Anda di halaman 1dari 2

4

Undang-undang pertanahan, dimana UUPA bertentangan dengan UU Pokok


Pertambangan, UU Pokok Irigasi, UU Pokok Transmigrasi dan UU Pokok Kehutanan dan
Perkebunan. d. Pembangunan industri tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah
penduduk. Seiring dengan itu, Fauzi mengatakan bahwa konflik tanah yang terjadi di
Indonesia pada dasarnya bersifat multi-dimensional. Dilihat dari aspek pemanfaatan tanah
berdasarkan struktur pembangunan, konflik petanahan muncul hampir disemua sektor, mulai
dari kehutanan, pertambangan industri, perkebunan sampai pariwisata. Dilihat dari level
konflik, kasus konflik pertanahan muncul baik pada level lokal maupun nasional. Dilihat dari
arah konflik, masalah tersebut dapat melibatkan antara masyarakat dengan perusahaan, antar
warga masyarakat maupun kombinasi dari ketiganya. Sementara dari segi tempat terjadinya,
konflik pertanahan muncul hampir disetiap wilayah negeri ini.

2.2 Pengertian Agraria

Agraria merupakan hal-hal yang terkait dengan pembagian, peruntukan, dan


pemilikan  lahan . Agraria sering pula disamakan dengan pertanahan. Dalam banyak hal,
agraria berhubungan erat dengan  pertanian  (dalam pengertian luas, agrikultur), karena pada
awalnya, keagrariaan muncul karena terkait dengan pengolahan lahan. Agraria bukanlah
cabang ilmu, melainkan sekumpulan perangkat yang mengatur aspek  hukum  terkait dengan
lahan.  Geodesi  merupakan alat dasar bagi agraria untuk menentukan ukuran lahan,
sedangkan ilmu administrasi dan peraturan hukum merupakan alat pokok dalam keagrariaan.

2.3 PT Perkebunan Nusantara XII

PT Perkebunan Nusantara XII disingkta PTPN XII adalah sebuah bekas Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) bidang perkebunan di Provinsi Jawa Timur, PT Perkebunan
Nusantara XII merupakan hasil penggabungan 3 buah PT Perkebunan (PTP) yang ada di
Jawa Timur, yaitu PTP XXIII, PTP XXVI dan PTP XXIX menjadi PT Perkebunan Nusantara
XII (Persero) berdasarkan PP No. 17 Tahun 1996, tanggal 11 Maret 1996. Saat ini, 90%
saham pemerintah Indonesia di PTPN XII dialhkan ke PTPN II dan hal ini menjadikan PTPN
III sebagai holding BUMN Perkebunan di Indonesia.

2.4. Desa Curahnongko

Desa Curhanongko terletak di sebelah selatan Kecamatan Tempurejo, Kabupaten


Jember. Desa Curhan ongko diapit hutan dan perkebunan yang batas-batasnya sebagai
berikut, Selatan : Htan Merubetiri – Barat : Tanaman Karet PTPN XII – Utara : Tanaman
5

Karet PTPN XII – Timur : Hutan Merubetiri Jarak Desa Curahnongko ke Kabupaten Jember
sangat jauh (40 km) dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan jika menggunakan kendaraan
pribadi, tetapi jika menggunakan jasa angkutan umum bisa lebih dari waktu tempuh tersebut
karena sulitnya tranfortasi dan kondisi jalan yang memprihatinkan.

2.5 Pengertian Politik Agraria

Menurut Urip Santoso (2012:24) Politik Agraria adalah garis besar kebijaksanaan
yang dianut oleh Negara dalam memelihara, mengawetkan, memperuntukkan,
mengusahakan, mengambil manfaat, mengurusdan membagi tanah dan sumber alam
lainnya termasuk hasilnya untuk kepentingan kesejahteraan rakyat dan Negara,
yang bagi Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar (UUD)
1945. Politik Agraria dapat dilaksanakan, dijemalkan dalam sebuah Undang-Undang
mengatur agrarian yang memuat asas-asas, dasar-dasar, dan soal-soal agraria dalam garis
besarnya, dilengkapi dengan peraturan pelaksanaannya. Dengan demikian, ada hubungan
yang erat antara politik dan hukum.

Bahwa suatu tatanan hukum yang hidup dan ditaati keberadaannya di masyarakat merupakan
hasil hasil dari ekstraksi adat sitiadat, cita, rasa, karsa masyarakat yang dikristalkan dalam
bentuk seperangkat aturan yang memiliki wibawa sehingga hal itu diikuti dalam rangka
mencapai tujuan hidup bermasyarakat yang tertib, teratur, dan adil. Faham tersebut di atas
dikenal dalam ranah imu pengetahuan hukum dengan faham/mazhab sejarah (historis). begitu
juga dengan hukum agraria, di mana bahwa hukum agraria yang berlaku dalam sistem hukum
nasional adalah merupakan hasil dari ekstraksi volkgeist bangsa Indonesia. Hal mana
ditegaskan dalam UUPA itu sendiri, bahwa UUPA tersebut berdasarkan hukum adat. Seperti
yang disebutkan oleh Pasal 5 UUPA, bahwa hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan
ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional
dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta
dengan peraturan-peraturan yang tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan-
peraturan yang tercantum dalam perundangan lainya, segala sesuatu dengan mengindahkan
unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama.

Anda mungkin juga menyukai