Oleh :
HARI KURNAEDI
(352010289)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2023
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kuliah kerja praktik ini
jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan dukungan dari
para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan dimasa yang akan datang.
Hari Kurnaedi
NIM : 352010289
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.2 Maksud...............................................................................................................6
1.3. Tujuan.................................................................................................................6
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................25
4.2. Saran.................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................27
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
manusia (human errors) juga tingginya biaya tenaga kerja (high cost of
human labor) (Bijanrostami, 2011). Salah satu kunci pokok dalam otomasi
total biaya produk yang dihasilkan (Kulak, 2005). Hal ini membuat
sekitar tahun 1969, dan kini sebagai produsen masal sepeda motor Yamaha
lebih besar jika dibanding dengan tanpa operator khusus (helper). sehingga
salah satu solusi yang dapat diambil adalah dengan mengotomasi dalam
penanganan materialnya. Sistem penanganan material otomatis dengan
dkk,2006), hal ini Sesuai dengan jenis aliran proses perusahaan job shop,
pesanan.
dengan alat pengatur jalur AGV, dan alat transportasi AGV itu sendiri.
paling efektif dan efisien yang dapat dilalui AGV, perancangan rute sudah
yang mengikuti satu jalur tertentu berupa garis (Rogers, 2001). Kontruksi
Automatic Guide Vehicle (AGV) yang mengikuti satu jalur tertentu berupa
garis, dapat dikaitkan dengan suatu robot pengikut garis (line follower).
India Robot Line follower adalah sebuah mesin yang dapat mengikuti
sebuah jalur (path) dimana jalur dapat berupa garis hitam dipermukaan
ada dan melakukan manuver gerakan agar tetap bisa mengikuti garis. Line
atau bentuk rancangan terdiri atas kendaraan AGV dengan kontruksi line
1.2 Maksud
1.3. Tujuan
dunia kerja.
1.3.2. Tujuan Khusus
1 deskripsi kerja
2 Pengumpulan data
Pengimplementasian data
ke dalam sistem
3
4 Dokumentasi dan pelaporan
Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) berdiri secara resmi pada tanggal 6
Juli 1974. PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing memproduksi sepeda motor beserta
suku cadangnya. PT. YIMM memiliki kantor pusat di Pulogadung dan memiliki pabrik kedua
di Karawang. Sejak awal PT. YIMM menjalankan operasinya pada tahun 1969 di Indonesia
sebagai pabrik rakitan yang semua komponennya diimpor melalui Jepang. PT. YIMM
didukung oleh ribuan karyawan untuk memproduksi sepeda motor yang akan dijual di dalam
Pada tahun 1990 dalam rangka memperkuat dan memperlancar kegitan usaha maka
PT. YIMM bergabung dengan beberapa perusahaan lain. Perusahaan yang bekerjasama
dengan PT. YIMM tersebut diantaranya adalah PT Yamaha Harapan, PT Sakti Cipta Logam
Sakti, PT Adiasa IIC, dan PT Harapan Motor Sakti (PT Karya Bakti). Pada dasarnya PT.
YIMM merupakan perusahaan modal asing (PMA) dengan modal sebesar US$ 61.800.00,
dana investasi ini 85% berasal dari Yamaha Co., Ltd dan 15% berasal dari Mitsui Co., Ltd.
Terdapat 60 pabrik motor Yamaha Corp di seluruh dunia yang tersebar di 35 negara dan
Sebagai pabrik resmi produsen sepeda motor dari Jepang di Asia. PT. YIMM telah
merakit puluhan juta sepeda motor untuk didistribusikan di Negara Indonesia dan juga
diekspor ke luar negeri. Bukan hanya PT. YIMM yang memproduksi sepeda motor roda dua
di Indonesia tetapi ada beberapa competitor lain di bidang otomotif yang memproduksi
sepeda motor di Indonesia. Hal ini tidak mengendorkan semangat visi dan misi PT. YIMM
namun justru menambah semangat kompetisi perusahaan menjadi lebih baik dari competitor
lainnya.
Tingginya permintaan sepeda motor roda dua saat itu, menciptakan banyak teknologi baru
yang melekat pada setiap sepeda motor di Indonesia. Spesifikasi sepeda motor roda dua yang
dijual di pasaran juga bervariasi dari 100cc-200cc dan memiliki berbagai model sepeda motor
yang berbeda, dari model bebek, bebek matic, skuter matic injeksi dan motorsport.
Banyak penelitian tentang teknologi baru yang telah dikembangkan oleh PT. YIMM untuk
memberikan kemudahan bagi penggunaan sepeda motor yang hemat. bahan bakar dan
meminimalkan emisi gas buang sepeda motor sampai pada penggunaan praktis di motor
Harga yang disediakan untuk sepeda motor PT. YIMM pun bervariasi tergantung dari
tipe dan jenis dari motornya, namun masih terjangkau terhadap gaji dan pendapatan
masyarakat Indonesia. Tidak sulit bagi keluarga berpenghasilan rendah untuk mendapatkan
sepeda motor bermerk Yamaha karena harganya yang terjangkau. Untuk memudahkan hal
ini, PT. YIMM menyiasati dengan bekerja sama dengan bidang jasa keuangan sebagai
Di latar belakangi dengan adanaya banyak permintaan sepeda motor, maka lokasi
pabrik PT. YIMM yang awalnya berada di Pulo Gadung, Jakarta Timur kemudian ditambah
lagi untuk pabrik kedua yang bearada di Karawang, Jawa Barat yang bertujuan untuk
memperluas lokasi dan menunjang kegiatan operasional. Pada awal pendiriannya, YIMM
hanya mempekerjakan sedikit tenaga kerja dengan jumlah produksi rata-rata 10 unit motor
perhari
kategori, yaitu:
a) Proses Produksi
PT. YIMM yang tergolong dalam perusahaan manufaktur memiliki
Dalam pelaksanaan bisnisnya PT. YIMM memiliki kegiatan usaha dalam penjualan
kendaraan bermotor roda dua. Produk ini dihasilkan sendiri oleh PT. YIMM. Jenis produk
motor yang dijual oleh PT. YIMM diantaranya adalah motor bebek, motor skuter matic dan
motor sport. Beberapa merk yang dijual oleh PT. YIMM adalah vega r, jupiter mx, mio z,
mio soul, soul gt, nmax, scorpio, vixion, dan R25. Selain menjual beberapa jenis motor, PT.
YIMM juga menjual beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bergabung
dalam Yamaha Group, yaitu spare part, generator, CBU (big bike) dan ATV.
c) Proses Pemasaran
Selain proses produksi dan penjualan yang dilakukan PT. YIMM adalah melakukan
proses pemasaran produk yang telah dihasilkan. PT. YIMM memiliki beberapa produk yang
dijual dan dipasarkan kepada konsumen. Untuk menunjang proses penjualan produknya,
maka PT. YIMM memiliki beberapa kegiatan pemasaran. Hal ini merupakan aspek penting
dalam melayani masyarakat atau konsumen agar dapat menikmati produk yang telah
dihasilkan oleh PT. YIMM. Beberapa hal yang dilakukan dalam proses pemasaran adalah:
Presiden
1 Direktur
Wakil Presiden
2 Direktur
Manajer
Manajer HRA Manajer Manajer Manajer
Manajer Legal Marketing
& HRD Accounting Keuangan Network
Operation
Staf Staf Marketing
Staf Legal Staf HRD Staf Keuangan Staf Network Operation
Acng
Accounting
2. Wakil Presiden Direktur : mewakili fungsi presiden direktur dan dapat menjadi
3. Direktur HRD & GA : memberikan kebijakan kepada Departemen HRD & GA agar
3.1. General Manajer HRD & GA : bertugas membawahi Departemen HRD dan GA
3.1.1. Manajer Legal : membuat arahan dan bertugas memberikan keputusan dan
legalitas perusahaan.
3.1.1.1. Staf Legal : menjalankan tugas dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
3.1.2. Manajer HRA & HRD : memberikan arahan dan bertugas memberikan
keputusan dan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh departemen terkait
3.1.2.1. Staf HRD : menjalankan tugas dan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh manajemen serta memenuhi kebutuhan SDM yang diperlukan
perusahaan.
dan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh departemen terkait mengenai
4.1.2.1. Staf Keuangan : bertugas membuat laporan cash flow perusahaan sesuai
5.1.1. Manajer Network : membuat arahan dan bertugas memberikan keputusan dan
keputusan dan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh departemen terkait
Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi dalam menunjang dan
mengembangkan perusahaannya agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Begitu pula dengan
PT. YIMM yang sudah memiliki visi dan misi untuk mencapai tujuannya, berikut merupakan
PT. YIMM memiliki slogan “Semakin Di Depan” yang memiliki arti bahwa Yamaha
harus selalu unggul dalam kompetisi produk, kualitas serta pelayanan sebelum dan sesudah
penjualan terhadap konsumen agar konsumen dapat merasa nyaman dan bangga dapat
menggunakan produk Yamaha. Visi ini didukung dari inovasi yang selalu dilakukan oleh
Yamaha serta usaha dalam mengutamakan kualitas dan focus pada kesempurnaan produk atau
operasional.
Melakukan strategi bisnis perusahaan yang didukung oleh strategi kebijakan yang optimal.
2. Menerapkan Standar Operasional yang tepat guna, sebagai landasan kerja untuk
3. Mengembangkan sistem infrastruktur, informasi teknologi serta sumber daya fisik yang
tepat guna dan terintegrasi dengan departemen terkait, sesuai standar yang berlaku.
PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing termasuk memiliki pembagian jam kerja
karyawan sebesar 40 jam perminggu. Jam kerja PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing
shif)
Setiap shift mendapat jatah istirahat selama 1 jam kecuali yang produksi dengan 3 shif.
Jam kerja ini bisa diterapkan dan dirubah kapanpun sesuai dengan kebijakan perusahaan.
BAB III
penyediaan komponen disetiap stasiun, identifikasi nomor frame dan mesin, prosedur pengiriman
kendaraan bermotor pada proses berikutnya. Dalam pengiriman ke proses berikutnya dibutuhkan
informasi dari line yang satu ke line yang lain. Informasi dapat diperoleh dengan membangun sistem
informasi yang meliputi informasi pengendalian produksi, informasi persediaan dan informasi untuk
Proses perakitan dilakukan berdasarkan aliran produksi yang dirancang. Siklus pergantian
model dilakukan berdasarkan pola kegiatan harian yang ditentukan bagian PPC. Komponen yang
dibutuhkan pada proses perakitan berasal dari area sub assy, unit produksi atau tempat
pendistribusian komponen (AS/RS). Dari lay out pabrik, pensupplay lantai I ke lantai 2 digunakan lift.
Untuk distribusi pada masingmasing stasiun pada bagian perakitan digunakan roller conveyor.
Keadaan produk dapat ditentukan saat frame body dinaikkan ke line produksi. Kondisi akhir
produk ditentukan setelah produk melewati inspeksi akhir dan dikatakan lolos dan produk masuk ke
area shipping. Produk yang tidak lolos akan ditempatkan pada area reparasi menunggu perbaikan
sampai lolos inspeksi akhir. Inspeksi ini dilakukan oleh bagian quality control. Dalam penanganan
produk yang rejek dapat dilakukan secara langsung dimana komponen yang rusak langsung diganti
dengan komponen yang baik atau secara tidak langsung dilakukan penggantian komponen rejek pada
final inspeksi.
Dari area shipping kendaraan bermotor roda dua diangkut dengan truk. Untuk menaikkan
produk ke truk digunakan pallet dengan sistem hidroulik. Pada dudukan pallet dipasang roller untuk
Distribusi Office
Level
Dalam merancang suatu pabrik kendaraan bermotor roda dua, harus diperhatikan urutan aliran
proses dari line produksi. Dengan memperhatikan urutan line produksi, maka dapat dirancang waktu
yang dibutuhkan oleh masing-masing line produksi. Dari waktu line produksi setiap line dapat
dihitung waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit kendaraan bermotor roda dua. Waktu
setiap line produksi tergantung kepada jumlah unit kendaraan yang akan diproduksi. Semakin banyak
kendaraan bermotor yang dihasilkan waktu atau cycle time yang dibutuhkan juga akan semakin
tinggi. Untuk mengurangi cycle time ini dilakukan penambahan line produksi. Penambahan line
produksi mengakibatkan terjadinya penambahan luas area. Untuk daerah yang luas areanya kecil hal
ini tidak dapat dilakukan, tetapi untuk daerah yang masih memiliki area yang luas hal ini masih bisa
dilakukan untuk menghindari hal ini dilakukan pemanfaatan sistem otomatis atau robot sehingga
kebutuhan area dapat dikurangi. Ini dapat dilakukan dengan merancang alat bantu produksi pada line
produksi tersebut.
3.2. Sumber Daya Perusahaan
Sumber daya perusahaan adalah alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Sumber daya yang kompetitif bagi sebuah bisnis terdiri dari beberapa elemen
utama, meliputi sumber daya modal atau uang, sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan
sumber daya intelektual. Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang
yang harus disediakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi seperti membeli bahan baku
dan alat-alat yang dibutuhkan, serta membiayai gaji tenaga kerja. Sumber daya manusia
berkerja sama melakukan proses kerja untuk mencapai tujuan perusahaan.
PT Yamaha Indonesia memperkerjakan karyawan baik itu kontrak (12 bulan) maupun
karyawan yang sudah tetap. Jumlah tenaga kerja PT Yamaha Indonesia hingga saat ini adalah
(Sailendra, 2015:11). Standar Operasional Prosedur atau biasa disingkat SOP merupakan
sebuah dokumen yang berisi tentang prosedur kerja secara sistematis yang harus dilakukan
dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu. Prosedur ini harus benar-benar ditaati agar
memperoleh hasil maksimal dengan kerja seefektif mungkin. SOP juga berguna supaya tidak
ada yang bekerja di luar sistem. Sedangkan fungsi SOP adalah sebagai berikut (Puji,
2014:35):
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap
organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik,
menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta
mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan dalam perusahaan.
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Puji, 2014:30):
1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan kemana
petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan supervisor.
kegiatan.
6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang terkait.
7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi
suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan administratif lainnya, sehingga
9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.
BAB IV
berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Praktikan ditempatkan pada departemen Engine Assy di
bagian supply material handling. Material handling adalah penanganan material dalam
jumlah yang tepat dari material yang sesuai dalam kondisi yang baik pada tempat yang
cocok, pada waktu yang tepat dalam posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai dan biaya
yang murah menggunakan metode yang benar (Arif, 2017, hlm. 116). Material handling atau
desain aliran pemindahan bahan ini berperan penting dalam suatu perencanaan layout atau
Sistem material handling berfokus pada pembahasan mengenai beberapa poin berikut
ini :
3. Quantity (jumlah), material handling harus mampu membawa barang atau produk
yang diantar ke berbagai lokasi dengan jumlah yang benar.
4. Space (ruang), kebutuhan akan space sangat dipengaruhi oleh bentuk aliran dari
otomatis tanpa adanya operator. Dunia industri sendiri tak luput dari pengaruh otomasi. Salah
satu implementasi otomasi yang terdapat di dunia industri adalah dari sisi penanganan
material (material handling). Salah satu jenis dari material handling equipment adalah
equipment yang digunakan untuk memindahkan material di dalam pabrik secara otomasi
melakukan penanganan material dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya secara otomatis
Network (Aoki et al., 2013). Menurut Koster & Anh (2004), AGV seringkali digunakan pada
industri manufaktur, distribution centers, terminal, dan gudang karena penggunaan AGV
dapat mengurangi tenaga kerja sehingga juga memperkecil peluang human error yang
merupakan penyebab utama kecelakaan kerja. Terdapat beberapa masalah pada level
pengambilan keputusan yang berbeda yang kerap terjadi dalam penggunaan AGV, antara lain
guide-path design, routing kendaraan, manajemen baterai, dan jumlah kendaraan yang
dibutuhkan. Pada level strategi terdapat permasalahan guidepath design dimana hasil
manajemen baterai dan perkiraan jumlah kendaraan termasuk pada level tactical. Kemudian
untuk routing kendaraan termasuk pada level operasional (Koster & Anh, 2004).
Terdapat dua tipe dalam sistem penugasan AGV, yaitu centralized control system dan
decentralized control system. Centralized control system merupakan sistem penugasan
dimana seluruh informasi disimpan dalam sebuah controller database. Sedangkan pada
decentralized control system tidak terdapat sistem yang mengkoordinasi AGV sehingga
asumsinya setiap kendaraan hanya mampu mengunjungi lokasi pick up dan delivery dengan
Pada mesin AGV terdapat beberapa komponen, antara lain (Samsul, 2017):
1. Operator Interface, merupakan layar interface dari AGV untuk menjelaskan status
AGV seperti baterai AGV dan kecepatan AGV agar mudah dibaca oleh operator.
2. Guide Sensor, merupakan sensor yang dipasang di bagian bawah AGV untuk dapat
3. Obstruction Sensor, merupakan komponen safety bagi AGV yang membaca sensor
halangan agar dapat berhenti secara otomatis ketika ada benda pada jarak tertentu dari
AGV.
4. Address Sensor, merupakan sensor yang dipasang disamping AGV dan berada di
sisi yang sama dengan address mark untuk dapat membaca titik berhenti AGV.
5. Address Mark, yang memberikan informasi posisi AGV untuk dapat menentukan
lokasi berhenti pada pick up point.
7. Safety Bumper, komponen ini berguna ketika obstruction sensor gagal maka badan
8. Path Guidance, merupakan garis dengan warna berbeda dari lantai atau magnetic
9. Patlite, yaitu lampu atau penanda yang dipasang untuk menarik perhatian orang
10. Wheel Servo, merupakan roda penggerak AGV yang digerakan menggunakan
motor servo.
menggunakan towing yang dikendarai operator. Berikut analisa proses material handling
menggunakan AGV sebagai penanganan otomasi transfer material dengan aspek 4M dan
1E.
Keliling area yang dilewati oleh mizusumashi machining F/G sebelum menerapkan
AGV yaitu 320 meter (2 x (110 m + 50 m)) sedangkan setelah menerapkan AGV sebesar
Output per hari yang disuplai oleh mizusumashi machining F/G sebelum
menerapkan AGV adalah 1800 pcs yang terdiri dari part Front housing, Rear housing dan
Cylinder dengan rata-rata volume per progress line adalah 120 set.
perhari dibagi jumlah mizusumashi. Kemudian dikonversi menjadi jumlah unit/jam kerja
efektif oleh setiap manpower. Jumlah material yang disuplai setiap jamnya oleh satu
otomasi transfer material berkurang, maka output per hari yang disuplai bertambah menjadi
material adalah towing cart dan trolley. Kapasitas yang mampu diangkut trolley yang
dikaitkan ke towing sebanyak 250 kg. Towing tersebut digantikan oleh AGV dengan
karena output yang meningkat berpengaruh besar terhadap jumlah pengiriman. Berikut
machining F/G dan dua untuk shaft/assy F/G. Namun yang dibahas dalam penelitian ini
hasil wawancara serta observasi pada proses penanganan manual transfer material.
Didapat kendala dari empat mizusumashi yang bertugas sebagai man material handling,
bahwa masing-masing tidak mencapai total waktu jam kerja yakni 8 jam dengan kata lain
belum optimal. Banyak waktu menunggu dan menganggur yang cukup lama.
Loading chart atau yamazumi digunakan untuk menganalisis pekerjaan satu orang
manpower, dimana pekerjaanya tidak berulang dan beragam jenis. Dengan loading chart
dapat diketahui produktivitas manpower selama bekerja pada proses penanganan manual
transfer material, sehingga dapat diketahui waktu dan aktivitas yang dilakukan selama satu
shift. Berikut tabel loading time hasil perhitungan yang diamati selama satu shift.
Setelah dibuat tabel, buatlah diagram yamazumi untuk membantu secara visual
bekerja selama satu shift, karena hasilnya bisa dilihat dengan lebih mudah. Pekerjaan yang
dilakukan Mizusumashi ini termasuk tipe pekerjaan yang tidak berulang, sehingga tools
yang digunakan untuk menyeimbangkan beban kerjanya yaitu dengan yamazumi. Terlihat
pada gambar 2 bahwa masih terdapat waktu yang tersedia yaitu 9840.75 detik atau sekitar
2.73 jam.
Setelah dibuat tabel, buatlah diagram yamazumi untuk membantu secara visual
bekerja selama satu shift, karena hasilnya bisa dilihat dengan lebih mudah. Berikut gambar
Menggunakan AGV.
BEFORE \AFTER
satu elemen kerja mengalami perubahan ketika penerapan AGV sebagai penanganan
otomasi transfer material, yaitu suplai part machining F/G ke shutter sebagai proses
unloading, diganti dengan trolley supply sebagai improvement. Waktu untuk proses
Setelah dibuat yamazumi maka bisa dihitung beban kerjanya selama satu shift
dengan workload analysis. Workload analysis atau analisa beban kerja merupakan suatu
cara untuk menentukan besarnya beban kerja yang diberikan kepada seseorang atau
sekelompok pekerja dibandingkan dengan beban kerja standar (waktu baku) dalam situasi
dan kondisi normal (Kurnia, 2015). Adapun rumus beban kerja sebagai berikut:
Beban kerja (loading) merupakan perbandingan total waktu aktual dan total waktu
kerja, dimana total waktu kerja merupakan waktu keseluruhan yang disediakan oleh
perusahaan pada jam kerja efektif, yaitu 8 jam = 28800 detik. Berikut tabel perhitungan
Tabel 2. Loading per shift mizusumashi Sebelum & Sesudah Penerapan AGV
Sebelum Sesudah
Total Total Beban Total Total Beban
No Manpower Waktu Waktu Kerja Beban Waktu Waktu Kerja Beban
Aktual Kerja per shift kerja Aktual Kerja per shift kerja
(detik) (detik) (%) (detik) (detik) (%)
1 Mizusumashi Line 18954 28800 66% 0,7 17112 28800 59% 0,6
1
2 Mizusumashi Line 19146 28800 66,5% 0,7 17304 28800 0.601 0,6
2
3 Mizusumashi Line 18325 28800 63,3% 0,6 16389 28800 0.569 0,6
3
4 Mizusumashi Line 19502 28800 67.70% 0,7 17660 28800 61.30% 0,6
4
5 Mizusumashi SA 11288.7 28800 39% 0.4 11288.7 28800 39% 0.4
6 Mizusumashi SA 11288.7 28800 39% 0.4 11288.7 28800 39% 0.4
Total 82003.4 172800 91042,4 172800
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Kegiatan PKL merupakan suatu media bagi praktikan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah
didapat di bangku perkuliahan ke dalam lingkungan kerja nyata. Pada pelaksanaan PKL di PT. Yamaha
Indonesia Motor Manufacturing, praktikan memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan baru
dalam penyesuaian diri dengan lingkungan kerja yang sebenarnya. Selama kegiatan PKL di PT. Yamaha
Indonesia Motor Manufacturing yang berlangsung selama beberapa bulan. Praktikan memiliki
berbagai ilmu baru. Praktikan dituntut untuk lebih disiplin waktu, lebih cepat tanggap, lebih bersikap
mandiri dan lebih bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pembimbing.
Selama melaksanakan PKL, praktikan dapat mengambil beberapa kesimpulan dari berbagai tugas
yang praktikan kerjakan, adapun beberapa kesimpulan yang dapat praktikan ambil anatara lain:
1) Praktikan dapat mengaplikasikan ilmu akuntansi yang didapat selama perkuliahan dalam
pembuatan jurnal.
2) Sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan ini juga memiliki kinerja yang baik serta
3) Dalam pelaksanaan alur kerja, perusahaan ini juga sudah cukup baik dalam memberikan
4) Perusahaan ini juga sangat menjunjung tinggi nilai kedisiplinan sehingga praktikan dapat
belajar untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab terhadap waktu serta pekerjaan yang diberikan.
5) Dalam praktiknya perusahaan sudah menerapkan pengembangan sumber daya manusia dan
IPTEK sehingga mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif, efektif dan efisien
4.2. Saran
Adapun beberapa saran yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan program PKL adalah sebagai
berikut:
a. Praktikan harus lebih giat dan aktif dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan, khususnya dalam bidang keuangan karena hal tersebut berhubungan dengan pekerjaan
b. Praktikan harus lebih mempersiapkan diri baik dari segi akademik maupun segi ketrampilan
c. Praktikan diharapkan mampu bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah diberikan dan
a. Universitas Pelita Bangsa diharapkan agar dapat memberi pengetahuan, pelatihan serta
b. Universitas Pelita Bangsa diharapkan agar dapat meningkatkan pelayanan akademik dan
membantu mahasiswa dalam proses administrasi serta izin dalam mendapatkan tempat PKL.
c. Universitas Pelita Bangsa diharapkan agar dapat menjalin hubungan yang baik dengan
perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan agar proses pelaksanaan PKL dapat berjalan
dengan baik dan menjadi referensi kepada mahasiswa yang akan melaksanakan PKL di kemudian hari.
a. PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing diharapkan dapat menjalin hubungan kerjasama
yang baik dengan instansi pendidikan sehingga dapat membantu berlangsungnya kegiatan PKL serta
kualitas sistem yang dimiliki agar operasional pekerjaan dapat berjalan dengan baik.
c. PT. Yamaha Indonesia Manufacturing diharapkan dapat lebih terbuka dalam memberikan
informasi pekerjaan agar pelaksanaan PKL dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA