Disusun oleh :
Ahmad Abdan Syakuron
20690002
Larutan Jenuh adalah suatu larutan di mana zat terlarut berada dalam
kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut). Larutan tidak jenuh atau hampir
jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi di
bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada
temperatur tertentu. Suatu larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang
seharusnya ada pada temperatur tertentu, terdapat juga zat terlarut yang tidak
larut. Keadaan lewat jenuh mungkin terjadi apabila inti kecil zat terlarut yang
dibutuhkan untuk pembentukan kristal permulaan adalah lebih mudah larut
daripada kristal besar sehingga menyebabkan sulitnya inti terbentuk (Martin,
1990.
Kadar persen konsentrasi dinyatakan dalam empat cara berikut ini (FII III,
1979):
1. % b/b, menyatakan jumlah dari g zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir
2. % b/v, menyatakan jumlah g zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir
3. % v/v, menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
Gelas ukur
Sudip
Pipet tetes
Corong
Timbangan analitik
Gelas beaker
Hot plate
Magnetic stirer
Cawan
Thermometer
Sendok
Stopwatch
Bahan :
Akuades
Garam
Gula
Air dingin
Air hangat
Air suhu kamar
gula
Ditimbang 10 gram
Dilakukan pengadukan
lambat 1,23 menit
Larutan gula
Larutan gula
Gula
Larutan gula
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian Kelarutan
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat
kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam
suatu pelarut (solvent) Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum
zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan
hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan
perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
2. Macam-macam Kelarutan
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi
apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute
yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau
dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh
terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat
jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang
mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk
larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi
melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh
terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap).
3. Tabel
I. Kejenuhan larutan
No Sampel Keterangan Foto
1 Gula 30 Jenuh
gram
1,23
menit
4. Pembahasan Tabel
I. Menentukan kejenuhan larutan gula
Proses pengadukan gula akan berada di titik jenuh ketika
dilarutkan sebanyak 30 gram.
II. Pengaruh agitasi terhadap kelarutan
Pengadukan lambat mempunyai ciri-ciri tanpa endapan, gula
terlarut, dan warna lebih jernih daripada pengadukan cepat.
Tanpa pengadukan memiliki ciri-ciri ada endapan gula tidak
terlarut warna lebih keruh.
Pengadukan cepat mempunyai ciri-ciri tanpa endapan gula
terlarut dan warna lebih jernih
III. Pengaruh suhu terhadap kelarutan
Gula yang mempunyai berat 10,0393 gram yang dicampur
dengan aquades dan bersuhu dingin 16 derajat Celsius terlarut
dalam waktu 1,5 menit.
Gula yang mempunyai berat 10,0005 gram yang dicampur
dan aquades dan suhu kamar 26 derajat Celsius terlarut dalam
waktu 44, 40 detik.
Gula yang mempunyai berat 10,008 gram yang dicampur
dengan aquades dan bersuhu panas 44 derajat Celsius terlarut
dalam waktu 34,40 detik.
5. Faktor yang mempengaruhi kelarutan
Suhu
Ukuran zat terlarut
Volume pelarut
Pengadukan
6. Pengaruh suhu dan agitasi terhadap kelarutan
Suhu pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut.
Pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat
terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah. Ketika
pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat
dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut
dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat
terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi. Kebanyakan
benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda
padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini
membantu kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat
minuman dingin, kita harus melarutkan gula pasir terlebih dahulu
kedalam air panas, baru kemudian ditambahkan air dingin.
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan
pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan
proses pelarutan menjadi semakin cepat.
Anief, M., (2003), Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, UGM-Press, Yogyakarta
Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta