BEST PRACTICE
MELESTARIKAN LINGKUNGAN
DAN MEMBANGUN KEMANDIRIAN
Di susun oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT dengan segala sifat-Nya yang Maha.
Dzat yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan ilmu-Nya, sehingga
penyusunan karya tulis ini dengan judul “MELESTARIKAN LINGKUNGAN
DAN MEMBANGUN KEMANDIRIAN” dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan karya tulis ini banyak pihak yang telah membantu
sehingga dapat berjalan dengan baik. Untuk itu dengan segala ketulusan hati
penulis menyampaikan banyak terima kasih.
Sebagai sebuah karya tulis yang disusun oleh manusia, maka tentunya karya
tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapakan ide dan
sarannya demi pengembangan dan peningkatan pelaksanaan muatan lokal
budidaya tanaman anggrek di SMAN 6 Sigi menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Palolo yang secara geografis berada di daerah pegunungan berinisiasi untuk
memilih potensi lokal yang tepat untuk di ajarkan kepada siswa-siswi.
SMAN 6 Sigi sebagai sekolah yang ada di Kecamatan Palolo
merupakan daerah penyangga kawasan Taman Nasional Lore-Lindu, ingin
turut berperan aktif dalam pelestarian daerah kawasan Taman Nasional Lore-
Lindu. Untuk itu, SMAN 6 Sigi bersama-sama dengan Balai Besar Taman
Nasional Lore-Lindu melakukan kerjasama dalam rangka pelestarian potensi
kawasan Taman Nasional Lore-Lindu.
Taman Nasional Lore Lindu bukan hanya merupakan kawasan penting
bagi masyarakat setempat dan daya tarik bagi turis dan ilmuan asing. Banyak
organisasi internasional mengakui bahwa Taman Nasional ini memiliki sifat-
sifat unik. Karenanya mereka telah menganugerahkan status istimewa pada
Taman Nasional Lore Lindu sebagai berikut :
1. TN Lore Lindu – Cagar Biosfer UNESCO
Pada tahun 1977 Taman Nasional Lore Lindu diakui oleh
Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai Cagar Bioesfer.
2. TN Lore Lindu – Lokasi Warisan Dunia
Taman Nasional Lore Lindu telah dinominasikan oleh
Pemerintah Indonesia sebagai Lokasi Warisan Dunia. Patung-
patung megalith yang ditemukan di TNLL dan di Lembah-lembah
Besoa. Bada dan Napu, diakui secara internasional memiliki nilai-
nilai penting arkeologi dan budaya.
3. TN Lore Lindu – Kawasan Burung Endemik
Pulau Sulawesi merupakan habitat berbagai jenis burung khas
daerah Wallacea. Beberapa diantaranya tidak ditemukan ditempat
lain di dunia ini. Beberapa diantara burung-burung ini memiliki
distribusi sangat terbatas dan dikenal sebagai species dengan
lingkup terbatas secara keseluruhan. 47 spesies dengan lingkup
terbatas telah dicatat di Sulawesi Tengah 42 dianatar spesies ini
telah terlihat di Taman Nasional Lore Lindu.
4. TN Lore Lindu – Pusat Keanekaragaman Hayati
2
Taman Nasional Lore Lindu telah diidentifikasikan sebagai
kawasan yang sangat kaya akan jenis tanaman, dan sejumlah besar
diantaranya endemik, artinya tanaman yang hanya ditemukan
dikawasan tersebut. TNLL juga merupakan kumpulan plasma
nutfah bagi tanaman-tanaman yang memiliki nilai atau nilai
potensial bagi manusia. TNLL memiliki berbagai jenis vegetasi
(hutan awan, hutan belukar, hutan pegunungan tinggi, dan
pegunungan rendah, hutan campuran pegunungan tinggi, dan
pegunungan rendah dan dataran rendah /savanna dan hutan rawa
munson).
5. TN Lore Lindu – Kawasan Ekologi (G 200 Es)
Taman Nasional Lore Lindu dipandang sebagai contoh bagus
untuk ekosistem terrestrial dunia. Hal ini terjadi karena taman ini
kaya akan spesies, memiliki banyak spesies endemik, memiliki
keunikan taksonomi yang tinggi, fenomena ekologis dan evolusi
yang luar biasa dan, memiliki habitat-habitat penting spesies-
spesies utama.
6. TN Lore Lindu – Salah Satu Pusat Penelitian Di Sulawesi Tengah
Taman Nasional Lore Lindu merupakan pusat penelitian
keanekaragaman hayati dan budaya di Sulawesi Tengah. Banyak
peneliti dalam maupun luar negeri memilih Taman Nasional Lore
Lindu sebagai tempat penelitiannya. Untuk mengetahui berapa
besar hutan mampu menyerap karbondioksida dan berapa oksigen
yang dilepas. Telah dibangun Menara pengamat cuaca di TNLL
tepatnya di Desa Bariri. Wilayah enclave Besoa. Kecamatan Lore
Tengah Kabupaten Poso oleh STORMA bekerjasama IPB,
Universitas Tadulako dan Universitas Gottingen. Kassel (Jerman).
3
tinggi serta kultur budaya yang pluralitas sehingga sangat menarik bagi
wisatawan, ilmuwan dan ahli antropologi yang menikmati dan meneliti di
Lore Lindu.
Mengingat pentingnya peran Taman Nasional sebagai potensi atau
keunggulan daerah, maka SMAN 6 Sigi yang secara geografis berada di
daerah penyangga Taman Nasional Lore Lindu, berinisiasi untuk mengambil
bagian dalam upaya aksi pelestarian kawasan tersebut melalui mata pelajaran
muatan lokal.
Sebagai langkah awal mewujudkan hal tersebut, maka pada tahun
2014 dilakukan koordinasi dan konsultasi ke Balai Konservasi Sumber Daya
Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tengah dan Balai Besar Taman Nasional
Lore Lindu (BBTNLL). Ini dilakukan untuk menelusuri semua potensi yang
ada. Selama ini siswa dan masyarakat sekitar kawasan hanya mengetahui
bahwa yang dapat diambil dari hutan hanyalah kayu, sehingga yang terjadi
untuk menunjang perekonomian masyarakat adalah eksploitasi hutan secara
liar dan terus menerus. Untuk itu diperlukan upaya penyadaran kepada
masyarakat tentang bagaimana memanfaatkan hutan secara arif dan
bijaksana. Bahwa hutan dapat digunakan untuk kepentingan manusia namun
tidak merusaknya. Potensi dalam hutan tidak hanya kayu yang dapat
digunakan oleh manusia, namun juga terdapat potensin lain yang bernilai
ekonomi tinggi. Dari hasil diskusi diketahui bahwa Taman Nasional Lore
Lindu merupakan daerah kawasan hutan yang memiliki banyak potensi di
dalamnya yang dapat dikembangkan oleh masyarakat, yang juga dapat
dijadikan bahan pembelajaran bagi siswa, misalnya budidaya tanaman obat-
obatan herbal, penangkaran kupu-kupu ataupun binatang lainnya serta
budidaya Anggrek. Dari hasil diskusi panjang dan telaah mendalam terhadap
seluruh aspek yang memungkinkan termasuk didalamnya dukungan sarana
prasarana dan sumber belajar maka diputuskan untuk menentukan budidaya
tanaman anggrek sebagai bahan kajian dalam mata pelajaran muatan lokal di
SMA Negeri 6 Sigi.Taman Nasional Lore-Lindu memiliki banyak jenis
anggrek spesies yang terdapat didalam kawasannya. Potensi inilah yang coba
4
dikembangkan oleh SMAN 6 Sigi untuk melakukan penyelamatan,
penangkaran dan budi daya terhadap tanaman anggrek spesies kawasan
Taman Nasional Lore-Lindu. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka SMAN
6 Sigi melakukan kerja sama secara resmi melalui penandatanganan nota
kerjasama dengan pihak Balai Besar Taman Nasional pada tanggal 31 Januari
2015.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka SMAN 6 Sigi sejak tahun 2014
hingga sekarang telah melakukan upaya penyelamatan, penangkaran dan budi
daya tanaman anggrek melalui pembelajaran mata pelajaran muatan lokal.
SMA Negeri 6 Sigi telah melakukan upaya konservasi, pengelolaan dan
pemenfaatan hutan secara lestari.
B. Permasalahan
1. Menentukan bidang yang tepat untuk muatan lokal yang didasarkan
pada potensi dan kearifan lokal daerah dimana SMA Negeri 6 Sigi
berkedudukan.
2. Kurangnya kesadaran lingkungan siswa-siswi SMAN 6 Sigi untuk
menjaga dan melestarikan kawasan hutan.
3. Kurangnya pengetahuan siswa-siswi SMAN 6 Sigi yang ada di
Kecamatan Palolo terhadap Taman Nasional Lore-Lindu.
5
sehingga memiliki pengetahuan tentang teknologi budi daya tanaman anggrek
serta membangun kemandirian berwirausaha pada tanaman anggrek.
Pembelajaran budidaya anggrek dalam mata pelajaran muatan lokal di
SMAN 6 Sigi bertujuan agar siswa-siswi sebagai generasi muda penerus
bangsa memiliki kesadaran akan pelestarian lingkungan alam. Agar siswa-
siswi SMAN 6 Sigi dapat secara arif dan bijaksana memanfaatkan potensi
alam yang terdapat dalam kawasan hutan atau Taman Nasional Lore-Lindu
tanpa merusak ekosistem hutan yang terdapat dalam areal kawasan.
6
BAB II
PROGRAM KEGIATAN
A. Penyusunan Kurikulum
1. Kelas X
7
kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran muatan lokal di
tingkat kelas X dapat dilihat pada tabel 2.1.
STANDAR ALOKASI
SMT KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI WAKTU
penanaman anggrek.
tanaman anggrek 2.2 Memahami syarat tumbuh
2 JP
dari tanaman anggrek.
2.3 Memahami media tumbuh
2 JP
tanaman anggrek.
2.4 Memahami cara menanam
4 JP
tanaman anggrek.
2.5 Terampil melaksanakan
penanaman tanaman 2 JP
anggrek.
Jumlah 26 JP
GENAP
8
budidaya tanaman anggrek secara
anggrek. konvensional
3.2 Terampil melaksanakan
perbanyakan tanaman 4 JP
anggrek
3.3 Memahami metode
perawatan tanaman 8 JP
anggrek
3.4 Memahami metode
pemupukan tanaman 2 JP
anggrek.
3.5 Memahami hama dan
penyakit pada tanaman 4 JP
anggrek
Jumlah 26 JP
2. Kelas XI
Selanjutnya siswa-siswi di tingkat kelas XI, diberikan
pemahaman tentang perbanyakan tanaman anggrek yang dilakukan
melalui kultur jaringan tanaman. Disamping itu juga diberikan
pemahaman tentang bagaimana pertumbuhan tanaman hasil kultur di
habitat aslinya. Sehingga diharapkan siswa-siswi dapat memiliki
kompetensi untuk membudidayakan tanaman anggrek hasil kultur
sehingga tidak perlu lagi secara terus-menerus mengambil anggrek
dari hutan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata
pelajaran muatan lokal di tingkat kelas XI dapat dilihat pada tabel 2.2
.
Tabel 2.2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran muatan lokal kelas XI.
9
ALOKASI
SMT SK KOMPETENSI DASAR
WAKTU
Jumlah 26 JP
metode aklimatisasi.
10
aklimatisasi 2.2 Memahami karakteristik
8 JP
pasca kultur planlet kultur in vitro.
jaringan. 2.3 Memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi tahapan 4 JP
aklimatisasi.
2.4 Memahami prosedur
2 JP
aklimatisasi.
2.5 Terampil dalam melakukan
8 JP
prosedur aklimatisasi.
Jumlah 26 JP
3. Kelas XII
Standar Alokasi
Semester Kompetensi Dasar
Kompetensi Waktu
11
2 JP
1.1. Menjelaskan Defenisi
1 [satu] 1. Memahami 2 jp
kewirausahaan
konsep
1.2. Menjelaskan proses
kewirausahaan 2 JP
kewirausahaan
1.3. Menjelaskan fungsi
2 JP
kewirausahaan
1.4. menganalisis modal
2 JP
dalam berwirausaha
1.5. menjelaskan cara
2 JP
berwirausaha
1.6. Menjelaskan ciri umum
2 JP
kewirausahaan
2.1 Mendeskripkan undang-
2. Memahami 2 JP
undang perlindungan
undang-
satwa, perjanjian CITES,
undang
dan apendiks
perlindungan
perdagangan anggrek
satwa
2.2 Mendeskripsikan jenis- 2 JP
jenis angrek yang
dilindungi dan yang
populer di Indonesia
12
Jumlah 20 JP
Alokasi
Standar
Semester Kompetensi Dasar Waktu
Kompetensi
Jumlah 8 JP
13
Pengadaan Sarana Prasarana Pembelajaran Mulok
Dalam melaksanakan pembelajaran muatan lokal sebagai upaya
konservasi anggrek spesies, maka diperlukan suatu tempat penangkaran dan
budi daya anggrek spesies berupa green house. Untuk itu SMA Negeri 6 Sigi
menyediakan rumah praktek budi daya anggrek spesies yang bertempat di
dalam lingkungan sekolah SMA Negeri 6 Sigi. Pada bulan September 2014
telah didirikan green house anggrek spesies dengan luas 18 m2.
Selama tahun 2015 hingga tahun 2016, SMA Negeri 6 Sigi telah
berhasil melakukan budidaya (perbanyakan) tanaman anggrek. Untuk
menampung banyaknya tanaman anggrek hasil perbanyakan, maka
dilakukanlah penambahan ruangan untuk budidaya anggrek sebanyak 6
ruang. Sehingga saat ini telah terdapat 13 bilik/ruang untuk budidaya
tanaman anggrek dengan luas dari 18 m2 menjadi 81 m2.
14
penangkaran dan budi daya tanaman anggrek spesies sebanyak 34 jenis
anggrek spesies dengan total tanaman saat ini sebanyak 313 rumpun. 34 jenis
anggrek spesies yang telah ditangkarkan dan dibudi dayakan di green house
SMA Negeri 6 Sigi, terdiri atas 24 yang telah teridentifikasi nama beserta
taksonominya dan 10 yang belum teridentifikasi nama dan taksonominya. 24
spesies anggrek yang telah diketahui namanya antara lain sebagai berikut.
1) Ascosentrum minatum
2) Aurindina graminifolia
3) Bulbophyllum echinolabium
4) Bulbophyllum Carunculatum
5) Bulbophyllum lepidum
6) Coelogyne arachnis
7) Coelogyne asperata
8) Coelogyne rochussenii
9) Coelogyne speciosa
10) Cymbidium aloifolium
11) Cymbidium atropurpureum
12) Cymbidium finlysonianum
13) Dendrobium crumenatum
14) Dendrobium leanis
15) Epidendrum radicans
16) Eria Ornata
17) Grammatophyllum stathophyllum
18) Grammatophyllum scriptum
19) Pholidota imbricata
20) Phalaenopsis amabilis
21) Phalaenopsis celebiensis
22) Phalaenopsis venosa
23) Spathoglottis plicata
24) Vanda celebica
15
E. Inovasi Yang Dilakukan
Dalam melakukan pembalajaran muatan lokal di SMA Negeri 6 Sigi,
saya selaku Kepala Sekolah telah berhasil mengembangkan SMA Negeri 6
Sigi sebagai sekolah yang berwawasan lingkungan melalui program-program
inovatif yang berkaitan dengan pelestarian tanaman anggrek antara lain
sebagai berikut.
1) Restocking atau pengembalian tanaman anggrek hasil budi daya
SMA Negeri 6 Sigi ke habitat aslinya di dalam Kawasan Taman
Nasional Lore-Lindu. Kegiatan ini dilaksankan pada tanggal 12
April 2017.
2) Penyerahan tanaman anggrek hasil budi daya SMA Negeri 6 Sigi
kepada Balai Besar Taman Nasional Lore-Lindu. Kegiatan ini
dilaksankan pada tanggal 12 April 2017.
3) Diseminasi atau sosialisasi pembelajaran budi daya tanaman
anggrek dalam mata pelajaran muatan lokal kepada beberapa
sekolah yang juga secara geografis berada di daerah sekitar kawasan
Taman Nasional Lore-Lindu, antara lain sebagai berikut.
a. SMA Negeri 5 Sigi di Kecamatan Kulawi pada tanggal 8
September 2017.
b. SMA Negeri 12 Sigi di Kecamatan Lindu pada tanggal 19
September 2017.
c. SMK Negeri 4 Sigi di Kecamatan Nokilalaki pada tanggal 20
Januari 2017.
4) Pelepasan spora tanaman anggrek ke habitat aslinya di Kecamatan
Lindu. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 September 2017.
5) Kunjungan Belajar Kultur Jaringan Tanaman Anggrek di
Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Untad. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 25 September 2017.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekolah pada umumnya termasuk SMA Negeri 6 Sigi mempunyai
karakteristik, iklim kerja, budaya, sosio-kultur yang unik dan berbeda
dengan sekolah lain. Ini memerlukan identifikasi dan analisa masalah yang
baik untuk bisa diterapkan pada semua proses yang berjalan di sekolah.
Sekolah dalam melaksanakan pembelajaran muatan lokal penting
untuk melakukan kajian mendalam terkait potensi atau kearifan lokal daerah
di mana sekolah tersebut berada. Untuk itu, SMA Negeri 6 Sigi sebagai
sekolah yang ada di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi sebagai wilayah yang
berada di daerah sekitar kawasan hutan dan merupakan daerah penyangga
kawasan Taman Nasional Lore-Lindu telah berhasil mengembangkan suatu
potensi keanekaragaman hayati yang terdapat dalam kawasan Taman
Nasional Lore-Lindu berupa anggrek spesies untuk diselamatkan, dijaga dan
dilestarikan. Sekolah juga berhasil memberikan tawaran alternatif lain atas
pemanfaatan hutan secara lestari yang berdampak bagi tumbuhnya jiwa
kewirausahaan secara mandiri.
B. Saran
Diharapkan setiap sekolah dalam melaksanakan pembelajaran muatan
lokal tidak hanya sekedar mata pelajaran tambahan tetapi dapat menjadi satu
kekhasan dari sekolah tersebut. Karena muatan lokal merupakan mata
pelajaran yang mengembangkan kearifan atau potensi lokal dimana sekolah
tersebut berada. Sehingga kekhasan tersebut dapat menjadi keunggulan untuk
sekolah yang melaksanakan mata pelajaran muatan lokal tertentu.
Dibutuhkan adanya dukungan dari semua stake holder agar
pelaksanaan mata pelajaran mulok dapat berjalan efektif dan efesien sehingga
semua siswa yang telah menyelesaikan pendidikan di SMA mampu mengenal
dan mengembangkan kompetensi dirinya yang disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi dan keunggulan daerahnya masing-masing.
17
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, 2005, Taman Nasional Lore-Lindu, Palu, Balai Taman Nasional
Lore-Lindu.
18
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
19
20
21
2. Bantuan Indukan Tanaman Anggrek yang diterimah oleh SMA Negeri 6
Sigi
22
3. Dari Koperasi “Anggrek Vury” 4. Dari Dinas Pertanian Provinsi Sul-
teng.
Negeri 6 Sigi.
23
4. Kegiatan pembelajaran habitat asli tanaman anggrek spesies
24
5. Kegiatan pengembalian anggrek hasil budi daya SMA Negeri 6 Sigi ke
25
6. Siswa yang telah melakukan budi daya anggrek dan mendapatkan
26
7. Kunjungan belajar kultur jaringan tanaman anggrek di Laboratorium
27
8. Kegiatan Sosialisasi budi daya anggrek spesies ke sekolah-sekolah
28
❖
29