Disusun oleh:
FIKHI IKHSAN SYAFEI
NIM: 120440009
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Fikhi Ikhsan Syafei
NIM
120440009
Lampung Selatan, 21-05-2023
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Sains Lingkungan Kelautan ITERA
ii
ABSTRAK
Kawasan Kepulauan Seribu memiliki nilai konservasi yang tinggi karena kelimpahan,
keragaman jenis dan ekosistemnya yang unik dan khas, penyu sisik merupakan salah satu
dari 10 kategori target konservasi Pulau Pramuka. Penyu sisik merupakan satu dari enam
penyu yang ada di Indonesia, spesies penyu ini termasuk dalam daftar Red Data Book
sebagai spesies yang terancam punah. Oleh karena itu, pengelolaan yang berkelanjutan
terhadap penyu ini sangat diperlukan.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................7
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I PENDAHULUAN
Saat ini diperlukan upaya perlindungan dan penelitian terhadap penyu beserta lokasi
yang cocok penelurannya agar dapat meminimalkan penurunan populasi penyu dan
masalah yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pelestarian penyu. Penyu memiliki
kedudukan penting sebagai penyeimbang ekosistem laut mulai dari memelihara ekosistem
terumbu karang produktif sampai mentransfer nutrien yang berasal dari lautan menuju arah
pesisir.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
BAB III PROFIL TEMPAT KERJA PRAKTIK
Keberadaan Taman Nasional Kepulauan Seribu diawali dengan berbagai cerita yang
menarik. Bermula dari tahun 1979, didukung oleh FAO (Food and Agriculture
Organization) PBB, dilakukan kajian dan survey di Indonesia untuk menemukan satu
lokasi perairan laut yang cocok dijadikan sebagai Taman Nasional laut (marine national
park) pertama di Indonesia. Saat itu FAO sedang menjalankan proyek membantu under-
developed country (negara belum berkembang) dalam upaya konservasi untuk
pembangunan yang berkelanjutan.
Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) merupakan salah satu dari 7 Taman
Nasional Laut dibawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan
merupakan bagian dari 553 unit Kawasan Konservasi di Indonesia, serta satu-satunya
Taman Nasional yang terletak di Ibukota Negara. Pada tahun 2017 Taman Nasional
Kepulauan Seribu mendapat penghargaan sebagai kawasan ASEAN Heritage Park (AHP)
ke 29 di kawasan Asia Tenggara yang mewakili Indonesia dalam pertemuan Asean
Working Group on Nature Conservation and Biodiversity (AWGNCB) ke 27 yang
berlangsung di Brunei Darussalam. ASEAN Heritage Parks merupakan kawasan
perlindungan terpilih di wilayah ASEAN dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem
yang unik dan bernilai tinggi sebagai keterwakilan ekosistem di kawasan negara-negara
ASEAN. AHP merupakan penghargaan tertinggi terhadap pentingnya perlindungan suatu
kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.
Taman Nasional Kepulauan Seribu tersusun oleh Ekosistem Pulau-Pulau Sangat Kecil dan
Perairan Laut Dangkal, yang terdiri dari Gugus Kepulauan dengan 78 pulau sangat kecil,
86 Gosong Pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau sekitar 2.136 hektar (Reef
4
flat 1.994 ha, Laguna 119 ha, Selat 18 ha dan Teluk 5 ha), terumbu karang tipe fringing
reef, Mangrove dan Lamun bermedia tumbuh sangat miskin hara/lumpur, dan kedalaman
laut dangkal sekitar 20-40 m.
5
3.3 Struktur Organisasi
Organisasi merupakan wadah dimana terdapat sekumpulan orang yang bertugas untuk
melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama yang menguntungkan mengacu
pada cara membagi, mengelompokkan, mengkoordinasikan aktifitas organisasi menjadi
hubungan yang baik, karena struktur organisasi tercermin adanya suatu sistem kerja sama
secara sistematis dan terkoordinir. Struktur organisasi Balai Taman Nasional Kepulauan
Seribu dapat dilihat pada (gambar 2).
6
BAB IV PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
Penelitian ini menggunakan metode survei.Cara ini diterapkan pada sarang telur yang
dijamin bebas dari kegagalan penetasan, aman dari ancaman predator, tidak bermasalah
dengan kondisi pasir dan abrasi. Beberapa langkah harus diikuti untuk membuat penyu
menetas secara alami sesuai dengan pedoman Teknis Pengelolaan Konservasi Penyu
(Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, 2009) adalah sebagai berikut:
a. Pencarian sarang alami dilakukan saat matahari baru akan terbit, dengan
menggunakan sebuah tongkat kayu yang ujungnya diruncingkan. Area yang
diduga sebagai sarang alami penyu sisik kemudian diperiksa dengan
menggunakan tongkat kayu tersebut dengan cara menusuk-nusuk
permukaannya.
b. Setelah ditemukan, sekeliling sarang telur penyu dipagari / diberi kawat agar
terlindungi dari predator, dan diberi label yang menjelaskan nomor sarang dan
tanggal bertelur.
c. Sarang telur penyu tersebut terus diawasi setiap pagi, siang dan sore secara
rutin hingga telur penyu menetas.
d. Perhitungan jumlah telur dilakukan dalam sarang dan jumlah tukik yang
hidup. Untuk mengetahui tingkat kesuksesan penetasan (hatching success /
HS).
7
DAFTAR PUSTAKA
Anshary, M., Setyawati, T. R., & Yanti, A. H. (2014). Karakteristik pendaratan penyu
hijau (Chelonia mydas, Linnaeus 1758) di pesisir pantai Tanjung Kemuning Tanjung Api
dan Pantai Belacan kecamatan Paloh kabupaten Sambas. Protobiont, 3(2)., 232-239.
Afifah AN, Sabila F dan Hardi OS. 2019. Analisis Karakteristik Habitat Penyu Sisik
Taman Nasional Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu,
Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Siliwangi. 5(1): 23-27.
Direktorat Konservasi & Taman Nasional Laut. (2009). Pedoman Teknis Pengelolaan
Konservasi Penyu dan Habitatnya, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta
Jatu, 2007. Penyu Laut (Testudines), Arti Harafiah dari Sea Turtle.
Muslim., Irawan, H., dan Pratomo, A. 2015. Tingkat Keberhasilan Penetasan Telur Penyu
Sisik (Eretmochelys imbricata) Pulau Durai Kepulauan Anambas Di Lagoi. [Karya
Ilmiah]. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. FPIK. Universitas Maritim Raja Ali
Haji. 1-8.
8
Zulfakar. 1996. Studi Habitat Peneluran Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) Di Pulau
Dapur, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.