adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh
satu orang dimana, keuntungan atas usaha tersebut juga sepenuhnya menjadi
keuntungan satu orang tersebut. Biasanya memiliki nama Perusahaan Dagang
(PD), Usaha Dagang (UD), Usaha Perseorangan (UP), dan lain sebagainya.
Usaha perseorangan termasuk entitas tidak berbadan hukum.
Usaha Perseorangan
16
Faktor-Faktor dalam Pemilihan Bentuk Usaha
CV / FIRMA /
Tahun 2020 PT Perseorangan
Perdata
Income 60.000.000.000 60.000.000.000 60.000.000.000
COGS 58.800.000.000 58.800.000.000 58.800.000.000
Gross Margin 1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000
Operating Expense 500.000.000 500.000.000 500.000.000
Net Income Before Tax 700.000.000 700.000.000 700.000.000
Corporate Tax (rate 22%) 154.000.000 154.000.000
Personal Tax *) 133.400.000
Net Income After Tax 546.000.000 546.000.000 566.600.000
PPh Final atas Dividen (0%) **) -
Return yang diterima oleh Stakeholder 546.000.000 546.000.000 566.600.000
Total Tax 154.000.000 154.000.000 133.400.000
Net Income Before Tax 700.000.000 700.000.000 700.000.000
Total % Beban Pajak (Total Tax / Net
22% 22% 19%
Income Before Tax)
17
Ilustrasi 2: Perbandingan Beban Pajak Yang Ditanggung
Asumsi: Tidak ada koreksi fiskal & menggunakan Tarif Pasal 31E
CV / FIRMA /
Tahun 2020 PT Perseorangan
Perdata
Income 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000
COGS 14.700.000.000 14.700.000.000 14.700.000.000
Gross Margin 300.000.000 300.000.000 300.000.000
Operating Expense 125.000.000 125.000.000 125.000.000
Net Income Before Tax 175.000.000 175.000.000 175.000.000
Corporate Tax (Pasal 31E) 32.340.000 32.340.000
Personal Tax *) 10.450.000
Net Income After Tax 142.660.000 142.660.000 164.550.000
PPh Final atas Dividen (0%) **) -
Return yang diterima oleh Stakeholder 142.660.000 142.660.000 164.550.000
Total Tax 32.340.000 32.340.000 10.450.000
Net Income Before Tax 175.000.000 175.000.000 175.000.000
Total % Beban Pajak (Total Tax / Net
18% 18% 6%
Income Before Tax)
Catatan:
*) Asumsi PTKP K/3 = 72 juta
**) Dividen yang diterima oleh orang pribadi, sepanjang dividen tersebut diinvestasikan di
NKRI, dan badan dikecualikan dari objek pajak. (Pasal 4 ayat 3 huruf f UU No.11/2020)
18
Ilustrasi Perbandingan Beban Pajak Yang Ditanggung - lanjutan
end
19