Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR

PELATIHAN HAMA DAN PENYAKIT RUMPUT LAUT


OLEH TIM BUDIDAYA BPPP AMBON
================================================================

MATERI
HAMA DAN PENYAKIT RUMPUT LAUT

I. PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya usaha budidaya rumput laut di Indonesia
segala permasalahan dan hanbatan yang mungkin terjadi terutama terhadap
kemungkinan serangan hama dan penyakit pada tanaman rumput laut perlu
mendapatkan perhatian khusus. Serangan hama dan penyakit bila dibiarkan dapat
berakibat menurunnya produksi. Oleh karena itu perlu diketahui jenis hama dan
penyakit yang menyerang rumput laut sehingga dapat diambil langkah langkah
penanggulangannya atau paling tidak memperkecil kerugian. Data mengenai
dampak penyakit terhadap produksi budidaya rumput laut masih sangat terbatas.

Kendala yang cukup berarti dalam budidaya rumput laut yang dapat
menyebabkan kerusakan cukup tinggi yaitu serangan hama dan penyakit. Hama
dapat berupa serangan ikan, penyu dan predator lainnya. Sementara penyakit yang
sering menyerang yaitu ice-ice yang diakibatkan oleh tekanan iklim atau kondisi
ekstrim yang dialami tanaman, seperti salinitas atau kandungan nutrisi dalam air
yang turun dengan tiba-tiba. Penyakit lainnya yaitu semacam lendir (mucus) yang
melekat pada rumput laut yang biasanya diproduksi oleh karang hidup (solf coral)
ataupun hard coral). Pertumbuhan tanaman juga akan terhambat dengan adanya
biota lain yang menjadi kompotitor dalam mendapatkan nutrisi maupun cahaya
matahari yang diperlukan dalam pertumbuhannya.

II. HAMA RUMPUT LAUT

Hama tanaman budidaya rumput laut umumnya merupakan organisme laut


yang memangsa tanaman rumput laut . Organisme ini hidup dengan rumput laut
sebagai makanan utamanya atau sebagian masa hidupnya memakan rumput laut .
Hama dapat menimbulkan kerusakan secara fisik pada tanaman budidaya, seperti
tanaman terkelupas, patah atau habis dimakan sama sekali.

Hama yang menyerang tanaman budidaya rumput laut berdasarkan besar


kecilnya hama dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : hama mikro (Mikro grazer)
dan hama makro (Makro grazer).

2.1. Hama Mikro (Mikro Grazer).

Hama mikro merupakan organisme laut yang umumnya berukuran panjang


kurang dari 2 cm, hidup menempel pada thallus tanaman rumput laut dan baisanya
tidak tampak pada thallus yang sehat. Hama mikro yang sering dijumpai dijumpai
pada tanaman budidaya rumput laut adalah : larva bulu babi (Tripneustes) dan larva
teripang (Holothuria sp).

a. Larva Bulu Babi.

Organisme ini berbentuk planktonik, melayang-layang di air dan


kemudian menempel pada rumput laut. Organisme ini menutupi permukaan
thallus dan menyebabkan thallus berwarna kuning dan rusak.

b. Larva Teripang.

Larva teripang merupakan organisme planktonis yang menempel dan


menetap pada thallus rumput laut. Larva ini kemudian tumbuh dan menjadi
besar. Larva teripang yang sudah besar dapat memakan thallus rumput laut
dengan cara menyisipkan ujung-ujung cabang rumput laut ke dalam
mulutnya. Setelah membesar larva teripang akan menjadi hama makro dan
akhirnya makan thallus rumput laut. Nematoda mikroskopik ditemukan pada
tanaman Eucheuma cottonii dan bersifat parasit.

Selain hama diatas, beberapa hama mikro lainnya juga menyerang tanaman
yang sakit akibat ice-ice seperti :nematoda mikroskopis, Alaimus primitimus,
Mylonchulus parabrachyurus dan Diploscapter coronata.
2.2. Hama Makro (Makro Grazer).

Hama makro adalah hama yang berukuran lebih besar dari ukuran 2 cm.
Beberapa hama makro yang sering ditemui menyerang dan menghancurkan
tanaman budidaya rumput laut antara lain : Ikan beronang (Siganus spp), Penyu
hijau (Chelinia midas), bulu babi (Diadema spp), teripang (Holothuria sp) dan bintang
laut (Protoneuster nodosus).

a. . Ikan Beronang.

Ikan Beronang (Siganus spp) merupakan hama perusak terbesar pada


budidaya rumput laut. Cara penanggulangan hama ini relatif sulit. Benih ikan
beronang mempunyai sifat bergerombol merupakan hama yang paling serius
serangannya. Ikan beronang memakan seluruh thallus sebelah luar. Akibatnya
tanaman rumput laut hanya tertinggal kerangkanya saja, sehingga rumput laut
akan mati dalam beberapa hari. Serangan ikan beronang sifatnya musiman
terutama pada musim benih, sehingga setiap daerah waktu serangannyapun
berbeda.

Cara melindungi rumput laut dari serangan ikan beronang adalah


dapat dilakukan dengan mengatur waktu penanaman. Awal penanaman rumput
laut sebaiknya tidak pada musim benih ikan beronang. Dengan cara tersebut
diharapkan kerugian dapat diperkecil. Penanaman secara serentak juga dapat
mengurangi serangan hama ikan.

Serangan beronang

Gambar. 1. Rumput laut akibat serangan ikan beronang


b. Penyu Hijau.

Penyu hijau (Chelonia midas) merupakan hama yang merusak tanaman


budidaya rumput laut yang paling ganas. Penyu hijau biasanya menyerang
tanaman pada malam hari. Hama ini dapat memangsa habis tanaman budidaya
rumput laut pada areal yang tidak terlalu luas. Tanda-tanda rumput laut yang
terserang penyu hijau adalah : tanaman hanya tertinggal pada ikatan tali rafia saja
dan tampak bekas-bekas seperti dipotong benda tajam atau pisau.

Cara penanggulangan serangan penyu hijau terhadap tanaman rumput laut


dilakukan adalah dengan melindungi areal budidaya dengan memasang pagar
dari jaring. Pada areal budidaya yang cukup luas serangan hama ini tampak tidak
berarti. Serangan akan tampak terutama pada daerah tepi atau dekat dengan
perbatasan perairan dalam.

c. Bulu Babi.

Bulu babi (Deadema) dan bulu babi duri pendek (Tripneustes) merupakan
hama yang merusak bagian tengah thallus. Serangan bulu babi dapat
mengakibatkan bagian cabang-cabang utama thallus terlepas dari tanaman induk.
Serangan bulu babi pengaruhnya relatif kecil dan tidak terasa terutama pada areal
budidaya yang cukup luas. Hama bulu babi tidak dapat menyerang rumput laut
yang jauh dari dasar perairan.

➢ BULU BABI (Diadema) dan BULU BABI


DURI PENDEK (Tripneustes).
Merusak bagian tengah dari thallus
cabang-cabang utama thallus terlepas dari
tanaman induk

Penanggulangan : Perbaikan metode


budidaya, shg serangan dapat dikurangi.

Gambar. 2. Hama Bulu Babi


d. Bintang laut.

Bintang laut (Protoneostes) merupakan hama yang mempunyai kemampuan


memanjat pada tanaman rumput laut dan dapat menutupi cabang-cabangnya.
Cabang-cabang tanaman rumput laut yang ditutupi/ditempeli oleh bintang laut
akan mati dan banyak percabangan yang patah. Serangan bintang laut
pengaruhnya relatif kecil serangan bintang laut tidak terjadi pada tanaman yang
jauh dari dasar perairan.

III. PENYAKIT RUMPUT LAUT

Penyakit rumput laut dapat didefinisikan sebagai suatu gangguan fungsi atau
terjadinya perubahan anatomi atau struktur yang abnormal. Misalnya adanya
perubahan dalam laju pertumbuhan dan penampakan seperti warna dan bentuk.
Perubahan ini pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat produktifitas hasil.

Terjadinya penyakit umumnya disebabkan oleh adanya perubahan faktor-


faktor lingkungan yang ektrim seperti perubahan nutrisi, perubahan suhu, salinitas,
pH, dan tingkat kecerahan air. Kondisi tersebut diikuti terjadinya interaksi antara
faktor lingkungan dengan mikroorganisme patogen (organisme yang berperan
sebagai penyebab penyakit).

a. Penyakit “ Ice-ice “.
Ice-ice adalah penyakit yang banyak menyerang tanaman rumput laut jenis
Eucheuma spp. Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1974 di Philipina.
Penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintik/bercak-bercak pada sebagian thallus
yang yang lama kelamaan menjadi pucat dan berangsur-angsur menjadi putih dan
akhirnya thallus tersebut putus. Penyakit ini timbul karena adanya mikrobayang
menyerang tanaman rumput laut yang lemah. Gejala yang diperlihatkan adalah
pertumbuhan yang lambat, terjadi perubahan warna menjadi pucat dan pada
beberapa cabang thallus menjadi putih dan membusuk.
Adanya perubahan lingkungan seperti; arus, suhu dan kecerahan di lokasi
budidaya dapat memicu terjadinya penyakit ice-ice. Tingkat penyerangannya dalam
waktu yang cukup lama. Hal ini sesuai dengan pendapat Trono (1974), bahwa
penyebab penyakit ice-ice ini adalah terutama perubahan lingkungan yang tidak
sesuai untuk pertumbuhan yang menyebabkan menurunnya daya tahan rumput laut
tersebut. Sedangkan Uyenco (1981) mengatakan bahwa: kemungkinan penyebab
terjadinya penyakit ini karena adanya bakteri patogen tertentu. Hal ini menjadikan
bahwa sebenarnya timbulnya bakteri tersebut merupakan serangan sekunder.
Kemungkinan efektifitas serangan bakteri hanya terjadi pada saat
pertumbuhan tanaman tidak efektif. Kerusakan tanaman akibat ice-ice dapat
mencapai 90 %, bahkan 100 % bila kondisi serangan berlangsung lama. Kondisi
ini akan diperparah karena adanya serangan sekunder dari Peryphyton yang
merupakan mikroorganisme kuatik yang umumnya berukuran planktonik,
phytoplnkton maupun zooplankton. Serangan sekunder sebagai lanjutan dari kondisi
serangan ice-ice dapat pula dilakukan oleh bakteri patogen seperti Pseudomonas
dan Staphylococus.

Serangan Ice-ice Euchema sp PENYAKIT ICE ICE


PENYAKIT ICE ICE

Gambar. 3. Penyakit Ice-ice

b. Penyakit White Spot.


Penyakit white spot terdapat pada jenis rumput laut Laminaria japonica di
Cina. Gejala awal penyakit ini ditandai dengan terjadinya perubahan warna thallus
dari coklat kekuning-kuningan menjadi putih kemudian menyebar keseluruh thallus
dan bagian tanaman membusuk dan rontok.
Pemberantasan hama dilaksanakan dengan penjagaan saluran masuk pintu
air dengan saringan, agar hama predator seperti ikan-ikan tidak masuk ke dalam
tambak pemeliharaan. Pemberantasan penyakit white spot pada rumput laut
dilakukan dengan mengganti air tambak seminggu dua kali. Apabila dalam
seminggu air tambak tidak diganti, maka pada thallus (batang) rumput laut akan
terjadi bercak putih yang akan menghambat pertumbuhan rumput laut bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Penyakit ice-ice dan white spot biasanya terjadi pada bulan April atau Mei
yaitu pada saat kecerahan perairan tinggi. Pada kondisi ini tingkat kelarutan unsur
nitrat tidak tercukupi untuk keperluan fotosintesa sehingga berakibat terjadinya
perubahan warna secara nyata. Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan cara
menurunkan posisi tanaman lebih dalam dari posisi semula untuk mengurangi
penetrasi sinar matahari. Cara lain juga dapat dilakukan dengan pemberian pupuk
nitrogen, akan tetapi saran ini masih dikaji lebih lanjut.

IV. KOMPETITOR

Baik tumbuhan maupun binatang dapat menjadi kompetitor bagi tanaman


yang dibudidayakan dalam memperoleh nutrisi dan cahaya matahari. Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan rumput laut salah satunya adalah tanaman penempel.
Tumbuhan penempel bersifat kompotitor dalam menyerap nutrisi untuk
pertumbuhan, kadang-kadang algae filamen dapat menjadi pengganggu karena
menutupi permukaan rumput laut yang menghalangi proses penyerapan dan
fotosintesa.

Kompetitor dari rumput laut yang dibudidayakan pada umumnya yaitu jenis-
jenis rumput laut lain yang melekat pada tanaman atau yang tumbuh disekitar
tanaman budidaya, seperti melekat pada bambu rakit apung, tali ris dan tali
utama.Jenis rumput laut yang melekat dan atau tumbuh disekitar tanaman budidaya
yang menjadi kompetitor bagi rumput laut Eucheuma sp. antara lain Hypnea,
Dictyota, Acanthopora, Laurencia, Padina, Amphyroria, Sargasum dan alga filamen
seperti Cheotomorpha, Lyngbya dan Symploca (Atmadja & Sulistijo, 1977).

Binatang penempel yang mengganggu apabila koloninya cukup besar


menutupi thallus rumput laut adalah tunikata yang dapat mengganggu proses
fotosintesa. Gangguan ini dapat mengakibatkan tanaman menjadi busuk pada
bagian yang tertutup total oleh tunikata.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2001. Tehnologi Budidaya Rumput Laut, Departemen Kelautan dan


Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Balai Budidaya Laut,
Lampung.

Atmadja, W.S, Kadi A., Sulistijo dan Rachmaniar, 1996. Pengenalan Jenis-Jenis
Rumput Laut Indonesia. Puslitbang Oceanologi - LIPI, Jakarta.

Efrianto, E. dan Liviawati, E., 1993. Budidaya Rumput Laut dan Cara
Pengolahannya. Penerbit Bhratara, Jakarta.

Janna T. A., Zatnika, A. Heri P., Sri Istini, 2006. Rumput Laut (Pembudidayaan,
Pengolahan dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial, Penebar
Swadaya, Jakarta.

Winarno, F.G., 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut, Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai