Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Scientific Journals of Bogor Agricultural University

JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 2 Penghambatan pembentukan histamin, Prasetiawan, et al.

PENGHAMBATAN PEMBENTUKAN HISTAMIN PADA DAGING


IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) OLEH QUERCETIN
SELAMA PENYIMPANAN

Histamine Inhibition on Mackerel (Euthynus affinis) Flesh by using


Quercetine during Storage

Nanda Radithia Prasetiawan, Tri Winarni Agustini*, Widodo Farid Ma’ruf


Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Tembalang, Semarang 50275 – Indonesia
Telp. 024-7474698; Fax. 024-7474698
*Korespondensi: e-mail: tagustini@yahoo.com
Diterima 25 April 2013/Disetujui 22 November 2013

Abstract
Effect of adding quercetine to histamine development on mackerel flesh during storage at room temperature
was investigated. Addition of quercetine of 0.5, 1.0, and 1.5% resulted in decreased on histamine level and TPC
of mackerel flesh after storage for 12, 24, and 36 hours. Histamine level decreased significantly after 12 hours
storage corresponding to different concentration of quercetine (0.5, 1.0, and 1.5%) with value starting from
(74.613±0.513) mg/100 g to (15.805±1.061) mg/100 g, (9.510±0.658) mg/100 g, and (3.635±0.580) mg/100 g,
respectively. Amino acid of histidine decreased slower for added quercetine treatment compared to that
without added quercetin treatment (control) during storage at room temperature.

Keywords: histamin, histidin, mackerel, quercetine, total plate count

Abstrak
Pengaruh penambahan quercetin terhadap kadar histamin daging ikan tongkol (Euthynnus affinis)
selama penyimpanan pada suhu ruang dibahas melalui penelitian ini. Penambahan 0,5; 1,0; dan
1,5% quercetin menyebabkan penurunan kadar histamin dan TPC daging ikan tongkol lumat pada
penyimpanan jam ke-12, 24, dan 36. Kadar histamin mengalami penurunan yang signifikan pada jam
ke-12 dari (74,613±0,513) mg/100 g menjadi (15,805±1,061) mg/100 g, (9,510±0,658) mg/100 g, dan
(3,635±0,580) mg/100 g pada perlakuan penambahan 0,5; 1,0; dan 1,5% secara berurutan. Asam amino
histidin daging ikan tongkol dengan perlakuan penambahan quercetin mengalami penurunan yang lebih
lambat selama penyimpanan dibandingkan perlakuan tanpa penambahan quercetin (kontrol).

Kata kunci: histamin, histidin, ikan tongkol, quercetin, total plate count

PENDAHULUAN yang dihasilkan oleh mikroba pada ikan


Histamin adalah senyawa amin biologis (Ndaw et al. 2007). Histamin stabil terhadap
heterosiklik primer aktif yang terbentuk pemanasan dan tahan terhadap proses
pada fase post mortem daging ikan famili pengolahan termasuk proses pengalengan
Scombroid dan non-Scombroid yang banyak (McLauchin et al. 2005).
mengandung histidin bebas (Nahla dan Ikan dapat mengandung sejumlah
Farag 2005). Histamin terbentuk melalui histamin yang bersifat toksik tanpa
dekarboksilasi terhadap asam amino histidin menampakkan karakteristik pembusukan
oleh enzim dekarboksilase eksogenus jika diamati melalui parameter sensorik

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 150


Penghambatan pembentukan histamin, Prasetiawan, et al. JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 2

yang umum digunakan (Codex Alimentarius dan histamin (Riviere et al. 2009). Beberapa
Commission 2001). Konsumsi terhadap laporan sebelumnya menunjukkan bahwa
ikan yang mengandung histamin lebih dari quercetin merupakan inhibitor bagi enzim
100 mg/100 g dapat menyebabkan sakit histidin dekarboksilase (Nitta et al. 2009).
dengan simtom kardiovaskular (tubuh Beberapa faktor tersebut memungkinkan
serasa berputar, urticaria, hipotensi, dan quercetin dapat digunakan sebagai penghambat
pusing), gantroenteritis (kejang perut, diare, pembentukan histamin pada daging ikan.
dan muntah), dan neurologis (sakit dan Tujuan penelitian ini menentukan
paraesthesiae) (McLauchin 2005). kemampuan quercetin dalam menghambat
Suhu rendah dapat mengontrol bakteri pembentukan histamin pada daging ikan
pembentuk histamin (Kerr et al. 2002), tetapi tongkol selama penyimpanan pada suhu
enzim histidin dekarboksilase yang telah ruang. Penggunaan suhu ruang selama
terbentuk akan terus menghasilkan histamin penyimpanan bermaksud untuk melihat
sekalipun bakteri pembentuknya tidak aktif. secara lebih cepat pengaruh quercetin
Enzim histidin dekarboksilase aktif pada dalam menghambat pembentukan histamin.
ataupun mendekati suhu pembekuan (Sea Hasil yang didapatkan diharapkan akan
Grant Collage Programe 2001). memberikan pengaruh yang lebih baik
Histamin dapat dikatabolisasi oleh enzim dalam menghambat pembentukan histamin
diamin oksidase dan histamin metil transferase daging ikan yang disimpan pada suhu
(Shiozaki et al. 2003). Laporan sebelumnya yang lebih rendah. Penelitian ini bermanfaat
menunjukkan hasil fermentasi menggunakan untuk memberikan gambaran awal tentang
A. oryzae IFO 4202 dimungkinkan efektif kemampuan quercetin yang ditambahkan
dalam menurunkan kadar histamin (Kakio et al. ke daging ikan tongkol dalam menghambat
1997). Berbagai senyawa alami juga berperan perkembangan pembentukan histamin.
dalam destruksi (Thadhani et al. 2001) dan
penghambatan pembentukan histamin pada BAHAN DAN METODE
ikan (Brillantes et al. 2002). Bahan dan Alat
Quercetin merupakan senyawa natural Ikan tongkol yang digunakan merupakan
yang tergolong ke dalam jenis flavonoid tangkapan one day fishing dari perairan
yang terbentuk dari dua cincin benzena yang Utara Jawa Tengah dengan rata-rata panjang
dihubungkan dengan cincin heterosiklikpiron (45±3,1) cm dan berat (951,5±37,7) g. Ikan dipilih
(National Toxicology Programme 1992). secara acak dan dilakukan uji organoleptik
Quercetin tersebar luas pada tanaman dan ikan segar berdasarkan 01-2346-2006 (BSN
buah-buahan (de Miranda et al. 2008) 2006a). Selama transportasi ikan-ikan
termasuk bawang, apel, anggur, teh, berry, tersebut diberikan perlakuan pendinginan
tomat, dan brokoli (Lakhanpal dan Rai menggunakan es. Quercetin yang digunakan
2007). Quercetin digolongkan sebagai bahan adalah quercetin hidrat dengan kemurnian
aktif dengan berbagai kemampuan biologis 95% (Sigma Aldrich).
termasuk antiinflamatori, antikanker, Alat utama yang digunakan dalam
antibakteri, antivirus, antigonadotropik, dan penelitian ini untuk uji histamin adalah
antihepatotoksik (Arya et al. 2007). Quercetin spektroflourometer (Cary Eclipse), uji histidin
juga tergolong antioksidan kuat dikarenakan menggunakan spektrofotometer (Spectronic
kemampuannya mengikat radikal bebas Instrument 200+), dan analisis total plate count
dalam jumlah besar dan mengikat ion metal (TPC) menggunakan stomacher (Interscience
transisi (Bentz 2009). Bagmixer), dan cawan petri berisi plate count
Quercetin memiliki sifat antibakteri terhadap agar (PCA).
beberapa bakteri penghasil histidin dekarboksilase

151 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 2 Penghambatan pembentukan histamin, Prasetiawan, et al.

Metode Penelitian dua kali ulangan pada setiap perlakuannya.


Perlakuan Penambahan Quercetin Konsentrasi penambahan quercetin merupakan
Prosedur penambahan quercetin pada sub plot, sedangkan lama waktu penyimpanan
sampel mengacu pada Sakai et al. (2009). Ikan adalah main plot.
tongkol difillet, dan dipotong menjadi 5 bagian.
Potongan daging yang digunakan adalah daging Analisis Data
pada posisi diatas rongga perut dekat kepala Data diolah menggunakan Microsoft
(Frank et al. 1981). Kemudian daging dilumatkan Office Excel (Microsoft Inc., USA) Kadar
menggunakan meat mincer/food processor selama histamin, kadar histidin dan nilai TPC
2 kali 30 detik. Daging lumat ditambahkan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam
dengan 0 (kontrol); 0,5; 1,0; dan 1,5% quercetin (ANOVA) pada level signigikansi 0,05.
dan dicampur hingga rata. Sampel disimpan
selama 36 jam pada suhu ruang. Dilakukan uji HASIL DAN PEMBAHASAN
kadar histamin, histidin, dan TPC pada jam ke-0, Kadar Histamin
12, 24, dan 36 penyimpanan. Kadar histamin daging ikan tongkol
dengan penambahan quercetin dalam berbagai
Uji Kadar Histamin (BSN 2009) konsentrasi selama penyimpanan tersaji pada
Uji kadar histamin dilakukan Gambar 1. Kadar histamin daging ikan tongkol
menggunakan spektroflourometer (Cary pada awal penyimpanan berada pada nilai 0,247
Eclipse) dengan metode mengacu pada SNI mg/100 g untuk semua perlakuan penambahan
2354.10:2009 yang dinyatakan dalam mg/100g quercetin. Tuna segar pada dasarnya tidak
sampel berdasarkan perhitungan: mengandung histamin (Frank et al. 1981),
namun Silva et al. (2010) melaporkan bahwa
kadar histamin tuna segar bervariasi antara
0,071 mg/100 g hingga 0,530 mg/100 g.
Uji Kadar Histidin (Apriyantono et al. 1989) Kadar histamin daging ikan tongkol
Uji kadar histidin dilakukan menggunakan dengan penambahan quercetin dalam
spektrofotometer (Spectronic Instrument 200+) berbagai konsentrasi meningkat secara
dengan metode mengacu pada yang dinyatakan signifikan (p<0,05) seiring berjalannya proses
dalam % sampel. penyimpanan. Penyimpanan jam ke-24 dan
36 kadar histamin daging ikan tongkol tanpa
Analisis TPC (BSN 2006a) perlakuan penambahan quercetin (kontrol)
Analisis TPC dilakukan berdasar SNI mencapai nilai berturut-turut 132,625 mg/100 g
01-2332.3-2006. Lumatan daging ikan sebesar
25 g dimasukkan ke dalam kantong plastik
steril yang berisi 225 mL larutan BFP. Larutan
tersebut kemudian diaduk menggunakan
stomacher (Interscience bag mixer) selama
2 menit. Setelah pelarutan bertahap, 1 mL
larutan dituangkan pada cawan Petri berisi
PCA. Cawan-cawan tersebut lalu diinkubasi
pada suhu 35oC selama 48 jam.

Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan penelitian Gambar 1 Kadar histamin daging ikan tongkol
eksperimental menggunakan rancangan acak (Euthynnus affinis) (mg/100 g): (.......)
lengkap dengan pola split plot in time dengan 0%; (.......) 0,5%; (.......) 1,0%; (.......) 1,5%.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 152


Penghambatan pembentukan histamin, Prasetiawan, et al. JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 2

dan 197,625 mg/100 g. Frank et al. (1981) ditambahkan pada lumatan daging ikan,
melaporkan bahwa daging ikan tuna yang maka perombakan histidin menjadi histamin
telah disimpan selama 22,5 jam pada suhu semakin diperlambat. Proses tersebut terlihat
32,2oC mengandung 146 mg/100 g histamin. dari jumlah penurunan histidin yang semakin
Peningkatan kadar histamin yang pesat lambat dengan meningkatnya konsentrasi
merupakan akibat dari pertumbuhan bakteri quercetin selama penyimpanan.
penghasil histamin yang optimum (Kanki et al. Penyimpanan jam ke-24 kadar histamin
2007), kerja enzim histidin dekarboksilase daging ikan tongkol dengan perlakuan
(Mangunwardoyo et al. 2007) dan tersedianya penambahan 0%; 0,5%; 1,0%; 1,5% quercetin
substrat enzim histidin dekarboksilase. secara berurutan, yaitu 132,63 mg/100 g;
Beberapa peneliti melaporkan bahwa ikan 128,02 mg/100 g; 122,67 mg/100 g; dan
tuna segar mengandung histidin bebas dalam 98,35 mg/100 g, sedangkan jam ke-36,
jumlah besar (Zarei et al. 2010) yang nilainya yaitu 197,63 mg/100 g; 192,79 mg/100 g;
lebih dari 1000 mg/100 g (Ko 2006). 179,75 mg/100 g; dan 179,75 mg/100 g.
Penambahan quercetin menyebabkan Tampak adanya penurunan aktivitas quercetin
terhambatnya proses pembentukan histamin dalam menghambat pembentukan histamin.
selama 36 jam penyimpanan. Penghambat Perlakuan penambahan 0,5% quercetin
pembentukan histamin yang nyata terjadi tidak dapat mempertahankan aktivitasnya
pada penyimpanan jam ke-12 (p<0,05). Kadar dalam menghambat pembentukan histamin,
histamin daging ikan dengan penambahan sedangkan penambahan 1,5% quercetin dapat
0,5%; 1%; dan 1,5% secara berturut-turut menyebabkan penurunan kadar histamin yang
adalah 15,805 mg/100 g; 9,510 mg/100 signifikan (p<0,05). Hal ini berkaitan dengan proses
g; dan 3,635 mg/100 g, sedangkan kadar oksidasi terhadap quercetin (Zenkevich et al. 2007)
histamin daging dengan perlakuan dan perubahan struktur quercetin akibat
penambahan 0% quercetin adalah 74,613 reaksi dengan radikal bebas hasil oksidasi
mg/100 g. Sifat antibakteri quercetin berperan lipida (Dhaouadi et al. 2009). Hasil ANOVA
terhadap perlambatan pertumbuhan bakteri kadar histamin daging ikan tongkol dengan
penghasil histamin pada awal penyimpanan perlakuan penambahan quercetin dalam
yang mengakibatkan perlambatan akumulasi berbagai konsentrasi menunjukkan perbedaan
enzim histidin dekarboksilase. Bakteri yang sangat nyata (p<0,01).
penghasil histamin yang dapat dihambat oleh
quercetin adalah Staphylococcus aureus (de- Kadar Histidin
Souza et al. 2010), Klebsiella pneumuniae Kadar histidin daging ikan tongkol
(Aziz et al. 1998), Enterobacter cloacae, dengan penambahan quercetin dalam berbagai
Enterobacter aerogenes (Sannomiya et al. konsentrasi selama penyimpanan disajikan
2005), Clostridium perfringens (Lee dan Kim pada Gambar 2. Kadar histidin daging ikan
2002), Escherichia coli (Sandhar et al. 2011). tongkol pada awal penyimpanan berada pada
Jeffrey et al. (1972) melaporkan adanya nilai 2.497 mg/100 g untuk semua perlakuan
perpanjangan fase lag pertumbuhan bakteri penambahan quercetin. Tuna mengandung
akibat hadirnya senyawa flavonoid. lebih dari 2.000 mg/100 g asam amino histidin
Kerja quercetin sebagai inhibitor enzim (Apituley et al. 2006). Histidin pada daging
histidin dekarboksilase (Middleton et al. 2000) ikan tuna sebagian besar merupakan bagian
dimungkinkan juga menyebabkan perlambatan dari jaringan otot skeletal yaitu carnosin dan
akumulasi histamin selama penyimpanan. anserin (Li et al. 2008). Asam amino histidin
Pembentukan histamin dari histidin oleh pada ikan merupakan komponen utama dari
enzim dekarboksilase menunjukkan bahwa buffer non karbonat yang melindungi ikan
semakin tinggi konsentrasi quercetin yang dari perubahan pH (Abe 2000).

153 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 2 Penghambatan pembentukan histamin, Prasetiawan, et al.

pertumbuhan bakteri penghasil enzim histidin


dekarboksilase dan histidin ammonia-lyase, yaitu
Pseudomonas sp., E. coli (Badiwat et al. 2011),
Micrococcus luteus (Santas et al. 2010), Staphylococcus
aureus (Hirai et al. 2010) merupakan salah satu
penyebab melambatnya penurunan jumlah histidin
selama penyimpanan.
Sifat antioksidatif senyawa quercetin
pada daging ikan berperan besar dalam
terhambatnya reaksi hasil oksidasi lemak
Gambar 2 Kadar histidin daging ikan tongkol
dengan histidin (Montero et al. 2004) dan
(Euthynnus affinis) (mg/100 g): (.......) kerusakan oksidatif terhadap histidin. Hasil
0%; (.......) 0,5%; (.......) 1,0%; (.......) 1,5%. ANOVA kadar histidin daging ikan tongkol
dengan perlakuan penambahan quercetin
Kadar histidin daging ikan tongkol dalam berbagai konsentrasi menunjukkan
dengan penambahan quercetin dalam berbagai perbedaan yang sangat nyata (p<0,01).
konsentrasi turun secara signifikan (p<0,05)
seiring berjalannya proses penyimpanan. Kadar Total Mikroba (TPC)
Ziaeian et al. (2008) melaporkan bahwa kadar Nilai TPC daging ikan tongkol dengan
histidin ikan tuna (Thunnus tonggol) juga penambahan quercetin dalam berbagai
mengalami penurunan selama penyimpanan. konsentrasi selama penyimpanan tersaji pada
Daging ikan tanpa penambahan quercetin Gambar 3. Nilai TPC daging ikan tongkol
mangalami penurunan histidin paling dengan penambahan quercetin dalam
besar selama penyimpanan. Kadarnya berbagai konsentrasi pada awal penyimpanan
turun menjadi 1.523 mg/100 g pada akhir menunjukkan perbedaan dimana daging
penyimpanan. Penurunan asam amino ikan dengan penambahan quercetin yang
histidin selama penyimpanan diakibatkan oleh lebih besar memiliki nilai TPC yang lebih
kerusakan enzimatis akibat aktivitas enzim kecil. Laporan Pakawatchai et al. (2009)
histidin dekarboksilase (Kanki et al. 2007) menunjukkan adanya perbedaan nilai
dan L-histidin ammonia-lyase (Lehane dan TPC pada daging salmon lumat pada awal
Olley 1999) yang menghasilkan histamin dan penyimpanan dengan perlakuan penambahan
glutamate (Stifel dan Herman 1971). Kerusakan berbagai macam bumbu.
diperbesar oleh aktivitas mikrobiologis Nilai TPC daging ikan tongkol tanpa
(Baranowski 1985) dan reaksi hasil oksidasi penambahan quercetin meningkat signifikan
lipida dengan histidin (Munasinghe et al. (p<0,05) hingga mencapai log 8 pada akhir
2005). Oksidasi terhadap histidin juga terjadi penyimpanan. Aflial et al. (2006) melaporkan
pada daging ikan (Braddock dan Dugan 1973) bahwa peningkatan jumlah mikroflora pada
selama penyimpanan yang menghasilkan ikan sardin mencapai lebih dari log 7 cfu/g
4(5)-imidazolecarboxaldehyde (Mason et al. setelah 25 jam penyimpanan pada suhu 30oC.
2010), aspartat, dan urea (Fennema 1996). Hasil tersebut diperoleh akibat dari suhu
Penambahan quercetin menyebabkan penyimpanan (Sanchez-Zapata et al. 2011)
penurunan kadar histidin yang lebih kecil dibanding dan pH yang optimum bagi pertumbuhan
perlakuan penambahan 0% quercetin selama mikroba (Sancez-Zapata et al. 2011).
36 jam penyimpanan. Kadar histidin daging ikan Daging ikan tongkol dengan penambahan
dengan penambahan quercetin (0,5%; 1,0%; 1,5%) 1,5% quercetin menunjukkan peningkatan
setelah 36 jam penyimpanan adalah 1,67 mg/100 g; jumlah mikroba paling rendah selama
2,04 mg/100 g; dan 2,13 mg/100 g. Terhambatnya penyimpanan disusul dengan perlakuan

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 154


Penghambatan pembentukan histamin, Prasetiawan, et al. JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 2

penurunan kadar histamin yang signifikan


sampai pada jam ke-12 penyimpanan. Setelah
itu aktivitas quercetin dalam menghambat
pembentukan histamin mengalami penurunan
hingga akhir penyimpanan. Penambahan 1%
quercetin dalam lumatan daging ikan tongkol
dapat menjaga keamanan daging (berdasarkan
kadar histamin) selama penyimpanan pada
suhu ruang hingga 20 jam, sedangkan untuk
lumatan daging ikan tanpa quercetin hanya
Gambar 3 Kadar TPC daging ikan tongkol (log cfu/g)
bertahan sampai 10 jam.
(Euthynnus affinis) (mg/100 g): (.......)
0%; (.......) 0,5%; (.......) 1,0%; (.......) 1,5%. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah MIB. 2009. Physicochemical
penambahan 1% dan 0,5% quercetin. Hasil profiling and detection of phenolic
tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi constituents with antioxidant and
penggunaan quercetin mempengaruhi antibacterial activities of Myristica
pertumbuhan mikroba pada daging fragrans houtt. [thesis]. NSF, 46 p.
ikan. Beberapa penelitian melaporkan Abe H. 2000. Role of histidine-related
bahwa quercetin bersifat bakteriostatis compounds as intracellular proton
pada bakteri pembusuk dan patogen buffering constituents in vertebrate muscle.
termasuk Bacillus stearothermophilus, E. coli, Biochemistry (Moscow) 65(7): 757-765.
Pseudomonas fluorescens, Salmonella enterica, Aflial MA, Daoudi H, Jdaini S, Asehraou A,
Staphylococcus aureus, dan Vibrio cholerae Bouali A. 2006. Study of the histamine
(Rattanachaikunsopon and Phumkhachron production in a red flesh fish (Sardina
2010), Moraxella sp. (Cartea et al. 2011), pilchardus) and a white flesh fish
Klebsiella pneumuniae (Aziz et al. 1998), (Dicentrarchus punctatus). Turkish Journal
Clostridium perfringens (Lee dan Kim 2002), of Fisheries and Aquatic Sciences 6: 43-48.
E. coli (Sandhar et al. 2011). Arya D, Patni V, Kant U. 2007. In vitro
Mekanisme kerja antibakteri quercetin propagation and quercetin quantification
berkaitan dengan penghambatan sintesis in callus cultures of rasna (Pluchea
asam nukleat, penghambatan fungsi lanceolata Oliver & Hiern.). Indian
membran (Cushnie dan Lamb 2005; Lee Journal of Biotechnology 7: 383-387.
et al. 2010), motilitas bakteri (Abdullah Apituley DAN, Noor Z, Darmadji P, Suparmo.
2009) dan penyebaran koloni (Hirai et al. 2006. Dampak oksidasi protein oleh sistem
2010). Jayamaran et al. (2010) melaporkan oksidasi 2,2-azobis (2 am idi propane)
bahwa quercetin menyebabkan kerusakan hyhidrochloride (aaph) dan sistem katalis
enzimatis pada DNA. Hasil ANOVA nilai logam CuSO4/H2O2 terhadap komposisi
TPC daging ikan tongkol dengan perlakuan asam amino protein daging merah dan
penambahan quercetin dalam berbagai konsentrasi putih ikan tongkol putih (Thunnus sp.).
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata Majalah Ilmu dan Teknologi Pertanian
(p<0,01). 26(3):171-178.
Apriyantono A, Ferdiaz D, Puspitasari NL,
KESIMPULAN Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Analisis
Perlakuan penambahan senyawa quercetin Pangan. Bogor: PAU Pangan dan Gizi.
dengan konsentrasi berbeda pada daging ikan IPB Press.
tongkol (Euthynnus affinis) menyebabkan Aziz NH, Farag SE, Mousa LA, Abozaid

155 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 2 Penghambatan pembentukan histamin, Prasetiawan, et al.

MA. 1998. Comparative antibacterial and chlorogenic acid. Ciencia e Tecnologia


and antifungal effect of some phenolic Alimentos, Campinas 28(4): 949-952.
compounds. Microbios 93: 43-45. de-Souza L, Wahidulla S, Devi P. 2010.
Badiwat S, Nag R, Nag TN. 2011. Antimicrobial Antibacterial phenolic from the mangrove
principle from tissue cultures of Balatines Lumnitzera racemosa. Indian Journal of
aegyptica. Romanian Biotechnological Marine Science 39(2): 294-298.
Letters 16(2): 6120-6124. Hirai I, Okuno M, Katsuma R, Arita N,
Bentz AB. 2009. A review of quercetin: chemistry, Tachibana M, Yamamoto Y. 2010.
antioxidant properties, and bioavailability. Characterisation of anti-Staphylococcus
Journal of Young Investigators 19(10). aureus activity of quercetin. International
Braddock RJ, Dugan LR. 1973. Reaction of Journal of Food Scince and Technology
autoxidizing linoleate with coho salmon 45(6): 1250-1254.
myosin. Journal of The American Oil Jayamaran P, Sakharkar MK, Lim CS, Tang
Chemists Society 50(9): 343-347. TC, Sakharkar KR. 2010. Activity
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2006a. and interactions of antibiotic and
Petunjuk Pengujian Organoleptik dan phytochemical combinations againts
atau Sensori. SNI 01-2346.2006. Jakarta: Pseudomonas aeruginosa in vitro.
Badan Standardisasi Nasional. International Journal of Biological Sciences
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2006b. 6(6): 556-568.
Cara Uji Mikrobiologi-Bagian 3: Penentuan Jeffrey AM, Knight M, Evans WC. 1972.
Angka Lempeng Total (ALT) pada Produk Bacterial degradation of flavonoids.
Perikanan. SNI 01-2332.3.2006. Jakarta: Biochemistry Journal 130: 373-381.
Badan Standardisasi Nasional. Kakio M, Kawa Y, Kunimoto M, Yamazaki
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2009. Cara K, Inoue N, Shinano H. 1997. Chemical
Uji Kimia Bagian 20: Penentuan Kadar and microbial characteristics of sardine
Histamin dengan Spektrofluorometri dan meal fermented with Aspergillus oryzae
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) IFO 4202. Food Science and Technology
pada Produk Perikanan. SNI 2354.10.2009. International Tokyo 3(1): 61-68.
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Kanki M, Yoda T, Tsukamoto T, Baba E. 2007.
Cartea ME, Francisco M, Soengas P, Valasco P. Histidine decarboxylase and their role in
2011. Phenolic compounds in Brassica accumulation of histamine in tuna and
vegetables. Molecules 16: 251-280. dried saury. Applied and Environmental
Cushnie TPT, Lamb AJ. 2005. Antimicrobial Microbiology 72(5): 1467-1473.
activity of flavonoids. International Journal Kerr M, Lawicki P, Aguirre S, Rayner C. 2002.
of Antimicrobials Agents 26:343-356. Effect of storage conditions on histamine
Codex Alimentarius Commision. 2001. Report formation in fresh and canned tuna. [Research
Of Twenty-Fourth Session Of The Codex Report]. Victorian Government Departemen
Committee on Fish and Fishery Product. of Human Services, Werribee, 20 p.
[Report]. FAO/WHO, Bergen, 118 p. Lakhanpal p. rai dk. 2007. Quercetin: a versatile
Dhaouadi Z, Nsangou M, Garrab N, Anouar flavonoid. Internet Journal of Medical
EH, Marakchi K, Lahmar S. 2009. DFT Update 2(2): 22-37.
study of the reaction of quercetin with Lee HS. Kim MJ. 2002. Selective responses
O2 and OH radicals. Journal of Molecular of three Ginkgo biloba leaf-derived
Structure: THEOCHEM 904: 35-42. constituents on human intestinal
de Miranda AL, Ribiero MC, Moriera RFA, bacteria. Journal of Agricultural and Food
de Maria CAB. 2008. Volatile profile of Chemistry 50: 1840-1844.
heated soybean oil treated with quercetin Lee KA, Moon SH, Kim KT, Mendonca AF,

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 156


Penghambatan pembentukan histamin, Prasetiawan, et al. JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 2

Paik HD. 2010. Antimicrobial effect histidine decarboxylase. Food Chemistry


of various flavonoids on Escherichia 113(2): 445-449.
coli O157:H7 cell growth and Pakawatchai C, Siripongvutikorn S,
lipopolysaccharide production. Food Usawakesmanee W. 2009. Effect of herb
Science and Biotechnology 19(1): 257-261. and spice on the quality changes in
Li P, Mai K, Trushenski J, Wu G. 2008. New minced salmon flesh waste during chilled
Developments in Fish Amino acid Nutrition: storage. Asian Journal Food Agriculture
Towards Functional and Environmentally Industry 2(4): 481-492.
Oriented Aquafeeds. Springer, 11 p. Rattanachaikunsopon P. Phumkhachron P.
Mason BD, McCracken M, Bures EJ, Kerwin BA. 2010. Content and antibacterial activity
2010. Oxidation of free l-histidine by tert- of flavonoids extracted from leaves of
butylhdropeloxide. Pharmaceutical Reseach Psidium guajava. Journal of Medicinal
27(3): 447-465. Plants Reseach 4(5): 393-396.
Mc Lauchin J, Little CL, Grant KA, Mithani V. Riviere C, Thi Hong VN, Pieters L, Dejaegher
2005. Scombritoxic fish poisoning. Journal B, Heyden YV, Chau Van M, Quetin-
of Public Health Andvance 10: 1093. Leclercq J. 2009. Polyphenols isolated
Middleton JRE, Kandaswami C, Theoharides from antiradical extracts of Mollatus
TC. 2000. The effect of plant flavonoids metcalfianus. Phytochemistry 70: 91-99.
on mamalian cells: implications for Sakai T, Munasinghe DMS, Kawahara S. 2009.
inflamation, heart disease, and cancer. Effect of NaCl on protein oxidation in fronzen
Pharmacological Reviews 52(4): 673-751. cod meat. Bulletin of the Faculty of Agriculture
Montero P, Gimenez B, Parez-Mateos M, Gomez- University of Miyazaki 56: 115-118.
Guillen MC. 2004. Oksidation stability of Sanchez-Zapata E, Amensour M, Oliver R,
muscle with quercetin and rosemary during Fuentes-Zaragoza E, Navarro C, Fernandez-
thermal and high-pressure gelation. Food Lopez J, Sendra E, Sayas E, Perez-Alvarez JA.
Chemistry 93(1):17-23. 2011. Quality characteristics of dark muscle
Munasinghe, D.M.S., T. Ohkubo, and T. Sakai. from yellowfin tuna Thunnus albacores to
2005. The lipid peroxidation induced its potential application in food industry.
changes of protein in refrigerated yellowtail Food and Nutrition Sciences 2: 22-30.
minced meat. Fisheries Science 71: 462-264. Sandhar HK, Kumar B, Prasher S, Tiwari P,
Nahla TK. Farag HESM. 2005. Histamine and Salhan M, Sharma P. 2011. A review of
histamine producing bacteria in some local phytochemistry and pharmacology of
and imported fish and their public health flavonoids. International Pharmaceutica
significance. Research Journal of Agriculture Sciencia 1(1): 25-41.
and Biological Sciences 1(4): 329-336. Sannomiya M, Michelin DC, Rodrigues
National Toxicology Programme. 1992. CM, Santos LC, Salgado HRN,
Toxicology and Carcinogenesis Studies of Hiruma-Lima CA, Brito ARSM,
Quercetin in F344/N Rats. U.S.Departement Vilegas W. 2005. Byrsonima crassa
of Health and Human Services, 171 p. Niedenzu (IK): antimicrobial activity
Ndaw A, Zinedine A, Bouseta A. 2007. and chemical study. Journal of Basic
Assessment of histamine formation during and Applied Pharmaceutical Science
fermentation of sardine (Sardina pilchardus) 26(1): 71-75.
with lactic acid bacteria. World Journal of Santas J, Almajano MP, Carbo R. 2010.
Diary and Food Science 2(2): 42-48. Antimicrobial and antioxidant activity
Nitta Y, Kikuzaki H, Ueno H. 2009. Inhibitory of crude onion (Allium ceppa, L.) extract.
activity of Pimenta dioica extract and International Journal of Food Science and
constituents on recombinant human Technology 45(2): 403-409.

157 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 2 Penghambatan pembentukan histamin, Prasetiawan, et al.

Shiozaki K, Nakano T, Yamaguchi T, Sato M. Zarei M, Mollaie A, Eskandari MH, Pakfetrat


2003. Metabolism of exogenous histamine S, Shekarforoush S. 2010. Histamine and
in rainbow trout (Oncorhyncus mykiss). Fish heavy metals content of canned tuna fish.
Physiology and Biochemistry 29(4): 289-295. Global Veterinaria 5(5): 259-263.
Silva TM, Sabaini PS, Evangelista WP, Gloria Zenkevich IG, Eschchenko AY, Makarova
MBA. 2010. Occurrence of histamine in SV, Vitenberg AG, Dobryakov YG,
brazilian fresh and canned tuna. Food Utsal VA. 2007. Identification of the
Control 22(2): 323-327. product of oxidation of quercetin by
Stifel FB, Herman RH. 1971. Histidine air oxygen at ambient temperature.
metabolism. The American Journal of Molecules 12: 654-672.
Clinical Nutrition 24: 207-217. Ziaeian H, Moini S, Jamili S. 2008.
Thadani VM, Jansz ER, Peiris H. 2001. Consequences of fronzen storange of
Destruction of histamine by cooking amino acids and unsaturated fatty acid
ingredients an artifact of analysis. Journal of tuna (Thunmnus tonggol) roe.
of the National Science Foundation of Sri Journal of Fisheries and Aquatic
Lanka 29(3): 129-135. Science 3(6): 410-415.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 158

Anda mungkin juga menyukai