Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan bahwa
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Selanjutnya yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Selain itu, pemerintah melalui UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) mengamanatkan instansi pemerintah untuk wajib memberikan pendidikan
dan pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil selama 1 (satu) tahun masa
percobaan, dengan mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam
mencetak PNS.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif dan secara social dan ekonomis.
Oleh karena itu, untuk menunjang kesehatan masyarakat perlu adanya fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seperti rumah sakit,
puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Salah satu pelayanan public bagi ASN adalah pelayanan di Pusat Kesehatan
Masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Ibu hamil dan melahirkan merupakan kelompok paling rentan yang memerlukan pelayanan
maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk pelayanan yang harus diberikan kepada
ibu melahirkan adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan dilaksanakan di
fasilitas kesehatan. Pertolongan persalinan tersebut secara langsung berhubungan dengan
salah satu indikator kesehatan yaitu Angka Kematian Ibu (AKI).

1
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan
suatu negara. Setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal karena sebab yang dapat dicegah
terkait dengan kehamilan dan persalinan. Komplikasi utama yang menyebabkan hampir
75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan hebat setelah melahirkan, infeksi, tekanan
darah tinggi selama kehamilan, komplikasi dari persalinan, dan aborsi yang tidak aman.
Salah satu upaya mengurangi angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi adalah
memastikan kelahiran bayi dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih, terakreditasi seperti
bidan, dokter atau perawat , yang telah dididik dan dilatih untuk menguasai keterampilan
yang dibutuhkan untuk mengelola kehamilan normal (tanpa komplikasi), dan masa nifas,
serta mampu melakukan identifikasi, manajemen dan rujukan komplikasi pada ibu dan bayi
baru lahir. Namun pada kenyataannya masih ada beberapa ibu yang melahirkan bukan
difasilitas kesehatan.
Tempat yang ideal untuk melahirkan adalah fasilitas kesehatan dengan
perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu terjadi komplikasi
persalinan. Fasilitas kesehatan yang dimaksud adalah Puskesmas atau Klinik Bersalin.
Puskesmas Ueesi merupakan salah satu puskesmas yang bias melaksanakan
pertolongan persalinan di Kecamatan Ueesi. namun belum 100% persalinan dilaksanakan
di fasilitas kesehatan. Berdasarkan data cakupan pelayanan persalinan tahun 2021 masih
ada lebih dari 10% persalinan di wilayah kerja Puskesmas Ueesi masih dilakukan di luar
fasilitas kesehatan.
Berdasarkan kondisi faktual dari pokok bahasan tersebut diatas, dapat penulis
gambarkan yang menjadi topik dalam aktualisasi nilai dasar BerAKHLAK ini adalah Nilai-
nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam upaya “PENINGKATAN PEMAHAMAN
IBU HAMIL TENTANG PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN MELALUI
SOSIALISASI DI DESA UEESI ”.
1.2. Tujuan
1. Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK yaitu Berorientasi
terhadap pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif serta Kedudukan dan Peran ASN dalam mewujudkan Smart
Governance dalam pelaksanaan tugas sebagai bidan terampil.

2
2. Khusus
Adapun tujuan khusus dari rancangan aktualisasi ini yaitu Terwujudnya
Peningkatan Pengetahuan masyarakat Tentang Pentingnya Persalinan Difasilitas
Kesehatan Diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Ueesi Kabupaten Kolaka Timur..
1.3. Manfaat
1. Manfaat Untuk Penulis
Untuk peningkatan pembentukan kepribadian yang baik dan tanggung jawab melalui
aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK dalam menjalankan tugas di unit kerja.
2. Manfaat Untuk Organisasi/unit kerja
Terwujudnya Visi Puskesmas Yaitu Mewujudkan Masyarakat Yang Mandiri Untuk
Hidup Sehat.
3. Manfaat Untuk Masyarakat/organisasi
Mengurangi terjadinya angka kematian ibu dan bayi dan masyarakat dapat terpuaskan
oleh pelayanan yang diberikan.
1.4. Ruang Lingkup
Proses penulisan rancangan aktualisasi ini dibatasi pada kegiatan peningkatan
pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya persalinan difasilitas kesehatan melalui
pendekatan berbasis mepokoaso di Desa Ueesi, kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur
dengan kegiatan :
a. Membangun dukungan kepala stakeholder terkait
b. Melakukan persiapan bahan penyluhan
c. Melakukan penyuluhan
d. Melakukan evaluasi hasil kegiatan
1.5. Waktu dan Tempat
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan mulai tanggal 08 Agustus sampai 06 September tahun
2022 bertempat di Desa Ueesi, Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur.

3
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

2.1. Profil Instansi


2.1.1. Kedudukan Puskesmas Ueesi

UPTD Puskesmas Ueesi merupakan satu-satunya Puskesmas yang ada di Kecamatan


Ueesi Kabupaten Kolaka Timur yang berdiri pada tahun 2013. Terbentuknya UPTD
Puskesmas Ueesi berdasarkan Perbup No.13 tahun 2013. Dikeluarkan oleh pemerintah
Kabupaten Kolaka, sebelum adanya pemekaran Kabupaten Kolaka Timur di tahun yang
sama. UPTD Puskesmas Ueesi berdiri pada tahun 2013 (sesuai Sk Bupati tahun 2013)
merupakan pemekaran puskesmas Sanggona.
Lokasi UPTD Puskesmas Ueesi berada di Jl. Kompleks Perkantoran Kecamatan
Ueesi, Desa Ueesi Kode Pos 93575.Transportasi antar wilayah hanya dihubungkan
dengan jalan darat. Jalan utama desa masih berupa pengerasan batu dan sebagian besar
tanah. Masih ada desa di kecamatan Ueesi yang sulit dijangkau dengan sarana transportasi
darat. Hal ini terjadi karena medan yang cukup sulit, seperti kondisi jalan yang menanjak,
berliku, sempit dan kerusakan jalan, dan akan lebih sulit jika memasuki musim hujan
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Ueesi sekitar 1300 Km² yang terdiri dari
11 desa dengan 43 dusun.
Adapun batas-batas wilayah UPTD Puskesmas Ueesi adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Latoma Kabupaten Konawe
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Uluiwoi Kabupaten Kolaka
Timur
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Wolo Kabupaten Kolaka

4
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ueesi
2.1.2. Tenaga Keseehatan

Tabel. 2.1. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas Ueesi 2019
3.

No Jenis Tenaga PNS NS Honorer PTT Jumlah

1. Dokter Umum - - - - -

2. S.Kep.Ns - - - - -

3. S1 Kesehatan 2 - 1 - 3
Masyarakat
4. S1 Gizi - - - - -

5. S1 Perawat 2 - 1 - 3

6. S1 Farmasi - - 1 - 1

7. D. III Perawat 1 - 7 - 8

5
8. D. III Bidan 4 - 7 - 12

9. D. III Kesehatan - - - - -
Lingkungan
10. D. III Analis - - 1 - 1
Kesehatan
11. D. I Bidan - - - - -

12. SPK 1 - - - 1

Jumlah 10 - 18 - 29

2.1.3. Visi misi dan Motto organisasi


Visi Puskesmas Ueesi :
“MEWUJUDKAN PELAYANAN KESEHATAN YANG PRIMA TERBAIK DAN
PROFESIONAL MENUJU MASYARAKAT UEESI YANG SEHAT”
Misi Puskesmas Ueesi
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Prima
2. Melaksanakan Pelayanan Yang Berkualitas
3. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Merata dan Terjangkau
4. Mendorong Masyarakat Berprilaku Hidup Bersih Dan Sehat
5. Kerjasama Lintas Sektor Dan Kemitraan Dengan Seluruh Elemen Masyarakat

Motto
“KESEHATAN ANDA TUJUAN KAMI, KESEMBUHAN ANDA HARAPAN
KAMI”
Tata Nilai Puskesmas Ueesi disingkat dalam kata CERIA, yaitu:
C Epat : dan tanggap dalam bertindak
E Fisien : dan efektif dalam bekerja
R Amah : dan santun dalam memberikan pelayanan
I Khlas : dalam bekerja
A Dil : kepada siapapun yang membutuhakan pelayanan

2.1.4 Struktur Organisasi Puskemas Ueesi


Struktur Organisasi Puskemas Ueesi adalah sebagai berikut:

6
pelayanan kia/kb
Asmilasari, S.Tr.Keb

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Ueesi

7
2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
Sesuai dengan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tujuan dan fungsi
Puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Permenkes 75 Tahun 2014 pasal 2 menyatakan pembangunan Kesehatan yang


diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
a) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran , kemauan dan kemampuan
hidup sehat
b) Mampu menjangkau pelayanan Kesehatan bermutu
c) Hidup dalam lingkungan sehat
d) Memiliki derajat Kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat
2. Permenkes 75 tahun 2014 pasal 4 menyatakan bahwa puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
3. Permenkes 75 tahun 2014 pasal 5 menyatakan bahwa dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Puskesmas memiliki fungsi
sebagai berikut:
a) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.
b) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
2.1.6. Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Terampil
Uraian tugas dan fungsi sebagai bidan terampil menurut PERMENPAN-RB
NO. 36 TAHUN 2019 sebagai berikut :
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan
3. Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan
4. Memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent
5. Melakukan tindakan pencegahan infeksi
6. Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/ personal hygiene
7. Memberikan vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus fisiologis
8. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil
9. Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai dengan
kebutuhan

8
10. Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis
11. Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis
12. Melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis
13. Melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis
14. Melakukan pengkajian pada ibu nifas
15. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga
pasca persalinan (KF1)
16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF 2)
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF 3)
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal
21. Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
22. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak
pada individu/keluarga sesuai kebutuhan
23. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom
24. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada individu/keluarga
sesuai kebutuhan
25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk remaja
ermasuk personal hygiene dan nutrisi;
26. Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah kerja
Puskesmas melalui kunjungan rumah;
27. Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu
hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28. Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD)
29. Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung Keluarga
Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan
30. Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak se

9
2.2. Profil Peserta
Nama : ASMILASARI, A.Md.Keb
NIP : 19960313 202203 2 005
Tempat, Tanggal Lahir : Kolaka, 13 Maret 1996
Jabatan : Bidan Terampil
Unit Kerja : Puskesmas Ueesi
Pendidikan : DIII Kebidanan
Instansi : Dinas kesehatan kabupaten Kolaka Timur
2.3. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar ASN

2.3.1. Berorientasi Terhadap Pelayanan


Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara lain adalah
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat
tersebut mengandung makna negara berkewajibaan memenuhi kebutuhan setiap warga
negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan
pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap
warga negara atas barang publik, jasa publik dan pelayanan administrative sebagaimana
tercantum dalam penjelasan atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam pasal 4 UU
pelayanan publik yaitu :
1) Kepentingan umum
2) Kepastian hukum
3) Kesamaan hak
4) Keseimbangan hak dan kewajiban
5) Keprofesionalan
6) Partisipatif
7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
8) Keterbukaan
9) Akuntabilitas
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11) Ketepatan waktu
12) Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.

10
Panduan perilaku atau kode etik dari berorientasi pelayanan sebagai pedoman
bagi ASN dalam melaksanakan tugas sehari-hari adalah sebagai berikut :
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Niali dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
berorientasi pelayanan memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
diantaranya :
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat indonesia
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
4) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
b.Ramah, Cekatan, Solutif dan Dapat Diandalkan
Niali dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
berorientasi pelayanan ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan diantaranya :
1) Memlihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun.
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Niali dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
berorientasi pelayanan melakukan perbaikan tiada henti diantaranya :
1) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai 2.3.2.
2.3.2 Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap


seseorang/organisasi yang meberikan amanat. Dalam konteks ASN
akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga
pembina dan lebih luasnya kepada publik. Terdapat beberapa aspek-aspek
akuntabilitas adalah sebagai berikut :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result-oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)

11
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda sebagai berikut :
a. Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang digunakan untuk
mengidentifikasi apakah seseorang memiliki akuntabilitas personal antara lain “Apa
yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan membuat perbedaan?”
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dan instasinya sebagai pemberi kewenangan.
Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas individu
seorang PNS adalah kemampuan untuk mengatakan “ini adalah tindakan yang telah
saya lakukan dan ini adalah apa yang akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi
lebih baik”
c. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam hal
ini tidak ada istilah “saya” tetapi yang ada adalah “kami”. Dalam kaitannya dengan
akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semngat kerjasama yang
tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan
yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi
maupun kinerja organisasi kepada stakeholder.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi pemerintah untuk
mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat. Stakeholder
yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan dan pembayar pajak
yang memberikan masukkan, saran dan kritik terhadap kinerjanya.
Akuntabilitas merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :

12
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
2.3.3. Kompoten
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal 210 sampai
dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1) Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
2) Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk
melaksanakan pengembangan kompetensi tertentu.
3) Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen.
4) Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawal
untuk meningkatkan kompetensinya, yaltu klasikal dan non klasikal.
Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan
pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment dan
Job enlargement termasuk coaching dan mentoring.
Kompoten merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
2) Membantu orang lain belajar
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
2.3.4.Harmonis
Pola harmonis merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai
pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan sosial
ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang paling
sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan antara
anggota masyarakat. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuat kita
secara individu menjadi tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk
saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktivitas bekerja serta
meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah peruahaan Brand)
menyatakan beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur tempat kerja yang
harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi

13
berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut
adalah :
1) Membuat tempat kerja yang berenergi

14
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan separuh
hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa agar
karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata ruang yang baik dan
keberadaan ruang terbuka sangat disarankan. Desain ruang terbuka dapat
meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah peruahaan Brand)
menyatakan beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur tempat kerja yang
harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut
adalah :
kepuasan kerja, sekaligus optimal Mengurangi terjadinya kurangnya komunikasi.
Disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi
2) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang
menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah “mentok", ada baiknya Anda
mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim. Hal tersebut mampu
meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis atau
organisasi.
3)Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi kebahaglaan dalam
organisasi kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan kepemilikan dan
meningkatkan antusiasme para karyawan.
Harmonis merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2) Suka menolong orang lain
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif
2.3.5.Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu "Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran
15
sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata loyal didefinisikan
sebagai "giving or showing firm and constant support or allegiance to a person or
institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang
teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)".
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah sifat loyal atau
setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara
dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap ASN harus
senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan martabat pegawai
negeri sipil serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitas terhadap bangsa dan negara.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintah yang sah
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instasi dan negara
Mejaga rahasia jabatan negara.
2.3.6.Adapif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat
mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga
kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan
kehidupan.
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory
Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi akan
mempraktekkannya, yaitu :
1) Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai. Demikian
pula dengan organisasi pemerintah, yang mempunyai tujuan-tujuan penyelenggaraan
fungsinya yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundangan. Penetapan tujuan
16
organisasi menjadi elemen budaya adaptif pertama yang diperlukan, dimana
pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh variabel lingkungan. Perubahan
lingkungan tidak serta merta mengubah tujuan organisasi, tetapi adaptasi akan
menyesuaikan cara organisasi bekerja
agar pencapaian tetap dilakukan.

2) Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional yang
sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya. Demikian pula dengan ASN sebagai
individu yang mempunyai nilai-nilai yang tersemat dalam budaya kerjanya, sehingga
dituntut untuk mengaplikasikannya agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal
dan berkualitas.

3) Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam Kerangka pikir
dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam organisasi.

4) Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, makan ilai-nilai korporat juga
menjadi fondasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam organisasi.

5) Coporate strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategi-strategi yang
lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara terstruktur,
efisien dan efektif

6) Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat diterapkan
di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya adaptif dapat berkembang
dan tumbuh pada sebuah organisasi.

7) Problem solving
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul dalam
organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan. Penyelesaian masalah
harus menjadi tujuan besar dari proses adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.
8) Partnership working

17
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan
partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling menguatkan dalam
penerapan budaya adaptif.

9) Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang penting dan
tidak bisa dihindari
Adaptif merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN yang
memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c) Bertindak proaktif
2.3.7.Kolaboratif
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapadefinisi kolaborasi
dan collaborative governance. Dyer and Singh(1998, dalam Celik et al, 2019)
mengungkapkan bahwa kolaborasiadalah “value generated from an alliance between
two or more firmsaiming to become more competitive by developing shared routines”.
Ansen dan gash (2012) mengungkapkan beberapa prosesyang harus dilalui dalam
menjalin kolaborasi yaitu :
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholdermitra kolaborasi.
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik danbersungguh-sungguh
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan;sharing ownership
dalam proses; serta keterbukaan terkaitkeuntungan bersama
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisibersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilaibersama
5) Menetapkan outcome.

Kolaboratif merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value
ASN yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :

1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi


2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama

18
2.4. Kedudukan dan Peran
a. Manajemen ASN

Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam


mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun PPK.
Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak,
kewajiban dan kode etik ASN (Lembaga Administrasi Negara, 2017).

1) Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN
terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
2) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi
dan bertugas sebagai berikut:
2.4.3.1. Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2.4.3.2. Pelayan Publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan/atau pelayananadministratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
2.4.3.3. Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia

19
dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan
3) Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang
patut atau layak diterima.Agar melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik,
dan dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di Undang-undang
No 5 tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
Berdasarkan pasal 70 UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
setiap pegawai ASN memiliki hak serta 21 kesempatan untuk mengembangkan
kompetensinya. Berdasarkan pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
2.5. Jaminan kesehatan
2.6. Jaminan kecelakaan kerja
2.7. Jaminan kematian
2.8. Bantuan hukum Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan yang bersifat
kontraktual.
4) Kode etik dan kode perilaku ASN
Dalam UU no.5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa ASN sebagai
profesi berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

20
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
g. Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenaidisiplin
pegawai ASN.
b. Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada perspekti
fliterasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi.
Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia muncul berbagai perbincangan,
regulasi pendukung dan upaya konkret menerapkan transormasi digital dilingkungan
perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-
19 justru memberikan dampak yang sangat luar biasa dalam aspek ini.
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh internet.
Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat Indonesia tidak
terlepas dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek
(GagapTeknologi) dan informasi yakni dapat

21
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan
bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam nmeningkatkan efektifitas dan
efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan
fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:
1) Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi Pegawai ASN
dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan / atau etika organisasi dan
jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung dan pemangku
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi dan
bertanggung jawab

2) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap
bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah
dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai
luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat
maupun di daerah. Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air
Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentinga nnasional. Nasionalisme
merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu,
golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan
bangsa dan Negara di atas segalanya.
3) Profesionalisme

Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara kemampuan


aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat

22
terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan kemampuan aparat
merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi.

4) Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan
anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki
kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar
bangsa yang sangat tinggi

5) Mengusai IT dan bahasa asing


ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi yakni dapat
mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi produk IT (informasi
Tekhnology) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan
dalam meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian
kepada masyarakat. Seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik
dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa Asing seperti bahasa Inggris,
Mandarin dan lain sebagainya.
6) Berjiwa hospitality ( Keramahan )

Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi


bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan aktivitas
pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam menampilkan pelayanan prima
kepada masyarakat

7) ASN memiliki kemampuan Networking


Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal.

8) ASN memiliki jiwa Enterpeneurship


ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreativitas, inovatif,
pantang menyerah, dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan

23
peluang serta bertanggung jawab. Enterpeneurship juga dapat diartikan berpikir
tentang masa depan orang banyak. Kehidupan orang banyak kesejahteraan
masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan dan dengan
dimilikinya kemampuan Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan mampu
meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

24
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi Isu, Deskripsi Isu dan Penetapan Isu (APKL)


3.1.1. Identifikasi Isu
Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya,
misalnya menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang
penilaian (1- 5) pada kriteria; Aktual (A), Problematik (P), Kekhalayakan
(K) dan Kelayakan (L). Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan
sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu
tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu
tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya secara komprehensif, dan Kelayakan artinya isu
tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalah.
Dari hasil identifikasi berdasarkan pengamatan langsung dan

konsultasi dengan mentor dan beberapa rekan kerja terdapat isu-isu yang

layak diangkat dan dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu di

temukan oleh penulis yaitu :

1) Rendahnya pemahaman ibu hamil tentang pentingnya bersalin di

fasilitas kesehatan.

2) Kurangnya dukungan suami dan keluarga pada ibu hamil tentang

pentingnya bersalin difasilitas kesehatan.

3) Rendahnya pemahaman ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan.
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Deskripsi
Tugas dan Kondisi Saat Kondisi Yang
No. Isu Teridentifikasi Keterkaitan dengan
Fungsi Ini Diharapkan
Agenda III
1. Memberikan KIE Kurangnya Meningkatnya Rendahnya Manajemen ASN :
tentang pengetahuan pengetahuan ibu pengetahuan ibu Seorang bidan
kesehatan ibu ibu hamil hamil akan hamil tentang memiliki kewajiban
pada akan pentingnya pentingnya untuk memberikan
individu/keluarga pentingnya persalinan di persalinan di KIE kesehatan sesuai
sesuai dengan persalinan di fasilitas Kesehatan fasilitas kesehatan dengan kebutuhan
kebutuhan fasilitas tanpa menghakimi
Kesehatan perilaku ataupun
pendapat
Smart ASN: Seorang
bidan harus mampu
memberikan
pelayanan kesehatan
secara profesional
untuk menjalankan
tugas dan fungsi.
2. Memberikan KIE Kurangnya Meningkatnya Rendahnya Manajemen ASN :
tentang pemahaman pemahaman ibu pemahaman ibu Seorang bidan
kesehatan ibu ibu hamil hamil tentang hamil tentang memiliki kewajiban
pada tentang pentingnya pentingnya untuk memberikan
individu/keluarga pentingnya pentingnya pemeriksaan KIE kesehatan sesuai
sesuai dengan pemeriksaan pemeriksaan Kehamilan dengan kebutuhan
kebutuhan Kehamilan Kehamilan tanpa menghakimi
perilaku ataupun
pendapat
Smart ASN: Seorang
bidan harus mampu
memberikan
pelayanan kesehatan
secara profesional
untuk menjalankan
tugas dan fungsi.
3. Memberikan Kurangnya Meningkatnya Rendahnya Manajemen ASN :
KIE tentang dukungan pengetahuan pengetahuan Seorang bidan
kesehatan ibu suami dan suami dan suami dan memiliki kewajiban
pada keluarga kelaurga tentang kelaurga tentang untuk memberikan
individu/keluarg pada ibu pentingnya pentingnya KIE kesehatan sesuai
a sesuai dengan hamil pertolongan pertolongan dengan kebutuhan
kebutuhan tentang persalinan di persalinan di tanpa menghakimi
pentingnya tenaga kesehatan tenaga kesehatan perilaku ataupun
bersalin pendapat
ditenaga Smart ASN: Seorang
kesehatan bidan harus mampu
memberikan
pelayanan kesehatan
secara profesional
untuk menjalankan
tugas dan fungsi.

Table 3.1. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi


3.1.2. Analisis Isu
Dari ketiga isu yang sudah dijelaskan di atas akan dilakukan
penetapan isu melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan
kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk
diselesaikan melalui gagasan kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan.
Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan). Analisis APKL merupakan alat
bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan
memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari
isu- isu yang ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh
analisis APKL, maka dipilih satu isu yang menjadi prioritas utama yang
selanjutnya akan dijadikan bahan masalah untuk aktualisasi di tempat
kerja. APKL memiliki 4 kriteria penilaian sebagai berikut :
1. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
2. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
4. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Berikut ini beberapa isu yang ada pada UPTD Puskesmas Ueesi , yang
akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL. Analisis
penetapan isu dapat dijabarkan dalam tabel berikut :
Kriteria
Jumlah
No. Isu A P K L Ranking
Skor
( 1-5 ) ( 1-5 ) ( 1-5 ) ( 1-5 )
1. Rendahnya pengetahuan ibu
hamil tentang pentingnya 5 5 4 5 19 I
persalinan di fasilitas kesehatan

2. Rendahnya pemahaman ibu hamil


tentang pentingnya pemeriksaan
5 4 4 5 18 II
Kehamilan

3. Kurangnya dukungan suami


dan keluarga pada ibu hamil
4 4 4 5 17 III
tentang pentingnya bersalin
difasilitas kesehatan

Tabel 3.2. Penetapan Isu dengan Metode APKL


Skala Likert : 1-5
Angka 5 : Sangat Gawat/Mendesak
Angka 4 : Gawat/Mendesak
Angka 3 : Cukup Gawat/Medesak
Angka 2 : Kurang Gawat/Mendesak
Angka 1 : Tidak Gawat/Mendesak

Keterangan :
A : Aktual (Sedang terjadi/dalam proses kejadian)
P : Problematik (Masalah mendesak untuk dipecahkan)
K : Kekhalayakan (Menyangkut hidup orang banyak)
L : Layak (Logis, pantas, realistis dan dapat di bahas)
Sehingga berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL, yang
juga telah dikonsultasikan dengan mentor dan coach, Penulis memutuskan
mengangkat isu yaitu “Rendahnya Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pentingnya Persalinan di Fasilitas Kesehatan” yang mana kemudian Penulis
menetapkan 1 (Satu) Judul Rancangan Aktualisasi sebagai gagasan
pemecahan isu, yaitu “Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pentingnya Persalinan di Fasilitas Kesehatan Di Desa Ueesi, Kecamatan
Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur”.
AKI/AKB

KOMPLIKASI AKIBAT
PERSALINAN

RENDAHNYA PEMAHAMAN IBU HAMIL PENTINGNYA


MELAHIRKAN DI DIFASILITAS KESEHATAN

PENYEBAB

JARAK TEMPAT TINGGAL KE KURANGNYA PENGETAHUAN KURANGNYA DUKUNGAN


FASKES IBU HAMILTENTANG SUAMI/KELUARGA
PENTINGNYA PERSALINAN
DIFASILITAS KESEHATAN

MELAKUKAN SOSIALISASI
TENTANG PENTINGNYA SOLUSI
PERSALINAN DIFASILITAS
KESEHATAN
1.2. Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu
Gagasan kreatif yang di pilih penulis untuk menyelesaikan isu Rendahnya
Pengetahuan ibu hamil tentang persalinan di fasilitas kesehatan adalah dengan
melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya persalinan di fasilitas
kesehatan menggunakan leaflet”. Gagasan tersebut terkait dengan Mata Pelatihan
Manejemen ASN di mana setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak
diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. ASN harus bersikap
profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan.
3.1 Deskripsi /Penjelasan Kegiatan
A. Nama : Asmilasari, A.Md,Keb
B. Jabatan : Bidan Terampil
C. Unit Kerja : UPTD Puskesmas Ueesi
D. Identifikasi Isu :
1. Rendahnya Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pentingnya Persalinan Di Fasilitas
Kesehatan.
2. Rendahnya Pemahaman Ibu Hamil Tentang Pentingnya Pemeriksaan
Kehamilan.
3. Kurangnya dukungan suami dan keluarga pada ibu hamil tentang pentingnya
bersalin difasilitas kesehatan.
E. Isu yang diangkat : Rendahnya Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pentingnya Persalinan Di Fasilitas Kesehatan
F. Gagasan Pemecahan Isu : Pelaksanaan Peningkatan Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Pentingnya Persalinan di Fasilitas Kesehatan.
3.1. Matriks Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.4. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
NO KEGIATAN TAHAPAN AOUTPUT/CAPAIAN NILAI-NILAI DASAR KONSTRIBUSI PENGUATAN NILAI-
KEGIATAN HASIL TERHADAP VISI/MISI NILAI ORGANISASI
ORGANISASI
1. Melaporkan a. Menyiapkan Adanya bahan konsultasi Berorientasi Konsultasi dengan atasan Mampu bertanggung jaw
kepada bahan untuk Pelayanan : dan meminta arahan serta dengan apa yang a
pimpinan dan kegiatan menyiapkan bahan saran merupakan dikerjakan dengan mem
meminta konsultasi. konsultasi, saya akan penerapan nilai dasar izin terlebih dahulu kep
persetujuan melakukannya tanggung jawab yang pimpinan dan mendengar
pimpinan dengan cekatan juga berkontribusi apa yang menjadi komitm
tentang untuk hasil yang terhadap misi puskesmas bersama dalam melaksana
rancangan optimal yaitu “ mewujudkan aktualisasi.
aktualisasi Akuntabel : “Pelayanan kesehatan
Dalam menyiapkan yang prima terbaik dan
bahan konsultasi, profesional”
saya akan
melakukannya
dengan ketelitian dan
penuh tanggung
jawab
Kompeten :
Dalam menyiapkan
bahan konsultasi, saya
akan melakukannya
dengan cermat untuk
menghasilkan hasil
berkualitas
Loyal :
saya akan berdedikasi
untuk rela
mengorbankan tenaga
fikiran dan waktu demi
keberhasilan
penyusunan kegiatan
rencana
b. Membuat Terjadwalnya waktu Loyal : Saya akan
jadwal untuk pertemuan dengan mengatur jadwal
pertemuan pimpinan konsultasi sebagai
dengan bentuk kontribusi saya
pimpinan kepada pimpinan
Adaptif :
Ketika membuat jadwal
pertemuan saya akan
menyesuaikan dengan
jadwal pimpinan
Kolaboratif :
Dalam membuat jadwal
pertemuan saya akan
memohon kerjasama
dengan pimpinan
Akuntabel :
Dalam penentuan waktu
pertemuan saya akan
konsisten terhadap
jadwal pertemuan yang
telah disepakati
c. Melakukan Adanya catatan Berorientasi
konsultasi konsultasi kepada Pelayanan :
dengan pimpinan Dalam melakukan
pimpinan konsultasi saya akan
bersikap ramah dan
dapat di andalkan
kepada pimpinan
Akuntabel :
Dalam melakukan
konsultasi saya akan
menggunakan waktu
dengan efektif dan
efisien membahas
rencana kegiatan
Adaptif :
Saya akan bertindak
proaktif dalam
melakukan konsultasi
Harmonis :
Dalam melakukan
konsultasi saya akan
menghargai pendapat,
ide, dan gagasan
pemimpin serta akan
membangun lingkungan
kerja yang kondusif
d. Meminta Izin dari pimpinan yang Akuntabel : Pada saat
persetujuan telah menjadi meminta persetujuan
pimpinan kesepakatan bersama dari pimpinan penulis
bersifat sopan dan
santun
Harmonis : Saya akan
meminta arahan kepada
pimpinan bagaimana
menciptakan Suasana
yang kondusif saat
melakukan kegiatan.
Loyal
Pada saat meminta
persetujuan saya akan
berkomitmen untuk
jujur dan bertanggung
jawab dalam
meyelesaikan kegiatan
dan menjaga nama baik
pimpinan
Kolaboratif
Pada saat meminta
persetujuan saya
menyatakan akan
membangun kerjasama
dalam menyelesaikan
kegiatan.
ANALISIS DAMPAK
 Perkiraan Hambatan : Adanya keterbatasan waktu dalam melakukan kosultasi pada pimpinan dikarenakan kesibukan pimpinan
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : tidak terkoodinirnya atau tidak adanya komitmen bersama antara penulis dengan pimpinan dalam mengam
tindakan yang dilakukan dalam rancangan aktualisasi
 Alternatif Solusi : Mengatur jadwal dengan pimpinan sebelum melakukan konsultasi, menayankan dengan santun kapan pimpinan ada waktu luang un
dilakukannya konsultasi
NO KEGIATAN TAHAPAN AOUTPUT/CAPAIAN NILAI-NILAI DASAR KONSTRIBUSI PENGUATAN
KEGIATAN HASIL TERHADAP NILAI-NILAI
VISI/MISI ORGANISASI
ORGANISASI
2. Melakukan a. Melakukan Terwujudnya koordinasi Kolaboratif Meningkatkan Dalam
konsultasi konsultasi dengan Kepala Desa : Kerjasama Lintas melaksanakan
dengan dengan terkait adanya dukungan Adanya komunikasi Sektor Dan setiap kegiatan
Kepala Desa Kepala Desa Kepala Desa untuk dan kerja sama antara Kemitraan Dengan harus konsisten
Ueesi dan Ueesi melaksanakan kegiatan kelompok internal dan Seluruh Elemen dan transparan
sosialisasi eksternal Masyarakat serta dilandasi
kepada rekan Loyal dengan rasa
sejawat dan : Sebelum melakukan tanggung jawab.
kader Dalam melakukan kegiatan disuatu desa
konsultasi saya akan dan ada hubungannya
membuat komitmen dengan masyarakat,
dengan Kepala Desa kepala desa harus
mengenai kegiatan diberitahu terlebih
yang akan dilakukan dahulu demi
Akuntabel kelancaran dan
: legalisasi dalam
Dalam melakukan pelaksanaan kegiatan
konsultasi saya akan
bertanggung jawab
dengan kegiatan yang
akan dilaksanakan
Harmonis
:
Menghargai
komunikasi dan kerja
sama yang akan
dilaksanakan
b. Melaksanakan Terlaksananya sosialisasi Kolaboratif :
sosialisasi Terlaksananya
pada rekan sosialisasi yang
sejawat di melibatkan teman
puskesmas sejawat demi
mendapatkan
dukungan diadakannya
kegiatan tersebut
Akuntabel :
saya akan
mempertahankan sikap
tanggung jawab dan
konsisten terhadap
kegiatan yang akan
dilakukan
Adaptif
:
Dalam sosialisasi saya
akan menjelaskan
inovasi yang akan saya
laksanakan pada
kegitan tersebut
Kompeten :
Saya akan menerima
saran dari teman
sejawat dan
melaksanakan saran
tersebut dengan
kualitas terbaik dalam
pelaksanaan kegiatan
yang akan saya
lakukan
c. Melaksanakan Terlaksana sosialisasi Berorientasi
sosialisai pelayanan :
pada kader di Dalam menyampaikan
Posyandu sosialisasi saya akan
bersikap ramah, solutif
dan dapat diandalkan
untuk membangun
kepercayaan.
Loyal :
Dalam menyampaikan
sosialisasi saya akan
menggunakan bahasa
indonesia yang benar
dan mudah dimengerti
Adaptif :
saya akan bertindak
proaktif dalam
memberikan sosialisasi
Harmonis
:
Dalam melakukan
sosialisasi saya akan
membangun
lingkungan yang
kondusif
ANALISIS DAMPAK
 Perkiraan Hambatan : Jika Kepala Desa tidak berada di Tempat (dalam pelatihan atau tugas keluar daerah)
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : tidak terkoodinirnya atau tidak adanya komitmen bersama antara penulis dengan Kepala Desa
 Alternatif Solusi : Memastikan bahwa kepala desa berada di Desa atau lagi keluar daerah
NO KEGIATAN TAHAPAN AOUTPUT/CAPAIAN NILAI-NILAI KONSTRIBUSI PENGUATAN
KEGIATAN HASIL DASAR TERHADAP NILAI-NILAI
VISI/MISI ORGANISASI
ORGANISASI
3. Menyiapkan a. Melakukan Terlaksananya konsultasi Harmonis : Dalam Cepat dan tanggap Tangguh dan
media konsultasi dengan pimpinan melakukan dalam bekerja. lincah
edukasi dengan konsultasi dengan Dalam pembuatan Dalam
tentang pimpinan pimpinan untuk dan persiapan media menyediakan
pentingnya tentang melakukan kegiatan edukasi dibutuhkan media edukasi,
melahirkan di pembuatan pembuatan leaflet, profesionalisme dan memerlukan
fasilitas Leaflet saya akan inovasi agar apa yang sikap tangguh
kesehatan membangun disiapkan dan apa dan lincah agar
lingkungan kerja yang dibuat dapat mendapatkan
yang kondusif diterapkan dan media yang
Kolaboratif : Dalam tersampaikan dengan sesuai
melakukan baik
konsultasi dengan
pimpinan, saya akan
menerima saran
pimpinan dalam
melakukan kegiatan
Loyal : pembuatan
Leaflet, saya
berharap agar
pimpinan dapat
memberikan
kontribusi dalam
melakukan kegiatan
Adaptif : dalam
melakukan kegiatan
ini saya akan
mengusulkan inovasi
baru dan meminta
saran pemimpin
b. Menyiapka Tersedianya media edukasi Akuntabel : Dalam
n media berupa lembar timbal menyediakan media
edukasi balik. yang akan
berupa digunakan saya akan
lembar bersikap tanggung
timbal balik jawab dan cermat
dalam pemilihan
media tersebut
Berorientasi
pelayanan :
sehingga dapat
diterima baik oleh
yang menerima
edukasi
Adaptif :
Saya akan bertindak
proaktif dalam
menyiapkan media
edukasi.
c. Membuat Adanya Leaflet tentang Kompeten :
Leaflet pentingnya bersalin di Pembuatan Leaflet
sebagai fasilitas kesehatan. harus sesuai dengan
apa yang akan
pegangan
disampaikan dengan
Ibu Hamil. menggunakan
bahasa yang baik
dan mudah dipahami
Adaptif : Dalam
kegiatan ini saya
akan menggunakan
media internet untuk
mencari referensi
Kompeten :
menggunakan
akronim menarik
yang disertai dengan
gambar yang
mendukung.
Berorientasi
pelayanan :
Disamping itu
Pembuatan leaflet
ini merupakan suatu
media inovasi agar
edukasi masyarakat
menjadi lebih efektif
dan efisien.
d. Membuat Quasioner yang digunakan Adaptif
Quasioner untuk mengetahui :
untuk indikator keberhasilan Dalam pembuatan
pretest dan dalam melakukan edukasi quasioner saya akan
postest telah siap. menggunakan laptop
Loyal
: dalam pembuatan
quasioner saya akan
menggunakan
bahasa indonesia
yang benar dan
mudah dipahami.
Kompeten :
Quaisoner yang
dibuat harus sesuai
dengan edukasi yang
akan disampaikan,
sehingga quasioner
tersebut bisa
menjadi indikator
keberhasilan dalam
pemberian Edukasi
Akuntabel :
Saya akan
bertanggung jawab
pada pembuatan
Quasioner.
ANALISIS DAMPAK
 Perkiraan Hambatan : Adanya kendala dalam pembuatan Leaflet
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kurang Efisiennya pemberian edukasi
 Alternatif Solusi : mencari dan mengumpulkan materi-materi yang ada kaitannya dengan edukasi yang akan dilaksanakan.
NO KEGIATAN TAHAPAN AOUTPUT/CAPAIAN NILAI-NILAI KONSTRIBUSI PENGUATAN
KEGIATAN HASIL DASAR TERHADAP NILAI-NILAI
VISI/MISI ORGANISASI
ORGANISASI
4. Melakukan a. Melakukan Ibu hamil bisa mengerti Kolaboratif : Dengan melaksanakan Akuntabel
Edukasi Pendekatan dan menerima maksud Dengan terjalinnya edukasi dengan baik merupakan
pada Ibu dari pertemuan tersebut. pendekatan yang dan benar serta dapat penguatan nilai
Hamil dengan dilakukan dengan organisasi yaitu
dikatakan berhasil,
menjelaskan sikap tenggang rasa berkemampuan
maksud dan Harmonis dapat mendukung tinggi dalam
tujuan Pada saat terwujudnya visi melaksanakan
diadakannya pelaksanaan UPTD Puskesmas pelayanan serta
pertemuan kegiatan saya akan Ueesi yaitu : bertanggung jawab
tersebut. membangun Melaksanakan dalam pelaksanaan
lingkungan yang Pelayanan Yang pelayanan.
kondusif agar para
Berkualitas
ibu hamil nyaman
Akuntabel : maka
akan mempengaruhi
efisiensi dan tingkat
keberhasilan dalam
melakukan edukasi
tersebut.
Loyal : dalam
kegiatan ini saya
akan membuat
komitmen dengan
ibu hamil
b. Memberi Quesioner telah Akuntabel :
Quesioner dibagikan. Saya akan memandu
(Pre Test) pelaksanaan
kegiatan pre test
dengan jujur dan
bertanggung jawab
untuk hasil yang
akurat
Harmonis : Dengan
adanya pre test bisa
menggali sejauh
mana pemahan ibu
tentang pentingnya
bersalin di fasilitas
kesehatan dengan
batasan waktu yang
telah disetujui
bersama.
Adaptif : Efisiensi
waktu perlu
diperhatikan agar
edukasi yang
dilakukan bisa
maksimal.
c. Memberi Edukasi telah dilakukan Kompeten : Dalam
Edukasi dengan menggunakan melaksanakan
tentang media timbal balik dan penyuluhan, penulis
Pentingnya leaflet yang diberikan akan berbagi ilmu
persalinan di pada masing-masing untuk membatu
fasilitas ibu hamil untuk bisa para peserta untuk
kesehatan menjadi pegangannya belajar dan
memahami maksud
dari penyuluhan
Berorientasi
pelayanan : Saya
akan sopan dan
ramah dalam
menyampaikan
informasi.
Kompeten : Dalam
pemberian edukasi
menjelaskan tentang
pentingnya bersalin
di fasilitas
kesehatan dengan
seefektif dan
seefisien mungkin.
Berorientasi
pelayanan :
Dengan demikian,
diharapkan mampu
menjadikan petugas
yang profesional
dalam melakukan
pelayanan kepada
masyarakat.
d. Melaksanakan Terlaksananya kegiatan Akuntabel :
kegiatan post post test. Saya akan memandu
test kegiatan pos test
dengan jujur dan
bertanggung jawab.
Harmonis :
Saya akan
membangun
lingkungan yang
kondusif dalam
melaksanakan test.
Loyal :
Saya akan
mendedikasikan
pelaksanaan
kegiatan untuk
kepentingan ibu
hamil khususnya dan
masyarakat
ANALISIS DAMPAK
 Perkiraan Hambatan : Kurangnya Pemahaman Ibu hamil dalam menyikapi quesioner yang diberikan.
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak akan ada indikator yang bisa mengetahui keberhasilan kegiatan edukasi yang
dilaksanakan.
 Alternatif Solusi : Sebelum melakukan kegiatan, beri pendekatan kepada Ibu Hamil tentang tahapan-tahapan dan maksud dari setiap
tahapan yang akan dilaksnakan. Memberitahu bahwa maksud dari adanya pre tets dan post test untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman ibu hamil tentang pentingnya persalinan fasilitas kesehatan.
NO KEGIATAN TAHAPAN AOUTPU/HASIL NILAI-NILAI KONSTRIBUSI PENGUATAN
KEGIATAN DASAR TERHADAP VISI/MISI NILAI-NILAI
ORGANISASI ORGANISASI
5. Evaluasi a. Menyiapkan Tersedianya Harmonis :
menyiapkan bahan
bahan evaluasi bahan evaluasi
evaluasi, penulis akan
membangun kondisi
yang kondusif.
Kolaboratif :
menyiapkan bahan
evaluasi, penulis akan
bekerja sama dengan
rekan sejawat dalam
melakukan kegiatan
Adaptif :
Dalam menyiapkan
bahan evaluasi,
penulis akan sangat
antusias dalam
melakuan kegiatan
Akuntabel : Saya
akan menyiapkan alat
dan bahan dengan
penuh rasa
tanggungjawab
sebelum di laporkan
kepimpinan
b. Menyusun Tersusunnya Akuntabel :
bahan evaluasi bahan evaluasi saya akan
bertanggung jawab
dalam menyusun
bahan evaluasi
Kompeten :
menyusun bahan
evaluasi , saya akan
menunjukkan kinerja
yang baik
Loyal : menyusun
bahan evaluasi , saya
akan berkomitmen
untuk menyelesaikan
kegiatan tepat waktu
Kolaboratif :
menyusun bahan
evaluasi , penulis
akan bekerjasama
dengan teman
sejawat dalam
melaksanakan
kegiatan
c. Melaporkan Terlaksananya Berorientasi
hasil kegiatan kegiatan pelayanan :
evaluasi pelaporan hasil melaporkan hasil
kegiatan evaluasi kegiatan evaluasi ,
penulis akan ramah
dan sopan dalam
melakukan kegiatan
Akuntabel :
melaporkan hasil
kegiatan evaluasi,
saya akan
menyampaikan hasil
yang dapat dipercaya
Kompeten :
melaporkan hasil
kegiatan evaluasi,
saya akan
menunjukkan dari
hasil kinerja yang
terbaik.
Harmonis : Saya
akan melaporkan hasil
kegiatan kepada
atasan untuk
membangun
hubungan baik.
ANALISIS DAMPAK
 Perkiraan Hambatan : Tidak cermat dalam menganalisis hasil pre-test dan post-test mempengaruhi langkah mengambil
keputusan selanjutnya
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Hasil akhir tidak sesuai dengan tujuan pelaksanaan
 Alternatif Solusi : Bekerja secara cermat, bertanggung jawab dan profesional

Anda mungkin juga menyukai