Anda di halaman 1dari 9

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Luring

SMA Islam Al Ma’arif singosari


KI:Sesuai Permendikbud No.22 Mata
tahun Pelajaran: IPS Materi Pokok: Perkembangan penjajahan bangsa Eropa
2016 Kelas/Semester: XI/I Alokasi Waktu: 2 X 30 Menit (2 Pertemuan)
KD:
3.1 menganalisis proses masuk dan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan PPK Waktu
perkembangan penjajahan bangsa Eropa
(Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke
Pendahuluan 1. Berdoa, mengucapkan salam, mengabsen peserta Religius, 10
Indonesia
didik dan perkenalan Nasionalis, Menit
4.1 mengolah informasi tentang proses 2. Guru memberikan informasi terkait topik dan Komunikatif
masuk dan perkembangan penjajahan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
3. Kemudian memberikan apersepsi: menurut kalian
bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
apa itu Traktat London Coba jelaskan menurut
Belanda, Inggris) ke Indonesia dan
sepengetahuanmu!
menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah
Mengamati Guru menayangkan materi tentang Penjajahan Rasa Ingin 15
Kembali oleh Belanda dan memberikan penjelasan tahu, Menit
singkat.
Sub Materi Pokok:
Menanya, 1. Peserta didik diberikan permasalahan mengenai Kerjasama, 5 Menit
- Reguler: Dominasi Pemerintahan Kolonial permkebangan Dominasi Kembali belanda pasca Cermat,
Belanda
Mencoba
traktat London. berpikir
-Remedial: Dominasi Pemerintahan 2. Guru mendorong peserta didik untuk Kreatif
Kolonial Belanda mengimpulkan data dan informasi sebagai bahan
referensi tambahan dari internet atau sumber yang
Tujuan Pembelajaran: relevan
Setelah proses pembelajaran, diharapkan: Menalar 1. Setiap siswa berdiskusi dengan teman sebangku Berpikir 10
1. Melalui kegiatan diskusi serta tanya untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh kritis, Menit
jawab, siswa dapat menganalisis latar guru Kerjasaa
belakang dominasi Kembali 2. Guru membantu peserta didik dalam
pemerintahan belanda di nusanatara menyelesaikan tugas yang diberikan
dengan baik Mempresentasika 1. Peserta didik melakukan presentasi terkait hasil Komunikatif 15
2. Melalui kegiatan diskusi serta tanya n temuan diskusi Menit
jawab, siswa dapat menguraikan 2. Melakukan refleksi terhadap hasil pemecahan
masalah yang sudah dilakukan
setiap kebijakan dan dampak pada
3. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertaya
masa kepemimpinan Van der
hal-hal yang belum dipahami
Cappelen sampai dengan Van den
Penutup 1. Menyampaikan rencana pembelajaran pada Mandiri, 5 Menit
Boch dengan baik Religius
pertemuan berikutnya: Perjuangan Melawan
Kolonialisme
Teknik Penilaian: 2. Peserta didik mengucapkan salam kepada guru
Model, Pendekatan, Metode 1. Sikap : Observasi/jurnal
Pembelajaran: 2. Keterampilan : Observasi diskusi Media, Alat, Sumber Belajar:
1. Model: Problem Based Learning dan presentasi 1. Media : Power Point
2. Pendekatan: Saintifik 3. Pengetahuan : Essai 2. Alat : LCD, Proyektor, Papan Tulis
3. Metode: Ceramah, Diskusi, Presentasi 3. Sumber Belajar : LKS, artikel internet,
Tanya Jawab, Instrumen Penilaian: Rubrik Penilaian Historia.id, dll.

Penguatan Pendidikan Karakter:


Religius, Nasionalis, Kreatif, Mandiri,
Kritis, Cermat, Kerjasama, Komunikatif

Guru Pamong Sejarah Indonesia Malang, 30 September 2021


Guru Praktek

Dian Okta Maulidia, S. Pd, M.Pd Ahmad Naufal Ridlo


NIP: Mengetahui, NIM:180731640091
Kepala SMAI Singosari

Titik Susanti, S. Pd
NIP: 19650418198903201
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Luring
SMA Islam Al Ma’arif singosari

Lampiran Instrumen Penilaian


A. PENILAIAN SIKAP
I. Teknik Penilaian: Observasi/jurnal
II. Instrumen Penilaian

1. JURNAL PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL


Nama Sekolah : SMA Islam Al Ma’arif
Matapelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dan/di luar pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh peserta didik

No Waktu/ Nama Siswa Contoh Perilaku Butir Sikap Ttd Tindak Lanjut
Tanggal
1 Berdoa sebelum Ketakwaan Pembinaan
memulai pembelajaran
2
2. JURNAL PENILAIAN SIKAP SOSIAL
Nama Sekolah : SMA Islam Al Ma’arif
Matapelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dan/di luar pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh peserta didik

No Waktu/ Nama Siswa Contoh Perilaku Butir Sikap Ttd Tindak Lanjut
Tanggal
1 Tetap memakai masker Kedisiplinan
selama pembelajaran
2 Ijin kepada guru saat akan Sopan Santun
kelas
3 Mendorong temannya untuk Gotong
aktif dalam diskusi Royong

B. PENILAIAN KETERAMPILAN
Berupa Penilaian Kegiatan Proyek
Kisi-kisi

No Kompetensi Dasar Sub Materi Indikator Bentuk Penilaian


Pokok
4.1 Mengolah informasi Perkembangan Keterampilan membuat Penilaian Kinerja
tentang proses masuk dan penjajahan timeline Dominasi
perkembangan penjajahan bangsa Eropa Pemerintahan Kolonial
bangsa Eropa (Portugis, Belanda
Spanyol, Belanda, Inggris) ke
Indonesia dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Luring
SMA Islam Al Ma’arif singosari

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN


Penilaian Kinerja Proyek pembuatan timeline Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda
LEMBAR PENILAIAN KINERJA PROYEK
Matapelajaran : SEJARAH INDONESIA
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Sub Pokok Bahasan : Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda

N Nama Siswa Aspek Penilaian Skor Nilai


o Penampilan Sistematika Penguasaan Hasil
penulisan Materi Kesimpulan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5

SKOR PEROLEHAN Kriteria Nilai


Nilai = X 100 A: 86-100 Baik Sekali
16
B: 71-85 Baik
C: 56-70 Cukup
D: ≤ 55 Kurang
C. PENILAIAN PENGETAHUAN
1. Dilaksanakan pada saat pengerjaan tugas berupa berupa analisls mengapa belanda Kembali dapat menguasai
Indonesia setelah dikuasi oleh inggris dan apa perbedaan bentuk kekuasaan yang sekarang dengan pemerintahan belanda
sebelum inggris

LEMBAR OBSERVASI KINERJA PENGETAHUAN


Matapelajaran : SEJARAH INDONESIA
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Sub Pokok Bahasan : Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda

No. Nama Siswa Aspek Penilaian Skor Nilai


Ketepatan Kesesuaian data dengan
Pengumpulan materi
4 3 2 1 4 3 2 1

No Indikator Rubrik SKOR PEROLEHAN


1 Ketepatan waktu Kriteria: Sebelum hari Nilai = X 100
8
pengumpulan Rabu jam 12.00 WIB
4= sangat tepat
3= tepat
2= cukup
1= tidak tepat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Luring
SMA Islam Al Ma’arif singosari
2 Kesesuaian materi dengan Kriteria: data relevan,
sumber 4= sangat sesuai
3= sesuai
2= cukup
1= tidak sesuai

D. PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN


1. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan mengapa belanda melakukan tanam paksa?
2) Apa saja nilai positif yang didapatkan setelah Indonesia mengalami kebijakan tanam
paksa?

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

No Nama Nilai Indikator yang Bentuk Nilai Setelah Keterangan


Peserta Ulangan Belum Dikuasai Tindakan Remedial
Didik Remedial
1
2
3
4
5
6
dst

2. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda
2) Mencari informasi secara online tentang Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda M
3) embaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Dominasi Pemerintahan Kolonial
Belanda
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Luring
SMA Islam Al Ma’arif singosari

Lampiran II

Materi

Dominasi Pemerintahan Belanda

Raffles mengakhiri pemerintahannya di Hindia pada tahun 1816. Pemerintah Inggris sebenarnya telah
menunjuk John Fendall untuk menggantikan Raffles tetapi pada tahun 1814 sudah diadakan Konvensi
London. Salah satu isi Konvensi London adalah Inggris harus mengembalikan tanah jajahan di Hindia
kepada Belanda. Dengan demikian, pada tahun 1816 Kepulauan Nusantara kembali dikuasai oleh
Belanda. Sejak itu dimulailah Pemerintahan Kolonial Belanda.

Jalan Tengah Bersama Komisaris Jenderal

Setelah kembali ke tangan Belanda, tanah Hindia diperintah oleh badan baru yang diberi nama
Komisaris Jenderal yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal. Komisaris Jenderal ini dibentuk oleh
Pangeran Willem VI yang beranggotakan tiga orang, yakni: Cornelis Theodorus Elout, Arnold
Ardiaan Buyskes, dan Alexander Gerard Philip Baron Van der Capellen.

Semula Elout ditunjuk sebagai ketua, tetapi kemudian digantikan oleh Van der Capellen sebagai ketua
dan sekaligus sebagai gubernur jenderal. Sebagai rambu-rambu pelaksanaan pemerintahan di negeri
jajahan, Pangeran Willem VI mengeluarkan Undang-Undang Pemerintah untuk negeri jajahan
(Regerings Reglement) pada tahun 1815. Salah satu pasal dari undang- undang tersebut menegaskan
bahwa pelaksanaan pertanian dilakukan secara bebas. Hal ini menunjukkan bahwa ada relevansi
dengan keinginan kaum liberal sebagaimana diusulkan oleh Dirk van Hogendorp.

Sistem Tanam Paksa

Pemerintah Belanda terus mencari cara bagaimana untuk mengatasi problem ekonomi. Berbagai
pendapat mulai dilontarkan oleh para pemimpin dan tokoh masyarakat. Salah satunya pada tahun
1829 seorang tokoh bernama Johannes Van den Bosch mengajukan kepada raja Belanda usulan yang
berkaitan dengan sistem dan cara melaksanakan politik kolonial Belanda di Hindia. Van den Bosch
berpendapat untuk memperbaiki ekonomi di Negeri Belanda, di tanah jajahan harus dilakukan
penanaman tanaman yang dapat laku dijual di pasar dunia. Sesuai dengan keadaan di negeri jajahan,
maka sistem penanaman harus dikembangkan dengan memanfaatkan kebiasaan kaum pribumi/petani,
yaitu dengan “kerja rodi”. Oleh karena itu, penanam yang dilakukan para petani itu bersifat wajib.
Kita, orang Indonesia menyebut sistem ini dengan nama “Sistem Tanam Paksa”.

1) Ketentuan Tanam Paksa

Raja Willem tertarik serta setuju dengan usulan dan perkiraan Van den Bosch tersebut. Tahun 1830
Van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal baru di Jawa. Setelah sampai di Jawa, Van den
Bosch segera mencanangkan sistem dan program Tanam Paksa. Secara umum Tanam Paksa
mewajibkan para petani untuk menanam tanaman-tanaman yang dapat diekspor di pasaran dunia.
Jenis tanaman itu di samping kopi juga antara lain tembakau, tebu, dan nila.

Secara rinci beberapa ketentuan Tanam Paksa itu termuat pada Lembaran Negara (Staatsblad) Tahun
1834 No. 22. Ketentuan-ketentuan itu antara lain sebagai berikut.
a) penduduk menyediakan sebagian dari tanahnya untuk pelaksanaan Tanam Paksa;
b) tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk pelaksanaan Tanam Paksa tidak boleh
melebihi seperlima dari tanah pertanian yang dimiliki penduduk desa;
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Luring
SMA Islam Al Ma’arif singosari
c) waktu dan pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman Tanam Paksa tidak boleh
melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi;
d) tanah yang disediakan untuk tanaman Tanam Paksa dibebaskan dari pembayaran pajak tanah;
e) hasil tanaman yang terkait dengan pelaksanaan Tanam Paksa wajib diserahkan kepada
pemerintah Hindia Belanda. Jika harga atau nilai hasil tanaman ditaksir melebihi pajak tanah
yang harus dibayarkan oleh rakyat, maka kelebihannya akan dikembalikan kepada rakyat.;
f) kegagalan panen yang bukan disebabkan oleh kesalahan rakyat petani, menjadi tanggungan
pemerintah;
g) penduduk desa yang bekerja di tanah-tanah untuk pelaksanaan Tanam Paksa berada di bawah
pengawasan langsung para penguasa pribumi, sedang pegawai-pegawai Eropa melakukan
pengawasan secara umum; dan
h) penduduk yang bukan petani, diwajibkan bekerja di perkebunan atau pabrik-pabrik milik
pemerintah selama 65 hari dalam satu tahun;

Sistem Usaha Swasta

Pelaksanaan Tanam Paksa memang telah berhasil memperbaiki perekonomian Belanda. Kemakmuran
juga semakin meningkat. Bahkan keuntungan dari Tanam Paksa telah mendorong Belanda
berkembang sebagai negara industri. Sejalan dengan hal ini telah mendorong pula tampilnya kaum
liberal yang didukung oleh para pengusaha. Oleh karena itu, mulai muncul perdebatan tentang
pelaksanaan Tanam Paksa. Masyarakat Belanda mulai mempertimbangkan baik buruk dan untung
ruginya Tanam Paksa. Timbullah pro dan kontra mengenai pelaksanaan Tanam Paksa.

Pihak yang pro dan setuju Tanam Paksa tetap dilaksanakan adalah kelompok konservatif dan para
pegawai pemerintah. Mereka setuju karena Tanam Paksa telah mendatangkan banyak keuntungan.
Begitu juga para pemegang saham perusahaan NHM (Nederlansche Handel Matschappij), yang
mendukung pelaksanaan Tanam Paksa karena mendapat hak monopoli untuk mengangkut hasil-hasil
Tanam Paksa dari Hindia Belanda ke Eropa. Sementara, pihak yang menentang pelaksanaan Tanam
Paksa adalah kelompok masyarakat yang merasa kasihan terhadap penderitaan rakyat pribumi.
Mereka umumnya kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh ajaran agama dan penganut asas
liberalisme. Kaum liberal menghendaki tidak adanya campur tangan pemerintah dalam urusan
ekonomi. Kegiatan ekonomi sebaiknya diserahkan kepada pihak swasta.

Perkembangan Agama Kristen

Perkembangan agama Kristen di Indonesia secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Perkembangan agama Kristen ini tidak dapat dilepaskan
dari kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia. Bersamaan gelombang kedatangan bangsa-
bangsa Eroapa seperti Portugis, Spanyol datang pula para missionaris untuk menyebarkan agama
Kristen di Indonesia.

Aktivitas pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang Eropa itu sudah menjangkau ke
seluruh wilayah Kepulauan Indonesia. Dalam kenyataannya agama Kristen Katolik dan Kristen
Protestan berkembang di berbagai daerah. Bahkan di daerah Indonesia bagian Timur seperti di Papua,
daerah Minahasa, Timor, Nusa Tenggara Timur, juga daerah Tapanuli di Sumatera, agama Kristen
menjadi mayoritas.

Harus diakui bahwa kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia telah membuka jalan bagi perkembangan
agama Kristen di Indonesia. Orang-orang Portugis menyebarkan agama Kristen Katolik (selanjutnya
disebut Katolik). Orang- orang Belanda membawa agama Kristen Protestan (selanjutnya disebut
Kristen). Telah diterangkan dalam uraian sebelumnya bahwa pada abad ke-16 telah terjadi
penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru. Oleh karena itu, periode ini sering disebut The
Age of Discovery. Kegiatan penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru itu dipelopori oleh
orang-orang Portugis dan Spanyol dengan semboyannya; gold, glory, dan gospel. Dengan motivasi
dan semboyan itu maka penyebaran agama Katolik yang dibawa oleh Portugis tidak dapat terlepas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Luring
SMA Islam Al Ma’arif singosari
dari kepentingan ekonomi dan politik. Minimal secara politik, kegiatan para missionaris dalam
menyebarkan agama Kristen menjadi lebih lancar.

Lampiran III Media

PPT pertemuan pertama


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Luring
SMA Islam Al Ma’arif singosari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Luring
SMA Islam Al Ma’arif singosari

Anda mungkin juga menyukai