Anda di halaman 1dari 9

Refleksi PTK

PENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK STATIS MELALUI


MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING 5E CYLCES SECARA DARING BERBASIS
PHET VIA VIDEO INTERAKTIF YOUTUBE PADA SISWA KELAS X TKJ 2 SMK NEGERI
PUSPAHIANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh : Dini Silmi, S.Pd


NUPTK. 4559765666230183

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XII
SMKN PUSPAHIANG
Alamat : Kp. Kiangronyok RT/RW 19/03 Des./Kec. Puspahiang
Website : www.smknpuspahiang.sch.id e-mail : smkn.puspahiang@yahoo.com
Kabupaten Tasikmalaya 46472

1
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Pembuatan Laporan

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak tahun 2020 telah mengubah cara
belajar mengajar menjadi kegiatan yang dilakukan secara daring atau online. Kondisi ini
mengharuskan para pendidik dan peserta didik untuk beradaptasi dan mencari metode belajar
yang efektif. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana cara membuat siswa memahami
konsep-konsep ilmiah secara mendalam dalam kondisi pembelajaran jarak jauh.
Perubahan format pembelajaran ini membawa perubahan dalam strategi pengajaran, khususnya
dalam mata pelajaran Fisika, khususnya konsep listrik statis. Dalam kondisi normal, konsep ini
diajarkan dengan menggunakan peraga dan eksperimen di laboratorium fisika. Namun, dalam
kondisi pembelajaran jarak jauh, hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, perlu
adanya metode baru yang memungkinkan siswa untuk memahami konsep listrik statis secara
mendalam.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul "Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep
Listrik Statis Melalui Model Pembelajaran Inquiry Learning 5E Cylces Secara Daring Berbasis
PhET Via Video Interaktif YouTube pada Siswa Kelas X TKJ 2 SMK Negeri Puspahiang"
dilakukan sebagai respons atas perubahan ini. Penelitian ini berfokus pada pembuatan dan
implementasi model pembelajaran berbasis Inquiry Learning 5E Cylces dan simulasi PhET yang
disajikan melalui video interaktif YouTube. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana metode ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep listrik statis.
Penyusunan laporan ini didasarkan pada kebutuhan untuk mendokumentasikan proses dan hasil
dari penelitian tersebut. Laporan ini penting untuk mengevaluasi efektivitas metode yang
digunakan, serta untuk memberikan masukan bagi pengajaran fisika di masa mendatang,
khususnya dalam kondisi pandemi COVID-19 atau pembelajaran jarak jauh. Laporan ini juga
dapat menjadi sumber referensi bagi pendidik lain yang menghadapi tantangan serupa dalam
pengajaran mereka.Laporan ini disusun bertujuan untuk :

a. Menilai bagaimana respon siswa dalam sebuah pembelajaran atau penyampaian sebuah
materi dengan pemanfaatan media berbasis YouTube dan PHET dengan setting daring

b. Agar guru bisa memahami apa saja kelemahan dan kekurangan dari sebuah
pembelajaran dengan setting daring
c. Memahami akurasi sebuah model, pendekatan, strategi, taktik dan metode
2
pembelajaran yang telah diimplementasikan
d. Memahami apa saja keperluan dan kemauan dari siswa secara detail. Ini berfungsi
untuk guru bisa membuat pembelajaran yang lebih efektif dalam kesempatan
selanjutnya.

2. Manfaat Pembuatan Laporan


Pembuatan laporan refleksi PTK mengenai "Peningkatan Kemampuan Pemahaman
Konsep Listrik Statis Melalui Model Pembelajaran Inquiry Learning 5E Cylces Secara Daring
Berbasis PhET Via Video Interaktif YouTube pada Siswa Kelas X TKJ 2 SMK Negeri
Puspahiang" memiliki berbagai manfaat, di antaranya:
a. Evaluasi Metode Pembelajaran: Laporan ini dapat membantu penulis dan pembaca untuk
mengevaluasi keberhasilan dan keefektifan dari penggunaan metode Inquiry Learning 5E
Cylces dan simulasi PhET dalam konteks pembelajaran jarak jauh.
b. Identifikasi Hambatan dan Solusi: Laporan ini memberikan gambaran tentang hambatan
dan tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran dan penelitian, serta solusi yang
diambil untuk mengatasinya. Ini membantu memahami area mana yang memerlukan
perbaikan dan bagaimana menghadapi tantangan serupa di masa depan.
c. Kontribusi Ilmiah: Hasil penelitian ini, ketika didokumentasikan dalam laporan,
memberikan kontribusi pada literatur pendidikan, khususnya dalam hal metode
pembelajaran fisika dalam konteks pandemi COVID-19.
d. Sumber Referensi: Laporan ini dapat menjadi sumber referensi bagi guru dan peneliti lain
yang tertarik untuk menerapkan atau meneliti lebih lanjut tentang metode pembelajaran
Inquiry Learning 5E Cylces dan simulasi PhET dalam konteks pembelajaran jarak jauh.
e. Perbaikan Kualitas Pembelajaran: Laporan ini memungkinkan penulis dan pembaca untuk
merefleksikan dan mengidentifikasi langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di masa depan.
f. Dokumentasi Hasil Penelitian: Laporan ini menjadi dokumentasi formal yang mencatat hasil
dan proses penelitian. Hal ini penting untuk transparansi, akuntabilitas, dan perencanaan
penelitian lebih lanjut.

3
B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum isi Laporan

Dalam proses pelaksanaan PTK ini, beberapa tantangan dihadapi selama kegiatan
pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah isu stabilitas sinyal internet. Karena
pembelajaran ini sangat mengandalkan teknologi, khususnya platform YouTube dan simulasi
Virtual PhET, fluktuasi sinyal menjadi suatu masalah serius. Akibatnya, durasi waktu
pembelajaran harus diperpanjang untuk mengakomodasi kebutuhan siswa pada waktu
tersebut. Isu lainnya yang muncul adalah keterbatasan perangkat yang digunakan siswa,
termasuk baterai yang cepat habis ketika siswa diminta untuk melakukan percobaan secara
virtual.
Kondisi ini menimbulkan tantangan bagi pendidik untuk tetap menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan interaktif. Meski dihadapkan dengan
tantangan yang tidak terduga, pendidik diharapkan mampu memacu partisipasi siswa.
Partisipasi siswa dapat dihasillkan melalui penggunaan media pembelajaran yang menarik dan
interaktif. Selama pelaksanaan penelitian ini, pendidik menggunakan model pembelajaran
yang berbeda dalam dua siklus. Berikut adalah tabel yang menunjukkan model pembelajaran
dan jadwal waktu pelaksanaan pembelajaran.

No Siklus Model Pembelajaran Pelaksanaan

1. Siklus I Teacher-Centered Senin, 8 Januari 2021

2. Siklus II Inquiry Learning 5E Cycles Selasa, 20 Januari 2021

Pelaksanaan pembelajaran Siklus I, II terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa kelas
x IPA SMKN Puspahiang. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model Teacher
Centered dan Inquiry learning 5 Cycles
menemukan kelemahan sebagai berikut
:

4
1. Menurut lembar observasi kegiatan pembelajaran, guru mendapat nilai 70 dengan
kategori cukup (C), dengan sejumlah catatan.
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, maka perlu dilakukan refleksi untuk melihat kelemahan
atau kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, yaitu :
a) Guru perlu mengembangkan variasi interaksi berbasis digital sehingga menarik
perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran bersetting daring
b) Guru perlu memotivasi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran setting daring

c) Guru perlu lebih memberikan banyak variasi metode pembelajaran berbasis teknologi
interaktif sehingga siswa tidak bosan dalam menyimak penjelasan guru
d) Guru perlu mengamati evaluasi dan refleksi pembelajaran yang disampaikan

oleh peserta didik, sebagai dasar menentukan tindak lanjut dalam proses pembelajaran
selanjutnya, tidak hanya menyampaikan materi secara teks dalam bentuk modul
Menurut data pada lembar observasi keaktifan siswa, diketahui bahwa 6 siswa merespon
informasi yang diberikan oleh guru (aspek A), 5 siswa yang mengumpulkan hasil pengerjaan
LKS (aspek B), dan 2 siswa yang terlibat aktif menyajikan hasil pengerjaan maupun
memberikan pertanyaan, pendapat, dan tanggapan (aspek C). Total skor keaktifan dalam siklus
I adalah 10. Presentase keaktifan siswa yang dalam kegiatan pembelajaran adalah 5,20%
sehingga indikator keberhasilan keaktifan yang menghendaki minimal 35,71% dari jumlah
siswa keseluruhan mengikuti kegiatan pembelajaran belum tercapai. Oleh karena itu, peneliti
akan melanjutkan penelitian ke siklus II untuk meningkatkan keaktifan siswa.
Menurut data pada daftar nilai tes formatif I diketahui rata-rata nilai awal 30 siswa adalah 39
dengan 2 siswa mencapai nilai KKM yaitu lebih dari sama dengan 70. sedangkan rata-rata nilai
siklus I adalah 39 dengan 2 siswa mencapai nilai KKM. Presentase jumlah siswa yang mencapai
nilai KKM pada siklus I adalah 6 % sehingga indikator keberhasilan hasil belajar yang
menghendaki ketuntasan belajar minimal 35,71%dari jumlah siswa keseluruhan, dengan nilai
KKM 70 belum tercapai. Oleh karena itu, peneliti akan melanjutkan penelitian ke siklus II
dengan model yang berbeda untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

5
Pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode teacher centered
juga memiliki kelebihan yaitu :
1. Struktur dan Kendali: Dalam metode teacher-centered, guru memiliki kontrol penuh
atas materi dan struktur pelajaran. Ini membantu memastikan bahwa semua topik penting
dijelaskan secara menyeluruh dan tidak ada topik yang terlewat.
2. Efisiensi Waktu: Metode teacher-centered biasanya lebih cepat dan efisien dalam
menyampaikan materi karena guru langsung menyajikan informasi penting kepada
siswa. Hal ini berbeda dengan metode inquiry learning, yang membutuhkan waktu lebih
banyak untuk proses penemuan dan eksplorasi siswa.
3. Penyesuaian dengan Kurikulum: Dalam metode teacher-centered, guru memiliki
fleksibilitas untuk merancang dan menyesuaikan materi pelajaran sesuai dengan
kurikulum dan standar pendidikan yang berlaku.
4. Keterampilan Belajar Langsung: Dalam metode teacher-centered, siswa belajar secara
langsung dari pengetahuan dan pengalaman guru

Siklus II

2. Menurut lembar observasi kegiatan pembelajaran, guru mendapat nilai 85 dengan


kategori baik (B), dengan sejumlah catatan.
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, maka perlu dilakukan refleksi untuk melihatkelemahan
atau kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran siklus II, yaitu :

1. Memerlukan Waktu yang Lebih Lama: Salah satu kekurangan utama dari model
pembelajaran Inquiry Learning 5E Cylces yang digunakan pada siklus II adalah bahwa
metode ini bmemerlukan lebih banyak waktu dibandingkan metode konvensional. Siswa
perlu waktu untuk melakukan eksplorasi, penemuan, dan refleksi dalam proses belajar
mereka secara mandiri

2. Akses Teknologi: Dalam konteks pembelajaran jarak jauh berbasis PhET dan video
interaktif YouTube, akses yang tidak merata terhadap teknologi dan internet menjadi isu
utama. Beberapa siswa mengalami kesulitan karena koneksi internet yang tidak stabil
atau perangkat yang tidak memadai.

6
3. Kompleksitas Materi: Konsep listrik statis adalah materi yang cukup kompleks dan bisa
menjadi tantangan untuk diajarkan secara online melalui metode Inquiry Learning. Hal
ini bisa membuat siswa merasa kewalahan jika tidak ada bimbingan yang cukup dari guru.

4. Keterampilan Guru: Penggunaan Inquiry Learning 5E Cylces membutuhkan


keterampilan tertentu dari saya pribadi sebagai guru, seperti mendesain aktivitas inquiry,
memfasilitasi diskusi, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa. Jika guru tidak
memiliki keterampilan ini, efektivitas metode ini bisa berkurang.

5. Keterlibatan Siswa: Walaupun Inquiry Learning 5E Cylces dirancang untuk


meningkatkan keterlibatan siswa, dalam praktiknya bisa jadi beberapa siswa kurang aktif
atau kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan,
seperti kurangnya motivasi, tidak adanya interaksi langsung dengan guru dan teman
sebaya, kesulitan dalam memahami materi atau terbiasa belajar menggunakan metode
konvensional pada tingkat Pendidikan sebelumnya.

Menurut data pada lembar observasi keaktifan siswa, diketahui bahwa 15 siswa
merespon informasi yang diberikan oleh guru di dalam kelas (aspek A), 26 siswa yang
mengumpulkan hasil pengerjaan LKPD (aspek B), dan 10 siswa yang terlibat aktif menyajikan
hasil pengerjaan maupun memberikan pertanyaan, pendapat, dan tanggapan secara online (aspek
C). Total skor keaktifan dalam siklus II adalah 48. Presentase jumlah siswa yang Aktif dalam
kegiatan pembelajaran adalah 30 % sehingga indikator keberhasilan keaktifan yang
menghendaki minimal 35,71% dari jumlah siswa keseluruhan mengikuti kegiatan pembelajaran
belum telah tercapai.

Menurut data pada daftar nilai tes kognitif diketahui rata-rata nilai siklus II dari 30
siswa adalah 74,00 dengan 27 siswa mencapai nilai KKM yaitu lebih dari sama dengan 70.
Presentase jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus II adalah 90 % sehingga
indikator keberhasilan hasil belajar yang menghendaki ketuntasan belajar minimal 35,71
% dari jumlah siswa keseluruhan, dengan nilai KKM 70 tercapai.

7
C. Kesimpulan
Berdasarkan proses pelaksanaan PTK dengan judul "Peningkatan
Kemampuan Pemahaman Konsep Listrik Statis Melalui Model Pembelajaran Inquiry
Learning 5E Cycles Secara Daring Berbasis PhET Via Video Interaktif YouTube
Pada Siswa Kelas X TKJ 2 SMK Negeri Puspahiang Semester Genap Tahun
Pelajaran 2020/2021", dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
1. Penerapan metode pembelajaran Inquiry Learning 5E Cycles secara daring
berbasis PhET dan video interaktif YouTube menunjukkan peningkatan
signifikan dalam pemahaman konsep listrik statis siswa kelas X TKJ 2 SMKN
Puspahiang, meski ada beberapa hambatan seperti stabilitas sinyal internet dan
keterbatasan perangkat yang dimiliki siswa.
2. Metode pembelajaran ini memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan
metode teacher-centered. Namun, hasilnya menunjukkan bahwa siswa lebih
aktif dan dapat mencapai nilai KKM lebih banyak pada siklus II dibandingkan
siklus I.
3. Tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran ini membutuhkan keterampilan
dan strategi yang kreatif dari guru untuk tetap menjaga keaktifan dan minat
siswa dalam belajar, terutama dalam situasi pembelajaran daring.
4. Meskipun model pembelajaran ini memiliki beberapa kekurangan, seperti
memerlukan waktu yang lebih lama dan keterbatasan akses teknologi, namun
dengan persiapan dan strategi yang tepat dari guru, model pembelajaran ini bisa
menjadi efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan
siswa.
5. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan adaptasi dan strategi yang tepat,
metode pembelajaran daring berbasis teknologi dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman konsep yang kompleks seperti listrik statis, bahkan
dalam kondisi pembelajaran jarak jauh dan tantangan teknologi.
6. Diperlukan penelitian lebih lanjut dan pengembangan model pembelajaran ini
untuk melihat apakah hasil yang sama dapat dicapai dalam konteks yang
berbeda dan dengan siswa dari latar belakang yang berbeda.
Puspahiang, Maret 2021
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti

Drs. DEDI SURYAMAN, M.Pd Dini Silmi, S.Pd


NIP. 196310221985021003 NUPTK. 4559765666230183

Anda mungkin juga menyukai