Anda di halaman 1dari 13

ISSN 2528-360X Volume 1 No.

1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159

REFORMULASI SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MODEL GBHN SEBAGAI


PELAKSANAAN ASAS KEDAULATAN RAKYAT
DALAM RANGKA PERUBAHAN KE-V UUD 1945

Eric Stenly Holle


Fakultas Hukum Unpatti Ambon
Dosen Hukum Hukum Tata Negara

ABSTRAK
GBHN atau Garis Besar Haluan Negara, adalah bentuk catatan rencana pembangunan negara Indonesia. Dan merupakan
keinginan bersama rakyat Indonesia secara menyeluruh (garis besar) yang dibuat oleh MPR sebagai miniatur rakyat di
pemerintahan. Didalam GBHN juga tertera aturan-aturan jalannya pembangunan negara yang harus berlandaskan kepada
UUD 1945 sebagai tempat tertulisnya tujuan atau cita-cita negara Indonesia. Permasalahan mengenai stagnasi
pembangunan yang seringkali dirasakan dewasa ini membuat romantisme kepada GBHN kembali disemarakan. GBHN
sangat penting agar arah dan program maupun kebijakan pembangunan nasional tak berubah-ubah berdasarkan rezim
yang sedang berkuasa. Jika GBHN dihidupkan kembali maka harus mengamandemen UUD 1945 dan beberapa undang-
undang terlebih dahulu, karena setelah zaman reformasi, ada Undang undang yang diamandemen sehingga GBHN tidak
diperlukan lagi. Maka dari itu, jika ingin menghidupkan kembali GBHN, MPR harus mengamandemen undang undang
yang tidak sesuai dengan GBHN. Konsekuensinya adalah pada mekanisme pemilihan presiden secara langsung karena bisa
saja MPR kembali menjadi lembaga tertinggi negara dan mempunyai kewajiban untuk memilih kembali presiden
disamping membuat dan menetapkan GBHN.
Kata Kunci : Reformulasi, GBHN, UUD 1945

ABSTRACT
Guidelines or Guidelines of State Policy, is the record of development plans form the country of Indonesia. And is the
common desire of the Indonesian people as a whole (outline) made by the Assembly as a miniature of the people in
government. In the guidelines also contained rules of the course of development of the country should be based on the
1945 Constitution as a written goals or ideals of the Indonesian state. Issues regarding the stagnation of development is
often perceived today make romance to the guidelines back obfuscated. The Guidelines are very important for the
direction and national development programs and policies do not change by the incumbent regime. If the guidelines
revived it must amend the 1945 Constitution and several laws in advance, because after the reform era, there Act was
amended so that the guidelines are no longer needed. Therefore, if you want to relive the Guidelines, the Assembly should
amend laws - laws that are in accordance with the Guidelines. The consequence is that the mechanism of direct
presidential elections because it could have the Assembly back into the highest state institution and has an obligation to re-
elect the president in addition to making and establish guidelines.
Keywords: Reformulation, Guidelines, UUD 1945

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan Ke-V UUD 1945 73
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159

A. PENDAHULUAN wakil Presiden dalam masa jabatannya


Dalam sebuah negara menurut UUD 1945.
demokrasi kekuasaan tertinggi berada Pasca Amandemen UUD 1945
ditangan rakyat dan karenanya rakyat- terdapat berbagai perubahan terkait
lah yang berdaulat. Sebelum UUD 1945 dengan sistem ketatanegaraan.
kedaulatan rakyat itu dipegang dan Perubahan tersebut antara lain :1).
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR. Perubahan terhadap sistem demokrasi
Namun setelah UUD 1945 terjadi perwakilan/tidak langsung ke
perubahan yang fundamental demokrasi secara langsung. 2). Presiden
(mendasar) dalam sistem dan Wakil Presiden tidak lagi dipilih
ketatanegaraan Indonesia, terutama oleh MPR tetapi dipilih langsung oleh
dengan dianutnya sistem demokrasi rakyat dalam satu paket.3). MPR bukan
langsung di Indonesia dan salah satu lagi sebagai lembaga tertinggi negara,
konsekuensinya kedaulatan rakyat tidak tetapi sudah setara dengan lembaga
lagi dipegang oleh MPR. Ada banyak negara lain. 4). MPR tidak lagi
faktor, mengapa pilihan jatuh pada menyusun dan menetapkan GBHN. 5).
demokrasi lansung, dan salah faktor Presiden tidak lagi bertanggungjawab
yang dominan yang mendorong pilihan kepada MPR.
pada demokrasi lansung tersebut adalah Salah satu hasil amandemen
dominan adalah didorong oleh kondisi yang krusial terhadap UUD 1945 adalah
politik dan demokrasi yang berlangsung hilangnya GBHNsebagai pedoman atau
pada Era Orde Baru dengan segala haluan negara dalam pelaksanaan
dinamikanya. Dasar hukum pembangunan nasional. GBHN inihilang
kewenangan MPR termaktub di dalam seiring dengan berubahnya tugas
Pasal 3 Amandemen UUD 1945 yakni lembaga MPR sebagai konsekuensi dari
:1). MPR berwenang mengubah dan berubahnyaposisi kelembagaannya dari
menetapkan UUD 1945; 2). MPR lembaga tertinggi negara menjadi
melantik Presiden dan/atau wakil lembaga tingi negara sejajardengan
Presiden. 3). MPR hanya dapat lembaga tinggi negara lainnya, yaitu
memberhentikan Presiden dan/atau presiden, DPR, DPD, MA, BPK, dan
MK.Implikasi lebih lanjut pemangkasan

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 74
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
kewenangan MPR di atas, program dalam rangka mencapai tujuan yang
pembangunan yang pada awalnya lebih baik. (Riyadi & Supriadi B, 2005 :
tertuang dalam GBHN tidak Hlm. 7)
memperoleh tempat. Sistem Perencanaan
Sebagai terobosan hukum, Pembangunan Nasional adalah satu
diundangkanlah Undang-Undang Nomor kesatuan tata cara perencanaan
25 Tahun 2004 tentang Sistem pembangunan untuk menghasilkan
Perencanaan Pembangunan Nasional. rencana-rencana pembangunan dalam
Sebagai tindak lanjut dari Undang- jangka panjang, jangka menengah, dan
Undang SPPN, diundangkanlah Undang- tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang penyelenggara negara dan masyarakat
Rencana Pembangunan Jangka Panjang di tingkat Pusat dan Daerah.Dari sisi
Nasional Tahun 2005-2025.Moeljarto jangka waktu, perencanaan
Tjokrowinoto memberikan makna pembangunan jangka panjang nasional
perencanaan pembangunan sebagai (RPJPN) mempunyai kurun waktu 20
konsep yang menyangkut dua aspek tahun, perencanaan pembangunan
yaitu pertama sebagai suatu proses jangka menengah (RPJM), dengan kurun
perumusan rencana pembangunan, dan waktu 5 tahun, dan rencana kerja
kedua sebagai substansi rencana pemerintah (RKP) dengan kurun waktu
pembangunan itu sendiri. (Moeljarto 1 (satu) tahun.
Tjokrowinoto, 1993 : Hlm. 92) Hilangnya GBHN berarti
Sementara itu Riyadi & Deddy hilangnya sarana pemandu pelaksanaan
Supriady B mengartikan perencanaan pembangunan nasional. Dengan GBHN
pembangunan sebagai suatu proses pembangunan dapat dilaksanakan
perumusan alternatif-alternatif atau secara terencana, terkendali dan
keputusan-keputusan yang didasarkan terevaluasi. Karena posisinya yang
pada data-data dan fakta-fakta yang krusial sebagai pemandu pelaksanaan
akan digunakan sebagai bahan untuk pembangunan maka GBHN yang hilang
melaksanakan suatu rangkaian harus ada penggantinya. Karena itulah
kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, di era reformasi ini muncul RPJPN yang
baik yang bersifat fisik (material) oleh rezim pembuatnya dimaksudkan
maupun nonfisik (mental spiritual), sebagai pengganti GBHN. Belakangan

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 75
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
RPJPN mendapat banyak tangapan kritis untuk membahas wacana dimasukan
karena dianggap tidak representatif kembali GBHN dalam kewenangan MPR.
sebagai pengganti GBHN, alias tidak
kredibel untuk disebut sebagai panduan
dalam pelaksanaan pembangunan. B. PEMBAHASAN
Fenomena pelaksanaan pembangunan 1. Pentingnya GBHN Dalam
antara pusat dan daerah dan antar Menentukan Arah Pembangunan
daerah yang saling tidak sinkron karena Nasional di Era Reformasi.
jalan sendiri-sendiri yang terjadi saat ini GBHN merupakan pernyataan
ditengarai sebagai bukti nyata keinginan rakyat yang menjadi acuan
inkredibiltas tersebut. Untuk dapat utama atas segala kiprah penyelenggara
segera kembali ke rel yang benar dalam negara dalam mewujudkan cita-cita
pelaksanaan pembangunan maka bangsa bernegara, yang secara explisit
konsep perencanaan pembangunan tesurat didalam pembukaan UUD 1945.
harus segera dibenahi. Upaya mewujudkan cita-cita bangsa
Berdasarkan kewenangan pada secara sederhana diartikan sebagai
Pasal 3 Amandemen UUD 1945 maka, upaya pembangunan bangsa. Karena
MPR tidak lagi memiliki kewenangan pembangunan itu sendiri dapat
untuk membuat GBHN. GBHN adalah diartikan sebagai peningkatan kualitas
haluan negara tentang penyelenggaraan dan derajat kehidupan seutuhnya dari
negara dalam garis-garis besar sebagai seluruh rakyat Indonesia. Oleh
pernyataan kehendak rakyat secara karenanya bentuk operasional dari
menyeluruh dan terpadu yang GBHN ini selama beberapa dekade
ditetapkan oleh MPR untuk diwujudkan dalam bentuk Rencana
mewujudkan kesejahteraan rakyat yang Pembangunan Nasional.
berkeadilan. Untuk itulah muncul Pada periode 1968-1998,
wacana reformulasi terhadap GBHN landasan bagi perencanaan
mulai digulirkan kembali oleh MPR pembangunan nasional adalah
dalam menentukan arah pembangunan ketetapan MPR dalam bentuk GBHN.
nasional. Dalam rangka amandemen ke- GBHN menjadi landasan hukum
V terhadap UUD 1945 maka, penting perencanaan pembangunan bagi
presiden untuk menjabarkannya dalam

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 76
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
bentuk Rencana Pembangunan Lima Meskipun bagi beberapa
Tahunan (Repelita). Proses penyusunan kalangan agak sulit mengkategorikan
GBHN bersifat sentralistik dan Top- GBHN ini, namun selama beberapa
Down. Lembaga pembuat perencanaan dekade GBHN ini telah menjadi suatu
didominasi oleh pemerintah pusat dan dokumen yang sakti bahkan sakral,
bersifat ekslusif. Pemerintah Daerah berdosa bila dilanggar. Lebih jauh lagi
dan masyarakat sebagai subjek utama maksud dan tujuan dari GBHN inipun
output perencanaan kurang dilibatkan diartikan berbeda oleh satu orang
secara aktif sehingga mematikan inovasi dengan lainnya. Apabila ini
dan kreatifitas daerah dalam dikategorikan sebagai visi, bukankah
memajukan dan mensejahterakan visi bangsa sudah tecantum didalam
masyarakatnya. konstitusi?. Apabila ini kehendak rakyat,
Pada masa orde baru pun bukankah konstitusi juga merupakan
sebenarnya telah dikenal istilah wujud tertulis dari kontrak sosial untuk
perencanaan partisipatif melalui bangsa ini bernegara beserta tujuan
Pedoman Penyusunan Perencanaan dan bernegara?
Pengendalian Daerah (P5D) yang Kontroversi dan salah kaprah
dikelola oleh Departemen Dalam Negeri akan pengertian fungsi GBHN, akhirnya
(Permendagri No 9 Tahun 1982), disudahi dengan dirubahnya UUD 1945.
dengan ketentuan teknis yang sangat Didalam perubahan yang ketiga dan
rinci. Falsafahnya adalah menjaring keempat UUD 1945, kewenangan MPR
aspirasi masyarakat, mulai dari tingkat menyusun GBHN telah dihilangkan.
desa, kecamatan, untuk dibawa ke Berbagai konsekuensi dari perubahan
tingkat pusat melalui serangkaian UUD 1945 ini akan menjadikan
forum-forum pertemuan dan konsultasi. kehidupan bangsa bernegara ini
Namun dalam kenyataannya sangat mengalami perubahan yang amat
sedikit usulan-usulan pembangunan mendasar seperti yang telah dijelaskan
dari tingkat desa yang dimasukkan penulis sebelumnya. Ketiadaan GBHN
dalam agenda pembangunan Provinsi tentunya akan berpengaruh kepada
dan Nasional. (Sjaifudian H, 2000 : Hlm. sistem dan alat untuk mewujukan cita-
1-9) cita bangsa bernegara, atau lebih sempit
lagi akan merubah sistem perencanaan

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 77
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
pembangunan nasional. Perubahan sifatnya normatif dan tidak
sistem perencanaan nasional inilah yang spesifik.
akan dicoba dibahas didalam makalah Orde baru ditandai melalui
ini. beberapa cirinya yang khas, yaitu secara
GBHN adalah produk orde baru politik rezim pemerintahberperilaku
yang ternyata keberadaannya cukup sangat otoriter, sistim pemerintahan
krusial sebagai pedoman haluan dalam bersifat sentralistis, dan tidak ada
pelaksanaan pembangunan. Namun, pilpres danpilkada langsung. Penguasa
aspirasi bersemangat reformasi telah eksekutif, Presiden Suharto, sedemikian
menghilangkannya dari sistim kuatnya sehingga tidakada satupun
pembangunan nasional. Padahal kekuatan politik yang dapat
keberadaannya, belakangan disadari, mengendalikannya, justru semuanya
tetap dibutuhkan. Kemudian subordinanberhadapan dengannya.
dimunculkanlah RPJPN, sebagaimana Pemilu bagi sang penguasa ini hanyalah
tertuang dalam Undang-Undang Nomor sebuah ritual limatahunanyang
17 tahun 2007 tentang RPJPN. fungsinya terutama untuk
Munculnya undang-undang ini memperbaharui legitimasi kekuasaan
merupakan konsekuensi dari amanat yang dimilikinya. Dankarena itulah
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 semua bisa diatur olehnya. Dalam
tentang Sistem Perencanaan konteks inilah bisa difahami
Pembangunan Nasional. Dalam Undang- bahwawalaupun GBHN bersifat
Undang ini, pasal 13 ayat 1 menyatakan limatahunan tetapi dijamin corak dan
RPJP nasional ditetapkan dengan irama kontennya pasti bisadibuat linier,
Undang-Undang. Kritik penulis terhadap karena sudah dipastikan tidak akan ada
GBHN adalah sebagai berikut : gangguan dari kompetitor manapun.
a) GBHN masih relevan sebagai Saat ini, di era reformasi, situasi
fungsi kontrol dari parlemen dan kondisinya sudah sedemikian
untuk jalannya pembangunan berubah. Era reformasiditandai dengan
bangsa. terbukanya kran demokrasi dan
b) GBHN utamanya menyoroti keterbukaan berpendapat. Situasi
konten GBHN sendiri yang inimembawa konsekuensi kepada
berubahnya banyak mekanisme dan

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 78
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
prosedur dalam tata caraberbangsa kita. baik daripada kompetitornya. Bisa
Seperti sistim pemerintahan yang dipastikan bahwa visi misi yang akan
berubah menjadi desentralistis, pilpres didukung rakyat pastilah visi misi yang
danpilkada berlangsung melalui tepat membaca situasi komtemporer
mekanisme pilihan langsung. Kehidupan kehidupan mereka, yaitu tepat dalam
yang demokratisbegitu terasa. membaca problem yang sedang
Kebebasan berekspressi dan dihadapi masayarakt dan tepat pula
berpendapat demikian terbuka. Dalam dalam merumuskan solusi yang akan
situasiseperti ini tentunya pola GBHN ditawarkan untuk mengatasi problem
ala Orde baru tidaklah kompatibel tersebut.
untuk dipertahankan di era reformasi Lalu pertanyaannya adalah
ini, lalu dimanakah posisi RPJPN? bagaimana menjamin bahwa pemenang
Setelah RPJPN ditetapkan masa dalam pilpres telah menawarkan visi
berlakunya 20 tahun, 2005 2025, dan misi kepada rakyat yang sama atau
bisakah dijamin bahwa dokumen ini sejalan dengan RPJPN? Atau seandainya
akan tetap dipertahankan sampai akhir tidak sejalan lalu bagaimana solusinya?
masaberlakunya? Sementara masa berlaku 20 tahun bagi
Terkait dengan sistim pilpres RPJPN itu sama dengan empat kali
langsung yang telah menghadirkan pilpres. Mungkin sulit menjamin bahwa
sebuah mekanisme baru dalam proses ke empat pemenang pilpres pada setiap
pemilihan presiden. Dalam mekanisme periode pilpres akan konsisten taat azas
baru ini jika seseorang ingin menjadi terhadap materi keterbukaan di era
presiden maka ia harus didukung oleh reformasi sekarang ini mungkin lemah
mayoritas rakyat dalam pilpres. Dan sehingga perlu ditinjau ulang.
kalau ingin didukung maka seseorang Sebagai produk hukum dari
tersebut harus dikenal oleh massa MPR, GBHN tidak hanya mengikat
pemilih, sejak dari siapa dirinya sampai semua lembaga Negara, namun juga
kepada apa yang akan dilakukannya jika lebih memberikan panduan yang
menjadi presiden. Karena itu seorang komprehensif menyangkut kebijakan
kandidat dituntut mampu menawarkan pembangunan nasional. Perbedaan
visi dan misi yang handal, dan agar GBHN dan RPJPN adalah dengan adanya
menang maka tawarannya harus lebih GBHN pembangunan menjadi lebih

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 79
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
terarah, tidak seperti saat ini dimana lemah, karena executive
program pembangunan dibuat sesuai perspektive.
dengan partai pengusung presiden, b) Terjadi inkonsistensi dan
sehingga kurang mengakomodir rasa diskontinuitas pelaksanaan
keadilan rakyat. RPJMN dengan RPJPN karena
Tetapi hadirnya Undang- pergantian Presiden 5 tahun
Undang RPJPN ternyata tidak serta sekali.
merta membuat puas mereka yang c) RPJM Nasional tidak sinkron
menghendaki hadirnya sebuah dengan Daerah, karena RPJM
dokumen pedoman perencanaan dan Daerah disusun menurut
pelaksanaan pembangunan perspektif daerah.
sebagaimana GBHN. Kritik itu antara Lemahnya RPJPN juga terkait
lain menyatakan dokumen RPJPN yang dengan adanya Undang-Undang Nomor
berupa Undang-Undang lemah 17 tahun 2007 tentang Rencana
dibandingkan GBHN yang berstatus Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
sebagai TAP MPR. Statussebagai Nasional Tahun 2005 2025 tidak dapat
Undang-Undang ini memunculkan dianggap sebagai 'haluan'. Pasalnya,
pesimisme di kalangan beberapa Undang-Undang ini lebih mencerminkan
kritikus bahwa RPJPN akan mampu me- visi personal presiden yang belum tentu
replace GBHN. Dengan status ini RPJPN mengarah pada tujuan
diyakini tidak akan powerful untuk nasional.Menurut hemat penulis, RPJPN
menjadi rujukan utama perencanaan bervisi personal presiden yang bisa saja
pembangunan nasional. Dibanding program-program kerjanya diluar
GBHN, GBHN pada masanya bahkan ketentuan konstitusi atau tidak
„‡‰‹–— •ƒ•”ƒŽ •‡Š‹•‰‰ƒ òŠƒ”ƒ•ó —•–—• mempunyai faedah bagi masyarakat.
dilanggar. Ketika beberapa dekade sistim
Pasca reformasi saat ini, Sistim ini berjalan, banyak pihak menilai
Perencanaan Pembangunan nasional bahwa tanpa GBHN sebagai otoritas
melahirkan berbagai masalah tertinggi yang mengarahkan
diantaranya : pembangunan bangsa, membuat negara
a) Penyusunan dan pelaksanaan ini bukan lagi Negara kesatuan, tetapi
RPJMN dan RPJPN dipandang Negara dengan multy government.

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 80
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
Kekuasaan ada dimana-mana (Pusat dan GBHN sebagai aset bangsa
Daerah) yang dengan mudah dapat kembali diperhitungkan dalam
diselewengkan untuk kepentingan diri perannya sebagai pagar kehidupan
dan kelompok dalam bentuk tindak bangsa. Hilangnya pagar kehidupan
pidana korupsi dan lain-lain. telah membuat bangsa ini dengan
RPJM yang disusun dan mudah dijamah tangan-tangan asing,
dilaksanakan selama ini tidak menjawab dimana visi pembangunan cenderung
secara komprehensif persoalan nasional hanyut dalam hiruk pikuk kepentingan
yang dihadapi Indonesia, apalagi jika asing sehingga kesejahteraan rakyat
dikaitkan dengan konteks persaingan terabaikan. Maka itu, berbagai pihak
dan kemajuan negara-negara tetangga meminta ruh dan jati diri pembangunan
lainnya. Kita banyak mengalami bangsa tetap berpijak pada aspirasi
kemunduran dalam pembangunan seluruh rakyat Indonesia yang
bangsa. dituangkan dalam GBHN.Ada beberapa
Atas dasar itu, maka MPR perbedaan dan persamaan antara GBHN
sendiri bahkan berbagai pihak mulai dan RPJPN
berpikir untuk menghidupkan kembali Perbedaan antaraGBHN dan
GBHN sebagai panduan untuk kepala RPJPN antara lain GBHN berstatus
negara (Presiden) dalam menjalankan sebagai TAP MPR karena diproduk oleh
roda pemerintahan. Presiden tidak MPR yang berkedudukan sebagai
perlu membuat program baru, karena lembaga tertinggi negara. Secara
tugas presiden hanya melaksanakan strategis, kedudukan GBHN jauh lebih
GBHN yang telah disusun. Berbagai powerful dibanding RPJPN, GBHN
pihak banyak yang menyesalkan bersifat lima tahunan. Sementara RPJPN
penghapusan tugas MPR dalam berstatus sebagai Undang-Undang
menentukan GBHN, karena tanpa GBHN karena diproduk oleh DPR bersama
pembangunan Indonesia sulit Presiden dan bersifat 20 tahunan.
diharapkan dapat berkesinambungan Sedangkan persamaannya, berdasarkan
dan Indonesia tidak akan mampu aturan yang mendasari pelaksanaannya,
menghadapi berbagai ancaman di masa dalam prosespenyusunan GBHN dan
depan. •‡†—ƒ•›ƒ –‡ŽƒŠ ò„‡”•‘•‹–•‡•ó
melibatkan partisipasi masyarakat yang

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 81
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
luas dan kekuatan-kekuatan politik di sebuah GBHN yang more powerful dari
parlemen, GBHN di MPR dan RPJPN di pada RPJPN sekarang ini.Namun apapun
DPR. Dari sisi ini sebenarnya RPJPN pun aspirasinya, terdapat beberapa catatan
sudah cukup legitimatif untuk yang perlu dicermati secara bersama
dijadikandasar acuan pembangunan manakala ingin mereformulasi
karena secara teori telah representatif GBHNagar benar-benar bergeraknya ke
mengakomodasi semua kepentingan, depan, bukan justru mundur ke
tergantung kekuatan politicalwill yang belakang, yaitu bahwa situasi dan
mendukungnya. kondisi sosio politik nasional di era
Mungkin karena di bingungkan reformasi saat ini telah berbeda 180
oleh begitu banyaknya masalah yang derajat dengan di era orde baru.
muncul di erareformasi sekarang ini Sebuah pertanyaan yang
bermunculanlah ide atau aspirasi untuk mungkin menarik untuk dicermati
kembali kepada GBHN. Makna kembali adalah kenapa atau bagaimanaGBHN di
dalam konteks ini, jika mencermati era Orde baru mampu bertahan selama
lontaran beberapa pihak akhir-akhir ini, 32 tahun dan menghasilkan capaian-
merentan dari kembali kepada GBHN capaian pembangunan yang senantiasa
dalam maknanya seperti di era Orde meningkat dari periode ke periode?
baru sampai kepada kembali pada Apakah karena GBHN itu berkedudukan
makna substansinya, yaitu kepada sebagai TAP MPR semata-mata yang
GBHN yang powerful seperti di era Orde karenanya ia begitu powerful menjadi
baru terlepas dari apapun namanya rujukan konsep pembangunan?
ò ó ‹–—ä ‡•„ƒŽ‹ †ƒŽƒ• •ƒ••ƒ•›ƒ Pasca dihapuskannya GBHN
yang esktrim umunya dilontarkan oleh sebagai pedoman pembangunan
pihak-pihak yang sejakawal keberatan nasional, agenda rencana pembangunan
terhadap dilakukannya amandemen nasional ditentukan lewat undang-
UUD 1945. Tuntutannya adalah kembali undang serta Rencana Pembangunan
kepada UUD 1945 pra amandemen. Jangka Menegah (RPJM) Nasional yang
Artinya include didalamnya kembali ditentukan dengan peraturan Presiden
kepada GBHN ala orde baru. Sementara dan pelaksanaannya juga dilakukan oleh
yang lain mengaspirasikan kembali Presiden.Konsekuensinya, bila kinerja
dalam maknanya yang substansial yaitu pemerintah tidak sesuai dari rencana

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 82
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
pembangunan, maka tidak ada sanksi lembaga tertinggi negara atau MPR.
yuridis yang jelas. Karena ditentukan Oleh karena itu tidak akan ada lagi
peraturan yang dihasilkan oleh PROPENAS yang merupakan penjabaran
kekuasaan Presiden itu sendiri. dari GBHN, dan tidak akan ada lagi
2. Reformulasi Pedoman PROPEDA yang merupakan penjabaran
Pembangunan Nasional di Era dari PROPENAS. Hilangnya koridor
Reformasi perencanaan makro yang selama ini,
Untuk maksud di atas, banyak telah menjadi arahan dan panduan bagi
hal yang harus dikaji, baik secara pelaksanaan perencanaan
yuridis, sosiologis dan metodologis. pembangunan bisa menimbulkan
Yang harus pula diperhitungkan adalah kesemrawutan yang semakin parah.
perubahan paradigma berpikir yang Perubahan ini bisa menimbulkan
ikut merubah arena, wajah dan struktur kebingungan terutama ditingkat lokal
politik. Dalam era Reformasi, demokrasi dan di level operasional. Beberapa pihak
mulai terkondisi di berbagai lini tetap merasa optimis karena pada
kehidupan,sekalipun demokrasi yang dasarnya GBHN tidak hilang namun
dilahirkan di Indonesia abortus akan digantikan oleh program-program
sehingga menjadi industri politik. pembangunan yang telah disampaikan
Semua identitas yang muncul dan oleh Presiden terpilih pada saat Pemilu.
berkembang di dalam masyarakat Namun tentunya masih harus dikaji
mendapat ruang. Semua kelompok dari kembali apakah keberadaan program
berbagai kalangan mendapat tempat kerja Presiden tersebut dapat
untuk menyalurkan aspirasi dan ikut menggantikan peranan GBHN atau
berpartisipasi dalam pemerintahan. bahkan menjadi lebih efektif.
Tidak ada diskriminasi terhadap Mencermati keberadaan
kelompok tertentu, hak untuk berperan pedoman perencanaan pembangunan
serta dalam pemerintahan atau kegiatan dari perspektif situasi dan kondisi saat
politik terbuka selebar-lebarnya bagi ini memang terasa dilematis. Harus
semua kelompok yang ada. diakui bahwa memang ada masalah.
Dapat dianalisis bahwa tidak RPJPN yang kita miliki saat ini potensial
adanya GBHN merupakan akibat bermasalah dari sisi statusnya sebagai
langsung dari hilangnya eksistensi Undang-Undang karena terasa kurang

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 83
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
powerful dan masa waktunya yang sehingga lebih menjamin
berjangka 20 tahun karena belum tentu konsistensi dan kesinambungan
kompatibel dengan situasi dan kondisi pembangunan siapa pun
demokrasi yang telah terbangun saat ini. presidennya nanti. Konsisten
Dan seandainya ingin kembali kepada berarti diikuti dan ditaati oleh
GBHN, maka GBHN ala orde baruharus seluruh penyelenggara negara
dihilangkan dan disesuaikan dengan secara horisontal dan vertikal
situasi dan kondisi sosio politik yang dari pusat ke daerah.
memang sudah berbeda saat ini. Lalu Berkelanjutan artinya diikuti dan
bagaimana solusinya? Dalam hal ini ada ditaati oleh setiap rezim
duaalternatif yang menurut penulis meskipun berganti-ganti setiap
layak dipertimbangkan adalah: lima tahun. Oleh karena itu
a) Dengan mengembalikan RPJMD juga harus disesuaikan
kewenangan MPR untuk dengan RPJMP dengan tetap
menyusun dan menetapkan mengakomidir tuntutan daerah
GBHN lewat Perubahan ke-V dalam sistem pembangunan.
UUD 1945. Karena Presiden b) Jika tetap menggunakan RPJPN,
hanya menjalankan Program- maka Statusnya perlu dirubah
program yang telah ada dalam dari Undang-Undang menjadi
GBHN yang telah ditentukan tiap keputusan MPR agar mendapat
5 tahun dan tidak perlu membuat legitimasi yang kuat. Sehingga
program baru lagi yang bisa saja tidak diperlukan lagi
tidak efektif dan tidak amandemen terhadap UUD 45
menguntungkan rakyat. Selain terkait dengan wacana
itu GBHN dirancang, dirumuskan, memasukan kembali GBHN
dan ditetapkan oleh MPR. Hal ini dalam kewenangan MPR. RPJP
memilki keunggulan dibanding yang ada saat ini sebenarnya juga
ketetapan dalam bentuk Undang- sudah cukup detail dan
Undang karena mengubah komprehensif,
Ketetapan MPR memerlukan
konsensus politik yang lebih
tinggi daripada undang-undang

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 84
ISSN 2528-360X Volume 1 No. 1 Desember 2016
e-ISSN 2621-6159
C. PENUTUP kembali menjadi lembaga tertinggi
GBHN di masa lalu merupakan negara dan mempunyai kewajiban
bagian dari produk politik hukum. untuk memilih kembali presiden
Namun secara politis difungsikan disamping membuat dan menetapkan
sebagai sarana kontrol sosial GBHN.
pemerintah. Ke depan, jika ingin DAFTAR PUSTAKA
diterapkan kembali, GBHN diarahkan Moeljarto Tjokrowinoto. 1993. Politik
tidak sekedar menunjang Pembangunan, Sebuah Konsep,
pembangunan nasional namun juga Arah dan Strategi, Tiara
perbaikan kehidupan berbangsa. WacanaCet-2. Yogyakarta.
Kendati dalam pelaksanaannya Riyadi & Supriadi B., Deddy,
berbenturan dengan perilaku politik 2005.Perencanaan Pembangunan
penyelenggara negara.Namun yang Daerah. Strategi Menggali Potensi
mendesak, perlu perbaikan praktik dalam Mewujudkan Otonomi
politik sehari-hari agar muatan moral Daerah. Gramedia Pustaka Utama.
yang terkandung dalam RPJPN atau Cet-3. Jakarta.
GBHN atau produk lainnya tidak Sjaifudian, H. 2000. Desentralisasi dan
dimain-mainkan melalui tafsir politis. Prospek Partisipasi Warga dalam
Reformulasi GBHN memiliki peranan Pengambilan Keputusan Publik.
sebagai instrument penyelenggaraan Jurnal Analisis Sosial (Social
pemerintahan. Model GBHN lebih Analysis Journal)Vol. 5.
dimaksudkan untuk mengambil
inspirasi dalam rangka mengoptimalkan
tata pemerintahan Indonesia yang dapat
mensinergikan pemerintah nasional dan
lokal yang memiliki otonomi luas. Jika
GBHN kembali dihidupkan melalui
amandemen UUD 1945 akan
mengundang konsekuensi mengenai
mekanisme pemilihan presiden secara
langsung karena menghidupkan
kembali GBHN maka, bisa saja MPR

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN Sebagai Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Perubahan
Ke-V UUD 1945 85

Anda mungkin juga menyukai