Anda di halaman 1dari 79

PEMBERIAN DIET

PADA KURANG ENERGI PROTEIN


Disampaikan oleh: Suhaema, S.Si.T, MPH.
pada MK. Dietetika Penyakit Tidak Menular
Mahasiswa Semester V Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Mataram

1
MASALAH GIZI

KONSUMSI ZAT INFEKSI


GIZI PENYAKIT

KETERSEDIAAN PANGAN PELAYANAN


ASUHAN IBU DAN
DITINGKAT KESEHATAN
ANAK
RUMAH TANGGA

KEMISKINAN DAN
PENDIDIKAN
KETERSEDIAAN PANGAN
KESEMPATAN KERJA

KRISIS EKONOMI DAN POLITIK


Komitmen Dunia dalam Pencegahan
dan penanganan Gizi Buruk
► Tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals=SDGs):
🡪 “Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan
dan perbaikan gizi, serta menggalakkan pertanian yang
berkelanjutan”.
► Di tingkat nasional 🡪 sejalan dengan Nawacita dan
RPJMN.
► Upaya: penyuluhan gizi, PMT pemulihan bagi balita
gizi kurang, peningkatan kapasitas petugas dalam
tatalaksana balita gizi buruk, pembentukan
Therapeutic Feeding Centre (TFC) dan Community
Feeding Centre (CFC)
3
► WHO, UNICEF, WFP menganjurkan Upaya Pengelolaan Gizi
Buruk Terintegrasi (Integrated Management of Acute
Malnutrition [IMAM])

Menekankan pentingnya peran serta aktif


keluarga/masyarakat dan lintas sektor terkait dalam
penanggulangan gizi buruk pada balita

► Di Indonesia, sejak tahun 2015, IMAM dilaksanakan dalam


tahapan uji coba di 6 kec di Kab Kupang, NTT dengan bantuan
UNICEF.
► Dari sekitar 6000 balita yang dipantau setiap bulan, ditemukan
719 balita dengan gizi buruk,
🡪 dengan tatalaksana kasus yang baik, tingkat
kesembuhannya dapat mencapai 79% pada tahun4 2017.
Prinsip Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi

► Upaya pencegahan 🡪 memahami faktor penyebab gizi buruk


serta mampu mencegah terjadinya gizi kurang.

► Tatalaksana balita gizi buruk 🡪 pemberian terapi gizi berupa


pangan untuk keperluan medis khusus (PKMK): F-75, F-100
atau ready to use therapeutic food (RUTF), konseling PMBA.

► Advokasi dan peningkatan kolaborasi dengan program dan


sektor terkait, mitra, pihak swasta dan masyarakat dalam rangka
mencegah terjadinya gizi kurang/buruk pada balita.

► Ketersediaan pedoman/protokol penanggulangan gizi buruk


yang didukung ketersediaan peralatan dan obat-obatan dalam
melaksanakan tatalaksana gizi buruk pada balita. 5
1.
► Penanggulangan gizi kurang/buruk sebagai upaya
prioritas wilayah, secara sistematis dan menyeluruh,
yang didukung sektor terkait
► Pemantapan sistem informasi gizi buruk/kurang/
masalah gizi lainnya di setiap tingkatan wilayah
► Pemantapan fungsi posyandu dan penggerakan
masyarakat secara intensif untuk pemantauan
pertumbuhan balita dan tindaklanjutnya
► Upaya pengadaan Pangan untuk Keperluan Medis
Khusus (PKMK) dalam tatalaksana gizi buruk:
F-75 dan F-100 serta RUTF yang dapat menggunakan
bahan makanan lokal dan mengacu pada standar
WHO.

6
ALUR PENAPISAN GIZI BURUK/KURANG DAN JENIS LAYANAN

7
Menentukan Status Gizi
dengan Indeks Antropometri
BB menurut PB atau Kurang Gizi Akut
BB menurut TB (WASTING)

PB menurut umur atau Kurang Gizi Kronis


TB menurut umur (STUNTING)

Lingkar Lengan Atas


Kurang Gizi Akut
(LiLA)
(WASTING)

BB menurut umur Kurang Gizi Akut atau Kronis


(UNDERWEIGHT)

8
Mengidentifikasi Kurang Gizi Akut
(Wasting)
Identifikasi kurang gizi akut dengan melakukan
pemeriksaan:
▪ Lingkar Lengan Atas (LiLA): hanya untuk 6 – 59
bulan
▪ BB dan PB atau TB, untuk menentukan (semua
balita):
✔ Z-skor BB menurut PB (z-skor BB/PB)
✔ Z-skor BB menurut TB (z-skor BB/TB)
▪ Pitting edema bilateral: untuk semua balita

9
Berat Badan Tinggi atau Panjang
Badan

LiLA Oedema 10
10
Bagaimana kita tahu
seorang anak gizi
kurang atau gizi
buruk?

11
Kurang Gizi Akut
(Wasting)

Gizi Buruk Gizi Kurang

12
Klasifikasi Kurang Gizi Akut

13
Balita 6 - 59 months
Kurang Gizi Akut
(Wasting)

Gizi Buruk Gizi Kurang

Satu atau lebih: Satu atau keduanya:


• LiLA: <11.5 cm • LiLA 11.5 - 12.4 cm
• BB/PB atau BB/TB: <-3 SD • BB/PB atau BB/TB: = -3
• Edema bilateral - <-2 SD

14
Bayi <6 months
Kurang Gizi Akut
(Wasting)

Gizi Buruk Gizi Kurang

Satu atau lebih: BB/PB: = -3 to <-2 SD


• BB/PB: <-3 SD
• Edema bilateral

LiLA tidak digunakan untuk bayi <6 bulan


15
GIZI BURUK (lanjutan ……)

Klinis Antropometri
(BB/TB-PB)

Gizi Buruk Sangat kurus dan <-3 SD *)


(severely atau edema minimal (bila ada edema BB
wasting) pada kedua bisa lebih)
punggung kaki
Gizi Kurang Kurus ≥-3 SD ― < -2 SD
Gizi Baik Tampak sehat - 2 SD ― +1 SD
Gizi Lebih Gemuk > +1 SD
16

16
Berdasarkan ada/tidaknya komplikasi, gizi
buruk dikategorikan sbb:

1. Gizi buruk tanpa komplikasi


a. lingkar lengan atas (LiLA) < 11,5 cm untuk balita
berusia 6-59 bulan;
b. BB/PB (atau BB/TB) kurang dari -3 SD;
c. adanya edema bilateral dengan derajat +1
(Edema hanya ada di kedua punggung kaki) atau
+2 (Edema di kedua punggung kaki dan tungkai
bawah (dan/atau tangan/ lengan bawah)

17
2. Gizi buruk dengan komplikasi

Ditandai oleh hal tersebut di atas dan adanya satu


atau lebih komplikasi berikut:
a. anoreksia;
b. dehidrasi berat (muntah terus-menerus, diare);
c. letargi atau penurunan kesadaran;
d. demam tinggi;
e. pneumonia berat (sulit bernafas atau bernafas cepat);
f. anemia berat.

18
TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK

19
TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK

1. Gizi Buruk dengan Edema


(Kwashiorkor)

2. Gizi Buruk tanpa Edema


(Marasmus)

3. Marasmik-Kwashiorkor

20
TANDA DAN GEJALA KLNIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan …..)

1. Gizi Buruk dengan Edema (Kwashiorkor)

❖ Perubahan status mental: apatis & rewel


❖ Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa sakit, mudah
rontok
❖ Wajah membulat dan sembab
❖ Pandangan mata sayu
❖ Pembesaran hati
21
TANDA DAN GEJALA KLNIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan …..)

Gizi Buruk dengan Edema (lanjutan….)


❖ Edema :

• Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat


pitting edema
• Derajat edema:
+ 🡪 Kedua punggung kaki
++ 🡪 Tungkai & lengan bawah
+++🡪 Seluruh tubuh (wajah & perut)
Derajat edema untuk menentukan jumlah
cairan yang diberikan 22
TANDA DAN GEJALA KLNIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan …..)

Gizi Buruk dengan Edema (lanjutan….)

❖ Otot mengecil
❖ Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yg meluas & berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
❖ Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya
akut) 🡪 diare dan anemia

23
Gizi Buruk dengan Edema

▪ rambut kemerahan, mudah


dicabut
▪ Edema muka
Rewel/cengeng
▪ Kelainan kulit berupa bercak
merah muda yg meluas &
berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan
terkelupas (dermatosis)

24

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang


Gizi Buruk dengan Edema

dermatosis

edema
25

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang


Gizi Buruk dengan Edema

26

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang


Gizi buruk dengan Edema

Hepatomegali

Pitting Edema

27

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta


TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan…..)

2. Gizi Buruk Tanpa Edema (Marasmus)


❖ Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang
terbungkus kulit
❖ Wajah seperti orang tua
❖ Cengeng, rewel
❖ Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit sampai tidak ada (~pakai celana
longgar-baggy pants)
❖ Perut umumnya cekung
❖ Tulang rusuk menonjol (Iga gambang, “piano
sign”)
❖ Sering disertai penyakit infeksi (umumnya
28

kronis berulang) 🡪 diare persisten


Gizi Buruk tanpa Edema:

▪ wajah seperti orang


tua
▪ kulit terlihat longgar
▪ tulang rusuk tampak
terlihat jelas
▪ kulit paha keriput
▪ kulit di pantat
berkeriput (“baggy
pants”)

29

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang


Gizi Buruk tanpa Edema

Rambut hitam

Iga gambang

Tulang belakang menonjol 30


Atrofi otot
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Gizi Buruk tanpa Edema

Paha dan pantat keriput (“baggy pants”


31
)
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Gizi Buruk :
Marasmik – Kwashiorkor

Iga
menonjol

Atrofi otot

Edema di ke 2 punggung kaki


32

Sumber: Koleksi foto RSUD Dr. Chasan Bosoire, Ternate


Gizi Buruk :
Marasmik – Kwashiorkor

Iga Atrofi otot


menonjol 33

Sumber: Koleksi foto RSUD Dr. Chasan Bosoire, Ternate


Gizi Buruk :
Marasmik - Kwashiorkor

Noma

Iga
menonjol

Edema di kedua punggung kaki 34

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta


LATIHAN 1
Latihan 2

► Tanda klinis apa


yang tampak pada
anak ini ?

► Sebutkan tipe gizi


buruk anak ini.

35
35
LATIHAN 2
► Tanda klinis apa yang tampak pada anak ini ?
► Sebutkan tipe gizi buruk anak ini.

36
36
LATIHAN 3

► Tanda klinis apa


yang tampak pada
anak ini ?

► Sebutkan tipe gizi


buruk anak ini.

37
37
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

10 LANGKAH:

38
10 (Sepuluh) Langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
H 1-2 H 3- 7 mg 2-6 mg 7-26
1. Mencegah dan
mengatasi hipoglikemia
2. Mencegah dan
mengatasi hipotermia
3. Mencegah dan
mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit

5. Mengobati infeksi

6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe


zat gizi mikro

7. Memberikan makanan
utk stab & trans

8. Memberikan makanan
utk Tumb.kejar

9. Memberikan stimulasi
utk Tumb.kembang
39
10. mempersiapkan utk tindak
lanjut di rumah
LANGKAH 1

MENCEGAH DAN MENGATASI


HIPOGLIKEMIA

40
1. MENCEGAH DAN MENGATASI HIPOGLIKEMIA

❑ Hipoglikemia ditandai dengan Kadar glukosa


darah yang sangat rendah (< 3 mmol/liter atau
< 54 mg/dl)
❑ Biasanya terjadi bersamaan dengan Hipotermia
❑ Tanda lain: letargis, nadi lemah,
penurunan/kehilangan kesadaran
❑ Bila tidak ada fasilitas pemeriksaan kadar
glukosa darah, maka setiap anak gizi buruk
dianggap mengalami hipoglikemia🡪 segera
rawat/tangani sesuai tatalaksana hipoglikemia.
41
CARA MENGATASI HIPOGLIKEMIA

TANDA CARA MENGATASI


SADAR ☞ Berikan larutan Glukosa 10% atau
(TIDAK larutan gula pasir 10%*) secara
LETARGIS) oral/NGT (bolus) sebanyak 50 ml

TIDAK SADAR ☞ Berikan Larutan Glukosa 10% iv (bolus)


(LETARGIS) 5 ml/kgBB
☞ Selanjutnya berikan larutan Glukosa
10% atau larutan gula pasir 10% secara
oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml

*) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung) + air matang s/d 50 ml


42
LANGKAH 2
MENCEGAH DAN MENGATASI HIPOTERMIA

❑ Suhu aksiler < 36,0 °C (ukur selama 5 menit).


❑ Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia.
❑ Hipotermia + hipoglikemia : tanda adanya infeksi
sistemik serius 🡪 terapi u/ ketiganya (hipotermia +
hipoglikemia + infeksi)
❑ Cadangan energi anak gizi buruk sangat terbatas 🡪
tidak mampu memproduksi panas untuk
mempertahankan suhu tubuh.

43
Cara mengatasi Hipotermia

Tatalaksana:
► Hangatkan tubuh balita dengan menutup seluruh
tubuh, termasuk kepala, dengan pakaian dan
selimut.
► dapat digunakan pemanas (tidak mengarah
langsung kepada balita) atau lampu di dekatnya
(40 W dengan jarak 50 cm dari tubuh balita),
► atau letakkan balita langsung pada dada atau
perut ibunya (dari kulit ke kulit/metode kanguru).

44
Langkah 3. MENCEGAH DAN MENGATASI DEHIDRASI

No TANDA CARA MENENTUKAN


DEHIDRASI
1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik
terhadap kejadian sekitar
2 Anak gelisah terutama bila disentuh/dilakukan
dan rewel tindakan
3 Tidak ada air Tidak ada air mata saat anak menangis
mata
4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya
ataukah baru beberapa saat timbulnya

5 Mulut dan Raba dengan jari yang kering dan


lidah kering bersih untuk menentukan apakah lidah
dan mulutnya kering 45
TANDA DEHIDRASI (lanjutan…)
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
6 Haus Lihat, apakah anak ingin meraih cangkir saat
melihat atau diberi minuman. Saat minuman
itu disingkirkan atau habis, apakah tampak
masih ingin minum lagi?
7 Kembalinya Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah kulit
cubitan/ pelan-pelan. Cubit selama 1 detik dan
turgor kulit lepaskan. Jika kulit masih terlipat (belum
lambat kembali rata selama > 2 detik) 🡪 kulit/turgor
kulit lambat. (catatan: turgor biasanya lambat
pada anak “wasting” walaupun tidak dehidrasi )

8 Kencing Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada dehidrasi


terakhir
46

(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II)


Mengatasi Dehidrasi

Beri ReSoMal (Rehydration Solution for


Malnutrition)
ReSoMal terbuat dari oralit yang
diencerkan,gula pasir, larutan
elektrolit/mineral mix. 
Bila larutan elektrolit/mineral mix tidak
tersedia, sebagai alternatif atau pengganti
ReSoMal dapat dibuat cairan pengganti
ReSoMal.

47
RESOMAL

48
49
ReSoMal :
Rehidration Solution for Malnutrition

Oralit: diencerkan 2 x untuk menurunkan


kadar Na 🡪 agar tidak terjadi hipervolemia,
edema paru dan gagal jantung
Gula: menambah energi dan mencegah
hipoglikemia
Mineral Mix/larutan elektrolit: mengatasi
kekurangan elektrolit (K. Mg, Cu, zinc)

50
LANGKAH 4

MEMPERBAIKI GANGGUAN
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

❑ Anak Gizi Buruk mengalami gangguan


keseimbangan cairan dan elektrolit.
❑ Tubuh relatif mengandung kadar Na lebih
tinggi dan K lebih rendah
🡪 berikan mineral mix yang dicampurkan ke
dalam formula khusus (F75, F 100) dan
ReSoMal.
Langkah 5. MENGOBATI INFEKSI

PEMBERIAN ANTIBIOTIKA

❑ Tidak ada komplikasi/infeksi yang jelas 🡪


kotrimoksasol/oral/12 jam selama 5 hari
❑ Ada komplikasi
🡪 gentamisin iv atau im selama 7 hari

🡪ampisilin iv atau im/6 jam selama 2 hari,


dilanjutkan amoksisilin/8 jam selama 5 hari
52
PETUNJUK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA
(lanjutan…..)

∙ Dalam 48 jam tidak membaik


🡪 kloramfenikol iv atau im/6 jam selama
10 hari
∙ Bila ada infeksi khusus
🡪 antibiotika khusus sesuai dgn
penyakitnya

53
Langkah ke-6
MEMPERBAIKI KEKURANGAN ZAT GIZI MIKRO

► Vitamin B (B1, B2, B6, B12)


► Vitamin C
► Vitamin A
► Asam folat
► Zat Besi/Fe

54
DOSIS VITAMIN DAN MINERAL
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Dosis
Vitamin C BB < 5 kg : 50 mg/hari (1 tablet)
BB > 5 kg : 100 mg/hari (2 tablet)
Asam Folat Hari I : 5 mg/hari,
selanjutnya 1 mg/hari
Vitamin B 1 tablet/hari
compleks

55
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
BENTUK FORMULA Fe DOSIS
TABLET BESI/FOLAT Bayi usia 6 – < 12 bln 🡪 1 x sehari ¼
(sulfas ferosus 200 mg atau tab
60 mg besi elemental + 0,25
mg as folat) Anak usia 1– 5thn🡪 1 x sehari ½ tab

SIRUP BESI Bayi 6 – <12 bulan 🡪 1 x sehari 2,5 ml


(sulfas ferosus 150 ml), (½ sendok teh)
setiap 5 ml mengandung
30 mg besi elemental Anak usia 1–5 thn 🡪 1 x sehari 5 ml
10 mg ferosulfat setara (1 sendok teh)
dengan 3 mg besi elemental

Catatan: Fe diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi)


56
JADWAL & DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A

Gejala Hari ke –1 Hari ke –2 Hari ke –15

Tidak ada gejala mata Beri kapsul Tdk diberi Tdk diberi
atau tidak pernah sakit dgn dosis kapsul kapsul
Campak dlm 3 bulan sesuai umur
terakhir

Ada salah satu gejala : Beri kapsul Beri kapsul Beri kapsul
∙Bercak Bitot dengan dosis dengan dengan dosis
∙Nanah/Radang sesuai umur dosis sesuai sesuai umur
∙Kornea keruh umur
∙Ulkus kornea
∙Pernah sakit Campak
dalam 3 bulan terakhir

57
DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Umur Dosis

< 6 bulan 50.000 SI (½ kapsul biru)

6 – 11 bulan 100.000 SI (1 kapsul biru)

1 – 5 tahun 200.000 SI (1 kapsul merah)

58
LANGKAH 7

MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK


STABILISASI DAN TRANSISI

59
LANGKAH 8

MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK TUMBUH KEJAR

🡪 Fase Rehabilitasi
60
HAL-HAL PENTING
YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke -2


(Fe diberikan pada fase rehabilitasi)

2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok


atau dehidrasi berat

3. Jangan berikan protein terlalu tinggi

4. Jangan berikan diuretik pada penderita


kwashiorkor
61
Langkah 9. Memberikan stimulasi untuk
tumbuh kembang
❑ Anak gizi buruk 🡪 keterlambatan perkembangan
mental dan perilaku.
❑ Stimulasi diberikan secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai umur anak terhadap empat
aspek kemampuan dasar anak:
- gerak kasar
- gerak halus
- bicara dan bahasa
- sosialisasi dan kemandirian

❑ Stimulasi terstruktur selama 15 – 30 menit/hari


(permainan ci luk ba atau menggunakan Alat Permainan
Edukatif) 62
LANGKAH 10

MEMPERSIAPKAN UNTUK
TINDAK LANJUT DI RUMAH

63
MEMPERSIAPKAN TINDAK LANJUT
DI RUMAH

• Persiapan dilakukan sejak anak dalam perawatan


(melibatkan ibu dalam kegiatan merawat anaknya).
• Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus
tetap dilanjutkan di rumah setelah anak dipulangkan.
• Anjurkan untuk kontrol teratur setelah pulang:
1x/minggu pada bulan pertama,
1x/2 minggu pada bulan kedua, selanjutnya
1x/bulan sampai 6 bulan atau lebih.
• Melengkapi imunisasi dasar ataupun ulangan sesuai
program PPI (Program Pengembangan Imunisasi).
64
TERAPI GIZI
PADA FASE STABILISASI, TRANSISI
DAN REHABILITASI

65
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI

1. Tujuan terapi gizi pada anak gizi buruk adalah


memberikan energi & zat gizi guna mencegah dan
mengatasi:

• Hipoglikemia
• Dehidrasi
• Kekurangan zat gizi mikro, vitamin mineral dan
elektrolit (K, Mg, Cl, Zn, Cu)
• Memulihkan kondisi kesehatan
• Meningkatkan status gizi anak
66
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI
2.
❑ Prinsip Dasar Terapi Gizi pada Anak Gizi Buruk:
Kerusakan mukosa usus & enzim dalam waktu lama
mengakibatkan seluruh organ
(pencernaan,hati,pankreas,ginjal,jantung) anak gizi buruk
lemah
❑ Pemberian Cairan dan Makanan:
• Secara teratur (selama 24 jam)
• Bertahap, mulai dari bentuk cair, lumat & padat
(mudah diserap)
• mulai dg porsi kecil , sering dan rendah natrium
• Melalui fase stabilisasi, transisi & rehabilitasi
• Cara pemberian formula sebaiknya menggunakan
gelas
67
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI
(Lanjutan …..)

• Tidak boleh tergesa-gesa dalam


memberikan makanan
• Kenaikan BB baru dinilai setelah
pemberian F 100
• Selalu dipantau dan dievaluasi

68
FASE STABILISASI
Tujuan memberikan makanan:
• Tidak untuk menaikkan berat badan
• Agar kondisi anak stabil

Diberikan F75
❖ Cukup Energi (80 – 100 kkal/kg BB)
❖ Cukup Protein (1 – 1,5 g/kgBB)
❖ Cukup Cairan
- tanpa edema atau edema +, ++ ( 130 ml / kg BB )
- edema berat +++ ( 100 ml / kg BB )
❖ Cukup Elektrolit
❖ Dibagi dalam 12 kali pemberian

69
(Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II)
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75 UNTUK
ANAK GIZI BURUK TANPA EDEMA
Volume F75/ 1 kali makan (ml)a) Total 80% dari
BB anak total
(kg) Setiap 2 Setiap 3 Setiap 4 Sehari (130 Sehari
jam b ) jam c) jam ml/kg) (minimum)
(12x mkn) (8 x mkn) (6 X mkn)
2.0 20 30 45 260 210
2.2 20 35 50 286 230
2.4 25 40 55 312 250
2.6 25 45 55 338 265
2.8 30 45 60 364 290
3.0 30 50 65 390 310
3.2 30 55 70 416 335
3.6 35 60 80 468 375
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75
UNTUK ANAK GIZI BURUK YANG EDEMA BERAT
Volume F75/ 1 kali makan (ml)a) Total 80% dari
BB anak total
(kg) Setiap 2 Setiap 3 Setiap 4 Sehari(100 Sehari
jam jam jam ml/kg) (minimum)
(12 x mkn) (8 x mkn) (6 X mkn)
3.0 25 40 50 300 240
3.2 25 40 55 320 255
3.4 30 45 60 340 270
3.6 30 45 60 360 290
3.8 30 50 65 380 305
4.0 35 50 65 400 320
4.2 35 55 70 420 335
4.4 35 55 75 440 350

71
Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Buku I
FASE STABILISASI-TRANSISI
❑ Tahap Akhir Stabilisasi:
• F 75 interval 4 jam (bila dpt dihabiskan) 🡪 diganti
• F100 setiap 4 jam dg jumlah cairan sesuai BB (tabel F 75)
berikan selama 2 hari
❑ Pada Hari ke 3:
• F100 dgn jumlah cairan sesuai BB (tabel F100), 4 jam berikut
cairan dinaikan 10 ml 🡪 dilanjutkan F 100 sesuai tabel tetapi tak
melebihi jumlah maksimal
❑ Pada Hari ke 4:
• F100 dengan jumlah cairan sesuai BB (tabel F100) dan dilihat bila
kondisi klinis membaik dan anak mampu menghabiskan F100
sesuai dengan yang dibutuhkan, lanjutkan ke fase rehabilitasi

72
b. FASE TRANSISI
Tujuan memberikan Makanan:
Mempersiapkan anak untuk menerima cairan dan
energi lebih besar

Diberikan F100:
❑ Cairan : 150 ml/kg BB
❑ Energi : 100 – 150 kkal/kg BB
❑ Protein : 2 – 3 g /kg BB
Catatan : anak gizi buruk < 6 bl pemberian F100
diencerkan menjadi
130 ml, bila < 6 bl putus ASI harus direlaktasi
selama 2
minggu.
73
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-100
UNTUK ANAK GIZI BURUK
Batas volume pemberian Batas volume
makan F-100 pemberian F100
BB anak Per 4 jam (6 kali sehari) dalam sehari
(kg)
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
(ml) (ml) 150 220
ml/kg/hari ml/kg/hari
2.0 50 75 300 440
2.2 55 80 330 484
2.4 60 90 360 528
2.6 65 95 390 572
2.8 70 105 420 616
3.0 75 110 450 74 660
FASE REHABILITASI
Tujuan memberikan makanan:
• Untuk Mengejar pertumbuhan.
• Diberikan setelah anak bisa makan

► Diberikan F100 ditambah makanan bayi/anak


► Kebutuhan energi 150-220 kkal/kg BB,
► protein 4 – 6 g/kg BB,
► cairan 150-200 ml/kg BB,
► Lemak minimal 40 % total energi.
► Bentuk Makanan padat gizi, diberikan menurut BB:
BB < 7 kg , diberikan makanan bayi/lumat padat gizi
BB > 7 kg , diberikan makanan anak/lunak padat gizi
75
FASE REHABILITASI (Lanjutan ...)

Contoh Soal 1:
Kebutuhan energi seorang balita dgn berat badan 6 kg
pada fase rehabilitasi adalah :
“6 kg x 200 kkal/kgBB/hr = 1200 kkal/hr”

Kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi :


• F-100 : 3 x 150 cc 3 x 150 kkal = 450 kkal
• Makanan lumat/lembik+buah 3 x 250 kkal = 750 kkal +

Total = 1.200 kkal

76
77
78
e k i a n
S

79

Anda mungkin juga menyukai