Anda di halaman 1dari 3

Menu 

MPASI kini bukan lagi mengikuti konsep 4 sehat 5 sempurna lho. Sejak 2014,
menu MPASI 4 bintang ditetapkan sebagai Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Meskipun
sudah enam tahu berlalu, sebagian masyarakat Indonesia ternyata belum beralih ke
konsep baru ini, Bunda.

Pakar nutrisi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes., juga mengatakan bahwa fakta di
lapangan, masih ada ibu yang tidak mengerti mengenai menu MPASI 4 bintang.

"Program MPASI yang benar, sudah dikeluarkan direktorat gizi, menu empat bintang.
Menu empat bintang terdiri dari karbohidrat, protein, kacang-kacangan, sayur atau
buah," kata Rita.

Apa bedanya? Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa yang
menjadi pembeda antara 4 sehat 5 sempurna dengan PGS. Pertama, penekanan
pesan. Pada konsep 4 sehat 5 sempurna menekankan pada konsumsi nasi, lauk pauk,
sayur, buah, dan memandang susu sebagai bahan pangan yang menyempurnakan.

Saat ini, susu dianggap bukan lagi penyempurna. Dalam PGS, susu termasuk ke dalam
lauk-pauk dan bukan makanan penyempurna ataupun pengganti dengan jenis makanan
lain yang sama nilai gizinya. Jadi misalnya si kecil minum susu sapi itu tidak bisa
dijadikan penyempurna ya, Bunda.

Nah, menu MPASI yang sekarang dipakai ini adalah menu 4 bintang, yang berdasarkan PGS.
Jadi prinsipnya, apa yang dimakan anak adalah menu yang sama dengan keluarga, hanya tekstur
yang membedakan sesuai usia.
Mengutip Pedoman Kemenkes 2014, menu MPASI 4 bintang ini bukan sekadar nama,
namun ada penjelasannya, Bunda. Menu Pertama yaitu satu bintang, komposisinya
makanan pokok seperti nasi, jagung, sorgum, ubi. Kedua yaitu dua bintang,
komposisinya sumber vitamin A, buah, dan sayur.

Soal buah, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), buah tidak sama dengan jus
buah. Jus mengandung gula dalam cukup banyak.

"Dan konsumsi jus buah membuat anak kenyang sehingga tidak berselera saat jam
makan tiba. Berikan buah potong sebagai pengganti jus," tulis IDAI dalam
booklet Pedoman Pemberian MPASI.

Ketiga yaitu tiga bintang, komposisinya kacang-kacangan seperti kacang merah,


kacang polong, kacang tanah. Lalu terakhir, empat bintang komposisinya sumber
hewani yaitu daging ayam, sapi, ikan, ati, susu.

Semoga informasi tentang menu MPASI 4 bintang tadi jelas dan dapat dipahami ya,
Bunda.

Simak juga video soal pengganti ikan salmon di menu MPASI:


Jakarta: Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan salah satu hal yang perlu
diperhatikan agar tumbuh kembang anak bisa terjadi secara maksimal. Pada umumnya,
MPASI diberikan setelah anak berusia enam bulan. Dalam pemberian ASI, sebaiknya harus
memenuhi menu MPASI 4 bintang. 
 
“Saat ini untuk pemberian MPASI juga sudah diatur oleh Kemenkes ya, melalui menu
MPASI 4 bintang. Bentuknya adalah MPASI, yang diberikan pada anak usia 6 – 8 bulan
bulan, kemudian 9 – 11 bulan, lalu dilanjutkan pada usia 11 – 24 bulan,” ujar Dr. Rita
Ramayulis, DCN, M.Kes, Pakar Nutrisi, pada acara diskusi daring Peran Komunikasi
Perubahan Perilaku dalam Pencegahan Stunting. 
 
Menurut Rita, perbedaan menu ASI dari ketiga kelompok tersebut adalah perbadaan pada
tekstur makanan yang diberikan serta bumbu tambahan yang diberikan pada MPASI
tersebut. 

Menu MPASI 4 bintang

“Prinsip menu MPASI 4 bintang itu harus ada karbohidrat, protein hewani, protein nabati,
sayur dan buah. Boleh sayur atau buah saja dan boleh keduanya,” ujarnya. 
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

“Pada menu MPASI 4 bintang ini harus ada protein hewani dan protein nabati. Tidak boleh
protein hewani saja atau protein nabati saja. Dan protein yang dipilih bisa disesuaikan
dengan status ekonomi masing-masing keluarga dan kemampuan keluarga,” tambah Rita. 
 
Ia mencontohkan bahwa, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani tidaklah harus yang
mahal. “Misalnya untuk protein hewani, tidak harus selalu dari ikan salmon tetapi ikan
kembung juga bisa. Sedangkan untuk protein nabati, tidak harus dari kacang mede atau
edamame tetapi dari tempe juga bisa dan murah,” kata Rita. 
 
“Prinsip menu MPASI 4 bintang itu, pada usia 6 – 8 bulan biasanya masih berbentuk lumat
dan puree, sedangkan 9 – 11 bulan bisa yang berbentuk cincang halus sampai kasar dan
bisa diberikan finger food. Sedangkan usia 12 – 24 bulan anak sudah bisa diberikan
makanan keluarga,” kata Rita. 
 
Menurutnya, pada usia 12 – 24 bulan tersebut anak sudah bisa diberikan makanan yang
dimasak oleh keluarga. 
 
“Namun, meskipun sudah bisa diberikan makanan keluarga tetap harus memperhatikan
kandungan gula dan garamnya. Sedangkan pada kelompok 6- 8 bulan dan 9 – 11 bulan
tidak boleh diberikan tambahan gula dan garam,” tutup Rita. 

Anda mungkin juga menyukai