Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN TAMAN SAFARI SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN

BIOLOGI KERAJAAN (KINGDOM) ANIMALIA

Artikel

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bahasa Indonesia Keilmuan


Yang dibina oleh Ibu Dr. Muakibatul Hasanah, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 9 Offering C 2017

Putri Wahyuni Arofatun (170341615018)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


1

A. PENDAHULUAN

Taman Safari Indonesia telah berhasil dikelola dan berubah menjadi besar,
memiliki banyak koleksi satwa dari berbagai spesies yang berasal lebih dari lima
benua berbeda, dengan latar belakang, perilaku dan habitat yang berbeda. Dengan
pengalaman panjang di bidang ini, Taman Safari Indonesia telah memperoleh
akreditasi nasional dan internasional sebagai lembaga konservasi terbaik di Indonesia
untuk pengelolaan satwa liar dengan infrastruktur pendukungnya. Saat ini, Taman
Safari Indonesia memiliki lahan seluas 150 hektar dan dilengkapi dengan berbagai
fasilitas pendidikan dan rekreasi. Safari Night menjadi salah satu produk perjalanan
petualangan yang populer (Agya, 2016).

Banyaknya kendala siswa saat proses pembelajaran di kelas disebabkan


karena kecenderungan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memberikan
informasi atau bercerita melalui ceramah. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa,
kurangnya pemahaman guru terhadap model pembelajaran aktif, serta penggunaan
media pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi yang disampaikan
mengakibatkan pembelajaran aktif kurang dapat dicapai secara optimal. Strategi
pemanfaatan taman safari sebagai salah satu cara pembelajaran yang dilaksanakan di
luar kelas dan menuntut siswa untuk dapat bernalar serta memahami materi sehingga
dibutuhkan konsentrasi siswa yang tinggi. Sumber belajar Biologi adalah segala
sesuatu, baik benda maupun gejalanya, yang dapat digunakan untuk memperoleh
pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan biologi tertentu (Sitepu, 2008).
Sumber belajar memungkinkan dan memudahkan terjadinya proses belajar. Sumber
belajar Biologi dalam proses pembelajaran Biologi dapat diperoleh di sekolah atau di
luar sekolah.

Edukasi merupakan salah satu misi atau fungsi utama dari Taman Safari
Indonesia. Taman Safari Indonesia juga berharap bahwa pendidikan dan
pembelajaran mengenai flora dan fauna, bisa menjadi bekal di masa depan untuk
memperdalam dedikasi khususnya mencintai satwa dan lingkungan sekitar serta
2

pendidikan di Indonesia akan terus maju dan berkembang sesuai dengan


perkembangan jaman (Agya, 2016). Mengetahui pentingnya pemanfaatan taman
safari sebagai sumber pembelajaran biologi kingdom animalia dapat memberi solusi
bagi siswa untuk menunjang kualitas belajar dengan strategi yang tepat. Dan tidak
kalah penting untuk memahami pokok bahasan seperti gambaran umum taman safari
Indonesia dan pemanfaatannya.
B. GAMBARAN TAMAN SAFARI

1. Pengertian Taman Safari

Frasa ‘taman safari’ terbentuk dari kata ‘taman’ dan ‘safari’. Secara leksikaal,
taman mempunyai arti sebagai sebuah tempat hiburan yang memiliki satu atau lebih
spesifik tema sentral, safari berarti perjalanan ke area yang belum dikembangkan
untuk melihat, foto atau berburu binatang liar di lingkungan mereka sendiri. Taman
safari berarti tempat wisata atau taman hiburan berwawasan lingkungan yang
berorientasi pada habitat satwa di alam bebas. Pengertian yang demikian mirip
dengan pengertian taman safari menurut KBBI (2017) bahwa taman safari
mempunyai arti padang yang luas dan terbuka yang dijadikan sebagai kebun
binatang.

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :


P.31/Menhut-Ii/2012 Tentang Lembaga Konservasi BAB I Bagian Kesatu Pasal 1,
taman safari adalah tempat pemeliharaan satwa sekurang-kurangnya 3 (tiga) kelas
taksa pada areal terbuka dengan luasan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) hektar,
yang bisa dikunjungi dengan menggunakan kendaraan roda empat (mobil) pribadi
dan/atau kendaraan roda empat (mobil) yang disediakan pengelola yang aman dari
jangkauan satwa
Pengertian taman safari menurut KBBI dan menurut Peraturan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.31/Menhut-Ii/2012 keduanya merujuk
pada tempat yang dijadikan pemeliharaan satwa. Jika dihubungkan dalam
3

pembelajaran maka taman safari berarti program penciptaan lingkungan wisata


sebagai tempat untuk memperoleh pengetahuan.

2. Perkembangan Taman Safari

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan,


tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem
tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian
flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup
manusia (Yuliati, 2012). Sebagai pembuktian upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian fauna didirikannya taman safari dan melarang kegiatan
perburuan liar. Perlindungan dan pengelolaan taman safari didefinisikan sebagai
upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi fauna dan
mencegah terjadinya pencemaran kepunahan atau kerusakan keanekaragaman hayati
yang meliputi perencanaan, pemanfatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan
dan penegakan hukum.
Untuk tumbuh menjadi besar, taman safari Indonesia membutuhkan waktu
yang panjang hingga menjadi seperti sekarang. Taman safari indonesia bermula dari
hotel sederhana yang diberi nama “sari asih”. Penginapan yang dibangun di bogor ini
berdiri di atas lahan seluas 2,5 ha dilengkapi dengan taman satwa kecil yang memikat
hati para pengunjungnya. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1987, penginapan
sari asih telah berganti nama menjadi “Royal Safari Garden”. Lalu, pada tahun 1980,
barulah dibangun taman safari Indonesia di Cisarua Bogor pada sebuah perkebunan
kina yang sudah tidak produktif lagi seluas 50 hektare. Taman ini ditetapkan sebagai
obyek wisata nasional oleh Soesilo Soedarman, Menteri Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi pada masa itu dan diresmikan menjadi pusat penangkaran satwa
langka di Indonesia oleh Hasyrul Harahap, Menteri Kehutanan pada masa itu, pada
tanggal 16 Maret 1990. Kini, luas taman safari telah berkembang menjadi 168 hektare
dan dilengkapi dengan berbagai sarana edukasi dan rekreasi serta mengadakan safari
malam pada saat akhir pekan dan libur panjang (Echi, 2017). Selanjutnya pihak
taman safari Indonesia memutuskan untuk mendirikan pusat pelatihan gajah di
4

Indonesia. Pada tahun 1982, taman safari Indonesia mendirikan “training center
gajah”. Pendirian ini perlu dilakukan karena banyaknya konflik yang terjadi antara
gajah dan manusia. Empat tahun kemudian, tepatnya pada 1986, taman safari Cisarua
Bogor diresmikan sebagai taman konservasi. Bukan hanya sebagai taman konservasi,
taman safari Cisarua Bogorpun ditetapkan sebagai destinasi wisata keluarga.
Wisatawan bisa berlibur sambil mengenal ragam satwa. Pembangunan taman safari
Cisarua Bogor ini pun bertujuan untuk melindungi satwa liar yang ada di kawasan
hutan gunung gede Pangrango dengan total 2700 satwa dengan 300 spesies yang
berbeda. Bukan hanya itu saja, pihak taman safari Indonesia pun menanam 10 juta
pohon di daerah Pangarango. Dengan banyaknya pepohonan yang tumbuh secara
alami, harapannya binatang yang ada di taman safari Cisarua Bogor bisa nyaman
tinggal di sana (Echi, 2017) .
Gebrakan yang besar kembali dilakukan pihak taman safari Indonesia pada
tahun 1997 dengan mendirikan taman safari terbesar di Indonesia yaitu “Taman
Safari Prigen” yang merupakan taman safari Indonesia kedua. Dibangun di atas lahan
350 ha dengan suasana sejuk khas lereng gunung arjuno, taman safari prigen menjadi
taman safari terbesar di Indonesia dan memegang peran penting dalam proses
pengembangbiakan banteng jawa yang sudah terancam punah. Pada tahun 1998
“Safari Wonders” resmi dibuka dengan total 59 gerai di seluruh Indonesia yaitu salah
satu unit bisnis dari taman safari Indonesia yang berfokus pada retail untuk penjualan
souvenir taman safari Indonesia. Saat ini total 59 outlet telah dibangun di Indonesia
dengan lebih dari 5000 macam produk yang dijual seperti oleh-oleh khas taman safari
seperti stiker, boneka binatang yang lucu, gantungan kunci, atau pun tas (Echi,
2017).
Pada tahun 2007, giliran Bali yang menjadi sasaran untuk pembuatan produk
taman safari lainnya. Taman safari membangun “Bali Safari & Marine Park” di
Gianyar, Bali dan jangan melewatkan sensasi perjalanan safari journey dan safari
night yang merupakan fasilitas unggulan. Tak lama kemudian di tahun 2008, taman
safari Indonesia membangun “Mara River Safari Lodge” di kompleks bali safari &
marine park, sebagai tempat penginapan berkelas. Jika Bali biasanya identik dengan
5

hotel mewah di pinggir pantai, Mara River menawarkan suasana penginapan di


tengah-tengah satwa ala Afrika. Karena hotel ini masih berada dalam satu kompleks
taman safari & marine park, wisatawan bisa menginap di sana sekaligus menikmati
safari night di bali safari & marine park.
Setelah sukses mengembangkan di Bali, taman safari membangun “Batang
Dolphins Center” di Batang, Jawa Tengah pada tahun 2010 yang merupakan pusat
konservasi untuk pengembangbiakan, penelitian, dan pendidikan satwa laut.
Ternyata, bagi warga sekitar, batang dolphins center merupakan destinasi wisata
favorit untuk menghabiskan liburan akhir pekan. Bahkan, menjadi destinasi wisata
satwa laut terbaik di Jawa Tengah. Pada bulan mei 2017, taman safari Indonesia akan
meluncurkan produk terbarunya lagi, yaitu “Baobab Safari Resort” yang membawa
tema ala-ala Afrika. Dimana resort akan dikelilingi beragam satwa yang bisa
wisatawan lihat dari balkon kamar. Baobab safari resort ini dibangun sebagai fasilitas
penunjang wisatawan yang akan liburan ke taman safari prigen.

3. Manfaat Taman Safari


Pariwisata seperti taman safari Indonesia sebagai salah satu industri yang
memberikan profit kepada penggunannya memiliki beberapa peran dan fungsi yang
terus menjaga komitmennya untuk terus berusaha menjadi taman konservasi,
pendidikan, riset penelitian dan taman rekreasi yang diakui dunia (Rimba, 2012).
Sesuai dengan fungsinya , maka taman safari berperan sebagai sarana konservasi,
pendidikan, riset penelitian, dan rekreasi.
Sebagai sarana konservasi taman safari Indonesia menjadi lembaga konservasi
Ex- Situ (untuk menangkar satwa langka diluar habitatnya) dan merupakan benteng
terakhir penyelamatan satwa, menyelamatkan satwa yang terancam punah karena
kerusakan habitatnya, tempat penitipan satwa- satwa langka milik negara, menjaga
kemurnian genetik dari satwa yang dilindungi. Taman safari bisa menjadi sebagai
sarana pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi; memberikan pendidikan dan
pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai pentingnya konservasi alam dan
lingkungan melalui peragaan maupun pertunjukan satwa; menanamkan rasa cinta dan
peduli terhadap satwa serta alam “flora & fauna” sejak dini kepada siswa sekolah dan
6

berbagai kalangan masyarakat lainnya, melalui program pengenalan satwa liar dan
lingkungan. Biasanya taman safari melaksanakan penyuluhan tentang konservasi
sumber daya alam secara berkelanjutan kepada masyarakat luas di seluruh pelosok
Indonesia. Di bidang riset dan penelitian, taman safari dijadikan sarana penelitian
bagi berbagai disiplin ilmu, kedokteran hewan, biologi, peternakan & pariwisata dari
berbagai tingkatan pendidikan dan bagi para pakar konservasi dari lembaga
konservasi nasional maupun internasional. Fungsi taman safarai sebagai sarana
rekreasi menjadi hiburan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat dan sebagai
tempat rekreasi yang sehat dan mendidik bagi berbagai kalangan serta dapat
mengurangi ketegangan yang berdampak konflik dimana-mana.
C. GAMBARAN KERAJAAN (KINGDOM) ANIMALIA
1. Pengertian Kingdom Animalia
Menurut etimologi, hewan berasal dari bahasa latin yaitu animalis yang berarti
memiliki napas, tapi kata tersebut bukan di gunakan bagi manusia, dalam penggunaan
kata sehari-hari kata tersebut hanya di gunakan untuk hewan dan binatang, sedangkan
menurut definisi biologis nya ditunjukan pada semua mahluk hidup yang berada di
muka bumi ini. Menurut wikipedia hewan atau binatang adalah kelompok organisme
yang diklasifikasikan dalam kerajaan animalia atau metazoa, dan merupakan salah
satu dari berbagai makhluk hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan
margasatwa atau satwa saja. Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup
hanya kelompok bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi
yang berbeda (jaringan), sehingga kelompok ini disebut juga histozoa. Keempatnya
merujuk pada pengertian animalia yang merupakan makhluk hidup di bumi dengan
kelompok bersel banyak dengan fungsi jaringan yang berbebeda dan memiliki nama
lain seperti hewan, binatang, satwa, fauna .
Kingdom Animalia atau biasa disebut hewan merupakan organisme eukariotik
(organisme dengan sel kompleks) yang multiseluler. Berbeda dengan tumbuhan,
hewan tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk
membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, hewan harus mencari makanannya
sendiri untuk mendapatkan energi kemudian makanan tersebut dicerna di dalam
7

tubuhnya. Proses ini membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida


sebagai zat sisa. Ciri khas pada hewan yaitu sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Hewan banyak mengandung sel otot untuk pergerakannya dan sel saraf yang
berfungsi untuk merespon setiap rangsang (Reece, 2012).
2. Klasifikasi Kingdom Animalia
Kingdom Animalia terdiri dari kelompok invertebrate yaitu kelompok hewan
yang tidak mempunyai tulang belakang dan kelompok vertebrata yang memiliki
tulang belakang (Campbell, 2008). Berikut merupakan penjelasannya:
a. Invertebrata
Kelompok Invertebrata terbagi atas beberapa filum yaitu Porifera,
Coelenterata, Plathyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda
dan Echinodermata.
1) Porifera adalah hewan multiseluler dengan tubuh berpori, jaringan yang belum
terbentuk, memiliki rangka serta saluran air. Bersifat heterotrof dengan memperoleh
makanan di air yang masuk ke dalam tubuh melalui pori. Hidup di laut, melekat pada
batu atau benda lainnya. Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas,
gemmule (tunas internal) dan regenerasi. Reproduksi secara seksual dengan
pembentukan gamet. Porifera digolongkan menjadi tiga kelas berdasarkan penyusun
rangka, yaitu Hexactinellida, Demospongiae dan Calcaera.
2) Coelenterata adalah hewan multiseluler diploblastik yang tubuhnya telah terbentuk
jaringan, berbentuk polip atau medusa dengan tentakel berpenyengat, memiliki
rongga pencernaan, system saraf sederhana dan tidak memiliki system ekskresi.
Bersifat heterotrof dan menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa. Habitat
terdapat di laut. Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas oleh polip
dan reproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet oleh medusa atau polip.
Berdasarkan bentuk dominan dalam siklus hidup dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu
Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa.
3) Platyhelminthes adalah hewan triploblastik aselomata dengan tubuh simetri
bilateral berbentuk pipih, memiliki system saraf, system pencernaan dengan satu
lubang, tidak memiliki system sirkulasi, respirasi dan ekskresi. Hidup bebas di laut,
8

air tawar, tempat lembab atau parasit pada hewan serta manusia. Bersifat hemafrodit,
reproduksi seksual secara sendiri atau silang, reproduksi aseksual dengan fragmentasi
yang diikuti regenerasi. Klasifikasi dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria,
Trematoda dan Cestoda.
4) Nemathelminthes adalah hewan triploblastik pseudoselomata, tubuh simetri
bilateral berbentuk bulat panjang dilapisi kutikula dengan system pencernaan
lengkap, system sirkulasi oleh cairan pseudoselom, tidak memiliki system respirasi
dan ekskresi. Hidup bebas atau parasitbisa hidup di tanah basah, dasar perairan tawar
atau laut bebas, bersifat parasitik pada manusia, hewan dan tumbuhan. Reproduksi
secara seksual, contohnya Nemathelminthes yang parasitik yaitu cacing gelang,
cacing tambang, cacing kremi, cacing filarial dan cacing Trichinella.
5) Annelida adalah hewan triploblastik selomata, tubuh simetri bilateral bersegmen,
memiliki otot, system pencernaan lengkap, system sirkulasi, system saraf tangga tali
yaitu sistem saraf yang terdiri dari ganglia otak di depan tubuh dekat dengan faring
dan tali saraf yang menembus segmen tubuh serta memiliki system ekskresi. Tidak
memiliki system respirasi, bersifat hemafrodit atau gonokoris (alat kelamin jantan dan
betina terpisah pada individu yang berbeda). Hidup bebas di dasar laut, perairan
tawar, tanah dan tempat yang lembab atau parasit pada vertebrata. Reproduksi secara
seksual atau aseksual. Dibedakan atas 3 kelas yaitu, Polychaeta, Oligochaeta dan
Hirudinea.
6) Mollusca adalah hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, bertubuh
lunak, hidup bebas di laut, air tawar maupun darat. Tubuh terdiri dari kaki, massa
visceral dan mantel. Bercangkang, system pencernaan yang lengkap, system sirkulasi
terbuka dan tertutup. System saraf terdiri atas ganglion dan serabut saraf. Respirasi
dengan insang atau rongga mantel. Ekskresi dengan nefridia, bereproduksi seksual
secara internal atau eksternal dan bersifat dioseus (alat kelamin jantan dan betina
terdapat pada individu yang berbeda) atau monoseus (alat kelamin jantan dan betina
pada satu individu). Dibedakan menjadi 3 kelas yaitu, Gastropoda, Pelecypoda dan
Cephalopoda.
9

7) Arthropoda adalah hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, memiliki


kaki dan tubuh beruas, hidup di berbagai habitat secara bebas, parasit, komensal atau
simbiotik. Tubuh terdiri dari kaput (kepala), toraks (dada) dan abdomen (perut).
Eksoskeleton (rangka luar), jumlah anggota tubuh beragam, system indra berkembang
baik, system saraf tangga tali (sistem saraf yang terdiri dari ganglia otak di depan
tubuh dekat dengan faring, dan tali saraf yang menembus segmen tubuh), system
pencernaan lengkap, ekskresi melalui tubula malphigi (suatu saluran sebagai system
ekskresi pada arthropoda) atau dibantu dengan kelenjar ekskresi tertentu. Respirasi
menggunakan insang, trakea atau paru-paru yang berbuku. System sirkulasi terbuka.
Bersifat dioseus (alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda)
dan reproduksi seksual secara internal dan mengalami ekdisis (peristiwa terlepasnya
kutikula) sebagian bermetamorfosis. Dibedakan menjadi 4 kelas berdasarkan struktur
tubuh dan kaki yaitu Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea dan Insecta.
8) Echinodermata adalah hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral,
permukaan tubuh berduri, hidup bebas di dasar laut. Duri tumpul atau runcing,
memiliki system ambulakral, system saraf berupa cincin pusat saraf yang bercabang,
system pencernaan yang lengkap dan tidak memiliki system ekskresi. Respirasi
menggunakan insang, system sirkulasi dengan cairan rongga tubuh. Bersifat dioseus
dan reproduksi seksual secara eksternal dan dapat beregenerasi.Dibedakan menjadi 5
kelas yaitu, Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea dan Crinoidea.
b. Vertebrata
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki vertebrae (tulang
belakang) memanjang pada bagian dorsal (punggung) kepala hingga ekor. Vertebrata
terbagi atas beberapa kelas, diantaranya yaitu:
1) Pisces merupakan kelompok hewan yang hidup di air. Bagian luar tubuh ikan
dilindungi oleh eksoskeleton berupa sisik. Pisces dapat bernapas di dalam air berkat
insang yang ada pada tubuhnya. Pisces adalah hewan poikiloterm (hewan berdarah
dingin) yang dapat menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu air tempat hidupnya.
Ordo dari pisces yaitu, Agnatha, Chondricthyes dan Ostheichthyes.
10

2) Amfibi kelompok hewan yang dapat hidup di air maupun di darat. Contoh hewan
amfibi yaitu, katak, kodok, salamander. Amfibi bernapas dengan paru-paru dan
kulitnya. Jenis amfibi yang hidup di darat harus menemukan air untuk dapat bertelur.
Larva amfibi disebut kecebong. Kecebong mirip dengan ikan kecil dan hidup di air.
Pada masa ini kecebong bernapas dengan insang. Amfibi merupakan hewan
poikiloterm (berdarah dingin). Ordo dari Amfibi yaitu: Anura, Caudata,
Gymnophiona.
3) Reptilia merupakan vertebrata pertama yang dapat beradaptasi di daerah kering.
Reptil bersifat autotomi yaitu dapat memutuskan bagian tubuh tertentu jika dalam
keadaan bahaya. Contoh, ular, buaya, alligator, kadal, kura-kura. Ordo dari reptile
yaitu: Squamata, Crocodilia, Chelonia dan Rynchochepalia.
4) Aves Nama lainnya yaitu Burung. Memiliki bulu yang menutupi seluruh
permukaan tubuh. Bulu burung terbagi atas filoplumae (sebagai sensoris), plumulae
(sebagai isolator) dan plumae (untuk terbang). Burung merupakan hewan Homoiterm
(berdarah panas). Burung memiliki Saccus pneumaticus (kantung hawa) yang
berfungsi sebagai respirasi saat terbang, mengatur berat badan saat terbang,
memperkeras suara dan membungkus organ dalam agar tidak dingin ketika terbang.
Kelas Aves memiliki 27 ordo diantaranya yaitu: Apterygiformes, Struthioniformes,
Rheiformes, Casuarriiformes, Tinamiformes, Podicipediformes, Gaviiformes,
Spheniscitormes, Procellariiformes, Pelecaniformes, Ciconiiformes, Anseriformes,
Falconiformes, Galliformes, Gruiformes, Caradriiformes, Columbiformes,
Psittaciformes, Cuculiformes, Strigiformes, Caprimulgiformes, Apodiformes,
Trogoniformes, Coliiformes, Coraciiformmes, Piciformes dan Passeriformes.
5) Mammalia merupakan kelas yang memiliki mammae gland (kelenjar susu) dan
rambut yang menutupi permukaan tubuh. Mammalia terbagi atas Mammalia bertelur
(ex: platypus), Mammalia berkantung (ex:Kanguru, Koala) dan Mammalia
berplasenta yang bersifat vivipar (melahirkan) (ex:kucing, anjing, harimau, hyena
dll). Ordo dari Kelas Mammalia yaitu, Karnivora, Monotremata, insectivore,
pholidota, chiroptera, marsupialia, prosboscidae, artidactyea, Perissodactyla, Cetacea,
Sirenia, Rodentia, Lagomorpha, Pholidota, Edentata dan Primata.
11

D. PENJELASAN TENTANG SUMBER BELAJAR


1. Pengertian Sumber Belajar
Frasa ‘sumber belajar’ terbentuk dari kata ‘sumber’ dan ‘belajar’ asal kata
belajar sendiri dari kata ajar yang berari petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui (diturut). Secara leksikal, sumber mempunyai arti asal atau tempat
keluar berupa zat, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sumber
belajar berarti asal atau tempat dimana kita dapat memperoleh ilmu.. Pengertian yang
demikian mirip dengan pengertian taman safari menurut KBBI Edisi III yaitu orang
yang dapat dijadikan tempat bertanya tentang berbagai pengetahuan.
Menurut AECT dalam buku “Beberapa Aspek Pengembangan Sumber
Belajar” karya Sukardi (1998) menyatakan bahwa “sumber belajar merupakan
berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara
terkombinasi, sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.”
Menurut Mulyasa (2006), sumber belajar dirumuskan sebagai segala sesuatu yang
dapat memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh
sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses
belajar-mengajar. Sehingga, sumber belajar dapat berupa segala sesuatu yang ada
baik manusia, bahan, alat, pesan, teknik, maupun lingkungan yang dapat dijadikan
tempat untuk mengungkap suatu pengalaman belajar dan memberikan kemudahan-
kemudahan dalam memperoleh informasi, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap yang lebih baik. Sedangkan menurut Sitepu (2008), sumber
belajar Biologi adalah segala sesuatu, baik benda maupun gejalanya, yang dapat
digunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan
biologi tertentu. Pengertian sumber belajar menurut KBBI, AECT, Mulyasa dan
Sitepu keempatnya merujuk pada segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
memperoleh pengetahuan agar mempermudah tujuan dalam pembelajaran.
2. Pengkategorian Sumber Belajar
12

Sumber belajar dapat memungkinkan dan memudahkan terjadinya proses


belajar. Sumber belajar biologi dalam proses pembelajaran Biologi dapat diperoleh di
sekolah atau di luar sekolah. Pada umumnya terdapat dua cara memanfaatkan sumber
belajar dalam pembelajaran di sekolah yaitu dengan membawa sumber belajar ke
dalam kelas atau membawa kelas ke lapangan dimana sumber belajar berada
(Mulyasa, 2006: 50-51). Dilihat dari tipe atau asal usulnya, sumber belajar dapat
dibedakan menjadi 2 katagori, yaitu:
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design)
Yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk tujuan instruksional. Sumber
belajar jenis ini sering disebut sebagai bahan instruksional (Instructional materials).
Contohnya adalah bahan pengajaran terprogram, modul, transparansi untuk sajian
tertentu, slide untuksajian tertentu, guru bidang studi, film topik ajaran tertentu,
komputer instruksional, dan sebagainya.
b. Sumber belajar yang sudah tersedia (learning resources by utilization)
Yaitu sumber belajar yang telah ada untuk maksud non instruksional, tetapi dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang kualitasnya setingkat dengan sumber
belajar jenis by design. Contohnya adalah taman safari, kebun raya, taman nasional,
museum bahari, kebun binatang, dan sebagainya.
3. Manfaat Sumber Pembelajaran
Secara umum manfaat sumber belajar dalam pembelajaran adalah
memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud untuk membantu siswa
belajar secara optimal. Namun demikian, secara khusus manfaat sumber
pembelajaran seperti yang ada dalam buku Arsyad (1997), yaitu meningkatkan
produktivitas pembelajaran, memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya
lebih individual, memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, lebih
memantapkan pembelajaran, memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung, dan
memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas dengan menyajikan informasi
yang mampu menembus batas geografis.
13

E. POTENSI TAMAN SAFARI MENUNJANG PEMBELAJARAN BIOLOGI


KERAJAAN (KINGDOM) ANIMALIA
Pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal
yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan bertanggung
jawab sebagai anggota masyarakat nantinya. Pembelajaran dipengaruhi oleh faktor
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dengan adanya interaksi antara
guru dengan siswa serta kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran (Wijaya,
2000). Pembelajaran biologi menuntut adanya peran aktif dari siswa karena biologi
berdasarkan proses ilmiah didasari dengan cara berfikir logis berdasarkan fakta yang
mendukung. Dalam pembelajaran biologi terdapat komponen yang harus dimiliki
siswa yaitu dapat memahami proses ilmiah sebagai hasil dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Oleh karena itu suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar
siswa dapat mengembangkan potensi dirinya. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak dianggap sebagai individu yang pasif yang hanya sebagai penerima informasi,
akan tetapi dipandang sebagai individu yang aktif, yang memiliki potensi untuk
berkembang.

Biologi adalah ilmu yang diperuntukkan bagi orang-orang dengan pemikiran


yang selalu berulang (Campbell, 2008). Dengan kurangnya pemahaman siswa tentang
ilmu biologi terutama kingdom animalia diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki
kualitas suatu pembelajaran. Pembelajaran kingdom animalia tidak membutuhkan
peralatan dan harga yang mahal atau sulit didapatkan, hal ini dikarenakan alat dan
bahannya sudah disediakan oleh alam yang terbentang luas. Alam telah menyediakan
tempat alami yang mana berupa laut, sungai, gunung, gurun dan hutan. Taman safari
juga telah disediakan dan dibuat oleh manusia. Maka, untuk menunjang keberhasilan
dan dapat mengoptimalkan pemahaman siswa dalam pembelajaran kingdom animalia,
diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat, salah satunya menggunakan
strategi pembelajaran melalui pemanfaatan taman safari. Strategi Pemanfaatan
taman safari adalah salah satu cara pembelajaran yang dilaksanakan diluar kelas dan
menuntut siswa untuk dapat bernalar serta memahami materi sehingga dibutuhkan
14

konsentrasi siswa yang tinggi. Siswa diharapkan mampu untuk menyimpulkan,


mendefinisikan, merumuskan dan berfikir umum.

Penyampaian materi pembelajaran ini biasanya menggunakan gambar dari


kingdom animalia, dengan melihat gambar maka akan ditemukan sebuah
permasalahan yang akan dipecahkan oleh para siswa. Kingdom animalia selain
dipelajari menggunakan gambar juga dapat dipelajari dengan cara mengajak peserta
didik terjun langsung ke dalam animalia yang ada di taman safari, dengan melihat
langsung maka peserta didik akan lebih memahami kingdom animalia. Penggunaan
taman safari dalam sumber pembelajaran diharapkan mampu membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar siswa, membantu keefektifan proses
pembelajaran, mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran,
memperlancar pencapaian tujuan, untuk memahami dan mengingat informasi yang
diberikan, pembelajaran menjadi lebih menarik, membawa variasi baru bagi
pengalaman belajar siswa sehingga siswa tidak bosan dan tidak bersikap pasif, serta
dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu dengan menghadirkan
gambaran objek yang sedang dipelajari di luar ruang kelas.

SIMPULAN

Kurangnya pemahaman siswa tentang ilmu biologi terutama kerajaan


(kingdom) animalia diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki kualitas suatu
pembelajaran. Taman safari sebagai program penciptaan lingkungan wisata dijadikan
tempat untuk memperoleh pengetahuan tentang hewan dan dapat menjadi sumber
yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan agar mempermudah tujuan dalam
pembelajaran. Sehingga pemanfaataan taman safari sebagai sumber pembelajaran
biologi materi kerajaan (kingdom) animalia diharapkan dapat mengoptimalkan hasil
belajar siswa.
15

DAFTAR RUJUKAN

Agya, Benediktus. 2016. Langkah Safari Prigen Mengupayakan Kesejahteraan Satwa.


Tersedia: https://www.kompasiana.com/benedictusagya/langkah-safari-prigen-
mengupayakan-kesejahteraan-satwa_56c704fcd57e611d14b91a30 (diakses
pada hari Rabu, 4 Oktober 2017).

Arsyad, Azhar, 1997 .Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Yuliati, E. 2012. Pengertian Lingkungan Hidup secara Umum. Tersedia:


https://www.slideshare.net/elyyuliati/pengertian-lingkungan (diakses Minggu,
05 November 2017).

Campbell, N.A, Reece,J.B, Urry,L.A, Cain,M.L,Waserman,S.A, Minorsky,Peter


V.,dan Jackson, R.2008. Biology.Eight Edition. San Francisco: Benjamin
Cummmings.

Echi. 2017. Awal Dibangun Taman Safari. Tersedia: https://phinemo.com/sejarah-


taman-safari/ (diakses Minggu, 05 November 2017)

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :


P.31/Menhut-II/2012.

Rimba, A. 2012. Dampak Taman Safari Indonesia 1 Cisarua BogorTerhadap


Ekonomi, Sosial Budaya dan Lingkungan. Elemen & Sistem Kepariwisataan,
Program Magister Perencanaan Kepariwisataan: Institut Teknologi Bandung,
PP5102.
16

Reece, Taylor, Simon, dan Dickey. 2012. Campbell Biology, Concepts and
Connections. Eleventh Edition. San Francisco: Pearson Education, Inc.

Sukardi, & Arief. 1998. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa.

Sitepu. 2008. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta :Guru Besar Uiversitas Negeri
Jakarta . Jurnal Pendidikan.

Wijaya, C. 2000. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.

Anda mungkin juga menyukai