Anda di halaman 1dari 9

PRIORITAS/ MINAT 1 PRIORITAS/ MINAT 2 PRIORITAS/ MINAT 3

FORM PENILAIAN USULAN TOPIK KARYA TULIS ILMIAH (KTI)


PRODI DIPLOMA TIGA SANITASI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Topik KTI : …………………………………………………………………………………………………


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa : ARLITA WULANDARI
NIM / Kelas : P07133116064 / REGULER B

No. Komponen Penilaian Bobot Skor Nilai


(Bobot x Skor)
1 2 3 4 5
1. Bobot Masalah
a. Keseriusan Masalah 20
(Data penunjang)
b. Kepedulian Masyarakat Terhadap Masalah 10
c. Kepedulian Pemerintah Terhadap Masalah 10
d. Kemampuan Peneliti untuk Meneliti Masalah tsb 10
(Waktu, Biaya, Ketrampilan, Tenaga, dsb)
2. Rumusan Masalah 5
3. Tujuan Penelitian (Keterkaitan)
a. Tujuan Umum 10
b. Tujuan Khusus 10
4. Ruang Lingkup Penelitian
a. Variabel Bebas 5
b. Variabel Terikat 5
c. Responden / Subyek Penelitian / Obyek Penelitian 5
5. Metode Penelitian 10
Jumlah (Bobot x Skor) 100
Keterangan :
1. Nilai Kelulusan Minimal 300 point
2. Skor = 1 Sangat Kurang ; 2 = Kurang ; 3 = Cukup ; 4 = Baik ; 5 = Sangat Baik

Catatan Reviewer dan Saran Perbaikan untuk Topik KTI :


1. ……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………..
….....................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
2. ……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………..
….....................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Reviewer

………………………
……………..
Nama Arlita Wulandari
NIM P07133116064
Tanda Tangan

KAJIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEPEMILIKAN


SEPTIC TANK DI DUSUN TEGALJOHO DESA MOJOTENGAH
KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2018
A. Latar Belakang
Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada
pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan
prasarana lingkungan seperti infrastruktur air bersih dan sistem sanitasi,
penyediaan rumah dan transportasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan kota, menjadi penyebab utama timbulnya berbagai masalah di
kota-kota negara-negara yang sedang berkembang. (AchmadNurmadi ; 28).
Kurang memadainya prasarana lingkungan pada suatu kawasan atau
lingkungan hunian dapat menimbulkan permasalahan seperti buruknya
kualitas lingkungan permukiman di daerah tersebut, karena pada dasarnya
keberadaan prasarana lingkungan merupakan kebutuhan yang paling penting
yang secara langsung maupun tidak langsung berimplikasi/berpengaruh
terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Artinya prasarana dasar dalam
satu unit lingkungan adalah syarat bagi tercipta kenyamanan hunian (Claire,
1973: 178)
Permasalahan yang masih sering ditemukan pada masyarakat
pedesaan adalah masalah penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya permasalahan kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan masalah
sanitasi, cakupan air bersih, dan jamban keluarga yang masih rendah
(Chandra, 2007).
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya
pencegahan penyakit atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial. Sedangkan menurut WHO, kesehatan
lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh
manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk
mempengaruhi kesehatan. Kondisi kesehatan masyarakat dipengarungi oleh
sanitasi yang baik.
Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang
kesehatan manusia, karena sanitasi berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya
kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai
dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, dan munculnya beberapa
penyakit.
Berdasarkan konsep MDGs (Millenium Development Goals), rumah
tangga memiliki akses sanitasi layak apabila fasilitas sanitasi yang digunakan
telah memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa,
tanki septik (septic tank) / sistem pengolahan air limbah (SPAL), yang
digunakan sendiri atau bersama (Depkes RI, 2015).
Survei sosial ekonomi nasional (Susenas) Kor Tahun 2015 mengenai
persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak,
menunjukkan bahwa persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
sanitasi layak hanya berkisar 62,14 %. Provinsi dengan persentase rumah
tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak tertinggi yaitu DKI
Jakarta sebesar 82,28%, DI Yogyakarta sebesar 86,31%, dan Bali sebesar
85,46%. Sedangkan provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki
akses terhadap sanitasi layak terendah adalah Nusa Tenggara Timur sebesar
23,90%, Papua sebesar 28,04%, dan Kalimantan Tengah sebesar 35,88%.
Provinsi Sumatera Utara sendiri memiliki persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap sanitasi layak sebesar 67,89% (Depkes RI, 2015).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provini Sumatera Utara
Tahun 2015 persentase rumah tangga yang memiliki akses sendiri fasilitas
tempat buang air besar sebanyak 81,08%, persentase rumah tangga yang
memiliki akses bersama tempat buang air besar sebanyak 5,98%, perentase
rumah tangga yang memiliki akses komunal fasilitas buang air besar
sebanyak 0,20%, persentase rumah tangga yang memiliki akses umum
fasilitas buang air besar sebanyak 2,48%, dan perssentase rumah tangga yang
tidak memiliki akses terhadap fasilitas buang air besar sebanyak 10,25%.
Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015-2019 yang ingin di capai oleh Indonesia salah satunya adalah 100%
stop bebas buang air besar sembarangan.
Septic tank merupakan penampungan air limbah & proses
penghancuran kotoran - kotoran yang masuk, air limbah ini akan mengalir ke
rembesan/ sumur peresapan yang jaraknya tidak jauh dari septictank, begitu
juga penempatan septictank tidak terlalu jauh dari toilet. Rumah yang
mempunyai toilet tetapi tidak memiliki septic tank akan menyebabkan
berbagai masalah lingkungan maupun kesehatan perorangan.
Menurut data Dinas Kesehatan di Kabupetan Temanggung Tahun
2017 capaian penduduk dengan akses Sanitasi layak (jamban sehat) di
Kabupaten Temanggung tahun 2017 sebesar 66,0 % mengalami kenaikan jika
dibandingkan tahun 2016 yaitu sebesar 58,3%, tetapi masih belum mencapai
target daritarget 75%. Jenis jamban yang dipakai yaitu 0,97 % jamban
komunal, 5,67 % jamban cemplung, 0,64% Plengseran, dan 92,72 % leher
angsa. Sedangkan penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) di
Kecamatan Kedu 59,77 %.
Sesuai dengan hasil survey yang dilakukan penulis di Dusun
Tegaljoho Desa Mojotengah Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
diperoleh data jumlah penduduk 1.256 jiwa. Dengan jumlah Kepala Keluarga
426, dan jumlah rumah 310. Di dusun Tegaljoho ini 80% warga sudah
memiliki toilet, tetapi diantaranya 90% dari yang memiliki jamban tidak
memiliki septic tank.
Semua limbah toilet dialirkan menuju ke sungai dan tidak diolah
melalui septic tank. Sehingga masyarakat membuang air limbah dan kotoran
tinja langsung ke sungai. Pemikiran masyarakat ini jika membuang air limbah
dan kotoran tinja ke sungai lebih praktis tanpa memikirkan bahaya dan
dampak yang ditimbulkan. Aliran sungai yang terkena air limbah dan kotoran
tinja ini mengalir ke sawah dan digunakan untuk irigasi. Petani yang bekerja
disawah secara tidak langsung akan terkena air yang tercemar karena tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri. Hal ini menyebabkan timbulnya beberapa
penyakit. Selain membahayakan kesehatan masyarakat setempat, air limbah
ini juga menyebabkan kerusakan lingkungan. Bahaya tersebut bisa terjadi
apabila pengetahuan tentang jamban sehat yang kurang dan sikap masyarakat
yang tidak peka terhadap lingkungan.
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut membuktikan bahwa
sanitasi lingkungan di Dusun Tegaljoho masih buruk , maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Kajian Pengetahuan Dan Sikap
Tentang Kepemilikan Septic Tank Di Dusun Tegaljoho Desa Mojotengah
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun 2018”

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah masih terdapat
masyarakat yang tidak memiliki septic tank, sehingga penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap individu dengan
kepemilikan septic tank keluarga di Dusun Tegaljoho Desa Mojotengah
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun 2018 ?

C. Tujuan
Untuk mengkaji pengetahuan dan sikap terhadap kepemilikan septic tank
di Dusun Tegaljoho Desa Mojotengah Kecamatan kedu kabupaten
Temanggung Tahun 2018 .

D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menerapkan teori yang telah diperolah dalam perkuliahan
serta mengembangkan wawasan.
2. Bagi Instansi
Dapat menjadi kepustakaan bagi institusi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Yogyakarta Jurusan Sanitasi Kesehatan
Lingkungan.
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah masalah kesehatan
lingkungan tentang Penyehatan Limbah Cair dan Sanitasi Pemukiman.
2. Materi
Materi pada penelitian ini adalah kajian tentang sanitasi jamban.
3. Obyek
Obyek penelitian yaitu warga Dusun Tegaljoho Desa Mojotengah
Kecamatan Kedu kabupaten Temanggung.
4. Lokasi
Lokasi penelitian ini di Dusun Mojotengah Desa Mojotengah Kecamatan
Kedu Kabupaten Temanggung.
5. Waktu
Waktu penelitian dimulai dari bulan September – Januari 2019.

F. Keaslian Penelitian
Peneliti ini belum pernah diteliti oleh peneliti lain. Ada penelitian
yang mendukung penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Assi
Novianti yang berjudul Hubungan Karakteristik Individu Dengan
kepemilikan Jamban Keluarga Di Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2017. Dengan hasil distribusi
individu berdasarkan kepemilikan jamban keluarga Di Desa Aek Goti
Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan lebih banyak yang
tidak memiliki jamban keluarga (52,2%).

G. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Sanitasi lingkungan
b. Pengertian jamban sehat
c. Ketentuan – ketentuan septic tank
d. Pengaruh tinja bagi kesehatan masyarakat
e. Jenis jenis penyakit yang berhubungan dengan tinja
f. Pengertian pengetahuan
g. Pengertian sikap

H.
H. Kerangka konsep Penelitian

Masyarakat

Pengetahuan Sikap
(SD, SMP,SMA,dll)

Baik Buruk Baik Buruk

Kepemilikan Septic
Tank

Sesuai syarat atau


tidak

I. Desain Penelitian
Jenis peneitian ini adalah penelitian survey dengan metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif dnegan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengetahuan dan sikap terhadap
kepemilikan septic tank.
J. Variable Penelitian
1. Variable bebas
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh kepala
keluarga tentang pengertian jamban, syarat jamban sehat, jarak
penampungan tinja (septic tank) terhadap air bersih, manfaat jamban,
dan penyakit yang ditularkan oleh tinja.
b. Sikap
Sikap adalah kecenderungan responden untuk memberikan respon
(baik secara positif maupun negatif ) terhadap pentingnya memiliki
septic tank.
c. Kepemilikan septic tank
Kepemilikan septic tank adalah keluarga atau rumah tangga yang
memiliki atau tidak memiliki septic tank .
2. Variable terikat
Dalam penelitian ini tidak ada variable terikat.

Anda mungkin juga menyukai