Abstract
Hell is described as a place that is dirty, disgusting, hot, there are many bodies
of people who are tormented. In this place, people will be tortured for the actions
they did during their lifetime. Hell is a realm where Atman is punished, this realm is
outside this world that is among the planets in outer space. If a human being in his
life in this world has bad karma, then later when he dies his atma will be picked up
by the cikrabala, the jogormanik and the suratma, to bie presented to the yama god
and be judged and accept the decision where his atma will be punished. In Garuda
Purana there are several names of hell, namely: Rourava, Maha-rourava, Atisita,
Nirkrintana, Apratistha, Asipatravana, and Taptakumba. In addition, if someone has
done a period of punishment in hell, he will be reborn or reincarnated according to
his actions.
Page 169
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 170
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 171
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 172
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
tempat yang terletak jauh di dalam makhluk lain. Sifat alam rajas dan
bumi. Ia adalah tempat penyiksaan tamas adalah penyebab seorang manu
yang sangat mengerikan berbentuk masuk ke neraka setelah ajal. Semua
kawah api yang panasnya beribu kali perbuatan dan kegiatan berdosa
lipat dari panas api di dunia (Dewi, tersebut diatas pasti menuntun menuju
2020). Roh-roh yang banyak neraka setelah ajal. Seluruh planet
melakukan dosa di dunia akan neraka terletak dibagian selatan alam
mengalami penyiksaan ditusuk dengan semesta material, di bawah Bhu-
tombak dan dipukuli dengan palu Mandala dan sdikit diatas samudra
godam. Tidak dapat dipungkiri lagi Grabha. Pitraloka merupakan pelanet
bahwa neraka merupakan tempat para leluhur yang terletak di bagian
penyiksaan dan kesengsaraan para roh- bawah.
roh jahat dalam semasa hidupnya dia Setelah orang-orang meninggal
membuat karma yang buruk. dunia, roh orang-orang berdosa itu
berada di wilayah kekuasaannya,
3.5 Neraka Menurut Garuda dengan cermat dan tepat utusan dewa
Purana Yama (Yamadhuta) akan datang untuk
Dosa adalah reaksi atau akibat membawanya menghadap dewa Yama.
buruk dan menyesengsarakan yang Utusan dewa Yama memiliki
timbul dari perbuatan yang penampakan yang sangat menakutkan,
bertentangan dengan atau menyimpang mereka membawa tongkat dan gada
dari petunjuk dan aturan sastra (kitab ditangannya. Ketika atman
suci Veda). Perbuatan yang meninggalkan tubuh jasmaninya dan
menimbulkan akibat buruk ini sering mengambil wujud yang amat kecil,
disebut perbuatan kotor, jahat, dan sepanjang jemarami. Dalam wujud ini,
kejam. Dalam kitab Bhagavadgita orang yang telah meninggal itu
16.16 menyatakan “patanti narahe” kemudian dibawa kealam Yama
sucau, karna melakukan perbuatan dengan cepat yama mengadili mereka
tidak suci alias kotor, maka setelah ajal sesuai dengan detail keterangan-
seseorang jatuh ke neraka”. keterangan dosanya yang diprbuat oleh
Dalam Garuda Purana hal 63, mereka (Sanjaya, 2001:65).
menyatakan bahwa jika seseorang yang Selanjutnya Yama mengirim
meninggal dunia, maka atman pertama mereka kesalah satu planet neraka yang
kali ia akan dibawa kealam Yama dan banyak itu untuk menjalani hukuman
dibuat menderita karena dosanya setimpal untuk mempertanggung
sendiri. Dengan membawa sifat tamas jawabkan segala dosanya. Untuk
adalah salah satu pintu menuju neraka. menampung berbagai jenis dosa, maka
Dalam Bhagavadgita 18.32 ada berbagai jenis neraka sesuai
menyebutkan bahwa sifat alam tamas dengan dosa itu: Neraka yang
(kegelapan/kebodohan) kunci awal terpenting adalah Rourava, yang
menyebabkan orang selalu sarvarthan disediakan untuk mereka yang
viparitam ca, keliru/sesat dalam segala senantiasa berbohong dan memberikan
kegiatannya. Ini brarti manusia tamasik kesaksian palsu. Neraka ini memiliki
selalu berbuat menyimpang dari wilayah yang paling panjang dan penuh
petunjuk kitab suci Veda (Anggraini, dengan lubang-lubang besar. Lubang-
2020). Dengan kata lain, dia selalu lubang ini didalamnya terdapat
melakukan vikarma, perbuatan kotor/ batubara yang menyala. Pertama-tama
jahat yang menyengsarakan makhluk- sang pendosa dilepaskan dari salah satu
Page 173
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
ujung neraka itu dan berlajan menuju Ini akan terjadi karna ketika sebuah
keujung-ujung yang lainnya, dalam sayatan berakhir maka dagingnya
perjalanannya itu tentu saja ia akan menyatu lagi dan cakra itu brgerak ke
terperosok beberapa kali ke dalam bagian lagi demikianlah seterusnya.
lubang dan mengalami luka kebakaran Orang itu tidak mati tapi ia seribu
yang hebat. Dan jika ia berhasil tahun sebelum orang itu terbebas.
menembus ujung yang satunya maka ia Sebuah neraka yang dinamakan
keluar dari neraka itu. Jika ada dosa Apratistha adalah tempat dimana para
lainnya yang dimiliki, maka ia akan pendosa dibuat seperti kincir angin
pergi ke neraka yang lainnya (Komang diputar-putar dengan kencang hingga
Heriyanti, 2021). mereka mengeluarkan darah dam isi
Neraka selanjutnya adalah Maha- perut dari mulut mereka (Gunawijaya,
rourava, neraka ini dipenuhi oleh yang 2019).
membara. Nyala api itu begitu hebat Neraka yang dinamakan
hingga akan menyakiti mata sang Asipatravana merupakan neraka
pendosa. Tangan dan kaki orang itu wilayah yang besar. Ujung dari neraka
akan diikat lalu ia dimasukkan kedalam ini sangat panas dan ditengahnya
neraka itu. Disanalah ia terbakar, dan tumbuh sebuah pohon yang besar.
dalam penderitaan itu ditambah lagi dibagian tengah terasa agak sejuk.
dengan adanya burung gagak yang Pendosa dilepaskan dari ujungnya dan
ganas, binatang pemangsa nyamuk dan menderita kepanasan hingga mereka
kalajengking, ini akan menggigitnya sampai di bagian tengah. Kata asi
dan memakan dagingnya yang berarti pedang, kata patra berarti
terbakar. Setelah beberapa tahunnya bilahan pedang dan kata van berarti
dihabiskan di neraka ini, maka ia akan hutan. Neraka ini dinamakan demikian
dibebaskan (Oka Sanjaya, 2001:66). karena didalamnya terdapat pepohonan
Tidak seperti di Maharourova yang memiliki daun yang sangat tajam
atau rourava, neraka yang dinamakan setajam pedang, dan karena harus
Atisita terasa sangat dingin. Disana melalui hutan itu maka daging dari para
tidak ada cahaya dan segalanya pendosa itu disayat-sayat oleh
hanyalah kegelapan. Satu-satunya dedaunan yang tajam itu. Hutan itu
panas yang bisa dihasilkan adalah juga dipenuhi dengan anjing-anjing
dengan merapatkan tubuh sesama ganas yang segera memakan daging
pendosa ada badai dingin yang tubuh para pendosa yang tersayat
membuat kulit mengeras dan tidak ada (Sanjaya, 2001:67).
makanan yang bisa dimakan untuk Neraka selanjutnya adalah
memuaskan rasa lapar (Sanjaya, Taptakumba, neraka ini memilki
2001:66). Neraka yang dinamakan sebuah wajan besar yang panas. Wajan
Nirkrintana agak berbeda dengan ini dipenuhi dengan minyak yang
neraka-neraka sebelumnya. Tubuh mendidih. Sang pendosa digantung
pendosa diikatkan pada sebuah tiang diatas lalu dibawa ke bawah dan
lalu disayat-sayat dengan senjata cakra dipanggang di dalam wajan itu, dan
yang tajam. (Sanjaya, 2001:66-67). ketika ada bagian tubuh yang tergoreng
Dari pernyataan itu dimulai dari yang Nampak dipermukaan, maka ada
kaki hingga ke kepala lalu diulang lagi binatang buas yang akan datang untuk
dari kaki, dan yang paling tragis dari memakannya. (Sanjaya, 2001:68).
semua itu adalah sang pendosa tidak Itulah nama-nama neraka yang
mengalami kematian dalam proses itu. telah dijelaskan yaitu Rourava,
Page 174
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 175
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 176
Swara Vidya / Volume I Nomor 2 2021
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
yang akan diadili oleh dewa Yama. Kuantitatif, Kualitatif Dan Mixed
Jika seseorang itu sudah melakukan Methode. Jl. Cilombang 2-
masa hukumannya di neraka, seorang Kuningan 45591: Hidayatul
manu akan lahir kembali atau Quran Kuningan.
reinkarnasi. Dalam reinkarnasinya Heriyanti, K., & Utami, D. (2021).
tidak akan berwujud manusia pada Memahami Teologi Hindu
kehidupan yang dahulu, melainkan Dalam Konteks Budaya.
berubah wujud sesuai dengan SWARA WIDYA: Jurnal Agama
perbuatan terdahulunya. Nah Hindu, 1(1).
demikianlah perputaran hidup Kariarta, I. W., & Wantari, L. (2021).
berlangsung, penebusan dan kelahiran Sreya dan Preya Dalam Persfektif
kembali yang terus berlangsung. Teologi Hindu. SWARA
WIDYA: Jurnal Agama Hindu,
DAFTARA PUSTAKA 1(1).
Anggraini, P. M. R. (2020). Keindahan Kemenuh, Ida Ayu Aryani. 2020.
Dewi Sri sebagai Dewi Ajaran Karma Phala Sebagai
Kemakmuran dan Kesuburan di Hukum Sebab Akibat Dalam
Bali. JÃ±Ä nasiddhâ nta: Jurnal Hindu. Jurnal Hukum Hindu 4
Teologi Hindu, 2(1), 21-30. (1)
Dewi, N. M. E. K. (2020). Teologi Marselinawati, P. S. (2020, June).
Pemujaan Dewa Gede Celak TEOLOGI PENDIDIKAN
Kontong. Kamaya: Jurnal Ilmu AGAMA HINDU DALAM
Agama, 3(3), 371-383. TEKS BHISMA PARWA. In
Dewi, N. M. E. K. (2021). Siva Prosiding Seminar Nasional
Nataraja Perspektif Teo-Estetik. Dharma Acarya (Vol. 1, No. 2).
JÃ±Ä nasiddhâ nta: Jurnal Putra, I. W. (2020). Hedonisme
Teologi Hindu, 2(2), 17-26. Epikuros dalam Perspektif Etika
Dharmaputra, Made Urip. 2020. Hindu. Sanjiwani: Jurnal Filsafat,
Sanatana Dharma Buku 114-125.
Penunjang Pendidikan Agama Putra, I. W. S. (2020). KAJIAN
Hindu dan Budi Pekerti Untuk TEOLOGI HINDU DALAM
SMP Kelas VII. Badung-Bali: TEKS SIWA TATTWA. Vidya
Nilacakra DarÅ› an: Jurnal Filsafat Hindu,
Diantary, Yunitha Asri Ni Made. 2020. 1(2).
Karmaphala Tattwa dalam Putra, I. W. (2021). implikasi Covid-19
Matsya Purana. Jurnal Agama Terhadap Nilai Kesusilaan
Hindu 1 (1) Persfektif Teologi Moral.
Gunawijaya, I. W. T. (2019). Sphatika: Jurnal Teologi, 38-48.
Kelepasan dalam Pandangan Sanjaya, Gede Oka. 2001. Garuda
Siwa Tattwa Purana. \Purana.Surabaya:Penerbit
Jñānasiddhânta: Jurnal Teologi Paramita
Hindu, 1(1). Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Gunawijaya, I. W. T. (2021). Cetik Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Pegulatan Profan & Bandung: Alfabeta, CV.
Sakral. Proseding Mistisisme https://phdi.or.id/artikel/neraka-
Nusantara Brahma Widya. menurut-garuda-purana
Hermawan, Iwan. 2019. Metodologi https://id.m.wikipedia.org/wiki/Reinkar
Penelitian Pendidikan nai
Page 177