Anda di halaman 1dari 9

Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.9 No.

2/Oktober 2016 p-ISSN : 1979-8164


Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada


PT. Putra Fajar Jaya, Medan

Oleh :
Syaifuddin*
Program Studi Manajemen Universitas Quality
*Email:drsyaifuddin@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan motivasi
terhadap kinerja karyawan pada PT. Putra Fajar Jaya, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada
PT. Putra Fajar Jaya yang berlamat di Kompleks Villa Asoka Blok C No. 6, Medan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Maret 2017. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan
PT. Putra Fajar Jaya, Medan sebanyak 30 orang. Metode pengumpulan data menggunakan
kuesioner pada setiap variabel penelitian yaitu kompetensi, motivasi dan kinerja karyawan.
Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi dan motivasi kerja secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa kompetensi dan motivasi
kerja memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor motivasi
mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap kinerja karyawan dibandingkan dengan
kompetensi.

Kata kunci : kompetensi; motivasi; kinerja

Abstract
The purpose of this research is to know about the influence competency and motivation on
employee performance. The paper provides the analysis result about influence of the competency
and motivation on employee performance at PT Putra Fajar Jaya, addressed in Kompleks Villa
Asoka Blok C No. 6, Medan. Theresearch has been done on March 2017. Samples that have been
taken are 30 people. The research uses data collection methods using questionnaires on each
variable, which are competency, motivation and employee performance. Data analysis was done by
multiple linier regression test. The result show that competency and work motivation
simultaneously have a significant effect on employee performance. Partial test result show that
competency and work motivation have a significant effect on employee performance. Motivational
factors have more influence on employee performance compared with competency.

Keyword: Competency; Motivation; Performance.

117
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.9 No.2/Oktober 2016 p-ISSN : 1979-8164
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

PENDAHULUAN bersemangat dalam menjalankan tugas


Kinerja (performance) adalah yang dibebankan kepadanya. Setiap
gambaran mengenai tingkat pencapaian organisasi bukan saja mengharapkan
pelaksanaan suatu karywan yang mampu, cakap, dan
kegiatan/program/kebijakan dalam trampil, tetapi tidak kalah penting
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan karyawan mau bekerja giat dan
visi organisasi yang tertuang dalam berkeinginan untuk mencapai hasil yang
perencanaan strategis suatu organisasi. maksimal. Kemampuan dan kecakapan
Istilah kinerja sering digunakan untuk tidak ada artinya bagi organisasi jika
menyebut prestasi atau tingkat mereka tidak mau bekerja giat. Tujuan
keberhasilan individu maupun pegelolaan sistem kompensasi didalam
kelompok. Kinerja bisa diketahui hanya organisasi adalah untuk menarik dan
jika individu atau kelompok tersebut mempertahankan sumber daya manusia
mempunyai kriteria keberhasilan yang karena organisasi memerlukannya
telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria untuk mencapai sasaran-sasarannya.
keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan Agar organisasi dapat berkembang luas
atau target-target tertentu yang hendak dengan segala kegiatan-kegiatan yang
dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, dilakukan untuk mencapai tujuan yang
kinerja seseorang atau organisasi tidak diinginkan dengan menggunakan
mungkin dapat diketahui karena tidak sumber daya manusia yang telah
ada tolak ukurnya. tersedia, tetapi untuk mencapai tujuan
Strategi sumber daya manusia tersebut, tidak cukup hanya dengan
juga menyangkut masalah kompetensi jalan memperoleh karyawan yang
dalam kemampuan teknis, konseptual, dianggap paling kompeten, akan tetapi
dan hubungan manusia. Pengelolaan tidak kalah pentingnya dengan secara
kompetensi tenaga kerja meliputi terus menerus pimpinan memberikan
beberapa kompetensi seperti: motivasi dan Kompensasi kepada
kompetensi berbasis input, kompetensi karyawan agar lebih bersemangat dalam
transformasional, kompetensi output. menjalankan tugas-tugasnya di
Pengaruh kompetensi pada organisasi. Kompetensi karyawan
kinerja dapat dilihat dari tingkat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya.
kompetensinya yang mempunyai Kompetensi berpengaruh
implikasi praktis dalam perencanaan terhadap kinerja pegawai. Seorang
sumber daya manusia, hal ini dapat karyawan yang memiliki kompetensi
dilihat dari gambaran bahwa yang tinggi seperti pengetahuan,
kompetensi pengetahuan dan keahlian ketrampilan, kemampuan, dan sikap
cenderung lebih nyata dan relatif lebih yang sesuai dengan jabatan yang
ada dipermukaan salah satu diembannya selalu terdorong untuk
karakteristik yang dimiliki karyawan. bekerja secara efektif, efesien dan
Tujuan yang mulia pada saat ini produktif. Hal ini terjadi karena dengan
tampaknya sulit tercapai apabila kompetensi yang dimiliki karyawan
organisasi yang karyawannya tidak bersangkutan semakin mampu untuk

118
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.9 No.2/Oktober 2016 p-ISSN : 1979-8164
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

melaksanakan tugas-tugas yang Jaya, Medan.


dibebankan kepadanya.
Motivasi kerja mempunyai METODE PENELITIAN
peranan yang penting dalam hal Penelitian ini dilaksanakan pada
penumbuhan gairah, merasa senang dan PT. Putra Fajar Jaya yang beralamat di
semangat untuk bekerja secara optimal. Kompleks Villa Asoka Blok C No. 6,
Karyawan yang memiliki motivasi kerja Medan. Penelitian ini dilakukan pada
yang kuat akan mempunyai banyak bulan Maret 2017. Sampel yang diambil
energi untuk melakukan kegiatan. dalam penelitian ini adalah karyawan
Seorang karyawan yang memiliki PT. Putra Fajar Jaya, Medan yang berasal
intelegensia cukup tinggi bisa gagal dari berbagai sub bagian yaitu : SDM,
karena kekurangan motivasi. keuangan dan personalia. Penentuan
PT. Putra Fajar Jaya Medan jumlah sampel dalam penelitian ini
merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan rumus Slovin (Umar,
bergerak di bidang perumahan. Maka 2013 : 42) yang dituliskan sebagai
untuk menjamin terlaksananya tugas- berikut:
tugas yang diembannya yang pada N
n=
gilirannya adalah kinerja karyawannya 1  Ne
2

memadai sangat diperlukan Sumber Dimana: n = Jumlah sampel


Daya Manusia (SDM) yang berkompeten N = Jumlah Populasi sampel
dan motivasi yang tinggi dari ke atasan е = Jumlah kesalahan dalam
ataupun bawahan yang harmonis, pengambilan sampel (error term).
terlebih dengan warga masyarakat yang Mengacu pada rumus tersebut,
membutuhkan layanan. maka jumlah sampel dalam penelitian
Penurunan motivasi dan ini sebanyak
produktivitas kerja karyawan juga 78
n=
tercermin dari rendahnya tingkat 1  78  (0,15) 2 
kedisiplinan dari beberapa karyawan
78
terhadap peraturan dan kebijaksanaan n=
1  1,76
perusahaan serta minimnya partisipasi
dari tiap karyawan untuk memajukan n = 28,31 (dibulatkan menjadi 30).
organisasi. Ditambah lagi dengan Maka jumlah sampel yang
permasalahan seputar motivasi kerja digunakan dalam penelitian ini
internal yang belum efektif, adanya sebanyak 30 responden.
kerancuan pada deskripsi kerja dan Selanjutnya untuk mengetahui
kekurangakuratan dalam evaluasi kerja pengaruh kompetensi dan motivasi
yang dilakukan oleh sebagian penilai terhadap kinerja karyawan dilakukan
dapat semakin memicu lemahnya dengan uji regresi linier berganda yang
motivasi kerja yang sudah dimiliki oleh didukung dengan program SPSS versi 19
para karyawan tersebut. Penelitian ini for windows. Adapun rumus Regression
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Analysis adalah sebagai berikut :
kompetensi dan motivasi terhadap Y = a + b1X1 + b2X2 + ei
kinerja karyawan pada PT. Putra Fajar Keterangan :
Y : Variabel kinerja karyawan
119
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.9 No.2/Oktober 2016 p-ISSN : 1979-8164
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

b1 : Koefisien regresi kompetensi berganda menjelaskan besarnya


b2 : Koefisien regresi motivasi kerja peranan kompetensi dan motivasi kerja
X1 : Kompetensi terhadap kinerja karyawan. Analisis
X2 : Motivasi kerja data dalam penelitian ini menggunakan
a : Bilangan konstan analisis regresi linier berganda dengan
ei : Variabel gangguan menggunakan SPSS 19.0 for windows..
Analisis masing-masing variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN dijelaskan dalam uraian berikut :
Pengujian regresi linear

Tabel 1. Hasil Regresi Linier Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.512 3.451 -.148 .883
Kompensasi .264 .125 .284 2.110 .044
Motivasi .678 .144 .636 4.110 .000
a. Dependent Variable : Kinerja

Berdasarkan hasil tersebut maka meningkat sebesar 0,264 satuan


persamaan regresi linier berganda yang nilai dengan asumsi motivasi kerja
mempunyai formulasi : Y = b0 + b1X1 + konstan.
b2X2 + , sehingga diperoleh persamaan : b2 : 0,678
Y = -0,512 + 0,264 X1 + 0,678 X2 dengan Koefisien regresi kedua (b2)
estimasi simpangan baku peramalan sebesar 0,678 menunjukkan
sebesar 3,786. besarnya peranan motivasi kerja
Deskripsi dari persamaan regresi terhadap kinerja karyawan dengan
linear berganda di atas adalah sebagai asumsi kompetensi konstan.
berikut : Artinya apabila faktor motivasi
b0 : -0,512 kerja meningkat 1 satuan nilai,
Bilangan konstanta (b0) sebesar - maka diprediksi kinerja karyawan
0,512 menunjukkan besarnya meningkat sebesar 0,678 satuan
kinerja karyawan apabila nilai dengan asumsi kompetensi
kompetensi dan motivasi kerja konstan.
sama dengan 0. Untuk mengetahui pengaruh
b1 : 0,264 kompetensi dan motivasi seara simultan
Koefisien regresi pertama (b1) dilakukan uji F. Uji ini bertujuan untuk
sebesar 0,264 menunjukkan menguji signifikannya peranan
besarnya peranan kompetensi kompetensi dan motivasi kerja secara
terhadap kinerja karyawan dengan simultan terhadap kinerja karyawan.
asumsi motivasi kerja konstan. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 2.
Artinya apabila faktor kompetensi
meningkat 1 satuan nilai, maka
diprediksi kinerja karyawan
120
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.9 No.2/Oktober 2016 p-ISSN : 1979-8164
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

Tabel 2. Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1. Regression 1016.465 2 508.233 35.455 .000a
Residual 387.035 27 14.335
Total 1403.500 29
a. Predictors : (Constant), Motivasi, Kompensasi
b. Dependent Variable : Kinerja

Berdasarkan uji F dapat diketahui bahwa pengaruh kompetensi lebih besar


bahwa secara simultan kompetensi dan dibandingkan dengan motivasi kerja
motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, oleh karena
terhadap kinerja karyawan dengan nilai itu untuk menguji kebenarannya
F-hitung sebesar 35,455 dengan tingkat digunakan uji hipotesis parsial atau uji-t.
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dalam penelitian ini, uji hipotesis
Berdasarkan analisis koefisien parsial dilakukan pada setiap variabel
determinasi parsial di atas diketahui indepenen seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Uji Parsial (t) Variabel Bebas


Coefficientsa
Unstandardized Correlations
Standartized
Model Coefficients T Sig.
Coefficients
B Std. Error Zero-Order Partial Part
1 (Constant) -.512 3.451 -.148 .883
Kompetensi .264 .125 .284 2.110 .044 .705 .376 .213
Motivasi .678 .144 .636 4.720 .000 .824 .672 .477
a. Dependent Varible : Kinerja

1). Uji hipotesis peran kompetensi karyawan dan apabila tingkat


terhadap kinerja karyawan. signifikansi thitung > 0,05, maka H0
Prosedur dan kriteria diterima, artinya kompetensi
penerimaan serta penolakan tidak mempunyai pengaruh yang
hipotesis ditetapkan sebagai berikut: signifikan terhadap kinerja
a. Hipotesis karyawan.
H0: b1 = 0 artinya, kompetensi c. Berdasarkan hasil pengolahan
tidak berperan dalam dengan program SPSS diketahui
meningkatkan kinerja karyawan. thitung sebesar 2,110.
H1: b1 0 artinya, kompetensi d. Dari hasil uji t diperoleh nilai
berperan dalam meningkatkan signifikansi kompetensi sebesar
kinerja karyawan. 0,044 < 0,05. Dari uraian tersebut
b. Uji Hipotesis dapat diketahui bahwa nilai
Bila tingkat signifikansi thitung < signifikansi thitung (0,044) < 0,05,
0,05, maka H0 ditolak artinya maka dapat disimpulkan H1
kompetensi berperan secara diterima, artinya kompetensi
signifikan meningkatkan kinerja
121
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.9 No.2/Oktober 2016 p-ISSN : 1979-8164
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

berperan secara signifikan pengaruh yang lebih dominan terhadap


terhadap kinerja karyawan. kinerja karyawan, dibandingkan dengan
2). Uji hipotesis pengaruh motivasi kerja motivasi kerja.
terhadap kinerja karyawan. Koefisien deteriminasi parsial
Prosedur dan kriteria digunakan untuk mengetahui
penerimaan serta penolakan sumbangan kompetensi dan motivasi
hipotesis ditetapkan sebagai berikut kerja terhadap naik turunnya kinerja
a. Hipotesis karyawan, sehingga akan diketahui
H0: b1 = 0 artinya, motivasi kerja salah satu variabel yang dominan.
tidak mempunyai pengaruh Berdasarkan hasil perhitungan
meningkatkan kinerja karyawan. dengan program SPSS, maka masing-
H1: b1 0 artinya, motivasi kerja masing koefisien determinasi parsial
mempunyai pengaruh dapat dideskripsikan sebagai berikut :
meningkatkan kinerja karyawan. r²1 = 0,376
b. Uji Hipotesis Koefisien determinasi parsial
Bila nilai signifikan thitung < 0,05, sebesar 0,376 menunjukkan bahwa
maka H0 ditolak artinya motivasi pengaruh kompetensi terhadap
kerja mempunyai pengaruh peningkatan kinerja karyawan adalah
signifikan meningkatkan kinerja 37,60 % dan sisanya sebesar 62,40 %
karyawan dan apabila nilai dipengaruhi oleh faktor di luar
signifikan thitung >0,05, maka H0 kompetensi.
diterima, artinya motivasi kerja r²2 = 0,672
tidak mempunyai pengaruh Koefisien determinasi parsial
signifikan meningkatkan kinerja sebesar 0,672 menunjukkan bahwa
karyawan. pengaruh motivasi kerja terhadap
c. Berdasarkan hasil pengolahan peningkatan kinerja karyawan adalah
dengan program SPSS diketahui 67,20 % dan sisanya sebesar 32,80 %
thitung sebesar 4,720. adalah dipengaruhi oleh faktor di luar
d. Dengan = 5%, diperoleh nilai motivasi kerja.
sinfikansi ttabel sebesar 0,000. Dari Dari kedua besaran koefisien
uraian tersebut dapat diketahui deterimnasi parsial tersebut di atas,
bahwa nilai signifikansi thitung diketahui bahwa motivasi kerja (67,20
(0,000) < 0,005, maka dapat %) lebih dominan berperan
disimpulkan H1 diterima, artinya meningkatkan kinerja karyawan
motivasi kerja memiliki pengaruh dibandingkan faktor kompetensi (37,60
signifikan meningkatkan kinerja %).
karyawan. Nilai yang dipergunakan dalam
Berdasarkan hasil penelitian di melihat koefisien determinasi dalam
atas maka dapat diketahui bahwa penelitian ini adalah pada kolom
kompetensi dan motivasi kerja adjusted R square. Hal tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan dikarenakan nilai adjusted R square
meningkatkan kinerja karyawan, tidak rentan pada penambahan variabel
dimana faktor kompetensi mempunyai bebas. Nilai koefisien determinasi dapat

122
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.9 No.2/Oktober 2016 p-ISSN : 1979-8164
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

dilihat pada Tabel 4. Karyawan profesional harus


Tabel 4. Nilai Koefisien Determinasi memiliki kemampuan menguasai bidang
Mod R R
Adjuste Std. pekerjaan. Kompetensi seorang
dR Error of karyawan adalah kemampuan karyawan
el Squar
Square the
e dalam melaksanakan pekerjaannya
Estimate
1 .851 .724 .704 3.78611 secara tepat . Dalam hal ini, kompetensi
a. Predictors : (Cosntant), Motivasi, kayawan akan berdampak terhadap
Kompetensi kinerja karyawan dan akan memberikan
kontribusi terhadap kualitas
Besarnya nilai pengaruh tersebut pekerjaannya. Kinerja karyawan akan
ditunjukkan oleh nilai koefisien adjusted memberikan dampak yang besar
R square sebesar 0,724 atau 72,40 % terhadap pelaksanaan pekerjaannya
yaitu persentase pengaruh kompetensi secara efektif. Menurut Palan (2007 :
(X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap 57) bahwa kompetensi merujuk kepada
kinerja karyawan (Y) adalah sebesar karakteristik yang mendasari perilaku
72,40 %. Sedangkan sisanya sebesar yang menggambarkan motif,
37,60% (100% - 72,40%) dipengaruhi karakteristik pribadi, konsep diri/nilai-
oleh variabel lain di luar model nilai, pengetahuan dan keahlian yang
penelitian ini. dibawa seseorang yang berkinerja
unggul (superior performer) di tempat
a. Pengaruh Kompetensi terhadap kerja.
Kinerja Karyawan
Hasil uji t menunjukkan bahwa b. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
kompetensi berpengaruh signifikan Kinerja Karyawan
terhadap kinerja karyawan. Kompetensi Hasil uji t menunjukkan bahwa
mengacu pada karakter knowledge, skill, kompetensi berpengaruh positif dan
dan abilities setiap individu atau signifikan terhadap kinerja karyawan.
karakter personal yang mempengaruhi Motivasi merupakan salah satu faktor
job performance individu secara yang memberikan kontribusi terhadap
langsung. Kompetensi adalah kinerja karyawan. Dengan adanya
karakteristik mendasar dari individu motivasi yang tinggi berarti pula
yang berhubungan dengan ukuran atau karyawan tersebut mempunyai minat
referensi efektif atau tidaknya kinerja yang tinggi dalam menjalankan rutinitas
dalam suatu pekerjaan atau situasi kerja sesuai dengan apa yang menjadi
tertentu. Kompetensi dapat digunakan tanggung jawabnya. Dengan adanya
untuk memprediksi kinerja, yaitu siapa minat yang tinggi, karyawan akan
yang berkinerja baik dan kurang baik bekerja dengan perasaan senang.
tergantung pada kompetensi yang Perasaaan senang inilah yang mampu
dimilikinya, diukur dari kriteria atau memberikan kontribusi terhadap
standar yang digunakan. Hal ini efisiensi dan kinerja karyawan. Motivasi
menunjukkan bahwa kompetensi akan yang tinggi ditunjukkan dari sikap
meningkatkan motivasi yang positif karyawan terhadap pekerjaan.
selanjutnya berpengaruh meningaktkan Apabila target yang diharapkan
kinerja.
123
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.9 No.2/Oktober 2016 p-ISSN : 1979-8164
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

organisasi terpenuhi, karyawan tersebut dianggap mempunyai kaitan dengan


merasa senang. Sikap positif lainnya produktivitas sumber daya manusia
adalah merasa memiliki dan mempunyai melalui peningkatan kinerja.
frekuensi kehadiran yang tinggi. Sikap Motivasi pada suatu organisasi
tersebut memberikan kontribusi yang bertujuan untuk mendorong semangat
berarti terhadap kinerja karyawan. kerja para karyawan agar mau bekerja
Motivasi bepengaruh signifikan keras dengan memberikan semua
meningkatkan kinerja karyawan. kemampuan dan ketrampilan demi
Karyawan yang memiliki motivasi tinggi terwujudnya tujuan suatu organisasi.
dalam bekerja akan memberikan kinerja Pimpinan yang mengarahkan
kerja yang baik, sedangkan bagi karyawannya dengan memberikan
karyawan yang memiliki motivasi yang motivasi kerja akan menciptakan
rendah tidak akan memberikan kinerja kondisi dimana karyawan merasa
sebaik karyawan yang memiliki motivasi mendapat inspirasi untuk bekerja keras.
yang tinggi. Semua itu tercermin melalui Karyawan yang mempunyai motivasi
sikap karyawan dalam menghadapi tinggi merupakan salah satu syarat jika
pekerjaannya, antara lain ditandai hasil-hasil kinerja yang tinggi ingin
dengan turunnya semangat kerja, cepat dicapai secara konsisten. Hal ini sejalan
merasa bosan, sering absen, terlambat dengan dengan pendapat Vroom (dalam
datang dan sebagainya yang pada Mangkunegara, 2005:51) bahwa
akhirnya semua berdampak pada motivasi adalah faktor utama
penurunan produktivitas karyawan. membangun kinerja, untuk itu
Menurut Danim (2004 : 140) penerapan upah/gaji yang dikaitkan
menyatakan bahwa motivasi rendah dengan kinerja individu akan dapat
akan merugikan produktivitas lebih meningkatkan motivasi, sekaligus
kelompok. Perilaku anggota yang hanya mengisi faktor kesempatan untuk
ingin memenuhi kebutuhan atau meningkatkan kinerja.
kepentingan diri sendiri akan
mengurangi rasa kepuasan anggota c. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi
lainnya, karena itu akan timbul konflik. Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Dengan demikian, dapat dikatakan Hasil uji F menunjukkan bahwa
bahwa terdapat hubungan negatif antra komptensi dan motivasi kerja
produktivitas dengan keinginan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
mementingkan diri sendiri. Susana karyawan. Hal ini berarti bahwa secara
kerja adalah salah satu faktor penentu serempak kompetensi dan motivasi
produktivitas kelompok. Dengan adanya kerja berpengaruh signifikan terhadap
pemberian motivator yang efektif kinerja karyawan. Karyawan yang
diharapkan perilaku sumber daya berkompeten memiliki tingkat
manusia yang mengacu pada profesionalitas yang cukup tinggi dalam
peningkatan produktivitas tenaga kerja melaksanakan pekerjaannya dengan
bisa dibentuk. Oleh karena itu, motivasi melakukan pekerjaan dengan cepat dan
kerja menjadi subjek yang sangat tepat waktu. Hal ini akan semakin
penting karena secara fungsional didukung oleh adanya motivasi yang

124
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.9 No.2/Oktober 2016 p-ISSN : 1979-8164
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

diberikan oleh perusahaan kepada Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu, 2005.


karyawannya. Adanya motivasi tertentu Evaluasi Kinerja Sumber Daya.
kepada karyawan akan semakin Bandung: PT Refika Aditama.
memacu semangat karyawan untuk
Mangkuprawira, Sjafri, 2009. Bisnis,
meningkatkan kinerjanya. Motivasi yang manajemen, dan Sumberdaya
diberikan merupakan faktor yang dapat Manusia. Jakarta : PT. Gramedia.
membangun kinerja karyawan.
Pemberian motivasi tergantung pada Mathis, R.L. dan J.H. Jackson. 2002.
perusahaan, biasanya perusahaan Manajemen Sumber Daya
memberikan motivasi dalam bentuk Manusia. Jakarta : Salemba
Empat.
penghargaan dan pemberian insentif
kepada karyawan yang memiliki kinerja Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.
tinggi. Pendidikan Dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka.
SIMPULAN Cipta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi dan motivasi kerja secara Palan, R. 2007. Competency Management
: Teknis Mengimplementasikan
simultan mempunyai pengaruh 72,40%
Manajemen SDM Berbasis
terhadap kinerja karyawan, dimana Kompetensi untuk Meningkatkan
secara parsial menunjukkan bahwa Daya Saing Organisasi. Jakarta :
kompetensi mempunyai pengaruh PPM.
37,60% dan motivasi 67,20% terhadap
kinerja karyawan. Faktor motivasi Rivai, Veitzhal. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk
mempunyai pengaruh yang lebih
Perusahaan. Jakarta : Rajawali
dominan terhadap kinerja karyawan Pers.
dibandingkan dengan kompetensi.
Siagian, Sondang P., 2009. Kiat
DAFTAR PUSTAKA Meningkatkan Produktifitas
Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Danim Sudarwan, 2004. Motivasi
Kepemimpinan dan Efektivitas Sudarman, D. 2004. Motivasi
Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta. Kepemimpinan dan Efektivitas
Kelompok. Jakarta : Rineka
Gary Dessler, 2010. Manajemen Cipta.
Sumberdaya Manusia. Edisi
Keempatbelas. Klaten : PT. Umar Husein. 2013. Metode Penelitian.
Intansejati. Jakarta : Rajawali.

Gibson, Ivancevich dan Donnelly, 2003. Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja Edisi
Organisasi: Perilaku, Struktur Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
dan Proses. Jakarta: Erlangga.

125

Anda mungkin juga menyukai