Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASURANSI SYARIAH
Dosen Pengampu: Mila Fursiana Salma Musfiroh S.Hi.,M.Si

Disusun Oleh :

Dwi Setiawantoro ay-yasin (2021230007)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini pola pikir manusia sangatlah berkembang. Dalam keadaan apapun
manusia seakan tidak mau rugi dengan apa yang menimpa dirinya. Perlindungan terhadap
apa yang mereka miliki seakan menjadihal yang waib untuk dilakukan. Untuk itu
asuransi menjadi pilihan yang utama dalam melindungi segala hal yang dimiliki.
Asuransi menjadi hal yang penting bagi manusia karena dengan asuransi mereka
mendapat kompensasi atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Setali tiga uang, dalam
perekonomian Islam, Asuransi dengan lebel syariah pun bermunculan. Dahulu asuransii
syariah seakan tidak mendapatkan tempat di masyarakat khususnya Indonesia sekarang
menjadi pilihan bagi orang-orang muslim. Perkemabangan asuransi syariah pun sangat
pesat. Sering sekali diberbagai tempat kita menemui lembaga-lembaga Asuransi syariah.
Namun, jika ditanya apakah sebenarnya Asuransi syariah tersebut. Bisa ditebak
hanya sedikit orang yang tahu akan Asuransi syariah. Mereka bahkan hanya mengerti
bahwa lembaga tersebut sejenis dengan asuransi-asuransi yang lain. Padahal dalam
prinsip dan nilai yang terkandung dalam ekonomi syariah ini sangatllah berbeda dengan
asuransi konvensional.
Dilatarbelangi masalah kekurang tahuan masyarakat mengenai hal tersebut, maka
dibuatlah makalah yang berjudul “Nilai-Nilai dan Prinsip Asuransi Syariah”. Makalah
ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuransi Syariah, tetapi juga dapat
memberikan penambahan khasanah ilmu pengetahuan mahasiswa khususnya kelasa
SM.B Semester V STAIN Ponorogo.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengertian Asuransi Syariah?
b. Bagaimana Nilai dan Prinsip Asuransi Syariah?
c. Bagaimana Perbedaan Prinsip Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Syariah


Menurut DSN Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha
saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi
dalam bentuk aset dan / atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.1
Berbeda dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 yang manyatakan bahwa
Asuransi Syariah adalah kumpulan perjanjian, yang terdiri atas perjanjian antara
perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis dan perjanjian di antara para pemegang
polis, dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah guna saling
menolong dan melindungi dengan cara:
a. memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau pemegang polis
karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti;atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya peserta atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.2
Jika dilihat dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik sebuah pengertian bahwa
asuransi syariah disni adalah lembaga keuangan yang berfungsi untuk melakukan sebuah
pembiayaan terhadap membernya ketika terjadi sebuah resiko dengan mendasarkan pada
syariah yang terlihat dari bentuk akadnya serta tujuannya untuk tolong menolong.

B. Nilai dan Prinsip asuransi Syariah


Setelah mengetahui pengertian dan definisi dari Asuransi syariah maka
selanjutnya perlu diketahui bagaimana nilai dan prinsip dalam Asuransi syariah. Berbeda
dengan Asuransi konvensional, Asuransi dalam Islam ini begitu sangat menjunjung nilai-
nilai keislaman dalam prinsipnya.

3
Nilai dan Prinsip-prinsip dalam Asuransi Syariah akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Tauhid
Jika dicermati ayat-ayat Al-Qur’an tentang mu’amalah, maka akan terlihat
dengan jelas bahwa Allah menyeru umatnya agar muamalah yang dilakukan
membawanya kepada ketakwaan kepada Allah. Hal tersebut misalnya dapat
dilihat dalam surat Al-Maidah ayat 2.

‫ َواَل تَ َع َاون ُوا عَىَل ا مْث ِ َوالْ ُعدْ َو ِان ۚ َوات َّ ُقوا اهَّلل َ ۖ َّن اهَّلل َ َش ِديدُ الْ ِع َق ِاب‬3
‫ِإ‬ ‫ِإْل‬
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”4
Allah meletakkan prinsip Tauhid sebagai prinsip utama dalam muamalah.
Oleh karena itu, segala aktivitas dalam mu’amalah harus senantiasa mengarahkan
para pelakunya dalam rangka untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.5
b. Al-Adl (Sikap Adil)
Syaikh Yusuf Al-Qardhawi mengatakan bahwa sesungguhnya pilar
penyangga kebebasan ekonomi yang berdiri diatas permukaan fitrah dan harkat
Manusia disempurnakan dan ditentukan oelh pilar penyanggayang lain, yaitu
“keadilan”.6
Termasuk dalam Prinsip Keadilan adalah memenuhi hak pekerja atau
buruh. Tidak boleh dalam keadilam Islam, seorang pekerja mencurahkan jerih
payah dan keringatanya, sementara ia tidak mendapatkan upah dan gajinya
dikurangi atau ditunda-tunda.7 Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 58:

‫َّن اهَّلل َ يَْأ ُم ُرمُك ْ َأن تَُؤ دُّوا اَأْل َمااَن ِت ىَل ٰ َأ ْه ِلهَا َو َذا َحمَك ْمُت بَنْي َ النَّ ِاس َأن حَت ْ مُك ُوا‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ اِب لْ َعدْ لِ ۚ َّن اهَّلل َ ِن ِع َّما ي َ ِع ُظمُك ِب ِه ۗ َّن اهَّلل َ اَك َن مَس ِ ي ًعا ب َ ِص ًريا‬8
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
3

4
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan
Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami
ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.9
c. Adz- Dzulm (Kezaliman)
Bisnis syariah adalah bisnis yang santun dan didalamnya mengandung
keadilan dan prinsip-prinsip yang tinggi. Allah dengan tegas mengatakan bahwa
dalam bisnis Syariah haram hukumnya menzalimi satu sama lain.10
Dalam prekteknya Asuransi harus jauh dari kezaliman yang mungkin
terjadi dalam tiga hal, yaitu zalim dalam hubungan dengan Nasabah, zalim
dengan Kariyawan, dan zalim dengan Pemilik Modal/ investor.
d. At-Ta’awun ( Tolong Menolong)
Prinsip keemapat ini menajdi landasan etika dalam bermu’amalah. Salah
satu landasan dasar asuransi syariah adalah ta’awun ini. Hal ini pula yang
menjadikan Asuransi syariah berbeda dengan konvensional.
Ta’awun dapat menjadi fondasi dalam membangun system ekonomi yang
kokoh, agar pihak yang kuat dapat membantu yang lemah, masyarakat yang kaya
memperhatiakan yang miskin dan seterusnya. Ta’awun merupakan inti dari
konsep tafakul, dimana antara atu peserta dengan peserta lainnya saling
menanggung resiko. Yakni melalui mekanisme dana Tabbaru’ dengan akad yang
benar yaitu aqd Takaffuli atau Aqd Tabbaru’.11
e. Al Amanah ( Terpercaya/Jujur)
Kejujuran yang dijunjung tinggi yang disertai dengan profesionalitas
merupakan dasar yang sangat diperlukan dalam menajalankan suatu lembagaa
termasuk Lembaga Asuransi Syariah. Tidak dipungkiri lagi banyak pemimpin
perusahaan menempatkan karyawannya tidak sesuai dengan kemampuannya.
Mereka menempatkannya karena pertemanan, keluarga dan lain sebagainya.
Disinilah letak kenapa Al-Amanah menjadi salah satu prinsip dalam
mu’amalah. Kejujuran, profesionalisme, dan ermasuk penempatan seseorang

10

11

5
sesuai keahlian dan kemampuannya merupakan bagaian dari prinsip Al-Amanah
dalam mua’amalah Islami.
f. Ridha (suka sama suka)
Pentingnya prinsip ridha (suka sama suka) dalam muamalah adalah karena
tanpa didaasarinya suatau akad dengan sebuah keridhaan maka akan batal akad
tersebut. Begitupun dalam Asuransi syariah, keridhaan menjadi landasaan utama
untuk mencapai suatu kesepakatan dalam akadnya.
g. Masl`ahah ( Kemaslahatan)
Prinsip kemaslahatan dalam auransi ini berkaitan langsung dengan
hubungan lembaga asuransi dengan memberya. Dimana dengan adanya asuransi
ini akan memberikan kemaslahtan bagi para membernya. Ketika salah satu dari
anggota asuransi mendapatkan sebuah resiko maka lembaga ini akan memberikan
senuah bantuan yang diambilkan dari hibah anggota lainnya. Disini jelas terlihat
bagaimana pripsip kemaslahatan ini ada dalam asuransi syariah.
h. Gharar, Maisir, Riba
Prinsip yang paling utama dalam muamalah Islam termasuk asuransi
syariah adalah prinsip Gharar, Maisir, dan Riba/. Ketiga hal inilah yang yang
secara hakiki menjadi dasar para ulama mengharamkan semua transaksi
perbankan , asuransi, pegadaian, bursa efek, leasing, modal, venture, dan lain
sebagaainya, yang tidak menggunakanprinsip-prinsp syariah. Krena, dalam
operasionalnya pasti etrdapat salah satu dari kalau tidak tiga-tiganya transaksi
yang gharar, maisir, dan riba.12
C. Perbedaan Prinsip Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Sebelum membedakan antara prinsip Asuransi Syariah dengan Asuransi
konvensional, haruslah terlebih dahulu diketahui prinsip asuransi konvensional. Dalam
Asuransi konvensional memiliki prinsip,
a. Insurable interest, Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu
hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui
secara hukum.

12

6
b. Utmost good faith, Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung harus
dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya
syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan
yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
c. Proximate cause, Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang
mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
d. Indemnity, Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang
ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan
dipertegas dalam pasal 278).
e. Subrogation, Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah
klaim dibayar.
f. Contribution, Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-
sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity.13
Asuransi syariah secara teoritis masih menginduk kepada kajian ekonomi islam
secara umum. Oleh karena itu, asuransi syariah harus tunduk kepada aturan-aturan
syariah. Meskipun demikian, prinsip prinsip dalam Asuransi konvensional sendiri masih
diterima. Asuransi syariah secara unik dan membedakannya dengan asuransi
konvensional. Beberapa perbedaan tersebut antara lain:
a. Asuransi Syariah menggunakan prinsip Tauhid, sedangkan Konvensional tidak
b. Asuransi syariah menggunakan prinsip ta’awun yaitu tolong menolong dimana
pihak yang menanggung resiko adalah seluruh peserta.
c. Secara mencolok terlihat perbedaannya terletak pada prinsip pelarangan, gharar,
maisir, dan riba pada asuransi syariah, sedangkan konvensional bahkan cenderung
bersifat gharar, maisir dan riba.

BAB III
13

7
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Asuransi syariah adalah lembaga keuangan yang berfungsi untuk melakukan
sebuah pembiayaan terhadap membernya ketika terjadi sebuah resiko dengan
mendasarkan pada syariah yang terlihat dari bentuk akadnya serta tujuannya
untuk tolong menolong.
b. Nilai-nilai dan Prinsip asuransi Syariah adalah:
i. Tauhid
ii. Al-Adl (Sikap Adil)
iii. Adz- Dzulm (Kezaliman)
iv. At-Ta’awun ( Tolong Menolong)
v. Al Amanah ( Terpercaya/Jujur)
vi. Ridha (suka sama suka)
vii. Maslahah ( Kemaslahatan)
viii. Gharar, Maisir, Riba
c. Perbedaan Prinsip Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional adalah :
i. Asuransi Syariah menggunakan prinsip Tauhid, sedangkan Konvensional
tidak
ii. Asuransi syariah menggunakan prinsip ta’awun yaitu tolong menolong
dimana pihak yang menanggung resiko adalah seluruh peserta.
iii. Secara mencolok terlihat perbedaannya terletak pada prinsip pelarangan,
gharar, maisir, dan riba pada asuransi syariah, sedangkan konvensional
bahkan cenderung bersifat gharar, maisir dan riba.

DAFTAR PUSTAKA

8
Al-Qaradhawi, Muhammad Yusuf. Darul Qiyam wal Akhlak fil Iqtishodil (Peran Nilai dan

Moral dalam Pereokomian Islam). (Jakarta: Rabbani Press, Terj,)

Al-Qur’an Terjemah Perkata Asbabun Nuzun dan Tafsir Bil Hadist. Semesta Qur’an

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001

Kementerian Agama RI

Sula, Muhammad syakir. Asuransi Syariah (Konsep dan Sistem Operasional). (Jakarta: Gema

Insani, 2004)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

PERASURANSIAN

www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai