Anda di halaman 1dari 32

LOMBA KARYA TULIS

BEST PRACTICE
MELESTARIKAN LINGKUNGAN
DAN MEMBANGUN KEMANDIRIAN

Di susun oleh :

Elvina Trisyawati, S.Pd, M.Pd


NIP. 19680427 200003 2 004

SMA NEGERI 6 SIGI

KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

PROVINSI SULAWESI TENGAH

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT dengan segala sifat-Nya yang Maha.
Dzat yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan ilmu-Nya, sehingga
penyusunan karya tulis ini dengan judul “MELESTARIKAN LINGKUNGAN
DAN MEMBANGUN KEMANDIRIAN” dapat diselesaikan.

Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang,


tujuan dan teknis pembelajaran muatan lokal yang dilaksanakan di SMA Negeri 6
Sigi dengan mengambil konsep budidaya tanaman anggrek sebagai potensi lokal
yang patut untuk dikembangkan namun dengan tetap memperhatikan pelestarian
alam.

Dalam penyusunan karya tulis ini banyak pihak yang telah membantu
sehingga dapat berjalan dengan baik. Untuk itu dengan segala ketulusan hati
penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Sebagai sebuah karya tulis yang disusun oleh manusia, maka tentunya karya
tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapakan ide dan
sarannya demi pengembangan dan peningkatan pelaksanaan muatan lokal
budidaya tanaman anggrek di SMAN 6 Sigi menjadi lebih baik lagi.

Palolo, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Permasalah ................................................................................................. 5
C. Tujuan ........................................................................................................ 4
BAB II PROGRAM KEGIATAN ....................................................................... ..6
A. Penyusunan Kurikulum .............................................................................. 7
B. Pengadaan Sarana-Prasarana .................................................................... 13
C. Kerja Sama Dengan Berbagai Instansi .................................................... 13
D. Hasil Yang Dicapai .................................................................................. 13
E. Inovasi Yang Dilakukan ........................................................................... 15
BAB III Penutup .................................................................................................. 16
A. Kesimpulan .............................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17
LAMPIRAN ........................................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
menjelaskan bahwa muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata
pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman siswa-siswi terhadap keunggulan dan kearifan di
daerah tempat tinggalnya. Untuk itu setiap satuan pendidikan menyertakan
muatan lokal sebagai satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa-siswi.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan.
Oleh karena itu, dalam menentukan materi yang diajarkan dalam mata
pelajaran muatan lokal penting untuk dilakukan suatu kajian yang mendalam
tentang potensi lokal yang perlu untuk dikembangkan. Sehingga siswa-siswi
dapat melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah
yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang
pembangunan nasional.
Sebagai salah satu sekolah di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi
Tengah, SMAN 6 Sigi berkewajiban melakukan pembelajaran dalam rangka
pengembangan potensi lokal daerah dalam mata pelajaran Muatan Lokal
kepada siswa-siswi. SMAN 6 Sigi sebagai sekolah yang ada di Kecamatan

1
Palolo yang secara geografis berada di daerah pegunungan berinisiasi untuk
memilih potensi lokal yang tepat untuk di ajarkan kepada siswa-siswi.
SMAN 6 Sigi sebagai sekolah yang ada di Kecamatan Palolo
merupakan daerah penyangga kawasan Taman Nasional Lore-Lindu, ingin
turut berperan aktif dalam pelestarian daerah kawasan Taman Nasional Lore-
Lindu. Untuk itu, SMAN 6 Sigi bersama-sama dengan Balai Besar Taman
Nasional Lore-Lindu melakukan kerjasama dalam rangka pelestarian potensi
kawasan Taman Nasional Lore-Lindu.
Taman Nasional Lore Lindu bukan hanya merupakan kawasan penting
bagi masyarakat setempat dan daya tarik bagi turis dan ilmuan asing. Banyak
organisasi internasional mengakui bahwa Taman Nasional ini memiliki sifat-
sifat unik. Karenanya mereka telah menganugerahkan status istimewa pada
Taman Nasional Lore Lindu sebagai berikut :
1. TN Lore Lindu – Cagar Biosfer UNESCO
Pada tahun 1977 Taman Nasional Lore Lindu diakui oleh
Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai Cagar Bioesfer.
2. TN Lore Lindu – Lokasi Warisan Dunia
Taman Nasional Lore Lindu telah dinominasikan oleh
Pemerintah Indonesia sebagai Lokasi Warisan Dunia. Patung-
patung megalith yang ditemukan di TNLL dan di Lembah-lembah
Besoa. Bada dan Napu, diakui secara internasional memiliki nilai-
nilai penting arkeologi dan budaya.
3. TN Lore Lindu – Kawasan Burung Endemik
Pulau Sulawesi merupakan habitat berbagai jenis burung khas
daerah Wallacea. Beberapa diantaranya tidak ditemukan ditempat
lain di dunia ini. Beberapa diantara burung-burung ini memiliki
distribusi sangat terbatas dan dikenal sebagai species dengan
lingkup terbatas secara keseluruhan. 47 spesies dengan lingkup
terbatas telah dicatat di Sulawesi Tengah 42 dianatar spesies ini
telah terlihat di Taman Nasional Lore Lindu.
4. TN Lore Lindu – Pusat Keanekaragaman Hayati

2
Taman Nasional Lore Lindu telah diidentifikasikan sebagai
kawasan yang sangat kaya akan jenis tanaman, dan sejumlah besar
diantaranya endemik, artinya tanaman yang hanya ditemukan
dikawasan tersebut. TNLL juga merupakan kumpulan plasma
nutfah bagi tanaman-tanaman yang memiliki nilai atau nilai
potensial bagi manusia. TNLL memiliki berbagai jenis vegetasi
(hutan awan, hutan belukar, hutan pegunungan tinggi, dan
pegunungan rendah, hutan campuran pegunungan tinggi, dan
pegunungan rendah dan dataran rendah /savanna dan hutan rawa
munson).
5. TN Lore Lindu – Kawasan Ekologi (G 200 Es)
Taman Nasional Lore Lindu dipandang sebagai contoh bagus
untuk ekosistem terrestrial dunia. Hal ini terjadi karena taman ini
kaya akan spesies, memiliki banyak spesies endemik, memiliki
keunikan taksonomi yang tinggi, fenomena ekologis dan evolusi
yang luar biasa dan, memiliki habitat-habitat penting spesies-
spesies utama.
6. TN Lore Lindu – Salah Satu Pusat Penelitian Di Sulawesi Tengah
Taman Nasional Lore Lindu merupakan pusat penelitian
keanekaragaman hayati dan budaya di Sulawesi Tengah. Banyak
peneliti dalam maupun luar negeri memilih Taman Nasional Lore
Lindu sebagai tempat penelitiannya. Untuk mengetahui berapa
besar hutan mampu menyerap karbondioksida dan berapa oksigen
yang dilepas. Telah dibangun Menara pengamat cuaca di TNLL
tepatnya di Desa Bariri. Wilayah enclave Besoa. Kecamatan Lore
Tengah Kabupaten Poso oleh STORMA bekerjasama IPB,
Universitas Tadulako dan Universitas Gottingen. Kassel (Jerman).

Menilik status-status istimewa yang diberikan kepada kawasan Taman


Nasional Lore Lindu, dapat disimpulkan bahwa kawasan Taman Nasional
Lore Lindu memiliki banyak fungsi, memiliki keaneka ragaman hayati yang

3
tinggi serta kultur budaya yang pluralitas sehingga sangat menarik bagi
wisatawan, ilmuwan dan ahli antropologi yang menikmati dan meneliti di
Lore Lindu.
Mengingat pentingnya peran Taman Nasional sebagai potensi atau
keunggulan daerah, maka SMAN 6 Sigi yang secara geografis berada di
daerah penyangga Taman Nasional Lore Lindu, berinisiasi untuk mengambil
bagian dalam upaya aksi pelestarian kawasan tersebut melalui mata pelajaran
muatan lokal.
Sebagai langkah awal mewujudkan hal tersebut, maka pada tahun
2014 dilakukan koordinasi dan konsultasi ke Balai Konservasi Sumber Daya
Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tengah dan Balai Besar Taman Nasional
Lore Lindu (BBTNLL). Ini dilakukan untuk menelusuri semua potensi yang
ada. Selama ini siswa dan masyarakat sekitar kawasan hanya mengetahui
bahwa yang dapat diambil dari hutan hanyalah kayu, sehingga yang terjadi
untuk menunjang perekonomian masyarakat adalah eksploitasi hutan secara
liar dan terus menerus. Untuk itu diperlukan upaya penyadaran kepada
masyarakat tentang bagaimana memanfaatkan hutan secara arif dan
bijaksana. Bahwa hutan dapat digunakan untuk kepentingan manusia namun
tidak merusaknya. Potensi dalam hutan tidak hanya kayu yang dapat
digunakan oleh manusia, namun juga terdapat potensin lain yang bernilai
ekonomi tinggi. Dari hasil diskusi diketahui bahwa Taman Nasional Lore
Lindu merupakan daerah kawasan hutan yang memiliki banyak potensi di
dalamnya yang dapat dikembangkan oleh masyarakat, yang juga dapat
dijadikan bahan pembelajaran bagi siswa, misalnya budidaya tanaman obat-
obatan herbal, penangkaran kupu-kupu ataupun binatang lainnya serta
budidaya Anggrek. Dari hasil diskusi panjang dan telaah mendalam terhadap
seluruh aspek yang memungkinkan termasuk didalamnya dukungan sarana
prasarana dan sumber belajar maka diputuskan untuk menentukan budidaya
tanaman anggrek sebagai bahan kajian dalam mata pelajaran muatan lokal di
SMA Negeri 6 Sigi.Taman Nasional Lore-Lindu memiliki banyak jenis
anggrek spesies yang terdapat didalam kawasannya. Potensi inilah yang coba

4
dikembangkan oleh SMAN 6 Sigi untuk melakukan penyelamatan,
penangkaran dan budi daya terhadap tanaman anggrek spesies kawasan
Taman Nasional Lore-Lindu. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka SMAN
6 Sigi melakukan kerja sama secara resmi melalui penandatanganan nota
kerjasama dengan pihak Balai Besar Taman Nasional pada tanggal 31 Januari
2015.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka SMAN 6 Sigi sejak tahun 2014
hingga sekarang telah melakukan upaya penyelamatan, penangkaran dan budi
daya tanaman anggrek melalui pembelajaran mata pelajaran muatan lokal.
SMA Negeri 6 Sigi telah melakukan upaya konservasi, pengelolaan dan
pemenfaatan hutan secara lestari.

B. Permasalahan
1. Menentukan bidang yang tepat untuk muatan lokal yang didasarkan
pada potensi dan kearifan lokal daerah dimana SMA Negeri 6 Sigi
berkedudukan.
2. Kurangnya kesadaran lingkungan siswa-siswi SMAN 6 Sigi untuk
menjaga dan melestarikan kawasan hutan.
3. Kurangnya pengetahuan siswa-siswi SMAN 6 Sigi yang ada di
Kecamatan Palolo terhadap Taman Nasional Lore-Lindu.

C. Tujuan dan Manfaat


Mewujudkan pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran muatan
lokal sehingga memberikan pengetahuan, pemahaman dan life skill serta
semangat kewirausahaan sehingga kedepannya siswa-siswi dapat
mengembangkan apa yang telah mereka pelajari setelah menyelesaikan
pendidikannya di SMAN 6 Sigi untuk dapat menopang kemandirian dirinya
secara berkelanjutan.
Pembelajaran budidaya anggrek dalam mata pelajaran muatan lokal di
SMAN 6 Sigi diharapakan dapat memberikan manfaat kepada siswa-siswi

5
sehingga memiliki pengetahuan tentang teknologi budi daya tanaman anggrek
serta membangun kemandirian berwirausaha pada tanaman anggrek.
Pembelajaran budidaya anggrek dalam mata pelajaran muatan lokal di
SMAN 6 Sigi bertujuan agar siswa-siswi sebagai generasi muda penerus
bangsa memiliki kesadaran akan pelestarian lingkungan alam. Agar siswa-
siswi SMAN 6 Sigi dapat secara arif dan bijaksana memanfaatkan potensi
alam yang terdapat dalam kawasan hutan atau Taman Nasional Lore-Lindu
tanpa merusak ekosistem hutan yang terdapat dalam areal kawasan.

6
BAB II
PROGRAM KEGIATAN

A. Penyusunan Kurikulum

Pembelajaran budidaya anggrek spesies dalam mata pelajaran muatan


lokal di SMAN 6 Sigi dilakukan secara berjenjang dan sistematis sesuai
dengan kompetensi dan tingkat kelas siswa. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang digunakan pada mata pelajaran muatan lokal disusun
berdasarkan aspek relevansi dengan keilmuaan tentang budidaya anggrek
beserta aspek yang berkaitan dengannya. Susunan struktur kurikulum
pembelajaran budidaya anggrek melalui mata pelajaran muatan lokal
dijelaskan sebagai berikut.

1. Kelas X

Siswa-siswi di tingkat kelas X, diberikan pemahaman tentang


pengenalan tanaman anggrek sebagai tanaman hias yang memiliki
potensi baik potensi pariwisata ataupun potensi ekonomi. Diharapkan
siswa-siswi sejak awal memiliki ketertarikan pada tanaman anggrek.
Sebagai langkah awal dalam pembelajaran di kelas X, maka dibutuhkan
tersedianya tanaman anggrek sebagai bahan pembelajaran. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, maka SMAN 6 Sigi melakukan kerjasama
dengan pihak Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu untuk
menyediakan tanaman anggrek. Disamping itu, tanaman anggrek juga
diperoleh dari penugasan siswa-siswi untuk mencari tanaman anggrek
disekitar kawasan hutan tempatnya berada. Hal in dimaksudkan juga
sebagai bagian pembelajaran kepada siswa-siswi terkait materi tentang
habitat asli tanaman anggrek beserta keanekaragaman jenisnya. Selain
itu, siswa-siswi pada tingkat X juga diberikan pemahaman tentang
pertumbuhan tanaman anggrek beserta cara perawatannya. Standar

7
kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran muatan lokal di
tingkat kelas X dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata


pelajaran muatan lokal kelas X.

STANDAR ALOKASI
SMT KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI WAKTU

1. 1.1 Memahami habitat asli


2 JP
Mengidentifikasi dari tanaman anggrek.
sumber daya yang 1.2 Memahami jenis-jenis
4 JP
dibutuhkan dalam dari tanaman anggrek.
mendukung proses 1.3 Memahami karakteristik JP
produksi budidaya morfologi dari tanaman 8
tanaman anggrek. anggrek.
2. Memahami 2.1 Memahami area
metodologi dalam penyebaran dari tanaman 2 JP
GANJIL

penanaman anggrek.
tanaman anggrek 2.2 Memahami syarat tumbuh
2 JP
dari tanaman anggrek.
2.3 Memahami media tumbuh
2 JP
tanaman anggrek.
2.4 Memahami cara menanam
4 JP
tanaman anggrek.
2.5 Terampil melaksanakan
penanaman tanaman 2 JP
anggrek.
Jumlah 26 JP
GENAP

3. Memahami 3.1 Memahami cara


8 JP
metodologi dalam perbanyakan tanaman

8
budidaya tanaman anggrek secara
anggrek. konvensional
3.2 Terampil melaksanakan
perbanyakan tanaman 4 JP
anggrek
3.3 Memahami metode
perawatan tanaman 8 JP
anggrek
3.4 Memahami metode
pemupukan tanaman 2 JP
anggrek.
3.5 Memahami hama dan
penyakit pada tanaman 4 JP
anggrek
Jumlah 26 JP

2. Kelas XI
Selanjutnya siswa-siswi di tingkat kelas XI, diberikan
pemahaman tentang perbanyakan tanaman anggrek yang dilakukan
melalui kultur jaringan tanaman. Disamping itu juga diberikan
pemahaman tentang bagaimana pertumbuhan tanaman hasil kultur di
habitat aslinya. Sehingga diharapkan siswa-siswi dapat memiliki
kompetensi untuk membudidayakan tanaman anggrek hasil kultur
sehingga tidak perlu lagi secara terus-menerus mengambil anggrek
dari hutan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata
pelajaran muatan lokal di tingkat kelas XI dapat dilihat pada tabel 2.2

.
Tabel 2.2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran muatan lokal kelas XI.

9
ALOKASI
SMT SK KOMPETENSI DASAR
WAKTU

1.1 Memahami perkembangan


teknologi kultur jaringan
4 JP
tanaman ditinjau dari
perspektif sejarahnya.
1.2 Memahami prinsip-prinsip
dasar dalam kultur jaringan 2 JP
tanaman.
1. Memahami
1.3 Memahami tata ruang
dasar-dasar
laboratorium kultur jaringan
dari metode
tanaman yang ideal, serta JP
kultur 4
mengenali dengan baik alat-
jaringan
alat yang umum digunakan
I sebagai salah
dalam pekerjaan kultur.
satu metode
1.4 Memahami kebutuhan nutrisi
dalam
jaringan di dalam kultur in
perbanyakan 4 JP
vitro, beberapa komposisi
tanaman
medium dasar yang utama.
anggrek.
1.5 Memahami prosedur kutltur
jaringan pada tanaman 6 JP
anggrek.
1.6 Memahami faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap
6 JP
keberhasilan kultur jaringan.

Jumlah 26 JP

2. Memahami 2.1 Memahami defenisi dari


4 JP
II

metode aklimatisasi.

10
aklimatisasi 2.2 Memahami karakteristik
8 JP
pasca kultur planlet kultur in vitro.
jaringan. 2.3 Memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi tahapan 4 JP
aklimatisasi.
2.4 Memahami prosedur
2 JP
aklimatisasi.
2.5 Terampil dalam melakukan
8 JP
prosedur aklimatisasi.

Jumlah 26 JP

3. Kelas XII

Siswa-siswi pada tingkat kelas XII, selanjutnya diberikan


pemahaman tentang aspek ekonomi hingga ruang lingkup pemasaran
dari tanaman anggrek. Diharapkan siswa-siswi dapat memiliki jiwa
kewirausahaan dalam bidang anggrek. Sehingga dapat membentuk
wirausaha-wirausaha muda dalam bidang tanaman hias, khususnya
tanaman anggrek. Standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
mata pelajaran muatan lokal di tingkat kelas XII dapat dilihat pada
tabel 2.3
Tabel 2.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Muatan Lokal di kelas XII.

Standar Alokasi
Semester Kompetensi Dasar
Kompetensi Waktu

11
2 JP
1.1. Menjelaskan Defenisi
1 [satu] 1. Memahami 2 jp
kewirausahaan
konsep
1.2. Menjelaskan proses
kewirausahaan 2 JP
kewirausahaan
1.3. Menjelaskan fungsi
2 JP
kewirausahaan
1.4. menganalisis modal
2 JP
dalam berwirausaha
1.5. menjelaskan cara
2 JP
berwirausaha
1.6. Menjelaskan ciri umum
2 JP
kewirausahaan
2.1 Mendeskripkan undang-
2. Memahami 2 JP
undang perlindungan
undang-
satwa, perjanjian CITES,
undang
dan apendiks
perlindungan
perdagangan anggrek
satwa
2.2 Mendeskripsikan jenis- 2 JP
jenis angrek yang
dilindungi dan yang
populer di Indonesia

3. Menganalisis 3.1 mengidentifikasi sarana 2 JP


sarana dan prasarana
prasarana dan peranggrekan
analisis usaha 3.2 Menganalisis usaha 2 JP
peranggrekan peranggrekan

12
Jumlah 20 JP

Alokasi
Standar
Semester Kompetensi Dasar Waktu
Kompetensi

2 [ dua ] 4. Memahami 4.1 Menjelaskan Kendala dan 2 JP


Kendala dan cara mengatasinya dalam
cara berproduksi kompot
mengatasinya danKriteria kompot layak
dalam jual.
berproduksi 4.2 Menjelaskan cara 2 JP
kompot dan pemeliharaan dan kriteria
Kriteria anggrek yang layak jual
kompot layak pada fase remaja.
jual 4.3 Menjelaskan ciri-ciri 2 JP
. anggrek pada fase
tanaman dara
pemeliharaan dan kriteria
layak jual pada fase
tanaman dara.
4.4 Mengenali-tanaman pot 2 JP
anggrek hias

Jumlah 8 JP

Jumlah Semester 1 dan Semester 2


28 JP
B.

13
Pengadaan Sarana Prasarana Pembelajaran Mulok
Dalam melaksanakan pembelajaran muatan lokal sebagai upaya
konservasi anggrek spesies, maka diperlukan suatu tempat penangkaran dan
budi daya anggrek spesies berupa green house. Untuk itu SMA Negeri 6 Sigi
menyediakan rumah praktek budi daya anggrek spesies yang bertempat di
dalam lingkungan sekolah SMA Negeri 6 Sigi. Pada bulan September 2014
telah didirikan green house anggrek spesies dengan luas 18 m2.
Selama tahun 2015 hingga tahun 2016, SMA Negeri 6 Sigi telah
berhasil melakukan budidaya (perbanyakan) tanaman anggrek. Untuk
menampung banyaknya tanaman anggrek hasil perbanyakan, maka
dilakukanlah penambahan ruangan untuk budidaya anggrek sebanyak 6
ruang. Sehingga saat ini telah terdapat 13 bilik/ruang untuk budidaya
tanaman anggrek dengan luas dari 18 m2 menjadi 81 m2.

C. Kerja Sama Dengan Berbagai Instansi


Dalam memaksimalkan program pembelajaran muatan lokal budi daya
anggrek spesies di SMA Negeri 6 Sigi, maka saya selaku kepala sekolah
SMA Negeri 6 Sigi melakukan koordinasi dan konsultasi ke beberapa
instansi untuk menjalin kerja sama. Beberapa instansi yang telah
mendukung/membantu proses pembelajaran muatan lokal budi daya anggrek
spesies di SMA Negeri 6 Sigi antara lain sebagai berikut.
1. Balai Besar Taman Nasional Lore-Lindu.
2. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Sulawesi Tengah.
3. Pemerintah Kabupaten Sigi melalui Dinas Pendidikan dan Dinas
Lingkungan Hidup.
4. Universitas Tadulako.
5. Koperasi “ANGGREK VURY”

D. Hasil Yang Dicapai


Sejak tahun 2014, pembelajaran muatan lokal budi daya anggrek
spesies di SMA Negeri 6 Sigi telah berhasil melakukan penyelamatan,

14
penangkaran dan budi daya tanaman anggrek spesies sebanyak 34 jenis
anggrek spesies dengan total tanaman saat ini sebanyak 313 rumpun. 34 jenis
anggrek spesies yang telah ditangkarkan dan dibudi dayakan di green house
SMA Negeri 6 Sigi, terdiri atas 24 yang telah teridentifikasi nama beserta
taksonominya dan 10 yang belum teridentifikasi nama dan taksonominya. 24
spesies anggrek yang telah diketahui namanya antara lain sebagai berikut.
1) Ascosentrum minatum
2) Aurindina graminifolia
3) Bulbophyllum echinolabium
4) Bulbophyllum Carunculatum
5) Bulbophyllum lepidum
6) Coelogyne arachnis
7) Coelogyne asperata
8) Coelogyne rochussenii
9) Coelogyne speciosa
10) Cymbidium aloifolium
11) Cymbidium atropurpureum
12) Cymbidium finlysonianum
13) Dendrobium crumenatum
14) Dendrobium leanis
15) Epidendrum radicans
16) Eria Ornata
17) Grammatophyllum stathophyllum
18) Grammatophyllum scriptum
19) Pholidota imbricata
20) Phalaenopsis amabilis
21) Phalaenopsis celebiensis
22) Phalaenopsis venosa
23) Spathoglottis plicata
24) Vanda celebica

15
E. Inovasi Yang Dilakukan
Dalam melakukan pembalajaran muatan lokal di SMA Negeri 6 Sigi,
saya selaku Kepala Sekolah telah berhasil mengembangkan SMA Negeri 6
Sigi sebagai sekolah yang berwawasan lingkungan melalui program-program
inovatif yang berkaitan dengan pelestarian tanaman anggrek antara lain
sebagai berikut.
1) Restocking atau pengembalian tanaman anggrek hasil budi daya
SMA Negeri 6 Sigi ke habitat aslinya di dalam Kawasan Taman
Nasional Lore-Lindu. Kegiatan ini dilaksankan pada tanggal 12
April 2017.
2) Penyerahan tanaman anggrek hasil budi daya SMA Negeri 6 Sigi
kepada Balai Besar Taman Nasional Lore-Lindu. Kegiatan ini
dilaksankan pada tanggal 12 April 2017.
3) Diseminasi atau sosialisasi pembelajaran budi daya tanaman
anggrek dalam mata pelajaran muatan lokal kepada beberapa
sekolah yang juga secara geografis berada di daerah sekitar kawasan
Taman Nasional Lore-Lindu, antara lain sebagai berikut.
a. SMA Negeri 5 Sigi di Kecamatan Kulawi pada tanggal 8
September 2017.
b. SMA Negeri 12 Sigi di Kecamatan Lindu pada tanggal 19
September 2017.
c. SMK Negeri 4 Sigi di Kecamatan Nokilalaki pada tanggal 20
Januari 2017.
4) Pelepasan spora tanaman anggrek ke habitat aslinya di Kecamatan
Lindu. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 September 2017.
5) Kunjungan Belajar Kultur Jaringan Tanaman Anggrek di
Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Untad. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 25 September 2017.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekolah pada umumnya termasuk SMA Negeri 6 Sigi mempunyai
karakteristik, iklim kerja, budaya, sosio-kultur yang unik dan berbeda
dengan sekolah lain. Ini memerlukan identifikasi dan analisa masalah yang
baik untuk bisa diterapkan pada semua proses yang berjalan di sekolah.
Sekolah dalam melaksanakan pembelajaran muatan lokal penting
untuk melakukan kajian mendalam terkait potensi atau kearifan lokal daerah
di mana sekolah tersebut berada. Untuk itu, SMA Negeri 6 Sigi sebagai
sekolah yang ada di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi sebagai wilayah yang
berada di daerah sekitar kawasan hutan dan merupakan daerah penyangga
kawasan Taman Nasional Lore-Lindu telah berhasil mengembangkan suatu
potensi keanekaragaman hayati yang terdapat dalam kawasan Taman
Nasional Lore-Lindu berupa anggrek spesies untuk diselamatkan, dijaga dan
dilestarikan. Sekolah juga berhasil memberikan tawaran alternatif lain atas
pemanfaatan hutan secara lestari yang berdampak bagi tumbuhnya jiwa
kewirausahaan secara mandiri.

B. Saran
Diharapkan setiap sekolah dalam melaksanakan pembelajaran muatan
lokal tidak hanya sekedar mata pelajaran tambahan tetapi dapat menjadi satu
kekhasan dari sekolah tersebut. Karena muatan lokal merupakan mata
pelajaran yang mengembangkan kearifan atau potensi lokal dimana sekolah
tersebut berada. Sehingga kekhasan tersebut dapat menjadi keunggulan untuk
sekolah yang melaksanakan mata pelajaran muatan lokal tertentu.
Dibutuhkan adanya dukungan dari semua stake holder agar
pelaksanaan mata pelajaran mulok dapat berjalan efektif dan efesien sehingga
semua siswa yang telah menyelesaikan pendidikan di SMA mampu mengenal
dan mengembangkan kompetensi dirinya yang disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi dan keunggulan daerahnya masing-masing.

17
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengembang Kurikulum, 2017, Dokumen 1 : Kurikulum SMA Negeri 6 Sigi


Tahun Pelajaran 2017/2018, Palu, SMA Negeri 6 Sigi.

Tim Penyusun, 2006, Standar Isi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006, Jakarta, Badan Standar Nasional
Pendidikan.

Tim Penyusun, 2006, Standar Kompetensi Lulusan. Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006, Jakarta, Badan Standar
Nasional Pendidikan.

Tim Penyusun, 2005, Taman Nasional Lore-Lindu, Palu, Balai Taman Nasional
Lore-Lindu.

18
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Pembelajaran budi daya anggrek SMA Negeri 6 Sigi

19
20
21
2. Bantuan Indukan Tanaman Anggrek yang diterimah oleh SMA Negeri 6

Sigi

1. Dari Komunitas Pecinta Anggrek 2. Dari Balai Besar Taman Nasional

SMA Negeri Sigi Lore-Lindu

22
3. Dari Koperasi “Anggrek Vury” 4. Dari Dinas Pertanian Provinsi Sul-

teng.

3. Kegiatan Pameran Koleksi Anggrek Spesies Hasil Budi Daya SMA

Negeri 6 Sigi.

23
4. Kegiatan pembelajaran habitat asli tanaman anggrek spesies

24
5. Kegiatan pengembalian anggrek hasil budi daya SMA Negeri 6 Sigi ke

hutan Taman Nasional Lore-Lindu.

25
6. Siswa yang telah melakukan budi daya anggrek dan mendapatkan

penghasilan dari usahanya tersebut.

26
7. Kunjungan belajar kultur jaringan tanaman anggrek di Laboratorium

Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

27
8. Kegiatan Sosialisasi budi daya anggrek spesies ke sekolah-sekolah

yang berada di daerah penyangga kawasan Taman Nasional Lore-Lindu.

❖ Sosialisasi di SMA Negeri 5 Sigi, Kecamatan Kulawi, Kabupaten


Sigi.

❖ Sosialisasi di SMA Negeri 12 Sigi. Kecamatan Lindu, Kabupaten


Sigi

28

❖ Sosialisasi di SMK Negeri 4 Sigi, Kecamatan Nokilalaki,


Kabupaten Sigi

29

Anda mungkin juga menyukai