Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum

mengenai keefektifan model pembelajaran Discovery Learning untuk

meningkatan hasil belajar peserta didik di kelas XI MIPA Andes SMA Zion

Makassar pada materi pokok asam basa. Hasil dan analisis data penelitian

diperoleh dari kegiatan penelitan yang telah dilaksanakan selama enam kali

pertemuan. Berikut ini dijelaskan tentang hasil analisis statistik deskriptif dari

data yang telah dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian.

1. Hasil Belajar Peserta Didik

Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari tes sebelum (pretest) dan

setelah (posttest) penggunaan model pembelajaran Discovery Learning pada

peserta didik di kelas XI MIPA Andes SMA Zion Makassar pada materi pokok

asam basa. Hasil analisis statistik deskriptif terhadap nilai pretest dan posttest

peserta didik secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Pretest dan Posttest


Hasil Belajar
No. Statistik
Pretest Posttest
1 Jumlah peserta didik 35 35
2 Nilai tertinggi 60 96
3 Nilai terendah 20 68
4 Nilai rata-rata 33,8 86
5 Median 25 82,7
6 Modus 25 89,85
7 Standar Deviasi 10,5127 6,73
(Sumber: Lampiran C.2)
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar peserta didik, setelah dibelajarkan menggunakan dengan model

pembelajaran Discovery Learning pada materi pokok asam basa. Rata-rata nilai

pretest yang diperoleh peserta didik sebelum diberikan pembelajaran adalah

sebesar 33,58 sedangkan rata-rata nilai posttest peserta didik setelah diberikan

pembelajaran meningkat menjadi 86.

Selanjutnya data hasil tes peserta didik sebelum dan setelah diterapkan

penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dikategorikan berdasarkan

kriteria ketuntasan perorangan yang merujuk pada kriteria Ketuntantasan Minimal

(KKM) yang berlaku di SMA Zion Makassar yaitu dengan standar minimal 75

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Pretest dan
Posttest
Pretest Postest
Nilai Kriteria
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Presentasi (%)
≤ 75 Tuntas 0 0 33 95
< 75 Tidak Tuntas 35 100 2 5
Jumlah 35 100 35 100

Tabel 4.2 menunjukkan persentase ketuntasan peserta didik saat pretest hanya

0% yang artinya dari 35 peserta didik, tidak ada satupun yang tuntas. Sementara

persentase ketuntasan saat posttest mencapai 95% yang artinya terdapat 33 dari 35

peserta didik yang tuntas pada materi larutan penyangga. Hal ini menunjukkan

bahwa peserta didik setelah melalui pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning memberikan hasil yang lebih tinggi dan

mencapai ketuntasan kelas dibandingkan sebelum mereka diberi pembelajaran

dengan model pembelajaran Discovery Learning.


Selanjutnya deskripsi Normalized Gain setelah diterapkan model

pembelajaran Discver Learning diambil dari data pretest dan posttest peserta didik

yang kemudian dihitung menggunakan rumus N-Gain. Tujuannya adalah untuk

mengetahui seberapa tinggi keefektifan model pembelajaran discovery learning

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi asam basa. Hasil

pengolahan data yang telah dilakukan pada Lampiran C.6 menunjukkan bahwa

hasil Normalized Gain peserta didik setelah diajar dengan menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning adalah 0,79. Untuk melihat persentase kategori

nilai N-gain hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.3 N-Gain Hasil Belajar Peserta Didik


Kategori Nilai N-Gain Frekuensi Persentase
Tinggi g ≥ 0,70 30 85%
Perolehan
Sedang 0,30 ≤ g <70 5 15%
N-Gain
Rendah g < 0,30 0 0%
Rata-rata 0,79
(Sumber: Lampiran C.6)

Tabel 4.3 menunjukkan sebanyak 85% peserta didik yang memiliki nilai

N-Gain pada kategori tinggi dan 15% peserta didik pada kategori sedang. Artinya

dari 35 peserta didik terdapat 30 orang yang memperoleh N-Gain kategori tinggi

dan 5 orang yang memperoleh N-Gain kategori sedang. Tabel 4.3 juga

menunjukkan rata-rata perolehan N-Gain dari 35 peserta didik sebesar 0,79 yang

artinya keefektifan berada pada kategori Tinggi.

Selanjutnya dilakukan uji N-Gain setiap indikator pencapaian kompetensi

yang bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi keefektifan model pembelajaran

Discovery Learning terhadap ketuntasan setiap indikator yang disajikan pada

Tabel 4.4 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.7.


Tabel 4.4 N-Gain Indikator Pencapaian Kompetensi
Kategori
No. Indikator N-Gain
N-Gain
Mengidentifikasi ciri-ciri larutan yang bersifat
1 0,71 Tinggi
asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari
Mengelompokkan larutan asam dan basa
2 0,75 Tinggi
berdasarkan ciri-ciri larutannya
Menjelaskan defenisi asam dan basa
3 0,91 Tinggi
berdasarkan teori asam basa
Membandingkan konsep asam basa menurut
4 Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis serta 0,77 Tinggi
menyimpulkannya
Menghitung pH larutan asam kuat dan larutan
5 0,74 Tinggi
basa kua
Menghitung Ka asam lemah dan Kb basa lemah
6 0,61 Sedang
yang diketahui konsentrasi dan pHnya
Mengidentifikasi perubahan warna indicator
7 0,78 Tinggi
dalam berbagai larutan,
Menyimpulkan bahan alam yang dapat
8 0,83 Tinggi
digunakan sebagai indicator
Menentukan Indikator yang tepat untuk
9 0,85 Tinggi
mengidentifikasi sifat keasaman suatu
Rata-Rata 0,81 Tinggi
(Sumber: Lampiran C.7)

1. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Hal yang menunjang hasil pembelajaran adalah observasi keterlaksanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh dua orang observer selama empat kali

pertemuan. Keterlaksanaan menggambarkan bagaimana pelaksanaan

pembelajaran kimia pada materi asam basa yang dilakukan peneliti dengan

menggunakan model pembejaran Discovery learning. Penilaian kedua observer

selanjutnya dirata-ratakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, diperoleh

persentase keterlaksanaan pembelajaran berada pada kategori sangat baik yang

dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan lebih lengkapnya dapat dilihat Lampiran C.8.

Tabel 4.6 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran


Pertemuan Persentase (%) Keterangan
I 100 Sangat Baik
II 95 Sangat Baik
III 100 Sangat Baik
IV 90 Sangat Baik
(Sumber: Lampiran C.8)
B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik berdasarkan

besarnya nilai N-gain serta mengetahui apakah model discovery learing efektif

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi asam basa. Penelitian

ini dilakukan sebanyak enam kali pertemuan yang terdiri dari satu kali pertemuan

untuk pemberian pretest, empat kali pertemuan untuk proses pembelajaran yang

dilaksanakan secara tatap muka dan satu kali pertemuan untuk posttest pada akhir

pertemuan. Penelitian dilaksanakan di SMA Zion Makassar di kelas XI MIPA

Andes dengan jumlah peserta didik sebanyak 35 orang.

Hasil analisis statistik deskriptif pada Tabel 4.1 menunjukkan perbedaan

rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah melalui pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Nilai tertinggi

yang diperoleh peserta didik saat pretest sebesar 60 dan nilai terendah sebesar 20

dengan nilai rata-rata pretest yaitu 33,8. Sedangkan pada saat posttest nilai

tertinggi yang diperoleh peserta didik sebesar 96 dan nilai terendah sebesar 68

dengan nilai rata-rata posttest yaitu 86. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran dengan model discovery

learning pada materi asam basa.

Keefektifan pembelajaran salah satunya dapat diukur dari hasil belajar

peserta didik. Hasil belajar dapat ditinjau dari ketuntasan nilai yang diperoleh

peserta didik. Dari ketuntasan perorangan yang diperoleh dapat juga diketahui

ketuntasan kelas yang dicapai. Ketuntasan kelas tercapai apabila ≥80% peserta
didik di kelas tersebut mencapai nilai KKM (Amral, 2020). Tabel 4.2

menunjukkan ketuntasan peserta didik pada pretest tidak memenuhi kriteria

ketuntasan karena dari 35 peserta didik, tidak ada satupun yang melampaui nilai

75 (nilai KKM sekolah). Sehingga persentase ketuntasan kelas sebesar 0%.

Sedangkan pada posttest ketuntasan yang diperoleh peserta didik memenuhi

kriteria ketuntasan kelas, karena dari 35 peserta didik terdapat 33 peserta didik

yang melampaui nilai KKM 75. Sehingga ketuntasan kelas yang diperoleh sebesar

80%. Hal ini menunjukkan ketuntasan hasil belajar setelah melalui pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran dengan model discovery learning telah

memenuhi kriteria.

Keefektifan dalam penelitian ini diukur melalui analisis uji N-Gain

terhadap hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

menggunakan model discovery learning pada materi asam basa. Analisis N-Gain

diambil dari data pretest dan posttest peserta didik, tujuannya untuk mengetahui

seberapa tinggi keefektifan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar

peserta didik setelah melalui pembelajaran dengan model pembelajaran discovery

learning Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perolehan N-Gain dari

hasil analisis deskriptif terletak pada kategori tinggi dan sedang. Apabila

nilai N-gain pada tabel dirata-ratakan maka diperoleh nilai skor N-gain

sebesar 0,66 yang artinya pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran discovery learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar dengan

kriteria keefektifan berada pada kategori sedang.


Analisis normalized gain pada tabel 4.3diperoleh rata-rata nilei peserta didik

yaitu 0,66. Sebagaimana menurut Nasiroh (2020), menyatakan bahwa efektivitas

dari penggunaan model dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai N-Gain.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perolehan n-gain sebesar 0,66 berada

pada kategori sedang yang berarti penggunaan model discovery learningpada

materi asam basa efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini

didukung oleh hasil penelitian Pratiwi (2019)bahwa penggunakaan model

discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Data hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 hingga 4.3 menunjukkan bahwa

penggunaan mdel discovery learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Data tersebut mendukung hasil analisis inferensial yaitu uji

hipotesis yang telah dilakukan. Kebenaran hipotesis diuji dengan menggunakan

uji-t satu sampel, dimana sebelumnya telah dianalisis bahwa data perlehan n-gain

peserta didik tidak terdistribusi normal. Kemudian hasil pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji-t satu sampel untuk rata-rata n-gain diperoleh thitung =

9,17 dan nilai ttabel pada taraf kepercyaan 0,05 sebesar = 1,7. Hasil pengujian

hipotesis tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

penggunaan model pembelajaran discovery learning terhadap peningkatan hasil

belajar peserta didik kelas XI MIPA SMA Zion Makassar pada materi asam basa

yang didukung oleh penelitian Roestiyah (2011) yang menyatakan bahwa mdel

discovery learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2019) ,

bahwa peserta didik mengalami peningkatan hasil belajar sesudah menerapkan


model discvery learning pada pembelajaran kimia. Selaras dengan penelitian

muspahji (2019), bahwa model pembelajaran discovery learning efektif

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Hal lain yang mendukung hasil belajar peserta didik adalah keterlaksanaan

pembelajaran. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran setip

pertemuan terglong dalam kategori sangat baik. Artina proses pembelajaran yang

dilakukan telah sesuai dengan rancangan tahapan model discovery learning secara

daring. Keterlakasanaan pembelajaran yang sangat baik akan berdampak positif

pada hasil belajar peserta didik. Hal ini didukung oleh teri yang dikemukakan

Dalyono (2009), bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan salah satu aspek

yang mempengaruhi hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai