Anda di halaman 1dari 27

1 BAB 11 MUATAN TAMBAHAN

Sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia PP 19/2021 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah, Pasal 18, diatur bahwa DPPT
dapat memasukkan pembahasan tentang Muatan Tambahan. Di dalam dokumen
Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah di Kecamatan Sepaku
muatan tambahan yang disusun adalah sebagai berikut:

1.1 Gambaran Sosio-ekonomi


Kegiatan survey sosio-ekonomi dilakukan selama kegiatan survei lapangan untuk
menggali data dan informasi dari rumah tangga terdampak proyek, Jumlah masyarakat
terdampak adalah 29 orang . Informasi yang digali meliputi:

1. Kondisi demografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan kesehatan)


2. Kondisi perekonomian rumah tangga (tingkat pendapatan, jenis mata
pencaharian, dll)
3. Persepsi terhadap proyek

1.1.1 Kondisi Demografi


Usia rata-rata warga terdampak (WTD) pada kegiatan kuisoner dapat diketahui
bahwa masyarakat dengan rentang usia yang paling banyak terdampak sebanyak 25
jiwa yaitu rentang usia 41- 50 tahun. Masyarakat dengan rentang usia 51-60 tahun
tahun menjadi kelompok usia terdampak paling sedikit dengan jumlah 4 jiwa. Untuk
lebih detail mengenai masyarakat terdampak berdasar kelompok usia dapat dilihat
pada tabel berikut.

Table rentan usia

No Usian Jumlah Presentase


1 0-10 Tahun 13 10,92
2 11-20 Tahun 34 28,57
3 21-30 Tahun 18 15,13
4 31-40 Tahun 13 10,92
5 41-50 Tahun 25 21,01
6 51-60 Tahun 4 3,36
7 61-70 Tahun 6 5,04
8 >70 Tahun 6 5,04
Total 119 100,00
Sumber: Hasil Analisa, 2022

Tabel terakhir pada sub-bagian ini akan membahas pembuangan limbah rumah
tangga (non-toilet) dimana dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat memilih untuk
membakar sendiri sampahnya, namun masih terdapat beberapa masyarakat yang
memilih membuang atau menimbun sampahnya.

Tabel 11. 1 Pembuangan Limbah

No Sampah Jumlah Keluarga Presentase


1 Dibakar 21 72,41
3 Dibuang di TPS 8 27,59
Jumlah 29 100,00
Sumber: Hasil Analisa, 2022

Berdasarkan data pada saat survey dapat diketahui bahwa seluruh masyarakat
terdampak telah memiliki toilet didalam rumahnya.

Sumber air minum untuk rumah tangga mayoritas masyarakatnya atau dengan
persentase 82,76% menggunakan air galon kemudian disusul dengan 17,24%
menggunakan air sumur.

Tabel 11. 2 Sumber Air Minum

No Sumber Air Minum Jumlah Keluarga Presentase


1 PDAM, Beli dari pengecer 24 82,76
2 Sumur pompa milik RTD 5 17,24
Jumlah 29 100,00
Sumber: Hasil Analisa, 2022

1.1.2 Kondisi Ekonomi


Jenis pekerjaan WTD (Kepala Keluarga) di lokasi perencanaan diketahui bahwa
petani/pekebun. menjadi profesi yang paling yaitu sebanyak 13 jiwa atau 44,83 %.
Kemudian pekerjaan paling sedikit sebanyak 1 jiwa adalah Buruh harian
lepas,Karyawan dll.

Tabel 11. 3 Jenis Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah kepala Keluarga Presentase


1 Buhur Harian Lepas 1 3,45
2 Karyawan Swasta 3 10,34
3 Karywan Honorer 1 3,45
4 Kepolisian RI (Polri) 1 3,45
5 Pedagang 1 3,45
Pegawai Negri Sipil
6 (PNS) 3 10,34
7 Pegawai Swasta 2 6,90
8 Petani 13 44,83
No Pekerjaan Jumlah kepala Keluarga Presentase
9 Wiraswasta 4 13,79
Grand Total 29 100,00
Sumber: Hasil Analisa, 2022

Pendapatan rata- rata rumah tangga WTD pada lokasi proyek, dapat diketahui
bahwa mayoritas masyarakat terdampak dengan jumlah 14 Jiwa atau sebanyak 48,28
% keluarga memiliki pendapatan bulanan 2.000.000.00 perbulan . Kemudian
pendapatan perbulan paling sedikit dengan jumlah 1 Kepala keluarga memiliki
pendapatan 15.000.000.00 perbulan.

Tabel 11. 4 Rentang Pendapatan Bulanan Rumah Tangga

Pendapatan Kepala Jumlah Kepala


No Presentase
Keluarga Keluarga
1 2.000.000,00 14 48,28
2 2.500.000,00 9 31,03
3 3.000.000,00 2 6,90
4 5.000.000,00 3 10,34
5 15.000.000,00 1 3,45
Grand Total 29 100,00

Sumber: Hasil Analisa, 2022

Lama penguasaan aset mayoritas masyarakat telah tinggal pada lokasi


tersebut dengan rentang waktu 25-30 Tahun tahun.

1.1.3 Presepsi Tentang Proyek


Terlepas dari jenis kelamin, pekerjaan dan kelompok umur, mayoritas responden
diberitahu terkait proyek ini. Rincian semua responden dijelaskan pada table sebagai
berikut.

Dari tabel pengetahuan terhadap kegiatan proyek diketahui bahwa seluruh


responden Tidak mengetahui bahwa akan diadakannya kegiatan proyek. Mengetahui
setelah dilakukannya PKM di Desa/Kelurahan yang terdampak.

Dari tabel sumber masyarakat memperoleh informasi proyek diketahui bahwa 29


RTD mengetahui tentang proyek dari pegawai proyek (tim survey) dan pertemuan
desa. Untuk lebih detail mengenai persentase masyarakat mendapatkan sumber
informasi proyek dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. 5 Sumber Informasi Terkait Proyek

Jumlah
No Sumber Informasi Proyek Presentase
Keluarga
Pegawai proyek (tim survey) dan pertemuan
1 18
desa 62,07
Pegawai proyek (tim survey) dan tokoh
2 4
masyarakat/agama 13,79
3 Pegawai proyek (tim survey) 6 20,69
4 Tokoh masyarakat/agama 1 3,45
Jumlah 29 100,00
Sumber: Hasil Analisa, 2022

Dari keseluruhan WTD sebesar 25 menyatakan jika kerugian yang dialami dari
adanya proyek tersebut adalah Pencemaran air tanah atau sumber air bersih lainnya,
Berkurangnya nilai tanah (land value), kemudian 4 RTD menyatakan kerugian berupa
adanya Debu dan bising selama kegiatan konstruksi, Pencemaran air tanah atau
sumber air bersih lainnya, Berkurangnya nilai tanah (land value).

Tabel 11. 6 Kerugian Proyek

Jumlah
No Kerugian Proyek Presentase
Keluarga
Debu dan bising selama kegiatan
konstruksi, Pencemaran air tanah atau
1 4 13,79
sumber air bersih lainnya, Berkurangnya
nilai tanah (land value)
Pencemaran air tanah atau sumber air
2 bersih lainnya, Berkurangnya nilai tanah 25 86,21
(land value)
Jumlah 29 100,00

Secara keseluruan RTD mengharapkan mengharapkan sosialisasi tatap muka


mengundang semua pihak yang berhak dan warga sekitar lokasi proyek.

1.2 Pelaksanaan Pertemuan Konsultasi Masyarakat


Pada sub-bab ini akan dijelaskan kondisi teknis dari salah satu rangkaian
penyusunan DPPT rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah lebih
tepatnya pada tahapan Konsultasi Publik kepada masyarakat. Mulai dari stakeholder
terkait yang terlibat, mekanisme, dan juga hasil dari konsultansi publik tersebut yang
telah dilakukan.

1.2.1 Pertemuan Konsultasi Masyarakat I


Pelaksanaan Pertemuan Konsultasi Masyarakat di Desa Binuang dan Desa
Pemaluan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 April 2023 di balai pertemuan
Desa Binuang dan Desa Pemaluan Kecamatan Sepaku. Pertemuan tersebut dihadiri
oleh masyarakat terdampak, instansi terkait BPW (Balai Prasarana Permukiman
Wilayah) Provinsi Kalimantan Timur) dan Kantor Pertanahan/BPN (Badan pertanahan
Nasional) Penajam Paser utara dan tim pengadaan tanah.

A. Desa Pemaluan
Sosialisasi PKM dilaksanakan pada hari Senin, 10 April 2023 bertempat di Balai
Pertemuan Kelurahan Pemaluan Pukul 13:00 – 15:00.

Sosialisasi dan PKM dihadiri beberapa instansi dengan jumlah 25 orang, yaitu
• Bapak Waluyo Camat Sepaku
• Bapak Hendro Siswanto Sekertaris Camat Sepaku
• Ibu Arie Rahayu Lurah Pemaluan dan 5 Staf Kelurahan
• Bapak Yudha dari Polsek

• Bapak Hyral . S dari Koramil


• Bapak Maman dari Pol PP
• Bapak Ibu Helene dari BPPW Kalimantan Timur beserta staf.
Jumlah peserta yang hadir sebanyak 17 warga dari Kelurahan Pemaluan,
sehingga total yang hadir adalah sebanyak 42 orang.

Dari hasil PKM ini terdapat beberapa catatan penting yaitu:


1. Perlu dilakukan identifikasi kronologis kepemilikan tanah ke Kantah BPN PPU, dan
wawancara terhadap saksi batas di sekitar (kanan kiri) bidang tanah tersebut. Nilai
ganti kerugian tanah dan tanam tumbuh diharapkan sesuai;
2. Desain menghindari lahan yang berpotensi terjadi sengketa;Masyarakat tidak
mempermasalahkan tekait jika nantinya ada penambahan area rencana asalkan
tidak ada pengurangan dari rencana awal
Gambar Kegiatan PKM Desa Pemaluan
B. Desa Binuang
Sosialisasi dan dilaksanakan pada hari Senin, 10 April 2023, bertempat di Balai
Pertemuan Desa Binuang pukul 09:00 – 12:00.

Dihadiri beberapa Instansi daerah dengan jumlah 15 orang, yaitu


• Bapak Waluyo Camat Sepaku
• Bapak Hendro Siswanto Sekertaris Camat Sepaku

• Bapak Madan Kades Desa Binuang dan 3 perangkat Desa


• Bapak Danny dari Polsek
• Bapak Ibu Helene dari BPPW Kalimantan Timur.
Selain dari Instansi PKM juga dihadiri sebanyak 5 Warga dari Desa Binuang,
sehingga total yang hadir adalah sebanyak 20 orang.

Terdapat beberapa catatan penting yaitu:


1. Memastikan batas delineasi residu berada pada aliran sungai atau berdasarkan
data batas desa yang diproleh dari RTRW.
2. Nilai ganti kerugian tanah dan tanam tumbuh diharapkan sesuai;
3. Desain menghindari bidang tanah yang berpotensi terjadi sengketa;
4. Masyarakat tidak mempermasalahkan jika nantinya ada penambahan area
rencana asalkan tidak ada pengurangan dari rencana awal.
Gambar Kegiatan PKM Desa Binungan

1.2.1.1 Permasalahan dan Masukan


Table Matriks Permasalahan Kawasan Upr Kelurahan Pemaluan & Desa Binuang

No. Permasalahan Masukan


1 Delineasi sisi Timur tidak jelas apakah Dilakukan tracking dengan GPS
batas sungai (batas administrasi antara untuk memastikan posisi sungai
Desa Binuang dengan Kelurahan
Pemaluan) atau batas jalan. Jika
menggunakan batas sungai maka tidak dan jalan sehingga batas
ada bidang tanah di Binuang yang administrative antara Desa Binuang
terkena. Namun jika menggunakan dan Kelurahan Pemaluan menjadi
batas jalan maka ada beberapa warga jelas di peta.
Desa Binuang mendapatkan ganti
kerugian.
Perlu dilakukan penyesuaian
terhadap rencana desain awal
Batas terluar (terbaru) tidak sama
serta mengantisipasi adanya
dengan yang pernah disampaikan ke
penolakan dari masyarakat dengan
2 warga saat awal, terutama di sebelah
memperhitungkan kebutuhan tanah
utara dimana lokasi tersbut pernah
untuk kegiatan residu dengan
dilakukan pengeboran (geologi).
bidang tanah yang tidak
bermasalah.
Bidang tanah yang kepemilikan suratnya
bukan nama pemilik pertama (tangan Perlu dilakukan identifikasi
kedua yang sudah tidak bisa dilacak kronologis kepemilikan tanah ke
3 keberadaan pemilik pertamanya), Kantah BPN PPU, dan wawancara
sehingga berpotensi mengalami kendala terhadap saksi batas di sekitar
saat tahap pelaksanaan pengadaan (kanan kiri) bidang tanah tersebut.
tanah.
1.2.1.2 Lampiran PKM I
Gambara Berita Acara PKM
Gambar Absensi PKM
1.2.2 Pertemuan Konsultasi Masyarakat II
a) Pertemuan Konsultasi Masyarakat Ke Dua Kelurahan Pemaluan,
Kecamatan Sepaku
Pada hari Selasa, tanggal 02 Juni 2023, bertempat di Kantor Kelurahan
Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara dimulai pukul
09.00 WITA s.d 11.00 WITA telah diadakan Pertemuan Konsultasi Masyarakat
ke dua atas tindak lanjut Pekerjaan Perencanaan Pengadaan Tanah Kawasan
Unit Pengurukan Residu di Kelurahan Pemaluan.
Pertemuan ini dihadiri oleh warga terdampak dari Kelurahan Pemaluan
dan Desa Binuang sejumlah 35 orang, dan 15 orang lainnya yang terdiri dari
tokoh masyarakat setempat, Instansi Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Kalimantan Timur, perwakilan pihak Kecamatan Sepaku, perwakilan Polsek
Sepaku, danramil dan jajaran pemerintahan Kelurahan Pemaluan. Sehingga
total yang menghadiri kegiatan tersebut berjumlah 50 orang.
Pada pertemuan tersebut, terdapat beberapa hal penting yang
dipaparkan dalam rencana kegiatan proyek, diantaranya tahapan survey yang
akan dilakukan oleh Tim Survey Sosial Ekonomi yang berupa inventarisasi
lahan dan survey sosial ekonomi dengan pengambilan data langsung kepada
warga terdampak kemudian melakukan identifikasi secara detail mengenai
aset dan luasan pada lahan – lahan yang terdampak. Hal ini penting untuk
penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Kawasan Unit
Pengurukan Residu di Kelurahan Pemaluan dan Desa Binuang. Selain itu
pertemuan konsultasi masyarakat ini juga bertujuan untuk memperoleh
gambaran dari persepsi atau pandangan warga terdampak terkait rencana
kegiatan yang tertuang dalam sesi tanya jawab dan diskusi. Berikut
merupakan beberapa catatan penting yang diperoleh dari hasil pertemuan
konsultasi masyarakat di Kelurahan Pemaluan dan Desa Binuang.
Tabel 11. 23 Kesimpulan Hasil PKM di Kelurahan Pemaluan
N
Kesimpulan Hasil PKM
o
Nilai ganti kerugian diharapkan tinggi, karena kelurahan pemaluan masuk
1
dalam kawasan inti pusat pemerintahan.
2 Terdapat perluasan lahan yang akan dibebaskan dari hasil evaluasi desain
N
Kesimpulan Hasil PKM
o
yang dilakukan oleh tim konsultan dan Balai
Warga secara umum mendukung kegiatan rencana Kawsan Unit
3
Pengurukan Residu di Kelurahan Pemaluan dan Pemaluan
Sumber : Hasil Notulensi PKM 2023

Gambar 11. 9 Kegiatan PKM di Kelurahan Pemaluan


Warga sangat antusias dengan PKM ke dua yang dilakukan dan
mendukung penuh proyek ini. Warga berharap kegiatan ini bisa belangsung
dengan baik dan nilai ganti kerugian yang layak sehingga nilai yang mereka
peroleh itu bisa digunakan untuk membeli tanah maupun mendirikan
bangunan di lokasi lain.

Tabel 11. 24 Ringkasan Kegiatan PKM di Kelurahan Pemaluan


No Tanggal Lokasi Kegiatan Peserta Pembahasan
1 02 Juni Kantor Sosialisasi Tim Maksud dan tujuan
2023 Kelurahan proyek konsultan, proyek,
Pemaluan Tahap Perangkat mekanisme ganti
09.00 – Kecamatan pengadaan Kecamatan, kerugian. Dan juga
11.00 Sepaku tanah Perwakilan beberapa saran
SES/IOL Polsek, terkait permintaan
(data Koramil, akan perubahan
diperlukan) Kepala desa design di beberapa
Mekanisme dusun titik rencana.
penanganan terdampak
keluhan serta warga
Pertanyaan terdampak.
dan jawaban
Sumber: Hasil Notulensi PKM 2023

Catatan permasalahan terkait perubahan desain atas permintaan dari warga pada
sisi utara rencana tapak desain Unit Pengurukan Residu sebagai berikut:

1. Dikarenakan batas terluar (terbaru) tidak sama dengan yang pernah disampaikan
ke warga saat PKM pertama di Kelurahan pemaluan, dimana lokasi tersebut
pernah dilakukan pengeboran (geologi) dan warga berharap lahan tersebut ikut
dibebaskan. Sehingga dalam finalisasi desain terbaru yang dilakukan oleh tim
konsultan dan balai, terdapat dua bidang tambahan milik saparudin dan malkan.
Berikut merupakan gambar desain terakhir untuk rencana Kawasan Unit
Pengurukan Residu
Gambar Titik Perubahan Desain

Titik lokasi perluasan area desain yang


mengenai lahan milik saparudin dan
malkan
2. Terdapat lahan yang tidak memiliki surat atau alas hak milik warga terdampak
atas nama Endang, Norsin, Nasrudin dan Arifin hal itu dikarenakan dan berikut
merupakan titik lokasi lahan tersebut

Gambar Titik lokasi lahan yang tidak memiliki surat

Lahan milik warga yang


tidak memiliki alas hak
Gambar Titik lokasi lahan yang tidak memiliki surat
2 BAB 12 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai