Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KINERJA LEMBAGA KONSERVASI KEBUN

BINATANG TAMAN RIMBO, JAMBI

oleh

Naufal Fikri (E3501202007)

TUGAS PRATIKUM MATA KULIAH MANAJEMEN BIODIVERSITAS


(KELEMBAGAAN MANAJEMEN BIODIVERSITAS)

PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Analisis Kinerja Lembaga Konservasi Kebun Binatang
Taman Rimbo, Jambi”. Penulisan makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
pratikum mata kuliah Manajemen Biodiversitas. Keberhasilan penulisan makalah ini
tidak akan terwujud dan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bimbingan dan
dorongan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih, kepada bapak
Dr. Ir. Jarwadi Budi Hernowo, M.ScF selaku salah satu dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Biodiversitas.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai analasis kinerja Lembaga Konservasi Kebun
Binatang Taman Rimbo, Jambi. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Jambi, 09 Maret 2021

Naufal Fikri
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga Konservasi merupakan lembaga yang bergerak di bidang konservasi
tumbuhan dan/atau satwa liar di luar habitatnya (ex-situ), baik berupa lembaga
pemerintah maupun lembaga non-pemerintah (BKSDA, 2019). Lembaga Konservasi
mempunyai fungsi utama pengembangbiakan terkontrol dan/atau penyelamatan
tumbuhan dan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya serta
berfungsi sebagai tempat pendidikan, peragaan, penitipan sementara, sumber indukan
dan cadangan genetic untuk mendukung populasi in-situ, sarana rekreasi yang sehat
serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan (BKSDA, 2019) .
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 31 tahun 2012 tentang
Lembaga Konservasi. Lembaga Konservasi dikelompokkan menjadi dua, meliputi:
(a) Lembaga Konservasi kepentingan khusus dan (b) Lembaga Konservasi
kepentingan umum. Lembaga konservasi kepentingan khusus lembaga pemerintah
maupun lembaga non-pemerintah yang dalam peruntukan dan pengelolaannya
difokuskan pada fungsi penyelamatan atau rehabilitasi satwa. Sedangkan, lembaga
konservasi kepentingan umum, lembaga pemerintah maupun lembaga non-
pemerintah yang dalam peruntukan dan pengelolaannya mempunyai fungsi utama dan
fungsi lain untuk kepentingan umum (kebun binatang, taman safari, kebun raya dll).
Metode ini digunakan ketika habitat asli dari flora dan fauna tersebut mengalami
kerusakan yang parah. Selain itu juga, terbatasnya pesebaran habitat dari satwa
maupun tumbuhan (endemik).
Kebun Binatang Taman Rimbo Jambi yang selanjutnya disingkat menjadi
KBTRJ merupakan salah satu Lembaga Konservasi kepentingan umum yang dikelola
oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Di dalam KBTRJ terdapat kurang lebih sekitar 400
koleksi jenis satwa mulai dari satwa aves (unggas), reptile dan mamalia. Diantaranya
ada beberapa jenis satwa endemic Pulau Sumatera yang keberadaanya kini terancam
punah, seperti gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau sumatera
(Panthera tigris sumatrae) dan tapir sumatera/asia (Tapirus indicous, Desmarest
1819). KBTRJ didominasi satwa jenis aves (Saubani, 2016).
Dalam melakukan upaya konservasi eksitu pihak pengelola atau manajemen
lembaga konservasi harus memperhatikan kebutuhan dari masing-masing satwa yang
dikonservasi. Jika mengacu dalam P. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Etika dan
Kesejahteraan Satwa di Lembaga Konservasi, konservasi eksitu apabila dikatakan
berjalan dengan baik jika satwa tersebut (1) Bebas dari lapar dan haus, (2) Bebas dari
rasa tidak nyaman secara fisik, (3) Bebas dari luka sakit dan penyakit, (4) Bebas dari
rasa takut dan stress, (5) Bebas mengekspresikan perilaku normal. Untuk itu
diperlukan kajian literatur terkait analisis kinerja Lembaga Konservasi KBTRJ dalam
rangka menjalankan fungsi sebagai lembaga konservasi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis kinerja Lembaga
Konservasi Kebun Binatang Taman Rimbo, Jambi.

II. METODE
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini merupakan hasil studi
literatur dengan mengacu P. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Etika dan Kesejahteraan
Satwa di Lembaga Konservasi dan beberapa sumber referensi lainnya, seperti: surat
elektronik, media online, dsb. Selanjutnya, dianalisis dan dijelaskan dalam bentuk
narasi (deskriptif kualitatif).
III. PEMBAHASAN

3.1 Lembaga Konservasi Kebun Binatang Taman Rimbo Jambi


Kebun binatang Taman Rimbo Jambi (KBRJ) merupakan salah satu kawasan
konservasi eksitu yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Kebun binatang
Taman Rimbo menerapkan dua jenis konsep wisata: konsep wisata taman hiburan
dan konsep kebun binatang. Konsep ini merupakan salah satu langkah pemerintah
dalam menyediakan tempat hiburan yang murah sekaligus sebagai tempat edukasi,
apalagi di Kota Jambi masih sangat minim saran taman hiburan yang mudah untuk
diakses. KBRJ didirikan sejak tahun 1980 dengan luas areal ±18 hektar. Lokasi KBRJ
berada dekat dengan bandara Sultan Taha Jambi sekitar 500 m. Kondisi umum KBRJ
dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber Gambar: otoblitz.net


Gambar 1. Kebun binatang Taman Rimbo Jambi

Dalam rangka menjalankan fungsi konservasi, pelestarian keanekaragaman


satwa, pemeliharaan, perawatan dan pengamanan satwa. Dibentuk Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Kebun Binatang Taman Rimbo yang diawasi langsung oleh
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi. Adapun
struktur organisasi UPTD kebun binatang Taman Rimbo dapat dilihat pada Gambar
2.
UPTD kebun binatang
Taman Rimbo

Sub bagian tata usaha

Seksi pemeliharaan satwa Seksi konservasi

Kelompok Jabatan
fungsional

Gambar 2. Struktur organisasi UPTD kebun binatang Taman Rimbo Jambi (Sumber:
Pergub Provinsi Jambi, 2018)

Kepala UPTD Kebun Binatang mempunyai tugas membantu kepala dinas


dalam melaksanakan sebagian tugas teknis operasional pelestarian keanekaragaman
satwa, pemeliharaan, perawatan dan pengamanan satwa serta tempat rekreasi edukatif
alam dan ruang hijau. Seksi pemeliharaan satwa mempunyai tugas melaksanakan
proses pemeliharaan meliputi penyiapan pakan, pemeliharaan kesehatan, pencatatan
dan pelaporan kondisi satwa serta melaksanakan kontrol terhadap kebersihan, sanitasi
kandang dan gudang pakan, menyediakan kelengkapan fasilitas, sarana dan prasarana
kandang, melakukan tindak pengamanan dan penyelamatan pada keadaan darurat.
Seksi konservasi mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian, pendidikan,
penyuluhan, memberikan data informasi, sarana rekreasi dan merencanakan program
ekspedisi satwa. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan teknis sesuai bidang keahliannya masing-masing (Pergub Provinsi Jambi,
2018). Adapun kegiatan yang dilakukan pihak UPTD dalam memenuhi kebutuhan
satwa dalam upaya konservasi eksitu, seperti: (a) Penyediaan kandang, (b)
Penyediaan pakan dan air, dan (c) Pemeriksaan kesehatan.
3.2 Analisis Kinerja Lembaga Konservasi Kebun Binatang Taman Rimbo
Jambi

Jika mengacu dalam P. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Etika dan


Kesejahteraan Satwa di Lembaga Konservasi. konservasi eksitu apabila dikatakan
berjalan dengan baik jika satwa tersebut (1) Bebas dari lapar dan haus, (2) Bebas dari
rasa tidak nyaman secara fisik, (3) Bebas dari luka sakit dan penyakit, (4) Bebas dari
rasa takut dan stress, (5) Bebas mengekspresikan perilaku normal. Secara umum,
implementasi animal welfare di KBTRJ sudah cukup memuaskan, hal tersebut
dibuktikan bahwa adanya kegiatan dalam pengelolaan konservasi eksitu, seperti:
penyediaan kandang yang sesuai dengan kebutuhan satwa, pemberian pakan dan
pemeriksaan kesehatan satwa. pemberian obat cacing dan pemberian vaksin
dilakukan setiap enam bulan sekali untuk semua jenis satwa.

© Foto Antara

A B

Gambar 3. (A) Pemerikasaan kesehatan tapir di kebun binatang Taman Rimbo


Jambi, (B) Kandang harimau sumatera (Pantehera tigris sumatrae)

Pada tahun 2016, dua induk tapir di Taman Rimbo Jambi berhasil melahirkan
dua ekor anak (satu jantan dan satu betina) (Saubani, 2016). Kelahiran dua ekor anak
tapir, menambah jumlah individu tapir di Kebun Binatang Taman Rimbo Jambi
menjadi lima ekor. Namun bertepatan pada tanggal 10 September 2020 telah lahir
lagi seekor anak jantan tapir sumatera. Artinya ukuran populasi Tapir di kebun
binatang Taman Rimbo saat ini berjumlah enam individu. Keberhasilan reproduksi
tapir tersebut memberikan implikasi bahwa pengelolaan Kinerja Lembaga Konservasi
Kebun Binatang Taman Rimbo Jambi sudah cukup baik.

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara umum, implementasi animal welfare di KBTRJ sudah cukup


memuaskan, hal tersebut dibuktikan bahwa adanya kegiatan dalam pengelolaan
konservasi eksitu, seperti: penyediaan kandang yang sesuai dengan kebutuhan satwa,
pemberian pakan dan pemeriksaan kesehatan satwa seperti pemberian obat cacing
dan pemberian vaksin dilakukan setiap enam bulan sekali untuk semua jenis satwa.
Dalam beberapa tahun terakhir ada penambahan 3 ekor anak tapir sumatera.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali [BKSDA Bali]. 2019. Lembaga
Konservasi. https://www.ksda-bali.go.id/

Pemerintah Republik Indonesia. 2011. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan


Konservasi Alam Nomor: P.9/IVSET/2011 Tentang Pedoman Etika dan Kesejahteraan
Satwa di Lembaga Konservasi. Indonesia

Pemerintah Republik Indonesia. 2018. Peraturan Gubernur Jambi No. 9 Tahun 2018
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Kebun Binatang Taman Rimbo Pada
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Peternakan Provinsi Jambi. Jambi

Anda mungkin juga menyukai