Anggota Kelompok :
- Lea Kase
- Maria Mee
- Meliana Syahyan
- Nikita Adoe
Tujuan
Dasar Teori
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Reaksi kimia ada yang
berlangsung lambat dan ada yang cepat. Pada umumnya, reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa
anorganik biasanya berlangsung secara cepat sehingga sulit dipelajari mekanisme reaksi yang
terjadi. Sedangkan aksi pada senyawa organik berlangsung lambat. Pembahasan tentang
kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia (Sukardjo, 1997).
Kinetika kimia membahas tentang laju reaksi dan mekanisme reaksi. Laju reaksi dinyatakan
sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu. Sementara itu,
mekanisme adalah serangkaian reaksi sederhana yang menerangkan reaksi keseluruhan. Laju
reaksi dan mekanisme reaksi memiliki hubungan, di mana untuk mengetahui mekanisme reaksi,
dipelajari perubahan laju reaksi yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi pereaksi, hasil
reaksi, katalis, suhu, dan tekanan (Suardana, dkk. 2002).
A+2B→3C
dimana m adalah tingkat (orde) reaksi terhadap A dan n adalah orde reaksi terhadap B. m+n
adalah orde reaksi total. Orde reaksi tidak selalu sama dengan koefisien reaksi, tetapi dapat
berupa bilangan bulat maupun pecahan. Hal ini terjadi karena orde reaksi diturunkan dari
percobaan, bukan dari persamaan stoikiometri reaksi. Dengan demikian orde reaksi dapat
didefinisikan sebagai jumlah pangkat faktor konsentrasi pada persamaan laju reaksi bentuk
diferensial.
Laju reaksi dapat ditentukan dengan mengikuti perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
sejalan dengan waktu. Ada 2 cara untuk menentukan laju reaksi (Suardana, 2002), yaitu cara
kimia dan cara fisika.
1. Pada cara kimia, konsentrasi salah satu yang terlibat dalam reaksi ditentukan dengan zat lain
yang diketahui jumlahnya. Sebagai contoh laju hidrolisis ester dapat diikuti dengan mereaksikan
asam yang terbentuk pada waktu-waktu tertentu dengan larutan basa standar (analisis volumetri).
2. Pada cara fisika, konsentrasi ditentukan dengan mengukur sifat fisik dan zat yang terlibat
dalam reaksi, misalnya dengan mengukur tekanan, indeks bias, intensitas warna, sifat optik aktif,
daya hantar, dan viskositas.
Pada umumnya laju reaksi akan meningkat jika konsentrasi (molaritas) pereaksi ditingkatkan.
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan
laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi
berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih
lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah:
V =k[A]m [B]n
dengan:
v =Laju reaksi
Hubungan antara laju reaksi dari konsentrasi dapat diperoleh melalui data eksperimen (Basuki,
2009). Untuk reaksi:
aA + bB produk
dapat diperoleh bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan [A]m dan [B]n. Ungkapan laju reaksi,
r. dapat dinyatakan: rk [A]m[B]n disebut hukum laju atau persamaan laju dengan k adalah tetapan
laju. m dan n masing-masing adalah orde reaksi terhadap A dan B yang dapat berupa bilangan
bulat atau pecahan. Orde reaksi diperoleh secara eksperimen, tidak dapat persamaan
stoikometrinya.
Alat dan Bahan
Cara Kerja
Rumusan Masalah
Hipotesis
Waktu yang diperlukan untuk melarutkan zat adalah 2 menit. Zat yang lebih cepat larut adalah
zat yang dipanaskan menggunakan spiritus
Analisis
1. Suhu air pada gelas A bertambah panas karena dipanaskan dengan spiritus, sedangkan
suhu air pada gelas B tetap
2. Dalam rentang waktu 2 menit, zat pada gelas A lebih cepat larut dibandingkan dengan zat
pada gelas B
Gelas A yang memiliki laju reaksi paling cepat karena mengalami kenaikan suhu yang
menyebabkan gerakan partikel semakin cepat, dimana gerakan ini membuat energi kinetik
partikel-partikel bertambah sehingga makin banyak kemungkinan terjadi tumbukan yang
efektif atau dengan kata lain makin banyak partikel-partikel yang bereaksi.
Maka, hubungan suhu dengan laju reaksi yaitu semakin besar suhu, maka akan semakin cepat
laju reaksinya.
Hasil Kerja
1
Gelas Kimia 100 ml /2 sendok 1 menit Ketika gula
dimasukkan ke
Air Panas dalam air panas
tersebut, gula
larut dalam waktu
yang singkat.
1
Gelas Kimia 100 ml /2 sendok 2 menit Ketika gula
dimasukkan ke
Air Normal dalam air biasa,
(Biasa) gula larut dalam
waktu yang
cukup lama.
Pembahasan
Gula/zat yang dilarutkan dalam air yang dipanaskan lebih cepat larut daripada gula yang
dilarutan dalam air biasa/ suhu yang normal. Ini membutikan pengaruh suhu terhadap laju reaksi,
yaitu semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju reaksinya.
Permasalahan
3. Berdasarkan data dan hasil pengamatan dan grafik, bagaimana pengaruh suhu terhadap
reaksi ?
Jawaban :
2.
3. Suhu sangat berpengaruh terhadap laju reaksi, suhu berbanding lurus terhadap laju reaksi.
Semakin tinggi suhunya maka reaksi akan berjalan semakin cepat dan sebaliknya. Peningkatan
suhu dalam sebuah reaksi akan mengakibatkan partikel partikel terlarut semakin aktif dan
tumbukan akan semakin sering.
LAMPIRAN