Anda di halaman 1dari 3

Gula sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat bagi kita semua.

Apalagi dikalangan ibu


rumah tangga yang sering masak/pembantu rumah tangga. Gula dapat ditemukan didapur rumah,
dipasar, ditoko, diwarung, dan tempat lainnya. Tebu diolah/digiling menjadi gula. Dijaman
sekarang yang modern ini macam macam gula banyak, yaitu gula untuk pemanis minuman, gula
untuk pemanis makanan, gula untuk membuat manisan, saat ini juga ada gula anti diabet, dan
gula pasir.

Gula mempunyai berbagai macam manfaat, bisa digunakan untuk kesehatan dan berbagai
kebutuhan ibu rumah tangga dan sebagainya. Salah satu manfaat gula bagi kesehatan adalah
untuk mencegah penyakit diabetes. Salah satu manfaat gula adalah untuk memberi rasa manis
pada makanan ataupun memberi manis pada minuman. Gula yang ada diminuman terkadang
larut karena suhu air. Mengapa bisa terjadi seperti itu?

Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk
larutan jenuh.Apabila suatu larutan suhunya diubah, maka hasil kelarutannya juga akan berubah.
Pengaruh suhu terhadap kelarutan dapat dilihat pada peristiwa sederhana yang terjadi pada
kehidupan sehari-hari yaitu kelarutan gula dalam air. Gula yang dilarutkan ke dalam air panas,
gula yang dilarutkan ke dalam air dingin dan satu lagi ke dalam air biasa, maka gula akan lebih
cepat larut pada air panas karena semakin besar suhu semakin besar pula kelarutannya.

Secara garis besar, Solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia yang terlarut.
Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan atau solute dan pelarut/solvent. Larutan ada yang
jenuh, tidak jenuh, dan lewat jenuh. Larutan disebut jenuh pada temperatur tertentu, bila larutan
tidak dapat melarutkan lebih banyak zat terlarut. Bila jumlah zat terlarut kurang dari ini, disebut
larutan tidak jenuh dan bila lebih disebut lewat jenuh. Zat yang dapat membentuk larutan lewat
jenuh misalnya Natrium tiosulfat
Pengaruh temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan (H) negatif,
daya larut turun dengan naiknya temperatur. Bila panas pelarutan (H) positif, daya larut naik
dengan naiknya temperatur.
Kelarutan didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat terlarut yang akan melarut dalam
sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Untuk kebanyakan zat, suhu mempengaruhi
kelarutan. Secara umum, meskipun tidak semua, kelarutan zat padatan meningkat dengan
meningkatnya suhu. Namun, tidak ada korelasi yang jelas antara tanda dari H larutan dengan
variasi kelarutan terhadap suhu
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut,
juga bergantung pada factor temperatur. Tekanan, pH larutan dan untuk jumlah yang lebih kecil,
bergantung pada hal terbaginya zat terlarut.
Kelarutan dapat digambarkan secara benar dengan menggunakan aturan fase Gibbs, yaitu :
F=CP+2
Dimana F adalah jumlah derajat kebebasan, yaitu jumlah variable bebas (biasanya temperatur,
tekanan, dan konsentrasi) yang harus ditetapkan untuk menentukan system secara
sempurna. C adalah jumlah komponen terkecil yang cukup untuk menggambarkan komposisi
kimia dari setiap fase, dan P adalah jumlah fase.
Aturan fase ini berguna untuk menghubungkan pengaruh dari jumlah terkecil variable
bebas (misalnya temperatur, tekanan, dan konsentrasi). Pada berbagai fase (padat, cair, dan gas)
yang dapat berada dalam system kesetimbangan yang berisi komponen dalam jumlah tertentu.
Suatu larutan lewat jenuh merupakan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan itu akan dapat
bergeser bila suhu dinaikkan. Pada umumnya kelarutan zat padat dalam larutan bertambah bila
suhu dinaikkan, karena umumnya proses pelarutan bersifat endotermik. Akan tetapi ada zat yang
sebaliknya, yaitu eksotermik dalam melarut seperti Ce2 (SO4)3
Pengaruh kenaikan suhu pada kelarutan zat berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan itu
dapat dipakai untuk memisahkan campuran dua zat atau lebih dengan cara rekristalisasi
bertingkat. Jika kelarutan zat padat bertambah dengan kenaikan suhu, maka kelarutan gas
berkurang bila suhu dinaikkan, katrena gas menguap dan meninggalkan pelarut. Pengaruh
kenaikan suhu pada kelarutan zat berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Tetapi
pada umumnya kelarutan zat padat dalam cairan bertambah dengan naiknya suhu, karena
kebanyakan proses pembentukan larutannya bersifat endoterm. Sebagai perkecualian ada
beberapa zat yang kelarutannya menurun dengan naiknya suhu seperti serium sulfat dan natrium
sulfat, karena proses pelarutannya bersifat eksoterm, bahkan ada zat yang hamper tidak
dipengaruhi oleh suhu seperti natrium klorida
Pengaruh bertambahnya temperatur terhadap bertambahnya hasil reaksi terdapat dalam
reaksi endotherm atau terhadap zat yang direaksikan pada reaksi eksotherm.Dengan adanya
pertambahan temperatur yang berubah-ubah, maka akan terjadi perubahan dari kecepatan reaksi
dalam kesetimbangan. Hal ini akan menambah hasil reaksi bila perubahan tersebut bersifat
mengurangi temperatur pada reaksi eksotermis, dan akibatnya kecepatan reaksi dalam mencapai
kesetimbangan akan berkurang dengan lain perkataan konstanta kesetimbangan berharga sangat
kecil.

BAB 3 PROSEDUR KERJA


1. Alat dan bahan
Gelas ukur
Sendok pengaduk
Termometer
Air mineral
Gula pasir
Kompor kecil
2. Cara kerja
Siapakan gelas ukur
Kemudian masukkan air mineral kedalam gelas tersebut
Panaskan diatas kompor
Pada suhu tertentu masukkan gula pasir
Aduk
Perhatikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk larutnya gula dalam air
Lakukan dengan 3 suhu yang berbeda

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


NO Suhu ketika dimasukkan Waktu yang
zat padat yaiti gula pasir dibutuhkan untuk
larut
1 27 2 menit 17 sekond
2 50 55 sekond
3 70 40 sekond
Pembahasan :
1. Semakin tinggi suhu zat cair semakin cepat pelarutan gula dalam air
2. Semakin tinggu suhu semakin sedikit endapan yang tersisa
3. Semakin rendah suhu semakin lambat pelarutan gulu
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa suhu sangat berpengaruh terhadap proses
pelarutan suatu zat padat di dalam zat cair. Semakin tinggi suhu/temperatus suatu zat cair
semakin cepat proses pelarutan suatu zat padat (larutan) sehingga semakin sedikit atau bahkan
tidak ada endapan yang tersisa. Sebaliknya, semakin rendah suhu/temperatur suatu zat cair
semakin lambat proses pelarutan suatu zat padat (larutan) sehingga masih banyak endaopan yang
tersisa di zat cair tersebut. Ini terjadi karena pada suhu tinggi, molekul-molekul air bergerak
lebih cepat. Sehingga lebih sering menumbuk molekul (gula) dan melarutkannya. Sedangkan
pada suhu rendah, molekul air bergerak lebih lambat, dan membuat jumlah tumbukannya dengan
molekul gula menjadi lebih sedikit, dan gula menjadi lambat larutnya.
2. Saran
a. Sebaiknya ketika melakukan praktikum seperti ini siswa ha

Anda mungkin juga menyukai