Anda di halaman 1dari 9

Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021

Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

HUKUM KARMAPHALA DAN PUNARBAWA


MENURUT GARUDA PURANA
Oleh
Ni Putu Dasniari & I Wayan Sunampan Putra2
1
(1)(2)
STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja
dasniputu@gmail.com1 & sunamfan91@gmail.com2

Abstract
Hell is described as a place that is dirty, disgusting, hot, there are many bodies
of people who are tormented. In this place, people will be tortured for the actions
they did during their lifetime. Hell is a realm where Atman is punished, this realm is
outside this world that is among the planets in outer space. If a human being in his
life in this world has bad karma, then later when he dies his atma will be picked up
by the cikrabala, the jogormanik and the suratma, to bie presented to the yama god
and be judged and accept the decision where his atma will be punished. In Garuda
Purana there are several names of hell, namely: Rourava, Maha-rourava, Atisita,
Nirkrintana, Apratistha, Asipatravana, and Taptakumba. In addition, if someone has
done a period of punishment in hell, he will be reborn or reincarnated according to
his actions.

Keywords: Karmaphala, the Names of Hell, and Rebirth


menghadap dewa Yama
I. PENDAHULUAN (Marselinawati, 2020).
Agama Hindu tidak pernah luput Ketika atman meninggalkan
dari karma atau perbuatan yang tubuh jasmaninya dan mengambil
dilakukan oleh orang-orang dimasa wujud yang amat kecil, dalam wujud
hidupnya. Jika dimasa hidupnya ini orang yang telah meninggal itu
berbuat buruk maka dia akan masuk ke kemudian dibawa kea lam Yama.
neraka. Neraka dalam agama Hindu Segala tindakan yang dilakukan dalam
merupakan Dalam ajaran Hindu, kehidupan seseorang akan menentukan
neraka disebut sebagai Naraka atau di apa yang akan terjadi pada orang itu di
Bali dinamakan Tegal Penangsaran alam selanjutnya (Made, 2020). Dalam
adalah tempat orang berdosa disiksa garuda purana menyebutkan nama-
setelah mati (I Wayan Kariarta, 2021). nama neraka diantaranya tamisra,
Di sini juga merupakan tempat lohasanku, salmali, kudnala, kalasutra,
tinggal Dewa Yama atau dewa putimrttika, sanghata, lohatoda, savisa,
kematian yang lokasinya digambarkan sampratapana, mahanaraka, kakola,
berada di selatan jagat raya dan di sanjivana, mahaptha, avici,
bawah alam semesta (Gunawijaya, andhatamisra, kumbipaka dan patina.
2021). Ketika sang manu meninggal Penelitian ini bertujuan untuk
duia, utusan dewa yama akan datang mengetahui: 1. Mengetahui apa itu
untuk membawanya menghadap dewa Purana?, 2. Mengetahui apa itu Garuda
sang manu meninggal duia, utusan purana?, 3. apakah perbuatan seorang
dewa yama akan datang untuk manu akan ke sorga atau neraka?, 4.
membawanya menghadap dewa sang mengetahui apa itu neraka?, 5.
manu meninggal duia, utusan dewa Bagaimana neraka menurut garuda
yama akan datang untuk membawanya purana?, 6. Mengetahui bagaimana

Page 169
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

kelahiran kembali menurut Garuda III. PEMBAHASAN


Purana? 3.1 Pengertian Purana
Bagi umat Hindu, Purana adalah
II. METODE naskah yang disucikan. Mahabharata
Penelitian ini menggunakan menyatakan ada delapan belas Purana
pendekatan kualitatif (interpretif) yang dan juga menyebutkan tiga contoh
menitikberatkan pada deskripsi dan yaitu Markandeya Purana, Vayu
interpretasi sebuah tindakan. Penelitian Purana dan Matsya Purana. Meskipun
ini bersifat kualitatif, metode penelitian Ramayana tidak menyebut-nyebut
kualitatif adalah metode penelitian salah satu contoh Purana, namun dalam
yang berlandaskan pada filsafat epos ini kata Purana disebut beberapa
postpositivisme, digunakan untuk kali, yang berarti bahwa pengarang
meneliti pada kondisi objek yang Ramayana dan Mahabharata sudah
alamiah (sebagai lawannya adalah sangat mengenal Purana (Gunawijaya,
eksperimen) dimana peneliti adalah 2020). Dengan demikian Purana adalah
sebagai instrumen kunci, teknik naskah kuno. Kata Purana sendiri
pengumpulan data dilakukan secara sebenarnya berarti tua atau kuno.
triangulasi (gabungan), analisis data Kedua epos tadi fan Purana ini
bersifat induktif/kualitatif dan hasil termasuk ke dalam golongan kitab
penelitian kualitatif lebih menekankan ‘Itihasa’ yang berarti “sesuatu yang
makna dari pada generalisasi benar-benar terjadi atau sejarah”.
(Sugiyono, 2016: 9). Purana adalah bagian dari kesusastraan
Studi kepustakaan adalah segala Hindu yang memuat mitologi, legenda,
usaha yang dilakukan oleh peneliti dan kisah-kisah zaman dulu. Kata
untuk menghimpun informasi yang Purana berarti sejarah kuno atau cerita
relevan dengan topik atau masalah kuno. Ada 18 kitab Purana yang
yang akan atau sedang diteliti. terkenal dengan sebutan
Informasi itu dapat diperoleh dari “Mahapurana”. Penulisan kitab-kitab
buku-buku ilmiah, laporan penelitian, Purana diperkirakan dimulai pada
karang-karangan ilmiah, tesis dan tahun 500 SM.
disertasi, dan sumber-sumber tertulis Kata Purāna berarti tua atau
lain baik cetak maupun elektronik. kuno. Kata ini dimaksudkan sebagai
Studi kepustakaan merupakan suatu nama jenis buku yang berisikan cerita
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dan keterangan mengenai tradisi-tradisi
dari suatu penelitian. Teori-teori yang yang berlaku pada zaman dahulu kala.
mendasari masalah dan bidang yang Berdasarkan bentuk dan sifat isinya,
akan diteliti dapat ditemukan dengan Purana adalah sebuah Itihāsa karena di
melakukan studi kepustakaan (Iwan dalamnya memuat catatan-catatan
Hermawan, 2019: 18) Penulis tentang berbagai kejadian yang bersifat
memperoleh data melalui buku-buku, sejarah. Tetapi melihat kedudukanya,
artikel-artikel, dan berbagai sumber Purana adalah merupakan jenis kitab
lainnya seperti Link, serta mengutip Upaveda yang berdiri sendiri, sejajar
bagian tertentu yang berkaitan dengan pula dengan Itihasa. Ini tampak ketika
penelitian ini. membaca keterangan yang menjelaskan
bahwa untuk mengetahui isi Veda
dengan baik, kita harus pula mengenal
Itihasa, Purana, dan Akhyana (Komang
Heriyanti, 2021).

Page 170
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Dapat disimpulkan bahwa yang Purana termasuk Sattvika purana (Oka


dimaksud dengan Purana adalah kitab Sanjaya, 2001:3).
yang memuat berbagai macam tradisi
atau kebiasaan dan keterangan- 3.3 Perbuatan manu akan
keterangan lainnya, baik itu tradisi, membawa ke sorga atau
tradisi lokal, tradisi keluarga, dan neraka
lainnya. Oleh karena di dalamnya Karmaphala merupakan
banyak memuat penjelasan mengenai keyakinan umat hindu mengenai
kebiasaan para Rsi, alam pikiran atau sebuah hukum sebab akibat.
ajaran serta kebiasaan yang dijalankan, Karmaphala ini dapat dikatakan juga
maka Purana adalah semacam kitab sebagai hasil perilaku kita dalam
sunnahnya dalam agama Hindu atau kehidupan sehari-hari, dimana setiap
sebagai dasar untuk memahami Sila perbuatan membuahkan hasil yang
dan Acara. tidak dapat dihindari, karena sifatnya
pasti. Hukum karma adalah semacam
3.2 Pengertian Garuda Purana hukum yang melekat pada diri setiap
Purana dianggap sebagai kitab orang, ia mencatat perilaku dan
suci yang menetapkan pedoman untuk mengadili orang yang bersangkutan
kehidupan beragama dan kesucian, secara cermat. Agama hindu
sehingga besar dalam bentuk cerita menyebutnya sebagai hukum organic
atau ayat. Garuda purana dikatakan (Made, 2020). Karmaphala juga
berumur sekitar 700 tahun. Garuda merupakan salah satu dari lima
purana adalah salah satu yang termasuk keyakinan agama Hindu serta filsafat.
ke 18 purana tersebut. Garuda purana Karmaphala member optimisme
memiliki tiga kanda. Mereka adalah kepada setiap manusia, bahkan semua
acara kanda, yang umum berhubungan makhluk hidup. Dalam ajaran ini,
dengan ritual, dharmasastra dll, yang semua perbuatan akan mendatangkan
berhubungan dengan kematian dn hasil. Apapun yang kita perbuatan,
subjek-subjeknya, brahma kanda seperti itulah hasil yang akan kita
berhubungan dengan supremasi Dewa terima (Putra, 2020). Dalam Slokantara
Visnu. Pada Garuda purana bagian 68 menjelaskan sebagai berikut:
kedua yaitu preta kanda, berurusan
dengan kematan dan ritual. Karma Phala ngaran ika,
Garuda purana adalah salah satu Pahalaning gawe hala hayu,
Purana merupakan bagian dari tubuh
dari teks Hindu yang dikenal sebagai Artinya:
Smrti. Ini termasuk golongan Purana Karma Phala artinya akibat
Vaisnava dan bagian pertama berisi (phala) dari buruk (suatu) perbuatan
dialog antara Visnu dan Garuda. (Karma). Ajaran Karma Phala
Bagian kedua berisi rincian kehidpan merupakan ajaran yang memberikan
setelah kematian, upacara pemakaman kepercayaan dan keyakinan kepada
dan metafisika dari reinkarnasi. Kitab umatnya akan adanya gerak atau
ini merupakan bentuk petuah Visnu aktivitas kehidupan yang akan
untuk Garuda (Raja Burung) selain itu menerima pahala atau buahnya
isinya juga mengulas tentang (Kemenuh, Ida Ayu Aryani. 2020:25).
astronomi, kedokteran, tata bahasa, dan Karmaphala adalah sebuah
struktur batu permata. Purana Garuda hukum kausalitas bahwa setiap
terdiri dari 19.000 sloka. Garuda perbuatan akan mendatangkan hasil.

Page 171
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Dalam konsep Hindu berbuat itu terdiri 3.4 Pengertian Neraka


dari atas perbuatan melalui pikiran, Banyak umat Hindu beranggapan
perbuatan melalui perkataan, dan bahwa di dalam ajaran Hindu tidak ada
perbuatan melalui tingkah laku, dan tidak dikenal konsep mengenai
ketiganyalah akan mendatangkan hasil Sorga dan Neraka mengingat dalam
bagi yang berbuat. Kalau perbuatan konsep Panca Shrada (lima keyakinan)
baik, hasilnya pasti akan baik, jika umat hindu mempercayai adanya
perbuatan yang dilakukan itu jahat, Purnabawa (Reingkarnasi). Sorga dan
maka hasilnya juga akan tidak baik. Neraka dalam pandangan Hindu amat
Menurut Sarasamuscaya sloka jarang diperbincangkan, karena agama
I,7dijelaskan bahwa: Hindu kerap hanya dipahami meyakini
hukum kharmaphala dan mempercayai
“Apan ikang janma mangke, Reinkarnasi atau kehidupan kembali
pagawayang subhasubhakarma juga setelah kematian, sehingga banyak
ya, ikang ri pena pabhuktyan orang meyakini bahwa Hindu tidak
karmaphala ika, kalinganya, ikang mengenal Sorga dan Neraka.
subhasubhakarma mangke ri pena Sesungguhnya konsep Sorga dan
ika an kabukti phalanya, ri pegatni Neraka ada dalam ajaran Hindu.
kabhuktyanya, mangjanma ta ya Namun ia bukan menjadi tujuan akhir
muwah, tumuta wasananing dari manusia sehingga bagi orang
karmaphala, wasana ngaraning Hindu tujuan akhir adalah bukan
sangkara, turahning ambematra, ya masuk Sorga, melainkan Moksha atau
tinutning parbhasa, swargacyuta, bersatunya jiwa (Atman) dengan Sang
narakasyuta, kunang ikang Maha Pencipta (Brahman). Neraka
subhasbukarma ri pena, tan paphala memang diperlukan. Ini adalah
ika, matangnyan mangke ungkapan yang sangat profokatif.
jugapengpongasubhaasubhakarma” Sebuah argumen mengatakan, apabila
hasil yang diterima setiap orang sama-
Artinya: entah itu baik atupun tidak dan
Terlahir sebagai manusia adalah mendapat imbalan yang sama-lantas
kesempatan untuk melakukan apa yang mendasari orang untuk selalu
perbuatan bijak dan jahat, yang berbuat baik, berbuat berdasarkan
hasilnya akan dinikmati di akhirat Dharma (Dewi, 2021).
(sorga atau neraka). Apapun yang Di dalam Hindu sangat sedikit
diperbuat dalam kehidupan ini hasilnya mantra ataupun sloka yang
akan dinikmati di akhirat, setelah menjelaskan kosep Neraka mengingat
menikmati pahala akhirat, lahir lagi ke Hindu mengakui terjadinya reinkarnasi
bumi. Di akhirat tidak ada perbuatan atau proses kelahiran kembali dan
apapun yang berphala. Sesungguhnya konsep Moksha. Di Hindu Neraka
hanya perbuatan di bumi inilah yang dikatakan merupakan balasan yang
paling menentukan. diterima pada saat reinkarnasi atau
Jika seorang manu dimasa dalam proses kelahiran kembali. Di
hidupnya yg hanya mementingkan diri dalamnya kita di berikan dua pilihan
sendiri atau memiliki sifat tamak maka yang berdasar pada perbuatan kita pada
di kematiannya atmanya akan dijemput masa hidup terdahulu, yaitu reinkarnasi
oleh para utusan dewa Yama. Dewa Sorga atau reinkarnasi Neraka.
Yama lah yang akan menyiksa Neraka dalam pandangan agama
seseorang yang berbuat jahat. semit digambarkan sebagai suatu

Page 172
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

tempat yang terletak jauh di dalam makhluk lain. Sifat alam rajas dan
bumi. Ia adalah tempat penyiksaan tamas adalah penyebab seorang manu
yang sangat mengerikan berbentuk masuk ke neraka setelah ajal. Semua
kawah api yang panasnya beribu kali perbuatan dan kegiatan berdosa
lipat dari panas api di dunia (Dewi, tersebut diatas pasti menuntun menuju
2020). Roh-roh yang banyak neraka setelah ajal. Seluruh planet
melakukan dosa di dunia akan neraka terletak dibagian selatan alam
mengalami penyiksaan ditusuk dengan semesta material, di bawah Bhu-
tombak dan dipukuli dengan palu Mandala dan sdikit diatas samudra
godam. Tidak dapat dipungkiri lagi Grabha. Pitraloka merupakan pelanet
bahwa neraka merupakan tempat para leluhur yang terletak di bagian
penyiksaan dan kesengsaraan para roh- bawah.
roh jahat dalam semasa hidupnya dia Setelah orang-orang meninggal
membuat karma yang buruk. dunia, roh orang-orang berdosa itu
berada di wilayah kekuasaannya,
3.5 Neraka Menurut Garuda dengan cermat dan tepat utusan dewa
Purana Yama (Yamadhuta) akan datang untuk
Dosa adalah reaksi atau akibat membawanya menghadap dewa Yama.
buruk dan menyesengsarakan yang Utusan dewa Yama memiliki
timbul dari perbuatan yang penampakan yang sangat menakutkan,
bertentangan dengan atau menyimpang mereka membawa tongkat dan gada
dari petunjuk dan aturan sastra (kitab ditangannya. Ketika atman
suci Veda). Perbuatan yang meninggalkan tubuh jasmaninya dan
menimbulkan akibat buruk ini sering mengambil wujud yang amat kecil,
disebut perbuatan kotor, jahat, dan sepanjang jemarami. Dalam wujud ini,
kejam. Dalam kitab Bhagavadgita orang yang telah meninggal itu
16.16 menyatakan “patanti narahe” kemudian dibawa kealam Yama
sucau, karna melakukan perbuatan dengan cepat yama mengadili mereka
tidak suci alias kotor, maka setelah ajal sesuai dengan detail keterangan-
seseorang jatuh ke neraka”. keterangan dosanya yang diprbuat oleh
Dalam Garuda Purana hal 63, mereka (Sanjaya, 2001:65).
menyatakan bahwa jika seseorang yang Selanjutnya Yama mengirim
meninggal dunia, maka atman pertama mereka kesalah satu planet neraka yang
kali ia akan dibawa kealam Yama dan banyak itu untuk menjalani hukuman
dibuat menderita karena dosanya setimpal untuk mempertanggung
sendiri. Dengan membawa sifat tamas jawabkan segala dosanya. Untuk
adalah salah satu pintu menuju neraka. menampung berbagai jenis dosa, maka
Dalam Bhagavadgita 18.32 ada berbagai jenis neraka sesuai
menyebutkan bahwa sifat alam tamas dengan dosa itu: Neraka yang
(kegelapan/kebodohan) kunci awal terpenting adalah Rourava, yang
menyebabkan orang selalu sarvarthan disediakan untuk mereka yang
viparitam ca, keliru/sesat dalam segala senantiasa berbohong dan memberikan
kegiatannya. Ini brarti manusia tamasik kesaksian palsu. Neraka ini memiliki
selalu berbuat menyimpang dari wilayah yang paling panjang dan penuh
petunjuk kitab suci Veda (Anggraini, dengan lubang-lubang besar. Lubang-
2020). Dengan kata lain, dia selalu lubang ini didalamnya terdapat
melakukan vikarma, perbuatan kotor/ batubara yang menyala. Pertama-tama
jahat yang menyengsarakan makhluk- sang pendosa dilepaskan dari salah satu

Page 173
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

ujung neraka itu dan berlajan menuju Ini akan terjadi karna ketika sebuah
keujung-ujung yang lainnya, dalam sayatan berakhir maka dagingnya
perjalanannya itu tentu saja ia akan menyatu lagi dan cakra itu brgerak ke
terperosok beberapa kali ke dalam bagian lagi demikianlah seterusnya.
lubang dan mengalami luka kebakaran Orang itu tidak mati tapi ia seribu
yang hebat. Dan jika ia berhasil tahun sebelum orang itu terbebas.
menembus ujung yang satunya maka ia Sebuah neraka yang dinamakan
keluar dari neraka itu. Jika ada dosa Apratistha adalah tempat dimana para
lainnya yang dimiliki, maka ia akan pendosa dibuat seperti kincir angin
pergi ke neraka yang lainnya (Komang diputar-putar dengan kencang hingga
Heriyanti, 2021). mereka mengeluarkan darah dam isi
Neraka selanjutnya adalah Maha- perut dari mulut mereka (Gunawijaya,
rourava, neraka ini dipenuhi oleh yang 2019).
membara. Nyala api itu begitu hebat Neraka yang dinamakan
hingga akan menyakiti mata sang Asipatravana merupakan neraka
pendosa. Tangan dan kaki orang itu wilayah yang besar. Ujung dari neraka
akan diikat lalu ia dimasukkan kedalam ini sangat panas dan ditengahnya
neraka itu. Disanalah ia terbakar, dan tumbuh sebuah pohon yang besar.
dalam penderitaan itu ditambah lagi dibagian tengah terasa agak sejuk.
dengan adanya burung gagak yang Pendosa dilepaskan dari ujungnya dan
ganas, binatang pemangsa nyamuk dan menderita kepanasan hingga mereka
kalajengking, ini akan menggigitnya sampai di bagian tengah. Kata asi
dan memakan dagingnya yang berarti pedang, kata patra berarti
terbakar. Setelah beberapa tahunnya bilahan pedang dan kata van berarti
dihabiskan di neraka ini, maka ia akan hutan. Neraka ini dinamakan demikian
dibebaskan (Oka Sanjaya, 2001:66). karena didalamnya terdapat pepohonan
Tidak seperti di Maharourova yang memiliki daun yang sangat tajam
atau rourava, neraka yang dinamakan setajam pedang, dan karena harus
Atisita terasa sangat dingin. Disana melalui hutan itu maka daging dari para
tidak ada cahaya dan segalanya pendosa itu disayat-sayat oleh
hanyalah kegelapan. Satu-satunya dedaunan yang tajam itu. Hutan itu
panas yang bisa dihasilkan adalah juga dipenuhi dengan anjing-anjing
dengan merapatkan tubuh sesama ganas yang segera memakan daging
pendosa ada badai dingin yang tubuh para pendosa yang tersayat
membuat kulit mengeras dan tidak ada (Sanjaya, 2001:67).
makanan yang bisa dimakan untuk Neraka selanjutnya adalah
memuaskan rasa lapar (Sanjaya, Taptakumba, neraka ini memilki
2001:66). Neraka yang dinamakan sebuah wajan besar yang panas. Wajan
Nirkrintana agak berbeda dengan ini dipenuhi dengan minyak yang
neraka-neraka sebelumnya. Tubuh mendidih. Sang pendosa digantung
pendosa diikatkan pada sebuah tiang diatas lalu dibawa ke bawah dan
lalu disayat-sayat dengan senjata cakra dipanggang di dalam wajan itu, dan
yang tajam. (Sanjaya, 2001:66-67). ketika ada bagian tubuh yang tergoreng
Dari pernyataan itu dimulai dari yang Nampak dipermukaan, maka ada
kaki hingga ke kepala lalu diulang lagi binatang buas yang akan datang untuk
dari kaki, dan yang paling tragis dari memakannya. (Sanjaya, 2001:68).
semua itu adalah sang pendosa tidak Itulah nama-nama neraka yang
mengalami kematian dalam proses itu. telah dijelaskan yaitu Rourava,

Page 174
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Maharourava, Atisita, Nikrintan, berulang kali dilemparkan dengan


Aprathistha, Asiptravana dan kepala lebih dul dari gunung setinggi
Taptakumbha. Semua nama neraka itu 100 yojana yang sisinya adalah
terdapat di alam bawah tanah. Neraka- gelombang batu, tetapi tanpa air.
neraka itu begitu menakutkan hingga Tubuhnya terus menerus rusak, tetapi
satu hari disana terasa bagaikan seratus dipastikan bahwa dia tidak mati.
tahun dibumi. Penghukuman yang Neraka kalasutra merupakan
dilakukan di setiap neraka ditetapkan neraka benang waktu atau benang
sesuai dengan aturannya. kematian, salah satu dari 21 neraka.
Tetapi dalam garuda purana Dalam neraka ini menempatkan untuk
“visnu kemudian menyebutkan para pembunuh Brahman atau pendeta
beberapa nama neraka-neraka itu. suci di dalam neraka ini, dan ini adalah
Diantaranya yaitu: Tamisra, tentang membunuh baik dengan
Lohasanku, Salmali, Kudnala, perbuatan dan dengan ucapan atau
Kalasutra, Putimrttika, Sanghata, pikiran, dengan menimpakan kejahatan
Lohatoda, Savisa, Sampratapana, pada seorang Brahman atau guru.
Mahanaraka, Kakola, Sanjivana, Neraka ini juga dimaksudkan untuk
Mahapatha, Avici, Andhatamisra, mereka yang tidak menghormati orang
Kumbhipaka, dan Patana (Sanjaya, tua yang baik, sesepuh dalam hierarki,
2001:89). leluhur dan orang suci. Neraka ini
Neraka tamisra merupakan dibuat dari tembaga dan sangat panas,
neraka kegelapan, neraka ini ditujukan menyala dengan api dari bawah dan
untuk orang yang merampas kekayaan, matahari yang sangat merah dari atas,
istri atau anak orang lain. Di alam dineraka ini orang berdosa membakar
gelap ini, dia diikat dengan tali dan dari dalam dengan rasa lapar dan haus,
kelaparan tanpa makanan atau air. Dia dan dari luar mereka merasakan panas
dipukuli dan di cela oleh Yamadutas yang ada disana, bahkan saat tidur atau
sampai dia pingsan. Neraka Salmali melarikan diri.
merupakan neraka pohon kapas sutra Neraka Kumbhipaka merupakan
dengan seperti petir/vajras, dalam neraka yang direbus dalam kuali, yang
neraka ini seseorang yang melakukan di ceret masak orang-orang yang
hubungan seksual dengan non manusia berdosa. Dalam neraka ini seseorang
atau yang melakukan hubungan seksual yang telah memask atau menggoreng
berlebihan diikat ke pohon salmali dan hewan atau burung direbus hidup-hidup
ditarik oleh Yamadutas sehingga duri dalam kuali selama bertahun-tahun
tersebut merobek tubuhnya. seperti bulu hewan atau bulu burung
Neraka andhatamisra merupakan yang mereka masak atau goreng
neraka kegelapan buta. Di neraka ini sebagai korbannya. Sedangkan neraka
seorang pria, yang menipu pria lain dan Kakola merupakan neraka racun hitam
menikmati istri atau anak-anaknya yang dasarnya dalam, siapapun yang
yang disiksa sampai dia kehilangan masuk ke dalamnya tidak akan terlepas
kecerdasan dan penglihatannya. terjelma lagi.
Penyiksaan digambarkan seperti Nah itu dia nama-nama neraka
menebang pohon di akarnya. Nama yang disebutkan dalam garuda purana.
neraka Avici merupakan neraka tanpa Dan ketika sesorang sudah menjalani
air atau tanpa gelombang, dimana masa hukumannya di neraka, maka
dalam neraka ini seseorang yang tibalah saatnya orang itu dilahirkan
bersumpah atau sedang berbisnis, kembali. Dan sebagai apa orang itu

Page 175
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

nantinya, ditentukan oleh karmanya mereka banyak melakukan perbuatan


pada kehidupan sebelumnya. Semakin dan selalu membuahkan hasil yang
besar dosa yang dilakukan dalam setimpal. Jika manusia tidak sempat
hidupan terdahulu, maka semakin berat menikmati hasil perbuatannya seumur
kehidupan yang akan datang. hidup, maka mereka diberi kesempatan
Demikianlah perputaran hidup untuk menikmatinya pada kehidupan
berlangsung, penebusan dan kelahiran selanjutnya (Putra, 2021).
kembali berlangsung. Pada saat jiwa lahir kembali, roh
Sedangkan mengenai phala yang yang utama kekal namun raga kasarlah
dilakukan, didapatkan di surga akan yang rusak, sehingga roh harus
tetapi seperti halnya dengan hukuman berpindah ke badan yang baru untuk
di neraka, pahala yang didapatkan menikmati hasil perbuatannya. Dalam
tidaklah selamanya, dan setelah garuda purana jika seorang pendosa
menikmati pahalanya di surga, maka ia dilahirkan kembali untuk menerima
akan mengalami kelahiran kembali atau sisa-sisa perbuatannya di masa
punarbhawa (reinkarnasi). lampaunya, jika seorang pembunuh
Brahmana maka orang pendosa
3.6 Kelahiran kembali atau dilahirkan kembali menjadi seekor
Punarbhawa menurut Garuda anjing, pembunuh seorang Brahmana
Purana juga bisa lahir sebagai penderita
Reinkarnasi (dari bahasa Latin tuberkolosis. Jika seorang pembohong
untuk "lahir kembali", dalam beberapa akan menjadi orang bisu pada
kitab suci Agama Hindu menjelaskan kehidupan selanjutnya. Nah itu dia jika
bahwa reinkarnasi merupakan seseorang yang melaluka dosa-dosa
perbuatan yang berdasarkan pada pada kehidupan terdahulunya, dosa apa
kehidupan terdahulu yaitu reinkarnasi yang mereka perbuat maka di kelahiran
dari surga dan reinkarnasi dari neraka kembali mereka dilahirkan menjadi
(Dharmaputra, 2020:142). Kepercayaan binatang atau memiliki penyakit, itu
agama Hindu bahwa seseorang itu akan semua hasil perbuatan mereka dimasa
mati dan dilahirkan kembali dalam lampau (Sanjaya, 2001:47).
bentuk kehidupan lain (Reinkarnasi).
Yang dilahirkan itu bukanlah wujud IV. SIMPULAN
fisik sebagaimana keberadaan kita saat Purana merupakan bagian dari
ini. Yang lahir kembali itu adalah jiwa kesusastraan Hindu yang memuat
orang tersebut yang kemudian mitologi, legenda, dan kisah-kisah
mengambil wujud tertentu sesuai zaman dulu. Kitab purana memiliki 18
dengan hasil perbuatannya terdahulu. Purana diantaranya Garuda purana
Roh dan jiwa yang lahir kembali tidak merupakan naskah yang disucikan,
akan mengingat kehidupannya yang dalam garuda puranamenceritakan
terdahulu agar tidak mengenang duka tentang neraka, kelahiran kembali, dan
yang bertumpuk-tumpuk di kehidupan lainnya. Setiap manusia pasti memiliki
lampau. Sebelum mereka dosa baik itu disengaja atau tidak
bereinkarnasi, biasanya jiwanya pergi disengaja. Dalam agama Hindu jika
ke surga atau ke neraka. Dalam filsafat seorang manu memiliki karma yang
agama Hindu, reinkarnasi terjadi buruk atau jahat nantinya orang
karena jiwa harus menanggung hasil tersebut setelah meninggal akan
perbuatan pada kehidupannya yang menerima pahalanya, dan setiap
terdahulu. Pada saat manusia hidup, perbuatan jahat akan masuk ke neraka

Page 176
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

yang akan diadili oleh dewa Yama. Kuantitatif, Kualitatif Dan Mixed
Jika seseorang itu sudah melakukan Methode. Jl. Cilombang 2-
masa hukumannya di neraka, seorang Kuningan 45591: Hidayatul
manu akan lahir kembali atau Quran Kuningan.
reinkarnasi. Dalam reinkarnasinya Heriyanti, K., & Utami, D. (2021).
tidak akan berwujud manusia pada Memahami Teologi Hindu
kehidupan yang dahulu, melainkan Dalam Konteks Budaya.
berubah wujud sesuai dengan SWARA WIDYA: Jurnal Agama
perbuatan terdahulunya. Nah Hindu, 1(1).
demikianlah perputaran hidup Kariarta, I. W., & Wantari, L. (2021).
berlangsung, penebusan dan kelahiran Sreya dan Preya Dalam Persfektif
kembali yang terus berlangsung. Teologi Hindu. SWARA
WIDYA: Jurnal Agama Hindu,
DAFTARA PUSTAKA 1(1).
Anggraini, P. M. R. (2020). Keindahan Kemenuh, Ida Ayu Aryani. 2020.
Dewi Sri sebagai Dewi Ajaran Karma Phala Sebagai
Kemakmuran dan Kesuburan di Hukum Sebab Akibat Dalam
Bali. JÃ±Ä nasiddhâ nta: Jurnal Hindu. Jurnal Hukum Hindu 4
Teologi Hindu, 2(1), 21-30. (1)
Dewi, N. M. E. K. (2020). Teologi Marselinawati, P. S. (2020, June).
Pemujaan Dewa Gede Celak TEOLOGI PENDIDIKAN
Kontong. Kamaya: Jurnal Ilmu AGAMA HINDU DALAM
Agama, 3(3), 371-383. TEKS BHISMA PARWA. In
Dewi, N. M. E. K. (2021). Siva Prosiding Seminar Nasional
Nataraja Perspektif Teo-Estetik. Dharma Acarya (Vol. 1, No. 2).
JÃ±Ä nasiddhâ nta: Jurnal Putra, I. W. (2020). Hedonisme
Teologi Hindu, 2(2), 17-26. Epikuros dalam Perspektif Etika
Dharmaputra, Made Urip. 2020. Hindu. Sanjiwani: Jurnal Filsafat,
Sanatana Dharma Buku 114-125.
Penunjang Pendidikan Agama Putra, I. W. S. (2020). KAJIAN
Hindu dan Budi Pekerti Untuk TEOLOGI HINDU DALAM
SMP Kelas VII. Badung-Bali: TEKS SIWA TATTWA. Vidya
Nilacakra DarÅ› an: Jurnal Filsafat Hindu,
Diantary, Yunitha Asri Ni Made. 2020. 1(2).
Karmaphala Tattwa dalam Putra, I. W. (2021). implikasi Covid-19
Matsya Purana. Jurnal Agama Terhadap Nilai Kesusilaan
Hindu 1 (1) Persfektif Teologi Moral.
Gunawijaya, I. W. T. (2019). Sphatika: Jurnal Teologi, 38-48.
Kelepasan dalam Pandangan Sanjaya, Gede Oka. 2001. Garuda
Siwa Tattwa Purana. \Purana.Surabaya:Penerbit
Jñānasiddhânta: Jurnal Teologi Paramita
Hindu, 1(1). Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Gunawijaya, I. W. T. (2021). Cetik Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Pegulatan Profan & Bandung: Alfabeta, CV.
Sakral. Proseding Mistisisme https://phdi.or.id/artikel/neraka-
Nusantara Brahma Widya. menurut-garuda-purana
Hermawan, Iwan. 2019. Metodologi https://id.m.wikipedia.org/wiki/Reinkar
Penelitian Pendidikan nai

Page 177

Anda mungkin juga menyukai