BAB 6
2
Kala Sobo adalah sebuah gelar dan nama
3
menempatkan keluarg Sobo sebagai tetua bakti (pembijak)
yang hidup hanya untuk melayani tuhan.
4
belakang nama mereka karena gelar Kala sendiri memiliki
arti filosois yang sangat penting dalam pilar paling tinggi
keterbelangsungan keluarga sebagai yang paling utama
dan yang paling tinggi derajatnya diantara anggota
keluarga yang lain sehingga hanya yang paling kuat dan
paling murnilah yang diijinkan sekaligus direstui oleh para
pendahulu-pendahulu dari keluarga Sobo sebagai
penyandang gelar Kala dibelakang nama keluarga Sobo,
hal itu pula yang dialami oleh Baduro Sobo ketika pertama
kali dia membuka matanya dihadapan seorang pria tua
dengan jambang tebal yang nyaris sepanjang dadanya.
5
Usia mereka sendiri masing-masing hanya terpaut dua
tahun.
6
****
7
ternak yang dipilin dan dibuat sekering mungkin sampai
memiliki ketajaman yang sama layaknya seperti pisau yang
diasah terus menerus.
8
untuk menolong Baduro, mereka semua hanya menatap
Baduro dengan sorot mata yang tidak tega, Baduro sendiri
mencoba untuk mengerti, orang sinting mana yang akan
berani melawan bapaknya, Lastowo keculi mereka-mereka
yang ingin mengakhiri hidupnya.
9
waktunya ia pakai untuk menyendiri jauh dari keramaian
bangunan utama tapi siapa yang mengira kalau di tempat
ini rupanya ia menyembunyikan bakatnya yang luar biasa.
10
terdengar suara yang dia kenal berbicara. “kowe seneng
karo iku le?” (kau suka dengan lukisan itu nak?)
11
yang setajam pisau itu melihat kearah Baduro kecil dan
seakan-akan memastikan kalau bocah itu masih mengikuti
dirinya yang sedang berjalan dibelakangnya.
12
kehitam-hitaman yang seolah-olah menunjukkan kalau
kepala-kepala binatang itu sudah tergantung cukup lama
diatas sana. Baduro kemudian mempercepat langkah
kakinya agar dia bisa mengejar Lastowo yang suara gema
langkah kakinya mulai tidak terdengar ditelinganya, pada
pintu-pintu itu lah, Baduro juga melihat banyak sekali foto-
foto yang digantung diatas tembok-tembok secara
serampangan, keseluruhan foto-foto itu dipaku dengan
pasak besi dan diberi benang berwarna merah panjang
yang menghubungkan satu sama lain seakan-akan
menunjukkan kalau foto-foto aneh itu dibuat agar saling
terkait satu sama lain. Semua hal aneh dan janggal ini
rupanya baru pertama kali Sobo lihat dan ketahui, tentu
saja ia tidak tahu menahu apa hubungan benda-benda sial
ini dengan bapaknya, Lastowo, dan lagi Baduro seakan
bertanya-tanya kepada dirinya sendiri tempat apa
sebenarnya ini, kenapa lorong dan ruangan-ruangan ini
seperti memiliki atmosfer yang berbeda dan membuat
sekujur tubuhnya tidak berhenti merinding dibuatnya.
13
sedang menyalakan api diatas sebuah tungku yang berada
tepat ditengah-tengah ruangan, diatasnya terdapat tempah
yang diciptakan dari bahan logam, api menyala-nyala
didalam tungku tersebut membuat tempah besi yang ada
diatasnya membara seperti bara panas, sementara
diatasnya terdapat berbagai jenis sesajen dan
persembahan yang mengepulkan asap berwarna kehitam-
hitaman.
14
diantaranya menuju ke pintu lain dengan warna hitam
pekat, hanya satu anak tangga yang ada diseberang
dirinya berada saat ini tempat dimana Lastowo saat ini
sedang berdiri tepat disamping ranjang mewah itu.
15
“Le” kata Lastowo kepada Baduro, “Kanjeng Puteri
kepingin ketemu kowe, kanggo milih salah siji sing engkok
bakal dadi penerusku” (nak, Kanjeng Puteri ingin bertemu
denganmu untuk memilih bakal calon siapa yang nanti akan
menjadi pewarisku)
16
ingat-ingat ini, kau itu istimewa, karena itu tidak ada yang
namanya belas kasihan, sebab kalau kamu menunjukkan
perasaan itu didepan orang-orang kau akan menyesal
karena manusia itu tidak sepantasnya diampuni, ingat
semua yang sudah ku katakan karena semua ini sudah
pernah kudengar langsung dari bapakku dulu)
17
Waktu itu Baduro bisa melihat dengan jelas jika pandangan
mata bapaknya, Lastowo untuk pertama kalinya
menunjukkan sisi kelemahannya yang belum pernah
Baduro lihat, ia ingin marah, menangis, menjerit setelah
mendengar pertanyaan Baduro seakan gelar itu memiliki
tempat tersendiri yang membuat bibir dan tangannya
gemetar hebat, hanya saja, Lastowo masih mampu sedikit
menahan diri sehingga dengan suara yang mencoba untuk
bersikap tetap tenang Lastowo kemudian menjawab “Kala
iku gelar duwur sing ra sembarang Sobo iso nanggung
amergo tanggung jawab e sing gede, engkok kowe bakal
ngerti nek dipilih karo kanjeng Puteri sebagai Kala sing
anyar” (Kala itu gelar tertinggi yang tidak sembarang Sobo
kuat untuk menanggungnya karena tanggung jawabnya
yang teramat besar, nanti kau akan mengerti jika kau yang
dipilih oleh kanjeng puteri sebagai Kala yang baru)
18
sangat cantik sedang duduk di dalam sana. Wanita itu
memiliki mahkota trisula diatas kepalanya, kulitnya
berwarna kuning langsat dengan rambut berwarna hitam
panjang hingga sebahu, tak lama kemudian wanita itu
tersenyum menyambut Baduro dan membimbing bocah itu
agar masuk keatas ranjangnya tempat dimana Lastowo
kemudian meninggalkan mereka.
19
Tapi, makhluk itu hanya membelai tubuh Baduro kecil,
kemudian seperti mengusap-usap mulai dari kepala
sampai ujung kakinya. “Kowe!! Kowe!! Kowe sing tak cari,
sang Kala sing nduwe aroma dadi Wujur nang jerone
keluarga Sobo, akhire, kesabaranku kanggo ngeneteni
kowe kebayar” (Kau!! Kau!! Kau yang kucari, sang Kala
yang memiliki aroma paling wangi di dalam keluarga Sobo,
akhirnya kesabaranku selama ini untuk menunggu dirimu
terbayar lunas)
20
mencari tempat yang nyaman dan tentram, tapi, aku punya
satu syarat untukmu, kau tidak boleh meragukan setiap
keputusanku ya nak?)
21
Baduro yang hanya diam saja mendengar penjelasan itu
lalu ditunjukkan oleh Kanjeng Puteri mengenai takdirnya,
dan di—sana lah dia melihat semuanya, “itu hanya satu dari
kejadian yang pasti akan kita semua hadapi nak, jadilah
Kala untuk keluargamu, karena Kala yang sekarang,
meskipun berwajah ganas namun sangat-sangat lemah,
berbeda dengan dirimu nanti yang akan menjadi Kala
SOBO terkuat dan paling cerdas, dengan menggabungkan
kepribadian sintingmu ini dengan kecerdasanku, kau akan
berdiri ditempat paling tinggi”
22
membuat Baduro menjerit begitu ketakutan, namun,
Kanjeng Puteri menenangkan Baduro kalau tak hanya
dirinya yang takut kepada anak itu, tapi, Kanjeng puteri pun
sama, dia ketakutan dengan anak kecil itu.
23
Wanita berparas babi betina itu kemudian tersenyum
sebelum berkata kepadanya. “Kawini aku sekarang, bakal
tuanku Kala Baduro Sobo!!”
Tak hanya itu saja, Baduro Sobo mengakhiri hari itu dengan
melihat potongan-potongan tubuh ibu kandungnya yang
sudah lama tewas di—bagian dalam patung keramik yang
tersembunyi di salah satu kamar ber-pintu warna hitam,
tempat dimana Lastowo dulu melakukan hal yang nanti
harus Baduro juga lakukan untuk mendapatkan gelar
sebagai Kala Sobo yang baru.
24