Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KEJENUHAN LARUTAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KELARUTAN

Disusun oleh :
Ahmad Abdan Syakuron
20690002

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2021
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat
terlarut dalam larutan jenuh pada suhu tertentu, dan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk
dispersi molekul homogen (Martin dkk., 2009). Kelarutan merupakan salah satu
sifat fisikokimia yang penting untuk diperhatikan dalam formulasi suatu bahan
obat menjadi sediaan farmasi karena kelarutan mempengaruhi laju disolusi obat
dan menentukan ketersediaan hayati obat dalam tubuh. Untuk mencapai
ketersediaan hayati yang optimal, obat harus melalui proses absorbsi dan
pelarutan. Jika obat sudah berada dalam bentuk dispersi molekuler atau sudah
terlarut, maka obat dapat melalui proses absorpsi sehingga pada akhirnya dapat
memberikan efek farmakologi yang diinginkan dalam jangka waktu tertentu
(Florence dan Attwood, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kelarutan?
2. Apa saja macam-macam kelarutan?
3. Bagaimana pembahasan tabel?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui pengertian kelarutan.
2. Untuk mengetahui macam-macam kelarutan.
3. Untuk mengetahui pembahasan tabel.

1.4 Manfaat Praktikum


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu larutan
jenuh pada suatu suhu tertentu. Larutan sebagai campuran homogen bahan yang
berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas, cairan dan bahan padat dalam
cairan. Disamping itu terdapat larutan dalam keadaan padat (misalnya gelas,
pembentukan kristal campuran) (Voight, 1994).
Suhu merupakan faktor yang penting dalam menentukan kelarutan suatu
obat dan dalam mempersiapkan larutannya. Kebanyakan bahan kimia menyerap
panas bila dilarutkan dan dikatakan mempunyai panas larutan negative, yang
menyebabkan meningkatnya kelarutan dengan menaikkan suhu. Segolongan
kecil bahan kimia mempunyai panas larutan positif dan menunjukkan
berkurangnya kelarutan dengan suatu kenaikan suhu. Disamping suhu, faktor-
faktor lain juga mempengaruhi kelarutan. Ini meliputi bermacam-macam bahan
kimia dan sifat-sifat fisika lainnya dari zat terlarut dan pelarut, faktor tekanan,
keasaman atau kebasaan dari larutan, keadaan bagian dari zat terlarut, dan
pengadukan secara fisik yang dilakukan terhadap larutan selama berlangsungnya
proses melarut. Kelarutan suatu zat kimia murni pada suhu dan tekanan tertentu
adalah tetap; tetapi, laju larutnya yaitu kecepatan zat itu melarut, tergantung pada
ukuran partikel dari zat dan tingkat pengadukan. Makin halus bubuk makin luas
permukaan kontak dengan pelarut, makin cepat proses melarut. Juga makin kuat
pengadukan, makin banyak pelarut yang tidak jenuh bersentuhan dengan obat,
makin cepat terbentuknya larutan (Ansel, 1989).
Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukkan
konsentrasi maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut tersebut.
Bila suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai batas
daya melarutnya, larutan ini disebut larutan jenuh. Agar supaya diperhatikan
berbagai kemungkinan kelarutan diantara dua macam bahan kimia yang
menentukan jumlah masing-masing yang diperlukan untuk membuat larutan
jenuh, disebutkan dua contoh sediaan resmi larutan jenuh dalam air, yaitu larutan
Topical Kalsium HIdroksida, USP (Calcium Hydroxide Topical Solution, USP),
dan larutan oral Kalium Iodida, USP (Potassium Iodida Oral Solution, USP).
Larutan yang pertama dibuat dengan mencampur kalisihidroksida dalam jumlah
yang tepat dengan air murni, mengandung hanya 140 mg zat terlarut yang larut
per 100 ml. Lrutan pada suhu 250 C, sedangkan larutan yang berikutnya
mengandung kira-kira 100 g zat terlarut per 100 ml larutan, lebih dari 700 kali
sebanyak zat terlarut yang terdapat dalam larutan topikal kalsium hidroksida
(Ansel, 1989).

Larutan Jenuh adalah suatu larutan di mana zat terlarut berada dalam
kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut). Larutan tidak jenuh atau hampir
jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi di
bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada
temperatur tertentu. Suatu larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang
seharusnya ada pada temperatur tertentu, terdapat juga zat terlarut yang tidak
larut. Keadaan lewat jenuh mungkin terjadi apabila inti kecil zat terlarut yang
dibutuhkan untuk pembentukan kristal permulaan adalah lebih mudah larut
daripada kristal besar sehingga menyebabkan sulitnya inti terbentuk (Martin,
1990.

Metode sederhana untuk menentukan kelarutan sebagian besar senyawa


atau bahan campuran adalah mengocok dengan lama zat bubuk halus dengan zat
terlarut pada temperatur yang diperlukan hingga tercapai keseimbangan. Larutan
itu kemudian disaring dan untuk menentukan bahan yang melarutkan dengan
metode yang cocok seperti metode fisika dan kimia atau dengan menggunakan
sifat fisika, larutan sebagai indeks bias.

Kadar persen konsentrasi dinyatakan dalam empat cara berikut ini (FII III,
1979):

1. % b/b, menyatakan jumlah dari g zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir
2. % b/v, menyatakan jumlah g zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir
3. % v/v, menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
 Gelas ukur
 Sudip
 Pipet tetes
 Corong
 Timbangan analitik
 Gelas beaker
 Hot plate
 Magnetic stirer
 Cawan
 Thermometer
 Sendok
 Stopwatch
Bahan :
 Akuades
 Garam
 Gula
 Air dingin
 Air hangat
 Air suhu kamar

3.2 Metode Praktikum


1. Cara kerja menentukan kejenuhan larutan gula
 Masukkan 100 mL akuades kedalam gelas beaker 250 mL
 Timbanglah 5 gram garam dan sisihkan dalam cawan. Catat angka
di belakang koma.
 Masukkan gula 1 spatula, lalu aduk hingga terlarut sempurna
 Ulangi sampai semua gula dalam cawan habis.
 Ulangilah langkah ke dua hingga ke empat sampai gula tidak bisa
melarut dalam air. Catatlah berapa gram total semua gula yang bisa
terlarut dalam air. Catatlah berapa gram total serbuk yang mulai
masuk kondisi sudah tidak bisa melarut dalam air.
 Tentukan kondisi larutan jenuh dan terlewat jenuh.
2. Cara kerja menentukan pengaruh agitasi terhadap kelarutan zat padat ( gula
)
 Siapkan 3 gelas beaker berisi akuades 100 mL.
 Tempatkan 2 gelas beaker pada masing-masing diatas hot plate.
 Masukkan batang stirer kedalam masing-masing 2 gelas beaker
tersebut.
 Settinglah kecepatan putar stirer di 2 hot plate stirer berbeda. Satu
lambat, yang satunya cepat.
 Satu gelas beaker ditempatkan diatas meja tanpa stirer sebagai
pembanding.
 Timbanglah 10 gram gula sebanyak 3 cawan.
 Masukkan gula kedalam masing-masing cawan bersamaan kedalam
masing-masing gelas beaker yang sudah disetting sebelumnya.
 Nyalakan stopwatch ukur waktu sampai terlarut sempurna.
 Catatan : gelas beaker control tidak ada pengadukan.
 Amati dan catat waktu dan kecepatan terlarut sampel dalam air.

3. Menentukan pengaruh suhu terhadap kelarutan zat padat (gula)


 Siapkan 3 gelas beaker berisi akuades 100 mL.
 Isikan 100 mL air pada gelas beaker A air dingin, B air suhu kamar,
C air hangat. Ukurlah suhu ketiganya dengan termometer.
 Timbanglah 10 gram gula sebanyak 3 cawan.
 Masukkan sampel dalam masing-masing cawan bersamaan ke
dalam masing-masing gelas beaker yang sudah di setting
sebelumnya.
 Aduklah dengan spatula bersamaan dengan putaran dan kecepatan
aduk yang sama pelan.
 Nyalakan stopwatch ukur waktu sampai terlarut sempurna.
 Amati dan catat waktu dan kecepatan terlarut sampel dalam air.
3.3 Diagram Alir
1. Menentukan kejenuhan larutan garam

gula

Ditimbang 10 gram

Ditambahkan akuades 100


mL

Dilakukan pengadukan
lambat 1,23 menit
Larutan gula

2. Menentukan pengaruh agitasi terhadap kelarutan garam


Gula

Ditimbang 10 gram ke 3 cawan

Dituang ke akuades 100 ml

Diaduk cepat, lambat, dan tanpa pengadukan

Larutan gula

3. Menentukan pengaruh suhu terhadap kelarutan zat padat

Gula

Ditimbang 10 gram ke 3 cawan

Dituang ke 3 akuades 100 ml bersuhu 16, 28, dan 44 derajat celcius

Diaduk cepat, lambat, dan tanpa pengadukan

Larutan gula
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian Kelarutan
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat
kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam
suatu pelarut (solvent) Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum
zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan
hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan
perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
2. Macam-macam Kelarutan
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi
apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute
yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau
dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh
terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat
jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang
mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk
larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi
melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh
terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap).
3. Tabel

I. Kejenuhan larutan
No Sampel Keterangan Foto
1 Gula 30 Jenuh
gram

II. Pengaruh agitasi terhadap kelarutan


No Sampel Jenis Waktu Gambar Keterang
pengadukan larut an
1 Gula Magnetic
10,0059 stirer Larut
gram (lambat) sempurn
a

1,23
menit

2 Gula 10, tanpa 1,23 Larut


0090 pengadukan menit sebagian
gram

3 Gula Magnetic 1,8 Larut


10,0181 stirer (cepat) menit sempurn
gram a
III. Pengaruh suhu terhadap kelarutan
N Sampel Suhu Waktu Gambar Keteran
o larut gan
1 Gula 16 1,15 Larut
10,0393 menit sempur
gram na

2 Gula 28 44,40 Larut


10,0005 detik sempur
gram na

3 Gula 10,008 44 34,40 Larut


gram detik sempur
na

4. Pembahasan Tabel
I. Menentukan kejenuhan larutan gula
Proses pengadukan gula akan berada di titik jenuh ketika
dilarutkan sebanyak 30 gram.
II. Pengaruh agitasi terhadap kelarutan
Pengadukan lambat mempunyai ciri-ciri tanpa endapan, gula
terlarut, dan warna lebih jernih daripada pengadukan cepat.
Tanpa pengadukan memiliki ciri-ciri ada endapan gula tidak
terlarut warna lebih keruh.
Pengadukan cepat mempunyai ciri-ciri tanpa endapan gula
terlarut dan warna lebih jernih
III. Pengaruh suhu terhadap kelarutan
Gula yang mempunyai berat 10,0393 gram yang dicampur
dengan aquades dan bersuhu dingin 16 derajat Celsius terlarut
dalam waktu 1,5 menit.
Gula yang mempunyai berat 10,0005 gram yang dicampur
dan aquades dan suhu kamar 26 derajat Celsius terlarut dalam
waktu 44, 40 detik.
Gula yang mempunyai berat 10,008 gram yang dicampur
dengan aquades dan bersuhu panas 44 derajat Celsius terlarut
dalam waktu 34,40 detik.
5. Faktor yang mempengaruhi kelarutan
 Suhu
 Ukuran zat terlarut
 Volume pelarut
 Pengadukan
6. Pengaruh suhu dan agitasi terhadap kelarutan
Suhu pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut.
Pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat
terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah. Ketika
pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat
dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut
dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat
terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi. Kebanyakan
benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda
padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini
membantu kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat
minuman dingin, kita harus melarutkan gula pasir terlebih dahulu
kedalam air panas, baru kemudian ditambahkan air dingin.
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan
pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan
proses pelarutan menjadi semakin cepat.

7. Bandingkan hasil dengan kelompok lain


Perbandingan dengan kelompok lain
1. Menentukan kejenuhan larutan serbuk garam
 Larutan tak jenuh = 20, 0239 gram
 larutan jenuh = 25,0 28 7 gram
 larutan sangat jenuh = 30, 0338 gram
2. Menentukan pengaruh agitasi terhadap kelarutan garam
 Pengadukan lambat = 10,039 gram garam, waktu = 3,7 menit ( terlarut
sempurna)
 pengadukan cepat = 10, 0276 gram garam. Waktu = 1,14 detik ( terlarut
sempurna)
 tanpa pengadukan = 10, 0612 gram garam , waktu 1,14 menit ( tidak
terlarut)
3. Menentukan Pengaruh suhu terhadap kelarutan gula
pengadukan dilarutkan dalam air suhu kamar ar terlarut dalam waktu tu
53,44 detik.
pengadukan dilarutkan dalam air suhu dingin terlarut dalam waktu 1,48
menit.
pengadukan dilarutkan dalam air suhu panas terlarut dalam waktu 43, 26
detik
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pelarut campur, semakin tinggi nilai konstanta dielektrik maka
kelarutan zat semakin meningkat, akan tetapi yang diperoleh dari hasil
percobaan, hasilnya tidak sesuai. Hal ini terjadi karena adanya faktor
kesalahan, salah dalam menimbang residu, pengadukan yang tidak konstan,
dan sebagainya
5.2 Saran
Seharusnya alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum diperbanyak
lagi.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howart C.,(1989),Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas
Indonesia, Jakarta

Anief, M., (2003), Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, UGM-Press, Yogyakarta

Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta

R. Voight., (1994), Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi Kelima, Penerbit


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Roth, Hermann, J., (1988), Analisis Farmasi , UGM-Press, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai