ABSTRACT
Forest land clearing withoutt appropriate method for oil palm plantations can reduce the diversity of wildlife in that area. To decrease these
impacts, data of wildlife diversity and the distribution needs to be known, so that it can be determined which area can be opened or must be
maintained. The research was to determine the diversity and conservation status in PT. Riau Sawitindo Abadi (PT. RSA). The Research was
conducted in April 2015. Data was collected by interview, literatur studies and field observation (direct and indirect observation). The results showed
that the RSA is a habitat for 78 wildlife species which consists of 52 species of birds (13 species protected), 16 species of mammals (13 species
protected) and 10 species of reptiles (5 species protected). Forest area of PT. RSA has an important role as the habitat as well as a corridor for these
animals.
ABSTRAK
Pembukaan hutan secara tidak tepat untuk keperluan perkebunan kelapa sawit dapat menurunkan keanekaragaman satwaliar di suatu
daerah. Untuk mengurangi dampak tersebut, data mengenai keanekaragaman satwaliar dan persebarannya perlu diketahui sehingga dapat
ditentukan daerah yang dapat dibuka dan harus dipertahankan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman satwaliar dan status
perlindungannya di PT. Riau Sawitindo Abadi. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 di PT. Riau Sawitindo Abadi. Data satwaliar
dikumpulkan dengan wawancara, studi literatu dan obervasi lapang (pengamatan secara langsung dan tidak langsung). Hasil penelitian
menunjukkan areal PT. RSA merupakan habitat bagi 78 jenis satwaliar yang terdiri dari 52 jenis burung (13 jenis termasuk dilindungi), 16 jenis
mamalia (13 jenis termasuk dilindungi) dan 10 jenis reptil (5 jenis termasuk dilindungi). Areal berhutan PT. RSA memiliki peran penting sebagai
habitat sekaligus koridor bagi satwa-satwa tersebut.
159
Keanekaragaman dan Status Perlindungan Satwaliar
160
Media Konservasi Vol 20, No.1, April 2015: 159-165
Perubahan tutupan lahan yang terjadi di areal PT. dalam areal telah banyak dibuat kanal-kanal yang
RSA baik sebagai akibat dari konversi lahan, dipergunakan untuk prasarana trasnportasi dan
pembangunan sarana prasarana (seperti jalan dan pengangkutan kelapa.
pemukiman), kebakaran hutan dan lahan serta aktivitas Curah hujan di lokasi studi tergolong sangat lebat
lainnya yang menggunakan/merubah bentang alam telah dengan tinggi curah hujan harian maksimum (24 jam)
menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat. Hal yang tercatat sebesar 362,1.00 mm. Jumlah rata-rata
tersebut membuat proses pemecahan habitat satwaliar curah hujan bulanan terbesar selama kurun waktu tahun
menjadi kantong-kantong (patches) habitat yang lebih 2013 terjadi pada bulan November (236,3 mm),
kecil sehingga dapat menjadi gangguan bagi kehidupan sedangkan rata-rata curah hujan terkecil terjadi pada
satwa;iar (Rosenberg 1999). Lebih rinci (Rosenberg bulan Juni (64,2 mm) (Dokumen AMDAL PT. Riau
1999) menjelaskan bahwa fragmentasi habitat dapat Sawitindo Abadi). Suhu udara berkisar antara 25°C –
berdampak pada menurunnya tingkat reproduksi, 28°C dengan suhu maksimum rata-rata antara 28,5°C
hilangnya habitat satwaliar dan peningkatan pemangsaan dari suhu minimum berkisar antara 25,5°C dengan
sarang. kelembaban udara rata-rata bulanan di kawasan ini
berkisar antara 73-87%.
Kondisi Fisik
Areal PT. RSA terletak pada DAS Indragiri dan Keanekaragaman Satwaliar dan Status Perlin-
DAS Kateman dan merupakan areal dengan kombinasi dungannya
anatar tanah mineral dan tanah gambut. Areal PT. RSA Berdasarkan hasil identifikasi, di areal PT. RSA
memiliki kemiringan lahan antara 0 – 2% dengan tinggi ditemukan 78 jenis satwaliar yang terdiri dari 52 jenis
dari permukaan laut 0-5 meter. Di dalam areal PT. RSA burung, 16 jenis mamalia dan 10 jenis herpetofauna. Dari
terdapat beberapa sungai dengan lebar yang bervasriasi 78 jenis satwaliar teridentifikasi di areal PT. RSA, 31
antara 3-15 m, diantaranya Sungai Bikuan, Sungai jenis merupakan jenis satwaliar yang dilindungi baik
Mesrab, Sungai Simpang Kiri, Sungai Batang Sari, berdasarkan IUCN, CITES dan PP No. 7 Tahun 1999
Sungai Jarau, Sungai Bente Berkat, Sungai Cahaya Baru, (Lampiran 1). Secara lengkap perbandingan antara
dan Sungai Parit Baru. Semua sungai-sungai tersebut jumlah satwaliar yang ditemukan dan yang termasuk
bermuara ke Laut sedangkan hulu dari sungai-sungai kedalam jenis yang dilindungi dapat dilihat pada Gambar
tersebut berada di dalam areal PT. RSA. Selain itu, Di 2. Keanekaragaman satwaliar di areal PT. RSA apabila
161
Keanekaragaman dan Status Perlindungan Satwaliar
dibandingkan dengan perkebunan kelapa sawit yang Sulistiyawati (2006) bahwa hutan campuran memiliki
telah berperasi memiliki tingkat keanekaragaman yang keanekaragaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan
lebih tinggi (Gambar 3). Hal ini sesuai dengan penelitian hutan buatan.
Jumlah Dilindungi
52
16
13 13
10
5
Gambar 2. Jumlah jenis dan status perlindungan satwaliar di PT. Riau Sawitindo Abadi.
52
45
16
9 10
6
Gambar 3. Perbandingan keanekaragaman antara PR. RSA dengan perkebunan sawit yang telah beroperasi
Masih beragamnya satwaliar di areal PT. RSA, cukup baik. Kondisi sempadan sungai tersebut sangat
menunjukkan bahwa areal PT. RSA merupakan areal penting bagi beberapa jenis burung pemakan ikan seperti
yang penting bagi kehidupan satwaliar khusunya jenis-jenis pada famili Alcedinidae (Cekakak dan Raja
satwaliar yang dilindungi. Sesuai dengan pendapat Udang) yang senang dengan tipe habitat berupa tepian
Wyne-Edwards (1972) yang menyatakan bahwa satwa sungai atau areal yang berhubungan dengan air secara
akan memilih habitat yang memiliki kelimpahan langsung (Strange 2001, MacKinnon et al. 1998).
sumberdaya bagi kelangsungan hidupnya, sebaliknya Areal PT. RSA merupakan perkebunan kelapa sawit
jarang atau tidak ditemukan pada lingkungan yang yang telah diusahakan sejak tahun 1940an, hal ini
kurang menguntungkan baginya. Keberadaan satwaliar membuat banyak pohon kelapa yang telah tua. Pohon-
dlindungi di areal PT. RSA dikarenakan kawasaan ini pohon kelapa yang sudah tua tersebut kemudian
masih memiliki areal mangrove tersisa dengan tegakan- digunakan oleh jenis burung pelatuk untuk mencari
tegakan pohon yang kanopi sehingga dapat digunakan makan, hal ini sesuai dengan pendapat MacKinnon et al.
oleh burung-burung dari family Accipitridae sebagai (1998) yang menyatakan bahwa jenis-jenis burung
tempat bertengger dan/atau bersarang dan/atau mencari pelatuk menyukai struktur vegetasi tua untuk mencari
makan. Selain itu, di kawasan PT. RSA juga dapat makan berupa serangga yang terdapat di batang pohon.
dijumpai areal sempadan sungai yang memiliki tutupan Sementara itu, masih terdapatnya jenis burung elang di
162
Media Konservasi Vol 20, No.1, April 2015: 159-165
areal PT. RSA menunjukkan bahwa areal ini masih Foto Citra Landsat liputan Tahun 2015, diketahui bahwa
tergolong memiliki ekosistem yang baik, hal ini sebagian besar kawasan PT. RSA dan daerah sekitarnya
dikarenakan burung elang berfungsi sebagai top predator merupakan areal yang sudah terbuka baik untuk
dalam suatu rantai makanan dan juga sebagai keperluan perumahan maupun perkebunan (Gambar 4).
penyeimbang ekosistem (Prawiradilaga et al. 2003). Areal berhutan yang masih tersisa merupakan hutan
Sempadan sungai juga merupakan areal yang mangrove yang terdapat di bagian selatan PT. RSA.
penting bagi jenis satwaliar seperti beruang (Helarctos Areal berhutan ini masih dapat berfungsi dengan baik
malayanus malayanus), owa ungko Sumatra (Hylobates sebagai sistem ekologi yang mendukung rantai makanan
abilis), Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan dan energi maupun perlindungan dan pelestarian
Lutung kelabu (Trachypithecus cristatus). Jenis-jenis keanekaragaman hayati, terutama satwaliar terestrial dan
satwa tersebut membutuhkan ekosistem hutan alam satwa perairan. Sempadan sungai yang relatif masih baik
dengan keanekaragaman tegakan pohon yang tinggi yang berada di areal PT. RSA tidak hanya berfungsi
sebagai sumber pakannya, kesinambungan kanopi untuk sebagai koridor yang dapat menghubungkan satwaliar
pergerakan dan ekosistem riparian/tepi sungai yang yang berada di dalam kawasan menuju hutan mangrove
merupakan koridornya dengan kawasan konservasi di di bagian selatan tetapi juga satwaliar yang berada di
sekitarnya. Oleh karena itu areal dengan karakterisitik utara areal PT. RSA yang habitatnya telah terbuka.
seperti tersebut di atas seperti areal berhutan disepanjang Walaupun memiliki fungsi penting bagi kehidupan
sempadan sungai, perlu ditetapkan sebagai kawasan satwaliar, namun ekosistem hutan yang tersisa di areal
lindung satwaliar dan diamankan dari berbagai aktivitas PT. RSA tidak terlepas dari potensi ancaman. Ancaman
tanpa izin. utama keberadaan ekosistem hutan di areal PT. RSA
adalah pembukaan lahan khususnya untuk kepentingan
Fungsi dan Ancaman PT. RSA dalam Bidang Kon- pembangunan pemukiman, penebangan kayu untuk
servasi bahan bangunan (khusunya jenis Nyirih (Xylocarpus
granatum yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
Areal berhutan PT. RSA memiliki fungsi penting
membangun rumah), pembalakan liar, kebakaran hutan
tidak hanya sebagai habitat satwaliar tetapi juga dapat
baik yang disengaja maupun tidak.
berfungsi sebagai koridor satwa. Didasarkan hasil analisa
163
Keanekaragaman dan Status Perlindungan Satwaliar
Ancaman habitat tersebut dapat berakibat pada Alikodra HS. 1997. Teknik Pengelolaan Satwaliar Dalam
hilangnya habitat satwaliar yang berujung pada Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati
berkurangnya jenis satwaliar yang ada di areal PT. RSA. Indonesia. Bogor: Pusat Antar Universitas IPB.
Hal tersebut dikarenakan:
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2014. Statistik Indonesia
1. Dengan berkurangnya habitat maka kelimpahan
2014.
pakan bagi satwaliar pun akan semakin berkurang.
2. Tingginya aktivitas manusia di dalam areal produksi CITES. 2015. Protected Species. Diakses Januari 2015
dan sekitar badan-badan air yang mengakibatkan dari www.cites.org
beberapa jenis fauna di dalamnya tidak dapat ber-
perilaku alami, termasuk dalam upaya perkembang- Dokumen Analisis Dampak Lingkungan PT. Riau
Sawitindo Abadi.
biakannya.
3. Perburuan liar, baik perburuan harimau dan treng- HCV Resousre Network. 2013. Panduan Umum Untuk
giling maupun sumber pakannya yang berlebihan. Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi.
Perburuan satwaliar, terutama jenis-jenis komersial
seperti berbagai jenis burung, dan satwa-satwa yang IUCN. 2015. IUCN Red List of Threatened Species.
berpotensi hama dan/atau mengancam manusia Diakses Januari 2015 dari www.redlist.org.
seperti ular kobra dan buaya muara. MacKinnon J, Philipps K, B Van Balen. 1998. Seri
4. Dengan dibukanya hutan maka akan mengakibatkan Panduan Lapangan Burung-Burung di Sumatera,
perubahan suhu dan kelembaban di daerah tersebut. Jawa, Bali dan Kalimantan. Birdlife Internasional-
5. Terjadnya fragmentasi habitat yang akan menyebab- Indonesia Program- Pusat Penelitian dan
kan terjadinya kantong-kantong satwa populasi Pengembangan Bilogogi LIPI. Cibinong.
terisolir dapat megakibatkan peluang terjadnya
inbreeding, sehingga dapat menghasilkan populasi Noor R. 2003. Menabung Bencana: Dari Krisis yang
yang kecil dan memiliki kesamaan. Logis Menuju Bencana Struktural. Di dalam
Suyanto, Chokkalingam U dan Wibowo P, editor.
Kebakaran di Lahan Rawa/Gambut di Sumatera:
SIMPULAN Masalah dan Solusi. Jakarta : Center for
International Forestry Research.
Pembangunan perkebunan kelapa sawit yang akan Prawiradilaga DM, Murate T, Muzakkir A, Inoue T,
dilaksanakan oleh PT. RSA harus memperhatikan aspek Kuswandono, Supriatna AA, Ekawati D, Afianto
keankaragaman dan penyebaran jenis satwaliar di areal MY, Hapsoro, Ozawa T, Sakaguchi N. 2003.
pengelolaanya. Areal PT. RSA merupakan habitat bagi Panduan Survei Lapangan dan Pemantauan
78 jenis fauna yang terdiri dari 52 Jenis burung,16 jenis BurungBurung Pemangsa. Jakarta: BCP-JICA.
mamalia dan 10 jenis heretofauna. Dari total tersebut, 13
jenis mamalia, 13 jenis burung dan 5 jenis herpetofauna Rosenberg KV, Rohrbaugh RW, Barker SE, Hames RS,
merupakan jenis-jenis yang dilindungi baik berdasarkan Lowe JD, Dhondt AA. 1999. A land Manager
UU No. 7 Tahun 1999, IUCN maupun CITES. Sempadan guide to Improving Habitat for Scarlet Tanagers and
sungai dan hutan mangrove harus dijaga kelestariannya Other Forest-interior Birds. The Cornell Lab of
karena selain berfungsi sebagai habitat satwaliar juga Ornitology.
dapat berfungsi sebagai koridor satwa. Kesalahan dalam Strange M. 2001. A photographic Guide to Birds of
proses pembukaan lahan dapat berakibat pada hilangnya Indonesia. Periphlus Edition. Singapore.
keanekaragaman satwaliar di daerah tersebut.
Sulityawati E, Sungkar RM, Maryani E, Aribowo M,
Rosleine d. 2009. The Biodiversity of Mount
DAFTAR PUSTAKA Papandayan and the Threats. Paper presented on
International Conference Volcano International
_______. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Gathering 2006 “ 1000 yearst Merapi Paroxymal
tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Eruption “, Volcano, Live, Prospeity, and Harmony
liar. 7 September 2006 di Yogyakarta.
_______.UU. No 18 Tahun 2011 Tentang Perkebunan. Wyne-Edwards VS. 1972. Animal Disperson in Relation
to Social Behavior. Hafner Publishing Company
_______. 2014. Analisis Dampak Lingkungan Hidup Inc. New York.
(ANDAL) Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit PT.
Risau Sawitindo Abadi di Kecamatan Mandah
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
164
Media Konservasi Vol 20, No.1, April 2015: 159-165
LAMPIRAN
Penemuan Status Perlindungan
PP No. 7
No Nama Lokal Nama Ilmiah
Langsung Tidak Langsung Tahun IUCN CITES
1999
A. Mamalia
1 Bajing terbang Lomys horsfieldi √ √
2 Beruang madu Helarctos malayanus √ √ VU I
(Amdal)
3 Beruk Macaca nemestrina √ VU II
4 Harimau sumatera Panthera tigris sumatrae √ √ CR I
(Amdal)
5 Kancil Tragulus javanicus √ √ DD
(Amdal)
6 Kijang, Muncak Muntiacus muntjak √ √ LC
(Amdal)
7 Kukang Nycticebus coucang √ √ VU II
(Amdal)
8 Landak Hystrix brachyura √ √ LC
(Amdal dan wawncara)
9 Lutung kelabu Trachypithecus cristatus √ √ NT II
10 Monyet ekor Macaca fascicularis √ LC II
panjang
11 Napu Tragulus napu √ √ LC
(Amdal)
12 Owa ungko Hylobates agilis √ √ EN I
sumatera (Amdal)
13 Rusa sambar Rusa unicolor √ √ VU
(Amdal dan
wawancara)
14 Trenggiling Manis javanica √ √ CR II
(Amdal dan
wawancara)
B. Burung
1 Beo Gracula religiosa √ LC II
(Amdal)
2 Burung-madu Nectarinia jugularis √ √ LC
sriganti
3 Cekakak belukar Halcyon smyrnensis √ √ LC
4 Cekakak sungai Todirhamphus chloris √ √ LC
5 Elang bondol Haliastur indus √
6 Elang tikus Elanus caeruleus √ √ LC II
(Amdal)
7 Elang ular bido Spilornis cheela √ √ LC II
(Amdal)
8 Gajahan besar Numenius arquata √ √
9 Kuntul Kecil Egretta garzetta √ √ LC
10 Cabai rimba Dicaeum chrysorrheum √ √
(Amdal)
11 Punai bakau Treron fulvicollis √ NT
(Amdal)
12 Raja udang Erasia Alcedo atthis √ √
(Amdal)
13 Raja udang Alcedo meninting √ √ LC
meninting
C. Herpetofauna
1 Biawak Varanus salvator √ LC II
2 Buaya muara Crocodylus porosus √ √ LC II
(Amdal dan
wawancara)
3 King kobra Ophiophagus hannah √ VU II
(Amdal dan
wawancara)
4 Kobra Naja smatrana √ LC II
(Amdal dan
wawancara)
5 Python Malayopython reticulatus √ NE II
(Amdal dan
wawancara)
165