Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fachrul gunawan

NPM : 40221100162
Hukum bisnis Tugas Pertemuan 11

1. Sebutkan Pengertian dan Pengaturan :


a. Asuransi dan Kontrak Asuransi
 Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua belah pihak, dimana
pihak satu berkewajiban membayar iuran/kontribusi/premi.
 Pengaturan asuransi :
- Dalam KUHD ada 2 (dua) cara pengaturan asuransi, yaitu pengaturan
yang bersifat umum dan yang bersifat khsus. Pengaturan yang bersifat
umum terdapat dalam Buku I Bab 9 Pasal 246 – Pasal 286 KUHD yang
berlaku bagi semua jenis asuransi, baik yang sudah diatur dalam KUHD
maupun yang diatur di luar KUHD, kecuali jika secara khsus ditentukan
lain. Pengaturan yang bersifat khusus terdapat dalam Buku I Bab 10 Pasal
287 – Pasal 308 KUHD dan Buku II Bab 9 dan Bab 10 Pasal 592 - Pasal
695 KUHD.

 Kontrak asuransi merupakan kontrak kondisional artinya insurer diwajibkan


membayar atau menanggung kerugian jika pihak insured telah memenuhi
kewajibannya membayar sejumlah premi.
 Pengaturan kontrak asuransi :
- Dalam KUHD ada 2 (dua) cara pengaturan asuransi, yaitu pengaturan
yang bersifat umum dan yang bersifat khsus. Pengaturan yang bersifat
umum terdapat dalam Buku I Bab 9 Pasal 246 – Pasal 286 KUHD yang
berlaku bagi semua jenis asuransi, baik yang sudah diatur dalam KUHD
maupun yang diatur di luar KUHD, kecuali jika secara khsus ditentukan
lain. Pengaturan yang bersifat khusus terdapat dalam Buku I Bab 10 Pasal
287 – Pasal 308 KUHD dan Buku II Bab 9 dan Bab 10 Pasal 592 - Pasal
695 KUHD.

b. Dasar Hukum
 Hukum dasar adalah sebuah istliah yang memiliki makna sama dengan undang-
undang dasar karena pada dasarnya, kata hukum dan undang-undang merupakan
sinonim.
 Pengaturan Dasar Hukum :
- Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
Undang-undang ini merupakan dasar hukum utama dari seluruh kegiatan
perasuransian di Indonesia. Pada peraturan ini diatur secara detil
mengenai ruang lingkup perasuransian, bentuk kegiatan bisnis asuransi
yang diperbolehkan, proses bisnis asuransi, pembentukan perusahaan
asuransi serta larangan bagi perusahaan asuransi dalam menjalankan
usahannya

2. Sebutkan dan jelaskan Penggolongan dan Risiko Asuransi !


 Risiko Murni (Pure Risk)
Karakteristik dari pure risk adalah risiko bila itu memang terjadi pasti
menimbulkan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak akan menimbulkan
kerugian maupun tidak akan menimbulkan keuntungan. Artinya dalam pengertian
risiko murni, maka kerugian pasti terjadi. Contoh dari risiko ini adalah kebakaran,
kecelakaan, bangkrut dan lain sebagainya.

 Risiko Spekulatif (Speculative Risk)


Kebalikan dari risiko murni, risiko spekulatif masih mengandung dua
kemungkinan jika peristiwa yang dianggap risiko tersebut benar-benar terjadi.
Misalnya ketika berinvestasi saham di bursa efek, maka peristiwa atau proses
investasi tersebut akan menimbulkan risiko spekulatif, yaitu di satu sisi ada
kemungkinan untung secara finansial dan di lain sisi ada risiko kerugian.

 Risiko Khusus (Particular Risk)


Risiko khusus adalah suatu risiko yang dampak maupun penyebabnya hanya
mempengaruhi lingkungan lokal (pribadi) baik secara kuantitas maupun kualitas.
Contohnya adalah pengangguran ataupun seorang pencuri. Ketika seseorang
mencuri maka risiko yang ditimbulkan hanya mempengaruhi individu tersebut.

 Risiko Fundamental (Fundamental Risk)


Kebalikan dari risiko khusus, risiko fundamental akan menimbulkan dampak
yang sangat luas. Risiko ini bisa disebabkan oleh faktor atau pihak tertentu seperti
bencana alam, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.

 Risiko Individu (Individual Risk)


Risiko individu adalah berbagai macam kemungkinan yang terjadi di kehidupan
sehari-hari yang dapat mempengaruhi kapasitas finansial seseorang, harta
kekayaanya maupun risiko tanggung-jawab. Individual risk dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok yaitu personal risk, property risk dan liability risk. Dalam
personal risk sering kali dikaitkan dengan pengaruh suatu hal atau kemungkinan-
kemungkinan yang secara langsung akan berdampak pada individu tertentu,
seperti finansial seseorang. Contoh risiko pribadi adalah cacat fisik, kehilangan
pekerjaan, meninggal dunia dan lain sebagainya.

 Risiko Harta (Property Risk)


Merupakan kerugian yang terkait dengan kepemilikan suatu benda akibat
kehilangan, pencurian ataupun kerusakan. Risiko harta dapat dikategorikan lagi
menjadi dua jenis yaitu kerugian secara langsung (direct losses) dan kerugian tak
langsung(consequential).

 Risiko Tanggung-Gugat (Liability Risk)


Merupakan risiko tanggung-jawab yang harus kita berikan kepada pihak lain.
Dengan kata lain, risiko ini untuk menanggung kerugian orang lain akibat ulah
atau hal yang kita sebabkan. Misalnya, dalam peristiwa kecelakaan, ketika Anda
menabrak orang lain maka ini disebut dengan risiko tanggung-gugat (liability
risk).
3. Apa yang saudara ketahui tentang cara mengadakan dan asas dalam kontrak asuransi!
 Pasal 255 KUHD menentukan, “Bahwa semua asuransi harus dibentuk secara
tertulis dengan sepucuk akta yang bernama polis”. Dari pasal diatas seolah-olah
polis menjadi syarat mutlak bagi perjanjian asuransi, Dalam arti tidak ada polis
maka tidak ada perjanjian asuransi. Namun pasal tersebut diubah oleh Pasal 257
KUHD yang berbunyi :
 “ Perjanjian asuransi ada, apabila sudah dibentuk, hak-hak dan
kewajibankewajiban dari pihak penanggung dan tertanggung mulai berlaku
sejak saat itu, juga sebelum polis ditandatangani”.
Diubah oleh Pasal 257 yang berbunyi :
 “ Untuk membuktikan adanya persetujuan asuransi, harus ada bukti tulisan ,
tetapi alat-alat bukti lain juga diperbolehkan, asal sudah ada permulaan
pembuktian dengan tulisan”.
Tulisan polis mempunyai sifat khusus yang berlainan dengan tulisan-tulisan lain
sebagai alat bukti, karena adanya hal-hal yang secara mutlak harus dimuat
didalam polis tersebut. Dengan demikian polis bukan merupakan syarat mutlak
adanya perjanjian asuransi namun, polis merupakan bukti yang sempurna
(volledigbewijs) tentang apa yang di perjanjikan dalam perjanjian asuransi
tersebut dan tanpa polis pembuktian akan menjadi sulit dan terbatas.
 Asas-Asas Kontrak Asuransi
 Asas-Asas Kontrak Asuransi
Pengaturan asuransi dalam KUH Perdata terdapat pada Buku III tentang
Perikatan yaitu pada bab I, bab II, bab III, bab IV, bab V, dan bab XV.
Pengaturan asuransi dalam buku III KUH Perdata tersebut mengandung
aturan mengenai syarat-syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana yang
telah dijelaskan di atas. Pengaturan asuransi dalam buku III juga mengandung
4 (empat) asas penting yaitu asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme,
asas pacta sunt servanda, asas itikad baik, dan asas kepribadian. Asas
kebebasan berkontrak freedom of contract) ditentukan pada Pasal 1338 ayat
(1) KUH Perdata, “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya.” Asas ini merupakan suatu
asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk: membuat atau
tidak membuat perjanjian, mengadakan perjanjian dengan siapa pun,
menentukan isis perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya, serta
menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan. Tetapi asas
kebebasan berkontrak (freedom of contract) bukan berarti bebas
sebebasbebasnya. Konsekuensi asas ini adalah dilarang membuat kontrak
yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku atau kesusilaan atau
ketertiban umum, maka akan mengakibatkan kontrak tersebut menjadi batal
demi hukum atau dapat dibatalkan. Asas konsensualisme terkandung di dalam
Pasal 1320 KUH Perdata sebagaimana telah dijelaskan di muka, bahwa asas
ini menentukan kata sepakat antara para pihak yang berkontrak khususnya
dalam perjanjian asuransi. Herlien Budionon mengatakan terkait asas
konsensualisme ini bahwa perjanjian pada pokoknya dapat dibuat bebas tidak
terikat bentuk dan tercapai tidak secara formal tetapi cukup melalui konsensus
belaka.
4. Hal-hal apa saja yang menjadi prinsip-prinsip dasar asuransi!
 Utmost Good Faith
 Utmost Good Faith (itikad baik) adalah kewajiban tertanggung untuk
menyampaikan fakta-fakta mengenai objek pertanggungan (material facts) yang
ia miliki.
 Insurable Interest. Prinsip dasar kedua dalam asuransi adalah insurable interest
atau kepentingan yang dapat dipertanggungkan.
 Indemnity. Indemnity (indemnitas) adalah suatu prinsip asuransi yang mengatur
mekanisme mengenai pemberian ganti rugi.
 Subrogation (subrogasi) adalah prinsip asuransi yang memberikan hak penuntutan
ganti rugi dari tertanggung kepada penanggung atau hak untuk meminta
penggantian ganti rugi kepada pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya
kerugian.
 Contribution (kontribusi) adalah prinsip asuransi yang berlaku jika suatu objek
pertanggungan dipertanggungkan kepada dua atau lebih penanggung.
 Right Guideline. Semua prinsip asuransi tersebut, terutama kelima prinsip dasar
yang dielaborasikan di atas harus benar-benar dipraktekkan dalam setiap kontrak
asuransi. Hal ini dikarenakan setiap prinsip saling berhubungan dan tak mungkin
terpisahkan

5. Jelaskan fungsi polis asuransi berdasarkan Pasal 255 KUHD ?


 255 KUHD, perjanjian pertanggungan harus dibuat secara tertulis didalam sebuah
akta yang disebut polis. Polis ini sebagai alat bukti tertulis bahwa telah terjadi
pertanggungan antara penanggung dengan tertanggung.

Anda mungkin juga menyukai