Anda di halaman 1dari 3

Kriteria Pasien Masuk dan Keluar ICU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01 1/2

Tanggal terbit : Ditetapkan,


Direktur RSUD KEPULAUAN
SERIBU
SPO RAWAT 3 Juli 2023
INAP

dr. Agus Ariyanto H, MARS


NIP
Intensive Care Unit (ICU) menyediakan pelayanan higher level of
care dengan kekhususan expertise dan fasilitas yang tidak tersedia
ditempat lain di Rumah Sakit dengan tujuan untuk mengembalikan
agar fungsi organ normal dengan maksud mempercepat terapi
terhadap penyakit dasarnya. High level of care ini merupakan unit
1 Pengertian terpisah, dengan staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk
observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien dengan penyakit-
penyakit yang mengancam nyawa, cedera atau komplikasi
komplikasi dimana secara umum kemungkinan penyakitnya masih
bisa disembuhkan atau pulih kembali.

1. Untuk mengoptimalkan penggunaan ICU dan pada waktu


bersamaan menjamin pelayanan yang memadai dan bermutu
terhadap perawatan pasien
2. Untuk membuat ketentuan kriteria masuk atau keluar ICU.
2 Tujuan 3. Untuk menjamin bahwa pasien-pasien yang ditransfer atau
dimasukkan ke ICU memenuhi kriteria masuk
4. Untuk menjamin bahwa pasien pasien yang tidak lama lagi
akan memerlukan ICU dipindahkan keruangan yang sesuai

1. Kriteria masuk dan keluar harus jelas untuk keefektifan


manajemen bed-ICU, agar outcome pasien optimal
2. Kriteria masuk dan keluar harus diikuti dalam menentukan
kebutuhan pasien untuk ICU
3. Memasukkan pasien ke ICU harus berdasarkan pada penilalain
dokter penerima tentang kondisi medik pasien terkait
3 Kebijakan
kebutuhannya akan bed di ICU.
4. Pada kasus kasus dimana kebutuhan pasien akan ICU tidak jelas
dan manfaat terapi tidak jelas, harus melihat dengan teliti dan
pertimbangan seksama tentang hasil utama terapi (misal pasien
dengan kondisi low risk juga pada pasien dengan end state
chronic disease dan kesempatan
5. Kebijakan kebijakan untuk pasien keluar harus melihat pula
protokol tentang pembuatan keputusan penghentian (withdrawal)
terapi, dimana terapi dianggap sia sia.
6. Bila ketersediaan bed di ICU menjadi masalah maka pasien pasien
yang membutuhkan intervensi tehnik khusus, memiliki prioritas
lebih besar daripada pasien pasien yang memerlukan monitor atau
mereka dengan prognosis buruk.
1. Kriteria Masuk ICU
a. Oleh karena sarana yang terbatas maka diperlukan
sistem prioritas dalam merawat pasien
b. Kepala ICU berwenang atas kesesuaian indikasi
perawatan, dan berhak menentukan pasien yang
dapat dirawat berdasarkan prioritas kondisi medic
Meliputi :
Prioritas 1
Pasien kritikal, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif
dan monitor yang tidak dapat dilakukan diluar ICU.
Biasanya terapi ini termasuk support ventilator,
pemberia obat obat vasoaktif secara infus kontinyu dan
lain lain. Terapi pada pasien prioritas ini umumnya tidak
dibatasi. Contoh: pasien dengan gagal nafas akut yang
memerlukan ventilator dan shock atau pasien dengan
hemodinamik tak stabil yang memerlukan monitor
invasiif dan atau obat obat vasoaktif.

Prioritas 2:
Pasien pasien ini memerlukan monitor invasive dan secara
potensial memerlukan intervensi segera. Untuk pasien
pasien ini secara umum tidak ada persyaratan untuk
4 Prosedur membatasi terapi yang diberikan. Contoh: pasien pasien
dengan kondisi kronik yang berkembang menjadi
menjadi berat secara akut.

Prioritas 3:
Pasien pasien tidak stabil ini dalam keadaan kritis tetapi
kemungkinan pulih kecil atau berkurang oleh karena
kondisi penyakit primernya atau kondisi akutnya. Pasien
prioritas 3 bisa mendapat terapi intensif untuk
mengatasi penyakit akutnya tetapi batasan upaya terapi
harus dibuat seperti tidak diintubasi atau tidak dilakukan
resusitasi kardiopulmoner. Contoh: pasien pasien
dengan keganasan dengan metastasis mengalami
komplikasi infeksi, tamponade jantung, atau sumbatan
jalan nafas.
Prioritas 4:
Pasien pasien yang umumnya tidak sesuai untuk dimasukkan
ICU. Pasiens ini masuk harus berdasarkan pada
individu, pada keadaan keadaan yang tidak biasa dan
atas kebijaksanaan Kepala ICU. Pasien ini dapat
digolongkan menjadi:
PELAYANAN PASIEN
GAWAT DAN DARURAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

01 2/2

risiko kecil tidak dapat dilakukan di ruang non-ICU (too well to


benefit from ICU care). Contoh: pasien pasien diabetes
ketoasidosis dengan hemodinamik stabil, congestive heart failure
ringan, overdosis obat pasien sadar, dan lain lain
Pasien pasien dengan penyakit terminal atau irreversible yang
menghadapi kematian (too sick to benefit from ICU care) Contoh:
kerusakan otak berat irreversible, gagal system organ multiple
irreversible, keganasan metastatik tidak respons terhadap
kemoterapi dan/atau terapi radiasi ( kecuali pasien menjalani
protocol terapi spesifik), pasien menolak intensive care dan/atau
monitor invasif dan hanya mendapat kenyamanan, brain dead non-
organ donors, pasien dengan status vegetatif persistent, pasien
yang terus menerus tidak sadar, dan lain lain.
1. Kriteria keluar ICU
a. Pasien tidak lagi memerlukan ventilasi mekanik,
4 Prosedur
peralatan invasif dan obat-obatan inotropik
dosis tinggi
b. Pasien tidak lagi memerlukan pemantauan ketat dan
berkelanjutan
c. Pasien alih rawat ke unit lain
d. Pasien meninggal
2. Kriteria alih rawat
a. Pasien tidak lagi mempunyai masalah kardiovaskular
dan respirasi tapi akibat masalah lain, misalnya
stroke atau gagal ginjal
b. Pasien dengan kondisi stabil namun masih
bergantung pada peralatan dan obat-obatan, yang
atas permintaan keluarga akan dirawat di tempat lain

5.1 Dokter Jaga IGD.


5.2 Perawat Jaga IGD.
5.3 Rekam medis.
5 Unit terkait
5.4 Petugas administrasi.
5.5 Unit Rawat Inap.

Anda mungkin juga menyukai