Anda di halaman 1dari 3

FIRST DAY SCHOOL

Pandemi membuat semuanya berbeda. Tak ada lagi kerumunan, masker dan face
shield pun tak lepas dari wajah ini. Rasa sesak mungkin dirasa tetapi kebahagian bertemu
meraka membuat seluruh ustadz/ah SMP Raudlatul Jannah sangat bersemangat, menyambut
siswa siswinya. Mereka datang dengan membawa tas ransel dan memakai masker serta face
shield. Tidak hanya diantar sampai lapangan oleh orang tua mereka. Tetapi orang tua
mereka juga ikut belajar untuk first day school kali ini.
Pukul 07.00 semua ustadz/ah yang piket di hari itu, dengan senyum yang terukir
manis walaupun tertutup dengan masker tetap terlihat di goresnya mata menyambut siswa
siswinya. Sapaan dan pertanyaan diajukan oleh ustadz/ah tersebut. Agar terjalin keakraban
dan siswa tidak gugup. Dihari pertama, setiap kelas dari A-F hanya memasukan 5-6 siswa
saja. Di dampingi oleh salah satu orang tua mereka. Disana mereka mereka akan
mendapatkan pembekalan dari walas masing-masing terkait beberapa aplikasi yang akan
digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara online. Sebelum materi diberikan,
mereka memperkenalkan diri mereka di depan teman-temannya. Karena ada pepatah tak
kenal maka kenalan. Setelah mereka saling mengetahui nama temannya masing-masing dan
sedikit bercanda gurau. Mereka mengeluarkan laptop dan fokus untuk mendapatkan ilmu
baru. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, disebutkan bahwa kegiatan
menuntut ilmu itu bersifat wajib bagi muslim. Kewajiban ini gak memandang gender atau
status sosial seseorang. Hadist ini berbunyi sebagai berikut: “Menuntut ilmu itu wajib atas
setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224). Mereka dijelaskan tentang aplikasi zoom,
goolemet, google classrom, word, power point, cara membuat email dan excel. Semua
materi tersebut disajikan dan dipaparkan kepada seluruh siswa. Tidak hanya materi saja
yang mereka dapat, tetapi mereka juga langsung memraktekkan secara langsung. Dengan
telaten dan sabar, sang walas membimbing siswanya. Hingga mereka mengerti dan paham
dalam pengoperasikan semua aplikasi yang diajarkan. Koneksi tidak menjadi penghalang di
hari itu. Hanya saja, ada beberapa siswa yang tidak bisa mengoperasikan dan orang tuanya
pun kurang paham. Salah satu orang tua dari siswa bilang, tidak begitu paham terkait
teknologi. Karena zaman mereka berbeda dengan zaman sekarang yang serba teknologi.
Sabda Rasulullah SAW: "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka
hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk
zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian". Artinya, ilmu itu bersifat
dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan
kehidupan masa depan.
Dari hadist tersebut, sudah sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini
serba berubah. Sesuatu yang hari ini istimewa, tapi pada 10 atau 20 tahun mendatang bisa
jadi hanya hal yang biasa-biasa saja. Sesuatu yang hari ini mustahil, bisa jadi pada 10 atau
20 tahun mendatang adalah hal yang sangat mudah sekali.
Ketika zaman berubah tentu tantangannyapun berubah, baik itu tantangan untuk
bertahan hidup, tantangan dalam pergaulan, tantangan dalam menuntut ilmu serta tantangan-
tantangan lainnya. Perubahan zaman inipun berdampak pada perubahan cara kita mendidik
dan berkomunikasi dengan anak. Untuk itu, kondisi tersebut menjadi 'PR' bagi guru dan
orang tua dalam mempersiapkan anak- anak agar siap menghadapi tuntutan zamannya.
Sehingga anak menjadi anak yang bermanfaat serta berdaya guna serta jadi amal kebaikan
orang tua kelak.
Kurikulum vista berusaha menyesuaikan dengan kondisi dinamis pendidikan, dimana
didalamnya tidak hanya menekankan siswa untuk belajar ilmu-ilmu umum, tetap juga
agama, etitut dan lainnya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan akan datang. Untuk itu, guru
dan orang tua sangat berperan dalam membawa masa depan anak. Untuk itu, orangtua dan
guru dapat berperan aktif dalam pendidikan anak- anak nya, sehingga tumbuh dan kembang
sesuai yang dibutuhkan zaman dengan tidak lepas dari kontrol agama.
Setelah pembekalan selesai, sesi foto-foto pun tidak pernah ketinggalan. Tidak hanya
walas dan siswanya saja yang bergaya tetapi juga bersama dengan orang tua. Pose demi pose
telah tertangkap oleh kamera, tawa pun menghiasi ruangan yang merindukan pemilik
empunya. Setelah itu mereka bersiap untuk pulang ke rumah. Wali kelas mengantarkan
siswanya sampai pintu dengan senyum yang selalu mengembang di wajahnya. Ucapan
terimakasih dan hati-hati menutup first day school di hari itu.
Hari berikutnya pun sama seperti dihari pertama. Semua berjalan dengan lancar dan
suasananya pun sangat hangat dan bahagia. Mungkin first day scholl ini, adalah pertama
kalinya mereka masuk ke sekolah setelah sekian bulan belajar di rumah. Jangan rindu
dengan pembelajaran di sekolah, karena ilmu tidak hanya di dapat dengan duduk di sekolah
saja. Karena dengan daring pun, ilmu juga mereka dapatkan.

Anda mungkin juga menyukai