TAkuuu
TAkuuu
Disusun Oleh:
………………
FAKULTAS TEKNIK
2022/2023
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
NBI : 1451900053
FAKULTAS : TEKNIK
Menyetujui,
Dosen Pembimbing <1> Dosen Pembimbing <2>
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Materai
ii
(KOP PERPUSTAKAAN)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Nama :
NBI/NPM :
Program Studi :
Jenis Karya :
Yang Menyatakan,
Materai
<Nama>
NBI. <NBI>
iii
ABSTRAK
Plant Boiler Batubara di PT. Salim Ivomas Pratama merupakan plant untuk
membuat steam, hampir semua kegiatan dalam proses produksi minyak goreng
dan margarin memanfaatkan energi listrik, seperti motor listrik submersible dan
sentrifugal dengan pengendali, komputer, ac inverter, dan masih banyak lainnya
yang termasuk beban non-linier.Beban nonlinier merupakan beban listrik yang
korelasi antara tegangan dengan arusnya tidak seimbang, beban non-linier ini
akan mengakibatkan gangguan harmonisa pada sistem tenaga listrik yang
menyebabkan berkurangnya masa pakai peralatan listrik.Harmonisa diartikan
sebagai distorsi frekuensi tegangan dan arus yang tidak sinusoidal dari frekuensi
murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif desain filter
aktif yang disimulasikan dengan program PSIM dalam meredam harmonisa
dengan beban non linier 3 buah vsd yang disambungkan pada motor induksi
55KW, 0,37KW, dan 7,5KW.Hasil pengukuran dan analisa menunjukan adanya
harmonisa pada panel SDP dengan nilai harmonisa arus untuk phasa R sebesar
26,6%, phasa S sebesar 27,5%, dan phasa T sebesar 25,5 %, setelah
dibandingkan dengan standar harmonisa, semua phasa melebihi standart SPLN
dengan nilai standar 20%. Maka diperlukan adanya peredaman harmonisa
dengan filter aktif, setelah mendesain sebuah filter aktif dan disimulasikan pada
program PSIM hasil simulasi menunjukkan bahwa harmonisa arus mengalami
perubahan untuk phasa R sebesar 3,3%, phasa S sebesar 4,0%, dan phasa T
sebesar 3,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa desain dari filter aktif cukup efektif
dalam meredam sebuah harmonisa, untuk selanjutnya di aplikasikan secara
nyata di PT.Salim Ivomas Pratama dalam meredam harmonisa di plant boiler
batubara.
iv
KATA PENGANTAR
Kata pengantar adalah ucapan yang bersifat pribadi penulis yang dapat berisi
alasan penulisan tugas akhir, ucapan terima kasih, ucapan rasa syukur, dll. Pada
akhir kata pengantar pada bagian kanan bawah dituliskan nama kota, bulan serta
tahun berakhirnya tulisan tugas akhir,
Daftar isi berisi rincian isi seluruh bagian bab,sub-bab, dimulai dari kata
pengantar sampai dengan lampiran.
Daftar gambar dan tabel berisi seluruh tabel. Untuk penulisan sama halnya
dengan daftar isi. Setiap tabel diberi nomor halaman.
v
DAFTAR ISI
vi
3.2.1. Pengambilan Data.............................................................................29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................30
4.1. Judul Sub bab Sesuai dengan Penelitian yang Dilakukan.........................30
4.2. Judul Sub-bab Berikutnya (Contoh Anti Plagiasi)....................................30
BAB V. PENUTUP.................................................................................................32
5.1. Kesimpulan..............................................................................................32
5.2. Saran........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................33
LAMPIRAN............................................................................................................34
Lampiran A. Surat Balasan Tempat Penelitian.....................................................34
Lampiran B. Dokumentasi Penelitian...................................................................35
Lampiran C. Contoh lampiran..............................................................................36
Lampiran C.1 Contoh lampiran............................................................................36
Lampiran C.2 Contoh lampiran........................................................................36
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Jangan lupa diberi titik di akhir judul dan diberi sitasi jika bukan
gambar milik sendiri......................................................................................28
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi Generator Utama di Kapal Cepat Rudal (KCR) 60................29
ix
BAB I. PENDAHULUAN
1
1. Berapakah besarnya nilai harmonisa arus (THDi) dan harmonisa tegangan
(THDv) yang timbul pada SDP Plant Boiler Batubara di PT Salim Ivomas
Pratama?
2. Setelah dikatahui nilai THD pada SDP, Bagaimanakah cara meminimalisir
nilai THD yang timbul?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah:
1. Penelitian hanya dilakukan di SDP yang mengarah pada plant Boiler Batu
Bara di PT.Salim Ivomas Pratama
2. Tidak membahas mengenai kerusakan dan rugi materi pada komponen
kelistikan yang terkena dampak harmonisa.
2
2. Bab II: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi mengenai teori – teori serta materi yang dapat
menunjang serta menjadi bahan acuan dalam menyelesaikan laporan tugas
akhir ini, seperti teori ataupun materi tentang harmonisa arus serta
tegangan.
3
BAB II. DASAR TEORI
4
Penelitian Aang Kunaifi (2019) dengan judul “Peredaman Harmonisa
Menggunakan Filter Pasif pada Gedung Teknik Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya” Pengukuran harmonisa dilakukan di setiap bus Penerangan dan AC
karena banyaknya beban non linier yang menimbulkan sumber harmonisa
tersebut. proses Analisa menggunakan ETAP 12.6 untuk melakukan simulasi
peredaman harmonisa dengan menggunakan filter pasif tipe single tuned. Hasil
pengukuran THDi dan IHDv orde 3, 5 dan 7 pada bus LVMDP adalah kondisi
tertinggi pada MDP Penerangan, THDi yang sangat tinggi yaitu di SDP1
sebesar 24.61 % Setelah dipasang filter pasif THDi pada SDP1 turun menjadi
5.66 %, Jadi penurunan THDi selisih sebesar sampai 18.95 % setelah
pemasangan filter. Filter pasif ini merupakan metode yang cukup sederhana dan
ekonomis untuk mengatasi suatu permasalahan harmonisa, karena selain untuk
meredam harmonisa, filter pasif juga digunakan untuk mengurangi kerugian
daya reaktif pada sistem instalasi listrik dapat mengurangi nilai harmonisa yang
ditimbulkan sehingga dapat memenuhi standar IEEE 519-1992.
Penelitian Aris Heri Andriawan (2009) dengan judul “Analisis dan
Simulasi Eliminasi Harmonisa dengan Shunt Active Power Filter (APF)
Berbasis Neutral Point Clamped (NPC) PWM Inverter”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Shunt APF yang diimplementasikan dengan NPC-PWM
Inverter konvensional tiga fasa, diterapkan dengan sympower Simulink matlab,
dari simulasi didapatkan bahwa shunt APF cukup efektif untuk mengeliminasi
harmonisa arus. THD yang dihasilkan 4,7% (lebih rendah dari standart IEEE-
519 yaitu 5%)
Penelitian Tjahja Odinanto (2013) dengan judul “Perencanaan Filter
Aktif Tiga Fasa Menggunakan Kontrol PID untuk Mereduksi Harmonisa Pada
Sistem Tenaga Listrik” Paper ini membahas filter aktif tiga fasa mengunakan
kontrol PID (Proportional Integral Derivative) sebagai kontrol yang sederhana
untuk mengatasi permasalahan harmonisa pada sistem tenaga listrik. Filter aktif
saat beroperasi, menginjeksikan arus kompensasi ke sistem tenaga listrik. Arus
beban yang terdistorsi diinputkan pada kontrol filter dan menghasilkan arus
trigger untuk inverter, dimana arus trigger ini menentukan besarnya arus
kompensasi. Setelah dilakukan simulasi untuk membandingkan kondisi sistem
sebelum pemasangan filter aktif, diperoleh THD (Total Harmonic Distortion)
arus sebesar 34,91%, setelah pemasangan filter aktif dengan mengunakan
kontrol PID, THD arus mengalami penurunan menjadi 11,157%
Penelitian Adha Rizky (2014) dengan judul “Perancangan Dan Simulasi
Filter Aktif Tiga Fasa Untuk Mereduksi Harmonisa Akibat Penggunaan Beban
NonLinier” Data studi kasus dari penelitian ini didapat dengan cara melakukan
5
pengukuran langsung pada salah satu panel listrik di gedung Direktorat TIK
UPI. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai THD I sebesar 84%. Berikut
penentuan nilai rangkaian kontrol pada filter aktif, diantaranya: konstanta
proporsional (Kp) 0.18, konstanta Integral (Ti) 2.25, band pass filter yang
disetel pada frekuensi center 50 Hz, passing band 10000 Hz, DC inveter 412 V,
R 0.1 Ω, L 825 µH, dan C 1000 µF. Hasil pemasangan filter aktif pada sistem
mampu menurunkan THD I dari 84% menjadi 5.12 %. Dengan hasil ini maka
filter aktif dapat dijadikan sebagai salah satu metoda yang efektif dalam
mereduksi harmonisa.
2.2. Harmonisa
Gejala distorsi arus dan tegangan gelombang sinus pada sistem
kelistrikan disebut harmonik. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini
disebabkan oleh pembentukan gelombang pada kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi dasar. Frekuensi harmonik dapat diartikan sebagai nilai bilangan bulat
dari frekuensi murni yang ada dalam bentuk gelombang asli.
Jika frekuensi dasar yang digunakan dalam suatu sistem tenaga listrik
adalah 50 Hz, maka harmonik ke-7 akan memiliki frekuensi 7 x 50Hz = 350Hz
dan seterusnya. frekuensi normal sistem adalah (f), maka frekuensi sistematis n
adalah (3, 5, 7 ... n) artinya n.f yang merupakan faktor perkalian dari frekuensi
ideal. bentuk gelombang ideal tegangan dan arus dapat dilihat pada Gambar
2.1.
6
Pada sistem kelistrikan, Dalam sistem kelistrikan, laju distribusi daya
adalah 50 Hz atau 60 Hz. Indonesia menggunakan frekuensi 50 Hz, namun
perubahan bentuk gelombang untuk beban non linier, bentuk harmonisanya
dapat dilihat pada gambar berikut
7
Gambar 2.4 Gelombang Fundamental Tegangan yang Terdistorsi oleh Harmonisa.
Demikin pula pada gambar 2.4 merupakan bentuk gelombang arus non-
sinusoidal dengan distrorsi harmonisa berwarna merah yang timbul oleh beban
non- linier menurut. Beban non-linier berarti impedansinya tidak stabil, dalam
hal ini keluaran arus tidak sebanding dengan tegangan yang diberikan.
Peralatan peralatan elektronik yang mengandung beban non-linier seperti
transformator, motor motor listrik yang dapat disesuaikan, perangkat FACTS,
komponen elektronika daya (misalnya, inverter, triac, thyristor, dan diode,
komponen komputer, peralatan video, dan audio), power supply switching
mode, lampu ballast, peralatan las, sumber energi terbarukan. Efek utama
harmonik adalah pengoperasian kontrol yang tidak tepat, interferensi telepon,
gangguan saluran tambahan (baik frekuensi dasar maupun harmonik), masa
pakai yang berkurang dan peningkatan kerugian dalam pengoperasian peralatan
(seperti transformator, motor listrik, dan kapasitor bank) dan perangkat yang
membutuhkan switch. Sedangkan untuk beban linier adalah beban selarasan
atau memiliki output linier, dalam artian tegangan sebanding dengan arus yang
mengalir. Dalam kasus tegangan gelombang sinus mengalirnya arus melalui
beban disebut gelombang sinus akhirnya tidak menyebabkan gangguan
gelombang dan tidak ada harmonik yang dihasilkan.
Penyebab harmonisa timbul dikarenakan beban non-linier yang
mengeluarkan gelombang sendiri dan outputan gelombang beban non-linier
diinjeksikan dengan gelombang asli akhirnya bercampur pada gelombang
fundamental, kualitas energi listrik dipengaruhi oleh besaran harmonisa.
8
2.3. Distorsi Akibat Harmonisa
Beban non-linier adalah penyebab umum distorsi harmonik dalam sistem
distribusi.Beban non-linier adalah komponen yang tegangannya tidak
berbanding lurus dengan arus yang diberikan. Eksistensi dari beban non- linier
dan seiring pemakaian komponen semikonduktor dalam pembuatan peralatan
peralatan modern, berdampak pada sistem tenaga listrik yang menyebabkan
terjadinya distorsi harmonik. Melihat hal ini perlu selektif dalam penggunaan
perangkat non- linier agar harmonik yang ditimbulkan tidak terlalu besar.
Meskipun bentuk gelombang periode ke periode yang sesuai dapat dinyatakan
sebagai gelombang sinus sejati absolut, frekuensi setiap gelombang sinus
adalah kelipatan integral dari frekuensi dasar gelombang terdistorsi, dan
kelipatannya disebut gelombang asli.
9
THD = (IHD 2 + IHD 2 + IHD 2 + IHD 2 )1/2 (2.1)
√∑
h= Max
2
¿
m>1 (2.2)
TDD=
M1
√∑
h= Max
2
mh
m>1 (2.3)
THD=
M1
10
Keterangan:
THD yang berkaitan dengan nilai rms dari distorsi gelombang sebagai
berikut:
√∑
h= Max
2
M h
(2.4)
=M 1 . √ 1+ THD
h=2 2
RMS=
M1
√∑
∞
2
I n
n=2 (2.5)
THDi= x 100 %
I2
√∑
∞
2
V n
n=2 (2.6)
THDv= x 100 %
V1
11
dicirikan oleh komponen DC. Urutan polaritas harmonisa pertama adalah
positif, urutan polaritas harmonisa kedua adalah negatif, dan urutan polaritas
harmonisa ketiga adalah nol. Urutan polaritas harmonisa keempat adalah adalah
positif (terus berulang urutannya). Dapat dilihat di persamaan berikut ini:
fn
n= (2.7)
f
Keterangan:
n = Orde harmonic
fn = Frekuensi Harmonik ke- n
f = Frekuensi dasar fundamental
Orde Harmonisa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Urutan/Polaritas + - 0 + - 0 + - 0
12
Gambar 2.6 Gelombang Distorsi Penjumlahan komponen Harmonisa.
13
sendiri, dan banyak masalah lainnya. Persoalan ini dapat mengakibatkan
kerugian finansial karena biaya pemeliharaan tambahan. Setiap komponen
perangkat jaringan distribusi memiliki efek yang berbeda-beda, namun dapat
dipengaruhi oleh harmonisa. Akibatnya komponen perangkat berkinerja buruk
dan bahkan mengalami kerusakan.
Adapun pengaruh harmonisa pada peralatan listrik secara umum terbagi
menjadi tiga antara lain:
1. Meningkatnya nilai Rms tegangan maupun arus
2. Meningkatnya nilai puncak (peak value) baik arus maupun tegangan
3. Penurunan pada sistem frekuensi
2.8.Pengaruh Harmonisa
Berikut beberapa Pengaruh mengenai harmonisa sebagai berikut:
14
2.8.1 Pengaruh Harmonisa Pada Sistem Tenaga
Ketika arus dengan komponen harmoni melewati konduktor, “skin effect”
dari frekuensi harmonic meningkatkan resistensi konduktor, dan arus harmonik
dalam konduktor menyebabkan kerugian tambahan. Semakin besar diameter
kabel, semakin besar kerugian aliran arus dalam konduktor.
Harmonisa ini berkontribusi pada arus urutan nol, negatif, dan positif.
Harmonisa orde ke 1,7,13,19 dst adalah arus urutan positif, dan Harmonisa orde
ke 3,9,15, dst adalah arus urutan nol, harmonisa orde ke 5,11,17 dst adalah arus
urutan negatif, dan harmonisa orde ke 1,7,13,19 dst adalah arus urutan positif.
Pengaruh harmonisa terhadap beban antara lain:
cos ∅
PF = (2.8)
√1+TH D 2
15
Gambar 2.7 Power Faktor dengan THD
3. Rugi-rugi Inti
Pengaruh harmonik pada struktur transcore dan tegangan yang
diberikan meningkatkan rugi-rugi inti yang disebabkan oleh
harmonisa semakin tinggi nilai distorsi tegangan, semakin tinggi
nilai arus eddy dari inti yang dilaminasi. Peningkatan rugi-rugi
16
inti akibat harmonisa tidak sebesar rugi- rugi yang terjadi pada
arus eddy atau arus rms.
PLL=I 2 R+ P EC (2.9)
2 2
P EC =k EC × I ×h (2.10)
Sehingga
h=∞
∑ I 2h h 2
k = h=1
h=∞ (2.12)
∑I 2
h
h=1
Keterangan:
h = Bilangan Harmonik
Ih = arus harmonic
PEC-R = Faktor rugi-rugi arus eddy
17
√ ∑ I h2 =
√ 1+ pEc−R
1+k x P EC−R
(2.13)
s
δ= (2.14)
√f
Keterangan:
δ = Ketebalan kulit
Jika Rdc adalah nilai resistan kabel DC, maka persamaan dari resistan
AC pada frekuensi f, adalah (Rf) = K x Rdc. Nilai K dapat ditentukan sesuai
dengan X, yang dihitung sebagai berikut ini
18
Keterangan:
X =0,0636
√ fμ
Rdc
(2.15)
2. Pemeriksaan Transformator
Pemeriksaan transformator dapat dilakukan dengan cara pengecekan
terhadap temperatur yang tidak normal dari trafo yang digunakan
untuk memasok beban non-linier. Arus sekunder baik fase maupun
netral perlu diperiksa dengan cara membandingkan arus netral
dengan arus fase pada saat beban keadaan tak seimbang. Jika pada
saat tersebut nilai arus netral lebih besar dari pada arus fasa, maka
dapat dipastikan adanya harmonisa dan diperkirakan adanya triplen
harmonisa, dan kemungkinan terjadinya penurunan kinerja trafo.
19
2.10.Standarisasi Harmonisa
Standart harmonisa yang umum adalah standar dari IEEE 519-2014 dan
SPLN 2012, namum penulis menyebutkan dua kriteria tabel standar harmonisa
sebagai bahan perbandingan bagi pembaca dan penulis sendiri, dan perbedaan
dari kedua standart tersebut tidak terlalu signifikan. Ada dua kriteria yang
digunakan untuk mengevaluasi distorsi harmonisa yaitu batas harmonisa untuk
arus (THDI) dan batas harmonisa untuk tegangan (THDV). Batas untuk
harmonisa arus ditentukan oleh perbandingan arus hubung singkat yang ada
pada PCC (Point of Common Coupling), sedangkan IL adalah arus beban
fundamental. Untuk batas harmonisa tegangan ditentukan dari besarnya
tegangan sistem yang terpasang atau dipakai. Standar harmonisa yang diizinkan
untuk arus dan tegangan berdasarkan IEEE Std 519-2014 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
20
< 20 C 2.0 1.0 0.75 0.3 0.15 2.5
20 < 50 3.5 1.75 1.25 0.5 0.25 4.0
50 < 100 5.0 2.25 2.0 0.75 0.35 6.0
100 < 1000 6.0 2.75 2.5 1.0 0.5 7.5
> 1000 7.0 3.5 3.0 1.25 0.7 10.0
Keterangan:
a
Harmonik genap dibatasi hingga 25% dari batas harmonik ganjil.
b
Distorsi arus yang menghasilkan offset DC, misalnya konverter
setengah gelombang tidak diperbolehkan.
c
Semua peralatan pembangkit listrik dibatasi pada nilai distorsi arus
ini, terlepas dari Isc/IL dimana
Isc = arus hubung singkat maksimum pada PCC
IL = arus beban permintaan maksimum (komponen
frekuensidasar) pada PCC dalam kondisi operasi beban
normal.
21
Keterangan:
a
= Sistem tegangan tinggi dapat memiliki THD hingga 2,0% di mana
penyebabnya adalah terminal HVDC yang efeknya akan dilemahkan pada
titik-titik di jaringan di mana penggunaan kedepannya mungkin
terkoneksi.
CATATAN: Data yang tertera pada tabel diatas berlaku untuk tegangan
sesuai SPLN No. 1 Tahun 2012, Tegangan-Tegangan Standar
22
Tabel 2.5. Standart Harmonisa Tegangan.
Vn ≤ 66kV
Ihs/IL Total
Orde Harmonisa Individu “h” Harmonisa Ganjil Demand
66 kV < Vn ≤ 150 kV
Vn > 150 kV
23
Orde Harmonisa Individu “h” Harmonisa Ganjil Distortion
Ihs/IL
24
2. Menurunkan kapasitas suplai transformator Untuk mengurangi
harmonic pada system distribusi listrik bias dengan menggunakan
cara menurunkan kapasitas suplai pada transformator.
3. Mendesain Filter
Adapun cara mengurangi harmonisa yaitu dengan merancang atau
mendesain filter, baik filter aktif maupun pasif yang nantinya akan
berfungsi sebagai peredam harmonisa.
2.12.Filter Pasif
Salah satu strategi yang cukup efisien dan ekonomis untuk mengatasi
permasalahan pada sistem kelistrikan yaitu filter pasif, filter pasif sendiri
dirancang menggunakan komponen pasif seperti R, L dan C yang berguna
menghilangkan arus harmonisa yang tidak diinginkan dalam sisitem tenaga
listrik. Ada 4 tipe filter pasif yaitu band pas, double band pass, high pass,
composite. Filter pasif single tuned pada frekuensi resonansi kecil memiliki
impedansi yang kecil juga, sehingga filter akan membelokkan ketika terdapat
frekuensi yang setara dengan frekuensi resonansi.
2. Induktor
Induktor digunakan dalam rangkaian filter dirancang mampu
menahan selubung frekuensi tinggi yaitu efek kulit (skin effect)
25
Gambar 2.9 Rangkaian pasif filter dalam sistem
Filter pasif tersusun dari kapasitor dan induktor dengan satu frekuensi
yang disetting pada frekuensi tegangan harmonisa yang akan dihilangkan.
Berikut ini merupakan rumus dari frekuensi setting:
1
Fr= (2.16)
2 π √ LC
Dimana:
Fr = Frekuensi Setting
L = Induktansi
C = Kapasitansi
2.13.Filter Aktif
Filter Aktif bertujuan untuk menggagalkan komponen arus harmonisa
yang dihasilkan oleh beban non-linier. Terdapat dua jenis filter aktif yaitu filter
aktif shunt dan series.
26
Gambar 2.10. Topologi Shunt Active Filter
Gambar diatas merupakan topologi dari sebuah filter aktif shunt dimana
terdapat sumber 3 fasa, sebuah beban non linier dan sebuah filter aktif shunt
yang dihubungkan dengan beban non linier.
is=iL – iC (2.17)
Dengan:
Is = Arus Harmonisa
IC = Arus injeksi harmonisa
IL = Arus yang mengalir ke Beban
27
Gambar 2.11. Topologi Series Active Filter
28
Gambar 2.12. Jenis Inverter untuk filter aktif a) VSI b) CSI
Vn
Vdc= (2.18)
1,83
0,0345 X S
Cdc= 2 (2.19)
V dc
29
Gambar 2.13. Blok Diagram Kendali Filter Aktif
Transformasi tegangan dan arus dari sistem tiga fasa ABC ke sistem 0
menggunakan Transformasi Clarke dengan mengabaikan urutan nol adalah
sebagai berikut:
[ ][ ]
−1 −1
1 Va
[ ]√
Vα = 3
Vβ 2
0 √
2
3
2
− √3
Vb
Vc
(2.20)
2 2
[ ][ ]
−1 −1
1 ia
[ ]√
Iα
Iβ
=
3
2
0
2
√3
2
−√ 3
ib
ic
(2.21)
2 2
P=V α i α + V β i β (2.22)
30
Daya Imaginer dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut:
q=V β i α −V α i β (2.23)
Daya nyata p terdiri dari dua komponen, yaitu daya nyata rata-rata p dan
daya osilasi p~. Pemisahan daya ratarata p dari daya nyata p dilakukan dengan
menggunakan Second Low Pasif Filter Butterworth untuk memotong frekuensi
150Hz.Frekuensi yang dihilangkan dapat dipilih tergantung pada frekuensi
yang harus dihapus dari arus beban untuk memastikan bahwa waktu yang
keterlambatan pada filter ini tidak akan mengurangi kinerja Filter Aktif
Shunt.Jadi, Filter Aktif Shunt ini benar-benar mengkompensasi harmonisa arus
frekuensi tinggi yang menghasilkan frekuensi daya pada harmonisa lebih besar
dari 150 Hz. Dengan mengurangkan daya rata-rata p terhadap daya nyata p,
akan dihasilkan daya osilasi p~
[] [
Vα V β ~
][ ]
¿
i cα 1 p+ Ploss
¿ = 2 2 (2.24)
i cβ v α + v β V β −V α q
Dengan menganggap sistem ideal, rugi – rugi daya Ploss dapat diabaikan
sehingga arus kompensasi dihitung berdasarkan persamaan:
[] [ Vα V β ~
][ ]
¿
i cα 1 p
¿ = (2.25)
i cβ v α + v β V β −V α q
2 2
Arus kompensasi dalam sistem tiga fasa ABC dihitung berdasarkan invers
Transformasi Clarke, sebagai berikut:
31
[]√[ ]
1 0
2
i ca −1 √3 ¿ ¿
2
i cb = 2 [ i cα i cβ ]
2
2 (2.26)
3
2
i cc −1 −√ 3
2 2
32
Nilai kapasitor (farad) dari Filter Ripple ditentukan pada persamaan
berikut:
P RF
C RF = 2 (2.27)
ωf . V Rf
Nilai inductor (henry) dari filter ripple ditentukan pada persamaan berikut:
1
LRF = 2 (2.28)
( n . ω f ) C RF
Nilai Resisitor (ohm) dari filter ripple ditentukan pada persamaan berikut:
Dengan:
PRF = Daya Filter
ωf = Frekuensi Dasar
VRF = Tegangan Filter
Q = Faktor Kualitas.
33
BAB III. METODE PENELITIAN
34
3.4. Diagram Alir Penelitian
Proses Penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir ini menggunakan
diagram alir atau flowchart, berikut adalah gambar diagram alir tersebut.
Mulai
Pengumpulan
Data
Pengukuran THD
Pada SDP plant boiler
Batu Bara
Simulasi dengan
Program PSIM
Desain Filter pada
program PSIM
Ya
Kesimpulan
Selesai
35
Tahapan penelitian ditampilkan dalam bentuk diagram alir (flowchart).
Diagram alir merupakan diagram yang menggambarkan tahapan kerja,
algoritma, atau proses yang ditampilkan dalam bentuk simbol-simbol grafis
berisi langkah-langkah dan urutannya dihubungkan dengan panah. Diagram ini
menggambarkan cara peneliti dalam menjalankan permasalahan dan mencapai
tujuan yang ditentukan sejak awal. Diagram alir digunakan untuk menganalisa,
mendesain, mendokumentasikan, atau memanajemen sebuah proses di sebuah
bidang.
36
karena pada harmonisa orde genap memiliki kandugan individual
harmonic distrotion yang kecil dan jika dijumlah akan menghasilkan
nilai kosong.
s
I FL = (3.1)
√3 X V
KVA x 100
I SC = (3.2)
%z x √ 3 x KV
37
Untuk mengetahui Total Harmonik Distortion tegangan dan arus
maka dapat mengunakan rumus berikut ini:
THD Arus:
2 1 /2
THDi R=( IHD 2 + IHD 3+ IHD 4 + …+ IHD n )
2 2 2
(3.3)
2 1 /2
THDi S=( IHD 2 + IHD 3+ IHD 4 + …+ IHD n )
2 2 2
(3.4)
1/ 2
THDi T =( IHD22 + IHD 23 + IHD 24 +…+ IHD 2n ) (3.5)
THD Tegangan:
1 /2
THDv R=( IHD 22 + IHD 23+ IHD 24 +…+ IHD 2n ) (3.6)
1 /2
THDv S=( IHD 22 + IHD 23+ IHD 24 +…+ IHD 2n ) (3.7)
2 1/ 2
THDv T =( IHD 2+ IHD 3 + IHD 4 +…+ IHD n )
2 2 2
(3.8)
I SC /I L
38
KW Pembebanan
I L= Atau I L= x IFL (3.10)
PF x √ 3 x KV 100
Setelah mengetahui nilai dari THD (Total harmonic Distrotion) baik arus
dan tegangan, nilai IL (arus nominal), ISC/IL (arus short Circuit) / (arus
nominal), Range, dan standar SPLN 2012 yang digunakan, langkah selanjutnya
membandingkan apakah THD tersebut melebihi standart harmonisa yang telah
ditetepkan atau tidak, jika melebihi maka akan dicari darimana sumber
harmonisa tersebut timbul yang akan berguna pada analisa selanjutnya.
39
melebihi langkah selanjutnya adalah melakukan rekomendasi
peredaman harmonisa.
i ( band pass ) =i ( t )
( ,2
kBs
2
s + Bs+ω 0 ) ( Sumber; PSIM versi 9.0.3)
40
i ref =i 1−i ( band pass )=i 1−i ( t )
( ,2
kBs
2
s + Bs+ω 0 )
4. Pengaturan nilai kontroler P dan I akan memperbaiki amplitudo dari
i ref
5. Sebelum masuk ke komparator sinyal i ref akan dibatasi dengan
menggunakan limiter.
6. Input bagi komparator adalah dengan diaktifkannya SPWM. Cara
kerjanya adalah dengan membandingkan arus i ref terhadap sinyal
carrier dan selanjutnya baru masuk kedalam komparator
iref
7. Perbandingan magnitude (indeks modulasi ) akan menentukan
ic
tegangan keluaran dari inverter. Sedangkan perbandingan frekuensi
i ref terhadap carrier menentukan harmonisa yang akan dihasilkan.
8. Sinyal keluaran dari komparator akan menjadi sinyal masukan bagi
gerbang IGBT. Dengan kombinasi pensaklaran IGBT maka akan
dihasilkan output pada inverter
9. Output dari inverter ini akan di feedback terlebih dahulu melalui
sensor arus yang kemudian dimasukkan sebelum kontroler P dan I
untuk kembali diatur sehingga dihasilkan sinyal referensi berbentuk
sinus.
10. Dengan dihasilkan sinyal yang lebih baik maka inverter VSI dengan
kontrol SPWM akan menginjeksikan arus kedalam sistem. Sebelum
diinjeksikan, pada keluaran inverter dipasang komponen R, L, dan C
yang berfungsi menyesuaikan nilai THD I.
11. Arus yang diinjeksikan kedalam sistem mengandung harmonisa
yang berlawanan dengan nilai THD I yang hampir sama
12. Jika nilai THD I pada sistem telah mengalami penurunan dan sesuai
dengan standart IEEE maka desain model filter Aktif berhasil.
41
Gambar 3.3. Pemodelan Filter Aktif tiga fasa dengan Software PSIM
Gambar diatas merupaka pemodelan atau sebuah desain filter aktif tiga
fasa dengan menggunakan bantuan software elektronika PSIM.
Studi Literatur
42
Halaman ini sengaja dikosongkan.
43
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan : Dyn 5
Impedansi : 6%
Trafo : 1 x 3 phase
Z = 6%
S = 1600 Kva
S 1.600.000
I FL = = =2309,401ampere
√ 3 x V √3 x 400
KVA x 100 1600 x 100
I SC = = =3849001,74 ampere
% Z x √ 3 x KV 6 % x √ 3 x 0,4
44
4.2.1 Data Hasil Pengukuran pada SDP Plant Boiler Batu-Bara
1. Pengukuran Harmonisa Arus dan Tegangan Orde Ganjil pada SDP
45
Halaman ini sengaja dikosongkan.
46
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setiap akan melakukan numbering pada sub bab tertentu, harus diberi
narasi seperti ini sebelum masuk ke dalam poin-poin. Kesimpulan yang dapat
diambil dari template ini adalah sebagai berikut.
1. Poin yang ada di kesimpulan harus menjawab rumusan masalah yang ada.
2. Sehingga, jumlah poin atau numbering yang ada harus sesuai dengan
jumlah rumusan masalah.
5.2. Saran
Saran harus konkrit, aktual, dan layak. Saran ditujukan kepada penelitian
berikutnya. Setiap akan melakukan numbering pada sub bab tertentu, harus
diberi narasi seperti ini sebelum masuk ke dalam poin-poin. Saran yang dapat
penulis berikan dari template ini adalah sebagai berikut.
1. Teliti saat mengerjakan dan atur jadwal dengan konsisten agar hasil
maksimal.
2. Bimbingan dilakukan dengan rajin dengan membawa progress yang
berarti.
3. Tetap berdoa dan semangat.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
(harus di lembar baru, silahkan disesuaikan format nomor halaman dan margin
halaman ganjil)
49
Lampiran B. Dokumentasi Penelitian.
50
Lampiran C. Contoh lampiran.
51