Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ZAKAT DAN PAJAK

Nama : Muhammad Iqbal Ayass


Nim : 2012032

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MULIA
BALIKPAPAN
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul zakat dan pajak ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bu Lisda Hani Gustina pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang zakat dan pajak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih ibu Lisda Hani Gustina selaku dosen


Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Masalah..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

2.1 Perngertian Zakat........................................................................................

2.2 Syarat wajib Zakat......................................................................................

2.3 Orang Yang Berhak Menerima Zakat.........................................................

2.4 Hikmah Zakat.............................................................................................

2.5 Pengertian Pajak.........................................................................................

2.6 Macam-Macam Pajak.................................................................................

2.7 Fungsi Pajak................................................................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melaksanakan pembangunan pemerintah membutuhkan dana untuk


pemenuhan hal-hal yang dibutuhkan, dana tersebut diambil oleh pemerintah
melalui pajak yang diambil dari masyarakat sehingga pajak ini menjadi salah satu
kewajiban masyarakat. Namun di sisi lain, selain adanya kewajiban untuk
membayar pajak, masyarakat yang beragama Islam mempunyai kewajiban lain
yang harus ditunaikan yaitu membayar zakat.

Kedudukan zakat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan bentuk


pelaksanaan interaksi manusia sebagai makhluk sosial dan juga mendorong
manusia untuk berusaha mendapatkan harta benda sehingga dapat menunaikan
kewajibannya berzakat sebagai bukti pelaksanaan rukun Islam.

Zakat dan pajak merupakan dua hal yang penting dan tidak dapat dipungkiri
keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehingga timbul permasalahan
mengenai hal mana yang harus lebih diutamakan.

Oleh karena itu, penyusun akan mencoba memaparkan lebih jauh lagi
mengenai zakat dan pajak ini dalam makalah kami yang berjudul Zakat dan Pajak
dalam Perspektif Hukum Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Zakat dan Pajak?


2. Bagaimana cara perumusan dan perbedaan Zakat dan Pajak?
3. Bagaimana pendapat ulama tentang kewajiban membayar Zakat dan Pajak
tersebut?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian Zakat dan Pajak.


2. Mengertahui tentang cara perumusan dan perbedaan Zakat dan Pajak.
3. Mengetahui pendapat ulama tentang kewajiban membayar Zakat dan Pajak
tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zakat

Zakat menurut bahasa adalah suci dan subur. Zakat menurut istilah syara’
ialah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya
dengan beberapa syarat.
Zakat adalah kewajiban atas harta yang bersifat mengikat dan bukan
anjuran. Kewajiban tersebut terkena kepada setiap muslim (baligh atau belum,
berakal atau gila) ketika mereka memiliki sejumlah harta yang sudah memenuhi
batas nisabnya.

2.2 Syarat wajib Zakat

Para ahli fiqih bersepakat bahwa zakat diwajibkan kepada orang yang
merdeka, beragama Islam, baligh dan berakal, mengetahui bahwa zakat adalah
wajib hukumnya, lelaki atau perempuan. Dalam hal ini banyak sekali perbedaan
pendapat antara para ulama mengenai harta anak kecil dan orang gila, apakah
wajib zakat atau tidak atas mereka. Namun sebagian besar ulama Syafi’iyah,
Malikiyah dan Hanabillah berpendapat bahwa zakat diwajibkan atas harta anak
kecil dan orang gila yang ditunaikan oleh walinya.

2.3 Orang yang Berhak Menerima Zakat

Adapun orang-orang yang berhak mendapatkan harta dari zakat terbagi ke


dalam delapan golongan (ashnaf ) sebagaimana dipaparkan sebagai berikut:

1. Fakir, adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan atau sumber


pendapatan yang jelas dan tidak mencukupi kebutuhan hidup minimalnya.
2. Miskin, ialah orang yang mempunyai pekerjaan atau sumber penghasilan
yang jelas tetapi belum bias memenuhi kebutuhan hidup minimalnya.
3. 3. Rikab, yaitu orang yang keadaannya dapat dikategorikan sebagai budak,
yakni orang yang secara ekonomis tertekan oleh lingkungannya seperti
pembantu rumah tangga atau orang yang hidupnya menggantungkan diri
kepada orang lain.
4. Gharimin, adalah orang yang tidak mampun melunasi hutangnya (pailit),
atau kewajiban hutangnya lebih besar dari pada kekayaannya.
5. Sabilillah, ialah orang yang sedang melakukan kegiataan atau usaha dalam
rangka menegakkan hukum Allah SWT, seperti penyelenggaraan
pendidikan dan dakwah Islam.
6. Ibnu Sabil, adalah segala macam kegiatan atau usaha dalam rangka
mendukung lancarnya suatu perjalanan, pembangunan fasilitas
transportasi, pembangunan sarana jalan, jembatan, atau komunikasi untuk
membuka daerah terpencil.
7. Muallaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam, atau usaha-usaha
dan kegiatan dalam rangka meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam
terutama bagi orang muslim yang pengetahuan agamay masih kurang.
8. Amil, yakni orang atau organisasi berikut system administrasinya untuk
mendukung lancarnya kegiatan penghimpunan dan pendayagunaan dana
zakat.

2.4 Hikmah Zakat

Ajaran Islam memberikan peringatan dan ancaman yang keras terhadap


orang yang enggan mengeluarkan zakat. Kewajiban menunaikan zakat demikian
tegas dan murlak, oleh karena di dalamnya terkandung hikmah dan manfaat yang
besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan muzakki, mustahik, harta yang
dikeluarkan maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Diantara hikmahnya
adalah sebagai berikut:

1. Sebagai perwujudan keimanan kepada Alla SWT,


2. Menolong, membantu dan membina para mustahik, terutama fakir miskin
ke arah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera sehingga mereka dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak,
3. Pemerataan pendapatan masyarakat, sehingga mengurangi kesejangan
antara orang yang mempunyai limpahan harta dengan orang yang
kekurangan hartanya.

2.5 Pengertian Pajak

Pajak adalah beban kewajiban yang harus ditanggung oleh masyarakat


didalam suatu negara, baik hal itu bersifat personal maupun kelompok. Yang
kegunaannya adalah untuk membiayai kebutuhan negara didalam
pembangunannya. Dalam setiap perekonomian pemerintah perlu melakukakn
berbagai jenia perbelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai
administrasi pemerintah, membangun dan memperbaiki infrastuktur, menyediakan
fasilitas pendidikan dankesehatan, dan membiayai setiap kegiatan untuk menjaga
keamanan negara merupakan pengeluaran yang tidak bisa dielakkan oleh
pemerintah, dana tersebut terutama diperoleh dari pemungutan pajak.

2.6 Macam-Macam Pajak

Dalam hukum pajak terdapat pelbagai pembedaan jenis-jenis pajak, yang


dibagi ke dalam golongan-golongan besar. Pembedaan dan pembagian ini
mempunyai fungsi yang berlainan pula. Ada yang fungsinya hanya digunakan
untuk memudahkan pekerjaan di dalam praktik, ada juga yang fungsinya
ditujukan kepada tujuan ilmiah. Berikut ini adalah penggolongan yang dibedakan
menurut golongan, sifat dan lembaga pemungutnya.
Menurut golongannya, secara garis besar berbagai jenis pajak-pajak yang
dipungut pemerintah dapat dibedakan kepada dua golongan, yaitu:
1. Pajak Langsung, adalah jenis pungutan pemerintah secara langsung
dikumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak. Setiap individu yang
bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatannya dan memperoleh
keuntungan wajib membayar pajak. Pajak yang dipungut dan dikenakan ke
atas pendapatan merekan dnamakan pajak langsung, yakni pajak itu
diambil langsung dari orang atau badan sebagai wajib pajak untuk
membayar pajaknya. Dalam pengertian ekonomis pajak langsung adalah
pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan, tidak boleh dilimpahkan kepada orang lain. Dalam
pengertian administratif pajak langsung adalah pajak yang dipungut secara
berkala.
2. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang bebannya boleh dipindah-
pindahkan kepada pihak lain. Pengertian secara ekonomis, pajak tidak
langsung adalah pajak-pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada
pihak ketiga atau konsumen. Dalam pengertian administratif, pajak tidak
langsung adalah pajak yang dipungut setiap terjadi peristiwa atau
perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi
penyerahan baran atau pembuatan akte.

2.7 Fungsi Pajak

Pada dasarnya fungsi pajak adalah sebagai sumber pemasukan keuangan


negara (fungsi budgeter), yang nantinya dapat digunakan untuk membiayai
pengeluaran operasional maupun investasi oleh negara. Namun ada fungsi lainnya
yang tidak kalah pentingnya yaitu pajak sebagai fungsi mengatur.

1. Fungsi Budgeter, adalah fungsi yang letaknya pada sektor publik, dan
pajak-pajak di sini sebagai alat (atau suatu sumber) untuk memasukkan
uang sebanyaknya ke dalam kas negara yang pada waktunya akan
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak-pajak ini terutama
akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran rutin, dan
apabila setelah itu masih ada sisa (surplus), maka surplus ini dapat
digunakan untuk membiayai investasi pemerintah (public saving untuk
public investment).
2. Fungsi Mengatur (regularend), adalah digunakan sebagai alat untuk
melaksanakan kebijakan negaran dalam bidang ekonomi dan sosial, untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan.
Hal ini merupakan udaha pemerintah untuk turut camput tangan dalam hal
mengatur dan bilamana perlu mengubah susunan pendapatan dan
kekayaan dalam sektor swasta.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Zakat menurut bahasa adalah suci dan subur. Zakat menurut istilah syara’
ialah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan beberapa syarat.
2. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,
sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapatkan balas jasa secara
langsung.
3. Baik zakat maupun pajak pembayarannya bersifat wajib, dan orang yang
sudah membayar zakat wajib pula membayar pajak, begitupun sebaliknya.
4.  para ulama berpendapat bahwa zakat itu wajib dibayarkan, sedangkan
pajak itu boleh diambil apabila kas negara benar-benar dalama keadaan
kosong.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Faridy, Drs. H. Hasan Rifai, Panduan Zakat Praktis,  (Jakarta: Dompet


Dhuafa      Republika), 2004

Bidihardjo, R. Soeroso, SH, Pengantar Ilmu Hukum Pajak,  (Bandung: PT.


Rofido Utama, 2000), cet. ke-4

Bohari, H., Pengantar Hukum Pajak,  (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,


2002),  cet. ke-4, 2003

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan


Terjemahnya,  Jakarta, 1987

Dompet Sosial Peduli Umat, Risalah Zakat,  (Jakarta: DSPU

Hafidhuddin, DR. K.H. Didin, M.Si, Zakat Dalam Perekonomian


Modern,  (Jakarta: Gema Insani Press), 2002

Anda mungkin juga menyukai