BAB 4
KARAKTERISTIK PANTAI
4.1.1 Bathimetri
Batimetri (dari bahasa Yunani: βαθυς, berarti "kedalaman", dan μετρον, berarti
"ukuran") adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga
dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relief
lantai atau dataran dengan garis-garis kontur (contour lines) yang disebut kontur
kedalaman (depth contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan berupa
informasi navigasi permukaan.
Awalnya, batimetri mengacu kepada pengukuran kedalaman samudra. Teknik-
teknik awal batimetri menggunakan tali berat terukur atau kabel yang diturunkan dari sisi
kapal. Keterbatasan utama teknik ini adalah hanya dapat melakukan satu pengukuran
dalam satu waktu sehingga dianggap tidak efisien. Teknik tersebut juga menjadi subjek
terhadap pergerakan kapal dan arus. batimetri sangat diperlukan untuk pengembangan
pelabuhan untuk memperkirakan kedalaman laut sehingga memungkinkan kapal-kapal
besar untuk bersandar.
Pada mulanya, pengukuran batimetri dilakukan dengan menurunkan tali atau
kabel hingga ke dasar laut dengan menggunakan kapal. Namun, teknik ini hanya
mengukur titik kedalaman secara singular dalam satu waktu sehingga kurang efisien.
Pada era modern, pengukuran batimetri bisa dilakukan dengan echosounding (sonar),
yang dipasang di sisi dari suatu kapal kemudian gelombang dipancarkan. Waktu tempuh
dari gelombang yang dipancarkan dari permukaan, kemudian dipantulkan oleh dasar laut
17
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
18
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
Keterangan:
F = Angka pasang surut
AK1 = Amplitudo dari constituent pasut K1
A01 = Amplitudo dari constituent pasut 01
AM2 = Amplitudo dari constituent pasut M2
AS2 = Amplitudo dari constituent pasut S2
4.1.3 Angin
Angin merupakan sebuah fenomena yang terjadi akibat adanya perpindahan
massa udara dari tempat yang memiliki tekanan tinggi menuju tempat yang memiliki
tekanan lebih rendah hingga tercapai keseimbangan (Hassel dan Dobson, 1986).
Kecepatan dan arah angin di atmosfer merupakan hasil dari ketidakmerataan distribusi
dari penyinaran matahari dan karakteristik lempeng benua serta sirkulasi angin pada
19
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
lapisan vertikal atmosfer (Stewart, 2002). Gerak angin dengan konstan pada kecepatan
tertentu dan pada wilayah yang sama di perairan dapat menyebabkan gelombang. Pola
angin yang sangat berperan di wilayah Indonesia adalah angin muson.
Muson Barat Laut (musim Barat) terjadi pada bulan Desember sampai Februari
ketika terjadi musim dingin di Asia yang menyebabkan tekanan di daerah tersebut
meningkat sehinga terjadi pergerakan angin dari Asia ke Australia. Muson Tenggara
(musim Timur) terjadi pada bulan Juni sampai Agustus yang disebabkan musim dingin
di Australia sehingga tekanan meningkat di daerah tersebut dan menyebabkan angin
bergerak dari Australia ke Asia, sedangkan musim Transisi terjadi diantara kedua musim
tersebut (Wyrtki, 1987 ).
4.1.4 Fetch
Fetch adalah panjang daerah dimana angin berhembus dengan kecepatan dan arah
yang konstan. Di dalam peninjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh
daratan yang mengelilingi. Di daerah pembangkitan gelombang, gelombang tidak hanya
dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin, tetapi juga dalam berbagai sudut
20
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
terhadap arah angin. Cara menghitung fetch efektif adalah sebagai berikut (Triatmodjo,
1999):
σ ୡ୭ୱ ఈ
݂݂݁ܨൌ σ ୡ୭ୱ ఈ
Dengan:
Feff : fetch rerata efektif.
Xi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir
fetch.
α : deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan penambahan 6o
sampai sudut sebesar 42o pada kedua sisi dari arah angin.
4.1.5 Gelombang
Karakteristik pantai di Indonesia ditentukan melalui proses sebagai berikut:
bermula dari iklim yang akan menentukan sifat, karakteristik dari dinamika gelombang.
Gelombang ini akan memberikan energinya ke pantai. Bagaimana dan seberapa besar
energi yang diberikan oleh gelombang sangat di tentukan oleh profil kedalaman serta
bentuk laut yang ada di Indonesia. Energi yang diberikan oleh gelombang
dimanifestasikan dalam bentuk perpindahan sedimen, kemudian dari sinilah terbentuk
morfologi pantai. Indonesia dicirikan oleh iklim monsoon yang berubah arah dua kali
21
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
dalam setahun sehingga arah dan besar gelombang yang terjadi juga berubah secara
drastis yaitu dalam dua arah yang berlawanan. Secara topografi Indonesia juga unik yaitu
terbentuk dari banyak pulau. Gelombang di lautan yang berada di luar kepulauan dan
lautan yang ada di dalam kepulauan tentu akan mempunyai sifat dinamika yang berbeda.
Bentuk geometri gelombang permukaan laut digambarkan sebagai berikut:
22
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
a) Generasi Gelombang
Ketika angin bertiup maka gelombang akan terbentuk. Kekuatan dan umur
gelombang yang terjadi tergantung dari kekuatan dan umur angin. Jika angin
yang bertiup sepoi-sepoi basah maka gelombang yang terjadi hanya kecil (riak
gelombang) yang disebut gelombang kapiler. Dengan berhentinya angin maka
dengan waktu yang tidak terlalu lama, gelombang ini juga akan hilang akibat
dilawan oleh tegangan permukaan air laut. Tetapi jika angin cukup kencang maka
gaya gravitasi akan cukup berperan untuk tetap mempertahankan gerak
gelombang jika angin telah berhenti. Jika angin yang bertiup sangat kencang,
misalnya badai maka akan terjadi gelombang dengan panjang gelombang yang
panjang dan periode sekitar 15 detik.
Gelombang ini akan menjalar dalam daerah yang sangat luas (bisa mencapai
ratusan km) dan amplitude yang tinggi (2 m atau lebih) yang dinamakan swell.
Biasanya gelombang ini terjadi dilautan yang luas (samudra). Jarak dimana angin
bertiup cukup lama untuk menghasilkan swell dinamakan panjang fetch.
Gelombang ini akan menempuh perjalanan yang cukup panjang untuk sampai di
pantai. Jika lautan dimana angin bertiup tidak terlalu luas maka tidak akan cukup
untuk membangun sebuah fetch gelombang.
Jadi meskipun angin bertiup kencang tetapi swell tidak mesti terbentuk. Begitu
gelombang ini sampai dipantai maka dia akan pecah dan mendistribusikan
energinya dalam bentuk arus pantai dan perpindahan sedimen. Secara umum
fenomena diatas dapat diungkapkan dalam bentuk gambar sebagai berikut:
23
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
24
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
25
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
4.2 Geomorfologi
Geomorfologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya (Noor, 2010). Pada
dasarnya geomorfologi mempelajari bentuk bentang alam atau bentuk lahan.
Perkembangan teknologi penginderaan jauh baik pesawat maupun dari satelit yang
menghasilkan citra atau foto udara, dapat mempermudah untuk melihat dan
menginterpretasikan kenampakan geomorfologi (Noor, 2011). Wilayah pantai
merupakan daerah yang sangat dinamis karena wilayah tersebut merupakan daerah
pertemuan antara darat dan laut. Oleh karena itu, morfologi dan bentang alam wilayah
pantai yang terbentuk merupakan hasil dari hempasan gelombang air laut dan aktivitas
manusia. Geomorfologi pantai dapat berupa dataran aluvial, bangunan pantai, estuari,
lagoon, delta, hutan mangrove dan bangunan pantai (Noor, 2010). Geomorfologi yang
merupakan salah satu parameter dari kerentanan pantai terhadap kenaikan muka laut
berpengaruh terhadap tingkat erosi relatif pada suatu bagian pantai.
26
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
Menurut Gornitz (1991) pantai yang sangat rentan terhadap kenaikan muka laut
adalah pantai dengan geomorfologi berupa penghalang pantai, pantai berpasir, pantai
berlumpur (mudflats), dan delta. Sedangkan pantai dengan bentuk geomorfologi berupa
tebing tinggi dan fjords sangat tidak rentan terhadap kenaikan muka laut.
27
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
menerpanya. Sistem pertahanan alami ini dapat berupa karang penghalang, atol, sand
dune, longshore bar, kemiringan dasar pantai dan vegetasi yang hidup di pantai (bakau,
api-api, dan sebagainya). Ada dua tipe tanggapan dinamis pantai terhadap gerak
gelombang, yaitu tanggapan terhadap kondisi gelombang normal dan tanggapan terhadap
kondisi gelombang badai. Pada saat badai terjadi, pertahanan alami pantai tidak mampu
menahan serangan energi gelombang yang besar, sehingga pantai dapat tererosi. Setelah
gelombang besar reda, berangsur-angsur pantai akan kembali ke bentuk semula oleh
pengaruh gelombang normal. Tetapi ada kalanya pantai yang tererosi tersebut tidak dapat
kembali ke bentuk semula karena material pembentuk pantai terbawa arus dan tidak
dapat kembali ke lokasi semula (Triadmodjo,1999). Proses dinamis pantai sangat
dipengaruhi oleh littoral transport, yang di definisikan sebagai gerak sedimen di daerah
dekat pantai (nearshore zone) oleh gelombang dan arus. Littoral transport dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu transport sepanjang pantai (longshore-transport)
dan transport tegak lurus pantai (onshore-offshore transport). Material (pasir) yang di
transpor disebut dengan littoral drift (Triadmodjo,1999).
28
KARAKTERISTIK DAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 2020
29