Anda di halaman 1dari 20

AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018.

Hlm 97-115

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


Yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
Syafrudin Makmur
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Email : syafrudin@uinjkt.ac.id

Abstract
Law Number 37 Year 2004 concerning Bankruptcy and Postponement of Debt Payment
Obligation (PKPU) is enacted in good faith to protect the rights of creditors who have receivables
on the insolvent party, since in general the assets left by the insolvent party is less than the amount
of the debt . So that the condition is very potential to cause chaos if the number of creditors more
than one, because they each will fight each other to control the assets left behind as compensation
for the settlement of receivables, and eventually among the creditors will apply: "who fast/strong he
can, and who is slow / weak he bit the finger". With the stipulation of bankruptcy provisions in this
law, congruent lenders will no longer fight each other because each will get the compensation of
debt repayment proportionally according to the principle of "pari pasu pro rata parte".
Keywords : Proper Application of Bankruptcy Law

Abstrak
Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) diundangkan dengan itikad untuk melindungi hak-hak para kreditur
yang memiliki piutang pada pihak yang pailit, mengingat pada umumnya aset yang ditinggalkan
oleh pihak yang pailit jumlahnya lebih kecil daripada jumlah hutangnya. Sehingga kondisi tersebut
sangat berpotensi untuk menimbulkan kekacauan apabila jumlah kreditur lebih dari satu, karena
mereka masing-masing akan saling berebut untuk menguasai aset yang ditinggalkan sebagai
kompensasi pelunasan piutangnya, dan pada akhirnya diantara para kreditur akan berlaku: “siapa
cepat/kuat dia dapat, dan siapa lambat/lemah dia gigit jari”. Dengan diaturnya ketentuan pailit
dalam undang-undang ini, maka para kreditur kongruen tidak akan lagi saling berebut karena
masing-masing akan mendapatkan kompensasi pelunasan hutangnya secara proporsional sesuai
prinsip “pari pasu pro rata parte”.
Kata Kunci : Penerapan Undang-Undang Kepailitan Secara Benar.

PENDAHULUAN melindungi kepentingan dunia usaha.1 Krisis


Krisis ekonomi yang terjadi di moneter pada tahun 1997 berdampak
Indonesia telah memberi pengaruh tidak perekonomian nasional menimbulkan
menguntungkan terhadap perekonomian kesulitan terhadap dunia usaha bahkan
nasional sehingga menimbulkan kesulitan kesulitan dalam penyelesaian hutang piutang.
besar terhadap dunia usaha dalam Selanjutnya tidak sedikit dunia usaha yang
menyelesaikan utang piutang untuk gulung tikar sedangkan yang masih dapat
meneruskan kegiatannya dan menimbulkan bertahanpun hidupnya menderita.2
dampak yang merugikan masyarakat.
Sementara itu ada tuntutan yang mendesak
dari berbagai pihak agar perlunya perubahan 1
Zainal Asikin, Hukum Kepailitan Dan Penundaan
Undang-Undang Kepailitan yang lebih Kewajiban Pembayaran Utang Di Indonesia, Pustaka
Reka Cipta, Bandung, 2013, hlm. 10.
2
Gunawan Widjaya, “Risiko Hukum & Bisnis
Perusahaan Pailit”, Majalah Forum Sahabat, 2000,
hlm. 1.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 97
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

Untuk mengatasi hal tersebut debitur terikat kepada penyelesaian kewajiban


Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal debitur.4 Prinsip paritas creditoroum diatur
24 April 1998 telah mengeluarkan Peraturan dalam ketentuan Pasal 1131 Kitab Undang-
Pemerintah Pengganti Undang Undang atau Undang Hukum Perdata yang berbunyi :5
Perpu Nomor 1 tahun 1998 tentang Perubahan “Segala kebendaan si berutang, baik yang
atas Undang Undang Kepailitan, yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik
kemudian disahkan menjadi Undang undang yang sudah ada maupun yang baru akan ada
Nomor 4 tahun 1998 Tentang Kepailitan dan dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, segala perikatan perseorang”.
pada tanggal 24 Juli 1998 yang merupakan Sedangkan kepailitan untuk bukan
penyempurnaan dari Faillissement pedagang (pengusaha) diatur dalam
Verordening Staatsblad tahun 1905 Nomor Reglement op de Rechtsvordering atau
217 Jo. Staatsblad tahun 1906 Nomor 834. disingkat Rv (Staatsblad 1847-52 jo. 1849-
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban 63), Buku Ketiga, Bab Ketujuh, yang berjudul
Pembayaran Utang (PKPU) adalah Tan den Staw van Kennelijk Onvermorgen
merupakan salah instrument hukum yang (Tentang Keadaan Nyata-nyata Tidak
diataur undang-undang dalam rangka Mampu), dalam Pasal 899 sampai dengan
menyelesaiakan permasalah utang-piutang Pasal 915, yang kemudian telah di cabut oleh
yang melilit diantara antara kreditor dan Staatsblad 1906-348.6
debitor. Pada dasamya kepailitan dan PKPU Pada era di atas, terdapat dua buah
adalah merupakan tindak lanjut dari prinsip peraturan yang mengatur tentang hukum
paritas creditoroum dan prinsip pari passu kepailitan yang masing untuk para pedagang
prorle parte pada sistem hukum harta dan bukan pendagang (perorangan). Dengan
kekayaan yang diatur dalam ketentuan Pasal dua peraturan seperti ini sudah barang tentu
1131 dan Pasal 1332 Kitab Undang-Undang terasa menyulitkan. Karena adanya kesulitan-
Hukum Perdata. Pasal 1131 berbunyi : kesulitan tersebut maka timbul keinginan
“Segala barang-barang bergerak dan tak membuat peraturan kepailitan yang sederhana
bergerak milik debitur, baik yang sudah ada dengan biaya yang tidak banyak, agar
maupun yang akan ada, menjadi jaminan memudahkan dalam pelaksanaannya.
untuk perikatan-perikatan perorangan debitur Sehubungan dengan maksud tersebut, maka
itu”, sedangkan Pasal 1332, berbuyi : “Hanya pada tahun 1905 diundangkan Faillisement
barang yang dapat diperdagangkan saja yang verordering (Staatsblad 1905 No. 207 jo
dapat menjadi pokok persetujuan”.3 Staatsblad 1906 No. 348). Peraturan ini
Prinsip paritas creditoroum (kesetaraan lengkapnya bernama Verordening op het
kedudukan para kreditur) menentukan bahwa Faillessement en de Surseance van Betaking
para kreditur memperoleh hak yang sama voor de Europeanen in Nederland Indie
terhadap semua harta benda debitur. Apabila (Peraturan Untuk Kepailitan Dan Penundaan
debitur tidak dapa membayar utangnya maka Pembayaran Untuk Orang-Orang Eropa).
harta kekayaan debitur menjadi sasaran Berdasarkan Verordening ter invoering van
kreditur. Prinsip paritas creditoroum
mengandung makna bahwa semua kekayaan 4
M. Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma
debitur baik yang berupa barang bergerak dan Praktik Di Pengadilan, Prenadamedia, Jakarta,
ataupun barang tidak bergerak maupun harta 2008, hlm. 27-28.
5
yang sekarang telah dipuyai debitur dan R.Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta,
barang-barang dikemudian hari akan dimiliki 2005, hlm. 191.
6
Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan, Memahami
3
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Faillissemensverordening Juncto Undang-undang
Wetboek Voor Indonesie), Staatsblad Tahun 1847 No. 4 Tahun 1998, PT. Pustaka Utama Grafiti,
Nomor 23. Jakarta, 1998, hlm. 25.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


98 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 97-115

de faillissement verordening (Staatsblad tidak ada sarana yang efektif yang dapat
1905-217) itu dinyatakan mulai berlaku pada digunakan Kreditor untuk dapat melindungi
tanggal 1 Nopember 1906.7 kepentingannya, khususnya agar Debitor yang
Meskipun pada dasarnya diperuntukan nakal dapat melunasi kewajibannya, jika perlu
sebagai salah satu instrument bagi para dengan melakukan paksaan secara hukum
pedagang (kaum pengusaha) dalam upaya melalui pengadilan.
menyelesaikan hutang piutang, namun dalam Sutau penjelasan yang lain adalah
praktek, faillissementverordening ini relatif bahwa para kreditor kurang mempercayai
sangat sedikit digunakan. Hal ini selain sistem peradilan di Indonesia, yang
kurang dikenal di tengah-tengah masyarakat, mengkhawatirkan bahwa debitor dapat
karena memang sejak awal diperuntukan bagi mempunyai akses yang lebih mudah di
pedagang yang tunduk pada hukum perdata Pengadilan untuk mempertahankan kasus
dan dagang barat, juga karena sebagian besar mereka, walaupun mereka tidak mempunyai
pedagang atau pengusaha pribumi Indonesia dasar argumentasi yang kuat. Diantara
adalah terdiri dari pedagang atau pengusaha kreditor asing sering ada perasaan bahwa
kecil dan menengah yang tidak banyak mereka bermain suatu "away game" di
melakukan transaksi besar, sehingga Indonesia dan bahwa mereka akan keluar
penyelesaian hutang-piutang melalui sebagai nomor dua tanpa memperdulikan
mekanisme kepailitan yang diatur dalam bobot tagihan mereka.
faillissementverordening menjadi tidak Berdasarkan alasan tersebut, kreditur
popular. asing ingin menghindari untuk berperkara di
Selain kedua alasan di atas, ternyata pengadilan dan lebih memilih untuk
keenganan perusahaan maupun pedagang, mengadakan penyelesaian damai di luar
menempuh mekanisme kepailitan juga pengadilan. Mereka mempunyai sedikit
dikarenakan prosedur yang diatur dalam kewenangan untuk melakukan negosisasi
ketentuan faillissementverordenin, dianggap dengan debitur yang telah melakukan defult.
cenderung lama dan bertele-tele. Hal ini dapat Ancaman untuk mengajukan permohonan
dimaklumi karena pada kenyataannya dalam pailit ke Pengadilan hanyalah upaya gertakan
hal beracara di pengadilan kreditur yang tidak berdaya. Kreditur asing
faillissementverordening masih mengacu menganggap bahwa mengajukan suatu
kepada prosedur hukum acara perdata umum permohonan kepailitan bukan suatu cara yang
yang selain memakan waktu cukup lama juga realistis untuk menyelesaikan suatu masalah
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.8 di Indonesia.9
Faktor lain yang tidak kalah rendahnya Seiring dengan terjadinya krisis
tingkat kepercayaan masyarakat pada moneter yang melanda sebagian besar
kemampuan lembaga pengadilan yang wilayah dunia, Indonesia juga tidak luput dari
disangksikan untuk dapat bersikap objektif imbasnya yang berakibat langsung pada
atau tidak memihak dan akan sungguh- ketidakmampuan para pengusaha/perusahaan
sungguh menegakan keadilan. Karena membayar utangnya dengan tepat waktu.
persepsi masyarakat yang negatif terhadap Dalam kodisi ini maka dirasa perlu dan
badan peradilan, maka masyrakat merasa mendesak untuk dilakukan perbaikan
(perubahan) terhadap peraturan hukum
kepailitan dan PKPU, karena dengan masih
7
Ibid, hlm. 26. tetap menggunakan ketentuan
8
Sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata umum,
maka prosedur pemeriksaan ditingkat pengadilan
faillissementverordenin dianggap kurang
negeri akan memakan waktu cukup lama dan
9
kemudian masih dimungkin untuk naik banding Jerry Hoff, Undang-Undang Kepailitan Di Indonesia,
ketingkat Pengadilan Tinggj serta Kasasi ketingkat Penterjernah Kartini MuIjadi, PT. Tatanusa, Jakarta,
Mahkamah Agung. 2000, hlrn. 2-3.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 99
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

mampu memenuhi kebutuhkan para pencari menerima 31 permohanan Pailit, tahun kedua
keadilan dalam menyelesaian masalah hutang jumlah tersebut meningkat menjadi 100
piutang yang terjadi pada saat itu. Hal ini pemohon.12
tentu dapat dimaklumi karena secara faktual Seiring dengan perkembangan
faillissementverordening Stb.1905 Nomor peradaban manusia berkembang pula
217 jo Stb.1906 Nomor 348, sudah banyak perkembangan hukum dan ekonomi. Hukum
yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan adalah peraturan-peraturan yang bersifat
mengingat usia peraturan perundang- memaksa, yakni peraturan-peraturan yang
undangan ini sudah hampir satu abad.10 dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib.
Atas dasar hal tersebut di atas serta Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tadi
desakan Dana Moneter berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan
Internasional/Internasional Monetery Fund hukuman tertentu.13
(IMF), maka pada tanggal 22 April 1998 Kepastian hukum merupakan
diterbitkanlah Peraturan Pemerintah pertanyaan yang hanya bisa dijawab secara
Pengganti Undangan-Undang No. I Tahun normatif, bukan sosiologis. Kepastian hukum
2008 yang kemudian pada tanggal 9 secara normatif adalah ketika suatu peraturan
September 1998 diundangkan menjadi dibuat dan diundangkan secara pasti karena
Undang-Undang No. 4 Tahun 2008, tentang mengatur secara jelas dan logis. Jelas dalam
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti artian tidak menimbulkan keragu-raguan
Undang-Undang No. I tahun 2008 menjadi (multi-tafsir) dan logis dalam artian ia
Undang-Undang. Pada dasarnya Undang- menjadi suatu sistem norma dengan norma
Undang No. 4 tahun 1998 ini bukanlah lain sehingga tidak berbenturan atau
Undang-Undang Kepailitan yang baru menimbulkan konflik norma. Konflik norma
melaingkan hanya sekedar mengubah dan yang ditimbulkan dari ketidakpastian aturan
menambah faillissementverordening dapat berbentuk kontestasi norma, reduksi
Staatsblad 1905 Nomor 217 jo Staatsblad norma atau distorsi norma. Pemikiran
1906 Nomor 348 . faillissementverordening mainstream beranggapan bahwa kepastian
terdiri dari 279 pasal, sedangkan Undang- hukum merupakan keadaan dimana perilaku
Undang No. 4 Tahun 1998 mencabut 6 pasal manusia, baik individu, kelompok, maupun
(Pasal 14A, 19, 218, 219, 221 dan 272 dan 1 organisasi, terikat dan berada dalam koridor
ayat (Pasal 149 ayat (3). Terdapat 93 pasal yang sudah digariskan oleh aturan hukum.
yang diubah dan menambah 10 pasal baru. Secara etis, pandangan seperti ini lahir dari
Dengan demikian pasal Undang-Undang No. kekhawatiran yang dahulu kala pernah
4 Tahun 1998 adalah 282 pasal.11 dilontarkan oleh Thomas Hobbes bahwa
Hukum kepailitan dan PKPU telah manusia adalah serigala bagi manusia lainnya
menjelma menjadi fenomena tersendiri dalam (homo hominilupus).14
sejarah hukum di Indonesia, Kepailitan dan Manusia adalah makhluk yang beringas
PKPU yang tadinya nyaris tidak pernah dilirik yang merupakan suatu ancaman. Untuk itu,
oleh praktisi hukum, dalam waktu singkat hukum lahir sebagai suatu pedoman untuk
mengalami lonjakan permohonan. Dalam tiga menghindari jatuhnya korban. Konsekuensi
tahun pertama, Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat rata-rata menerima 72 permohonan tiap 12
Aria Suyudi, Eryanto Nugroho, Herni Sri Nurbayanti,
tahunnya. Hanya dalam tiga bulan operasi Kepailitan di Negara Pailit, Pusat Studi Hukum &
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah Kebijakan Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 21.
13
C.S.T Kansil, dan Cristine S.T, Hukum Perusahaan
Indonesia Bag 1, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005,
10
H. Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kapailitan Dan hlm. 56.
Pendundaan Kewajiban Pembayaran Utang, PT. 14
“Apa Itu Kepastian Hukum”,
Alumni, Bandung, 2006, hlm. 14. http://yancearizona.wordpress.com, diakses tanggal
11
Sutan Remy Syahdeni, op.cit, hlm. 29. 10 September 2017.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


100 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 97-115

dari pandangan ini adalah bahwa perilaku perorangan, kehidupan masyarakat, maupun
manusia secara sosiologis merupakan refleksi kehidupan berbangsa dan bernegara.18
dari perilaku yang dibayangkan dalam pikiran Indonesia merupakan suatu negara
pembuat aturan.15 hukum dimana kekuasaan tunduk pada
Negara dan bangsa Indonesia pun hukum. Sebagai negara hukum, maka hukum
menghendaki adanya tatanan masyarakat mempunyai kedudukan paling tinggi dalam
yang tertib, tenteram, damai dan seimbang, pemerintahan, hukum adalah perlindungan
sehingga setiap konflik, sengketa atau kepentingan manusia. Hukum mengatur
pelanggaran diharapkan untuk dipecahkan segala hubungan antar individu atau
atau diselesaikan: hukum harus ditegakkan, perorangan dan individu dengan kelompok
setiap pelanggaran hukum harus secara atau masyarakat maupun individu dengan
konsisten ditindak, dikenai sanksi. Kalau pemerintah.
setiap pelanggaran hukum ditindak secara Prinsip negara hukum menjamin
konsisten maka akan timbul rasa aman dan kepastian, ketertiban, dan perlindungan
damai, karena ada jaminan kepastian hukum. hukum yang berintikan kebenaran dan
Lembaga Pengadilan menurut Anton keadilan. Kepastian, ketertiban dan
Reinhart,16 yaitu memberi pelayanan hukum, perlindungan hukum menuntut antara lain
perlindungan hukum dan keadilan. Menurut bahwa lalu lintas hukum dalam kehidupan
M. Yahya Harahap,17 bahwa keberadaan masyarakat memerlukan adanya alat bukti
peradilan dibutuhkan dengan alasan : yang menentukan dengan jelas hak dan
Peradilan masih tetap diharapkan berperan kewajiban seseorang sebagai subyek hukum
sebagai “the last resort” sebagai tempat dalam masyarakat.
terakhir mencari kebenaran dan keadilan, Konsep di atas menunjukkan adanya
sehingga pengadilan masih diandalkan kompromi antara hukum yang bersifat tertulis
sebagai badan yang berfungsi menegakan sebagai suatu kebutuhan masyarakat hukum
kebenaran dan keadilan (to enforce the truth demi kepastian hukum dan living law sebagai
and to enforce justice). wujud dari pembentukan dari pentingnya
Sistem pemerintahan negara yang telah peranan masyarakat dalam pembentukan dan
dipertegaskan di dalam penjelasan Undang- orientasi hukum.19 Aktualisasi dari living law
Undang Dasar 1945 menyatakan antara lain tersebut bahwa hukum tidak dilihat dalam
bahwa Indonesaia adalah Negara yang wujud kaidah melainkan perkembangannya
berdasarkan atas hukum (rechstaat) dan tidak dalam masyarakat itu sendiri.
berdasarkan atas kekuasaan belaka Hukum merupakan kontrol sosial yang
(machtstaat). Hal ini mengandung makna dilakukan oleh pemerintah. Dengan perkataan
bahwa dinegara yang berdasarkan atas lain, kontrol sosial merupakan kehidupan
hukum, hukum harus menampilkan normatif sari suatu negara beserta warga
peranannya secara mendasar sebagai titik negaranya.20 Negara dan bangsa Indonesia
sentral dalam seluruh kehidupan orang- pun menghendaki adanya tatanan masyarakat
yang tertib, tenteram, damai dan seimbang,
sehingga setiap konflik, sengketa atau

18
Mulyana W. Kusumah, Perspektif, Teori dan
Kebijaksanaan Hukum, Rajawali, Jakarta, 1986, hlm.
15
Ibid. 29.
16 19
Anton Reinhard, Masalah Hukum (dari Katalog Lili Rasjidi dan Putra. I. B. Wiyasa, Hukum Sebagai
Sampai Kwitansi), Cet. 1, Aksara Persada, Jakarta, Suatu Sistem, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005,
1985, hlm. 103. hlm. 79.
17 20
M. Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai Rony Hanitijo Soemitro, Beberapa Masalah Dalam
Sistim Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, Cet. 1. Studi Hukum Dan Masyarakat, Remadja Karya,
Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1997, hlm. 237. Bandung, 1985, hlm. 91.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 101
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

pelanggaran diharapkan untuk dipecahkan Salah satu soal penting setelah


atau diselesaikan, hukum harus ditegakkan, penyempurnaan aturan kepailitan adalah
setiap pelanggaran hukum harus secara pembentukan Pengadilan Niaga sebagai
konsisten ditindak, dikenai sanksi. Kalau pengadilan khusus dalam lingkungan
setiap pelanggaran hukum ditindak secara Peradilan Umum. Pengadilan Niaga yang
konsisten maka akan timbul rasa aman dan pertama dibentuk adalah Pengadilan Niaga
damai, karena ada jaminan kepastian hukum. Jakarta Pusat. Selanjutnya berdasarkan
Untuk itu diperlukan peradilan, yaitu Keppres Nomor 97 tahun 1999, Tanggal 18
pelaksanaan hukum dalam hal konkrit adanya Agustus 1998, didirikan Pengadilan Niaga di
tuntutan hak, fungsi mana dijalankan oleh Makassar, Surabaya, Medan, dan Semarang.
suatu badan yang berdiri sendiri dan diadakan Pengadilan Niaga sangat diperlukan untuk
oleh negara serta bebas dari pengaruh apa menyelesaikan sengketa-sengketa niaga
atau siapapun dengan cara memberikan secara cepat; juga menyelesaikan aneka
putusan yang bersifat mengikat dan bertujuan masalah kepailitan, seperti masalah
mencegah main hakim sendiri. pembuktian, verifikasi utang, actio pauliana,
Masyarakat tak akan berfungsi tanpa dan lain sebagainya. Di sinilah kadang terjadi
hukum dan kaidah-kaidah lain didalamnya persimpangan dengan kompetensi Pengadilan
dan tak dapat maju kecuali melalui innovator Negeri Jakarta Pusat dalam hal pemeriksaan
yang giat dan berinisiatif.21 Demikianlah jelas perkara, teruama perkara-perkara yang
bahwa secara nasional maupun internasional bersifat perdata. Melalui Undang-Undang
atau universal, independensi badan-badan Kepailitan, kewenangan mutlak (kompetensi
peradilan dijamin. Satjipto Rahardjo absolut). Pengadilan Umum untuk memeriksa
berpendapat, untuk menyebarkan fora permohonan pailit dialihkan ke Pengadilan
pendistribusi keadilan tidak semestinya Niaga.
terkonsentrasi hanya pada satu lembaga yang
bernama pengadilan. Marc Galanter PEMBAHASAN
memberikan tamsil yang sangat bagus, yaitu Mekanisme Permohonan Kepailitan Dan
hendaknya ada justice in many rooms. Akibat Hukum Pernyataan Kepailitan
Gagasan Alternative Dispute Resolution Secara normatif, makna utang di sini
sudah tersimpan lama sejak gelombang sangat luas. Utang yang terjadi bukan hanya
gerakan Access to Justice Movement, karena perjanjian utang-piutang atau
terutama gelombang ketiga yang perjanjian kredit saja, tetapi juga kewajiban
menghendaki adanya jalur alternatif di luar membayar sejumlah uang yang timbul dari
pengadilan. Masalahnya karena masyarakat perjanjian lainnya, antara lain seperti
dapat mengalami keadilan atau ketidakadilan perjanjian sewa-menyewa, perjanjian jual
bukan saja melalui forum-forum yang beli, perjanjian pemborongan, perjanjian
disponsori oleh negara.22 tukar-menukar, perjanjian sewa-beli, dan lain-
lain. Demikian juga halnya kewajiban
21
membayar sejumlah uang yang timbul karena
Soedjono Dirdjosisworo, Bertrand Russell, Cita-Cita
Politik, Armico, Bandung, 1983, hlm. 52. Tertib dan
undang-undang adalah utang. Misalnya pajak
teratur karena hukum berperan dalam masyarakat yang belum dibayar kepada negara adalah
berkembang karena karya penemuan-penemuan para utang. Selain itu, kewajiban membayar uang
penemu dan pembaharu yang dengan tekun berusaha berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh sarana-sarana bagi kesejahteraan umat
manusia.
22
Eman Suparman, “Persepsi Tentang Keadilan Dan
Budaya Hukum Dalam Penyelesaian Sengketa”,
Makalah Pada Seminar Nasional Tentang
Pendayagunaan Sosiologi Hukum Dalam Masa Hukum UNDIP, Semarang, 12-13 Nopember 1996,
Pembangunan Dan Restrukturisasi Global, Fakultas hlm 3.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


102 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 97-115

mempunyai kekuatan hukum tetap termasuk hari setelah tanggal permohonan


juga utang.23 didaftarkan.
Apabila debitur mengalami kesulitan 7. Atas permohonan Debitur dan berdasarkan
keuangan, artinya tidak mampu membayar alas an yang cukup, Pengadilan dapat
hutang-hutangnya, tentu saja para kreditur menunda penyelenggaraan siding
akan berusaha menempuh jalan untuk sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menyelamatkan piutangnya. Salah satu jalan sampai dengan paling lambat 25 (dua lima)
yang ditempuh adalah kreditur mengajukan hari setelah tanggal permohonan
permohonan ke pengadilan agar si debitur didaftarkan.
dinyataan pailit. Permohonan itu disebut Mengenai permohonan pernyataan
sebagai permohonan pernyataan kepailitan. kepailitan, apabila yang mengajukan adalah
Berhubung permohonan tersebut diajukan ke suatu firma maka harus memuat nama dan
pengadilan, maka harus melewati prosedur tempat tinggal masing-masing persero yang
yang benar. secara tanggung renteng terikat untuk seluruh
Adapun cara-cara pengajuan utang firma. Dan jika yang mengajukan
permohonan pernyataan kepailitan menurut permohonan pernyataan kepailitan adalah
Pasal 6 Undang-Undang Kepailitan adalah debitor yang masih terikat dalam pernikahan
sebagai berikut: yang sah, maka menurut pasal 4 permohonan
1. Permohonan pernyataan pailit diajukan hanya dapat diajukan atas persetujuan suami
kepada Ketua Pengadilan atau istrinya. Dan permohonan pernyataan
2. Panitera mendaftarkan permohonan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta
pernyataan pailit pada tanggal permohonan atau keadaan yang terbukti secara sederhana
yang bersangkutan diajukan, dan kepada (yakni pembuktian secara sumir) bahwa
pemohon diberikan tanda terima tertulis persyaratan untuk pailit sebagaimana
yang ditandatangani oleh pejabat yang dimaksud dalam pasal 2 telah terpenuhi.
berwenang dengan tanggal yang sama Demikian juga bila permohonan diajukan oleh
dengan tanggal pendaftaran. kreditur, pembuktian hak kreditur untuk
3. Panitera wajib menolak pendaftaran menagih juga dilakukan secara sederhana
permohonan pernyataan pailit bagi institusi juga.
sebagaimana dalam Pasal 2 ayat 2, 3, 4,dan Putusan atas permohonan pernyataan
5 jika dilakukan tidak sesuai dengan pailit harus diucapkan paling lambat 60 (enam
ketentuan dalam ayat-ayat tersebut. puluh) setelah tanggal permohonan
4. Panitera menyampaikan permohonan pernyataan pailit didaftarkan. Putusan tersebut
pernyataan pailit kepada Ketua Pengadilan harus diucapkan dalam siding terbuka untuk
paling lambat 2 (dua) hari setelah tanggal umum sebagaimana ketentuan Pasal 8 ayat (7)
permohonan didaftarkan. dan dapat dijalankan terlebih dahulu,
5. Dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) meskipun terhadap putusan tersebut diajukan
hari setelah tanggal permohonan suatu upaya hukum. Pengadilan wajib
pernyataan pailit didaftarkan, Pengadilan menyampaikan salinan putusan pengadilan
mempelajari permohonan dan menetapkan melalui juru sita kepada debitur, pihak yang
hari sidang. mengajukan permohonan pernyataan pailit
6. Sidang pemeriksaan atas permohonan dan kurator serta hakim pengawas paling
pernyataan pailit diselenggarakan dalam lambat 3 (tiga) hari setelah tanggal putusan
jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) atas permohonan pernyataan pailit diucapkan.
Untuk melindungi kepentingan kreditur
yang selama ini sering diakali oleh debitur
nakal, maka di dalam Pasal 10 UUK
23
Syamsudin Sinaga, Hukum Kepailitan Indonesia, ditetapkan bahwa selama putusan atas
Tianusa, Jakarta, 2012, hlm. 91.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 103
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

permohonan pernyataan pailit belum belum pernyataan pailit. Apabila curator bermaksud
diucapkan, setiap kreditor, kejaksaan, Bank untuk menebus barang-barang tersebut, maka
Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal, kurator wajib melunasi utang debitur pailit
atau Menteri Keuangan dapat mengajukan tersebut terlebih dahulu.
permohonan kepada pengadilan untuk : Suatu Putusan Pernyataan pailit
1. Meletakkan sita jaminan terhadap sebagian mengubah status hukum debitor menjadi tidak
atau seluruh kekayaan debitur, atau; cakap untuk melakukan perbuatan hukum,
2. Menunjuk kurator sementara untuk menguasai, dan mengurus harta kekayaannya
mengawasi : Pengelolaan usaha debitur, sejak putusan pernyataan pailit diucapkan.
dan; Pembayaran kepada Kreditur, Akibat lain dari putusan pernyataan pailit
pengalihan, atau pengagunan kekayaan antara lain:
Debitur yang dalam kepailitan merupakan 1. Debitor demi hukum kehilangan haknya
wewenang Kurator. untuk menguasai dan mengurus
Namun, apabila pengadilan sudah kekayaannya yang termasuk dalam harta
memutuskan untuk mengambulkan pailit.
permohonan pernyataan pailit, keputusan itu 2. Kepailitan hanya mengenai harta pailit dan
akan mengakhiri semua kepengawasan tidak mengenai diri pribadi debitor pailit.
Kurator semestara dan debitur menjadi pailit, 3. Harta pailit diurus dan dikuasai kurator
kehilangan kepemilikan atas segala asetnya. untuk kepentingan semua para kreditor dan
Selama putusan atas permohonan pernyataan debitor dengan pengawasan dari Hakim
pailit belum ditetapkan, kreditur atau pengawas.
kejaksanaan dapat mengajukan permohonan 4. Tuntutan dan gugatan mengenai hak dan
kepada pengadilan untuk : kewajiban harta pailit harus diajukan oleh
1. Meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau terhadap kurator.
atau seluruh kekayaan debitur; 5. Segala perbuatan debitor yang dilakukan
2. Menunjuk kurator sementara untuk : sebelum dinyatakan pailit, apabila dapat
Mengawasi pengelolaan usaha debitur. dibuktikan bahwa perbuatan tersebut
Mengawasi pembayaran kepada kreditur, secara sadar dilakukan debitor untuk
pengadilan atau penggunaan kekayaan merugikan kreditor, maka dapat dibatalkan
debitur yang dalam rangka kepailitan oleh kurator atau kreditor. Istilah ini
memrlukan persetujuan kurator. disebut dengan actio pauliana.
Dengan pernyataan pailit, debitur pailit 6. Hibah yang dilakukan Debitor dapat
demi hukum kehilangan hak untuk menguasai dimintakan pembatalan kepada Pengadilan,
dan mengurus kekayaannya yang apabila Kurator dapat membuktikan bahwa
dimaksudkan dalam kepailitan, terhitung pada saat hibah tersebut dilakukan Debitor
sejak tanggal kepailitan itu. Akibat hukum mengetahui atau patut mengetahui bahwa
lain yang juga amat penting dari pernyataan tindakan tersebut akan mengakibatkan
pailit adalah bahwa untuk kepentingan harta kerugian bagi Kreditor.
pailit dapat dimintakan pembatalan atas 7. Perikatan selama kepailitan yang dilakukan
segala perbuatan hukum debitur yang telah debitor, apabila perikatan tersebut
dinyatakan pailit yang merugikan kepentingan menguntungkan bisa diteruskan. Namun
kreditur, yang dilakukan sebelum pernyataan apabila perikatan itu merugikan, maka
pailit ditetapkan. Akibat hukum lainnya kerugian sepenuhnya ditanggung oleh
adalah adanya hak retensi yang diatur dalam debitor secara pribadi,atau perikatan itu
Pasal 59 yaitu hak kreditur untuk menahan dapat dimintakan pembatalan.
barang-barang kepunyaan debitur hingga 8. Hak eksekusi kreditor dan pihak ketiga
dibayarnya suatu utang tidak kehilangan hak untuk menuntut yang berada dalam
untuk menahan barang dengan diucapkannya penguasaan debitor pailit atau kurator,

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


104 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 97-115

ditangguhkan dalam jangka waktu paling umumnya, tetapi hanya kehilangan


lama 90 (sembilan puluh) hari. kewenangannya untuk mengurus dan
9. Hak untuk menahan benda milik debitor mengalihkan harta kekayaannya saja.
(hak retensi) tidak hilang. Kewenangan debitor itu selanjutnya
10. Kepailitan suami atau istri yang kawin diambil alih oleh kurator yang diangkat oleh
dalam suatu persatuan harta, pengadilan, dengan diawasi oleh seorang
diperlakukan sebagai kepailitan persatuan Hakim Pengawas. Pengangkatan tersebut
harta tersebut. harus ditetapkan dalam putusan pernyataan
Harta pailit ini meliputi seluruh pailit. Pelaksanaan pengurusan harta pailit
kekayaan Debitor pada saat putusan oleh kurator bersifat seketika, dan berlaku
pernyataan pailit diucapkan serta segala saat itu pula terhitung sejak tanggal putusan
sesuatu yang diperoleh selama kepailitan. ditetapkan meskipun terhadap putusan itu
Harta tersebut pengurusannya beralih ke kemudian diajukan kasasi atau peninjauan
tangan kurator. Namun, tidak semua harta kembali. Sesudah pernyataan pailit tersebut
kekayaan debitor dalam disita dalam maka segala perikatan yang dibuat debitor
kepailitan. Pasal 22 UUK menyebutkan, ada dengan pihak ketiga tidak dapat dibayar dari
tiga jenis kekayaan debitor yang tidak harta pailit, kecuali bila perikatan-perikatan
termasuk ke dalam harta pailit, yaitu : tersebut mendatangkan kuntungan bagi harta
1. Benda, termasuk hewan yang benar-benar pailit atau dapat menambah harta pailit.
dibutuhkan oleh Debitor sehubungan Oleh karena itu, gugatan-gugatan yang
dengan pekerjaannya, perlengkapannya, diajukan dengan tujuan untuk memperoleh
alat-alat medis yang dipergunakan untuk pemenuhan perikatan dari harta pailit, selama
kesehatan, tempat tidur dan dalam kepailitan, yang secara langsung
perlengkapannya yang dipergunakan oleh diajukan kepada debitor pailit, hanya dapat
Debitor dan keluarganya, dan bahan diajukan dalam bentuk laporan untuk
makanan untuk 30 (tiga puluh) hari bagi pencocokan atau rapat verifikasi. Segala
Debitor dan keluarganya, yang terdapat di tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang
tempat itu; menyangkut harta pailit harus diajukan oleh
2. Segala sesuatu yang diperoleh Debitor dari atau terhadap kurator. Begitu pula mengenai
pekerjaannya sendiri sebagai penggajian segala eksekusi pengadilan terhadap harta
dari suatu jabatan atau jasa, sebagai upah, pailit. Eksekusi pengadilan terhadap setiap
pensiun, uang tunggu atau uang tunjangan, bagian dari kekayaan debitor yang telah
sejauh yang ditentukan oleh Hakim dimulai sebelum kepailitan harus dihentikan,
Pengawas; atau kecuali eksekusi itu sudah sedemikian jauh
3. Uang yang diberikan kepada Debitor untuk hingga hari pelelangan sudah ditentukan,
memenuhi suatu kewajiban memberi dengan izin hakim pengawas kurator dapat
nafkah menurut undang-undang. meneruskan pelelangan tersebut.
Sebagaimana telah disebutkan di atas Lalu, tentang perkara yang sedang
tadi bahwa dengan dikeluarkannya putusan berjalan atau suatu tuntutan hukum yang
pernyataan pailit tersebut, debitor terhitung sedang berjalan dimana debitor menjadi
sejak pukul 00.00 waktu setempat demi Penggugat dimana ia sudah tidak cakap lagi,
hukum kehilangan haknya untuk menguasai maka di sini pihak tergugat dapat memohon
dan mengurus kekayaannya yang termasuk agar perkara tersebut ditanguhkan terlebih
dalam harta pailit. Namun, perlu diketahui dahulu untuk memanggil kurator guna
juga bahwasannya putusan pernyataan pailit mengambil alih perkara. Namun, bila kurator
tidak mengakibatkan debitor kehilangan tidak mengindahkan panggilan tersebut, maka
kecakapannya untuk melakukan perbuatan tergugat berhak memohon agar perkara itu
hukum (volkomen handelingsbevoegd) pada digugurkan saja. Pada dasarnya dengan

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 105
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

diucapkannya putusan pailit terhadap debitor, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara
semua tuntutan hukum yang diajukan besar-besaran. Di Indonesia sendiri masalah
terhadapnya yang bertujuan untuk ketenagakerjaan diatur dalam Undang-
memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
pailit dan perkara yang sedang berjalan Ketenagakerjaan. Undang-Undang
menjadi gugur demi hukum. Dalam hal memberikan jaminan hak hak dasar
perkara tersebut dilanjutkan oleh kurator, pekerja/buruh dan menjamin kesamaan
maka kurator dapat mengajukan pembatalan kesempatan serta perlakuan tanpa
atas segala perbuatan yang dilakukan oleh diskriminasi atas dasar apapun untuk
debitor sebelum debitor dinyatakan pailit. mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
Terhadap perjanjian timbal balik yang keluarganya dengan tetap memperhatikan
dilakukan oleh debitor dimana debitor sendiri perkembangan kemajuan dunia usaha karena
belum memenuhi perjanjian atau baru dalam pelaksanaan pembangunan nasional,
dipenuhi sebagian, maka pihak pihak yang tenaga kerja mempunyai peranan dan
mengadakan perjanjian dengan debitor dapat kedudukan yang sangat penting sebagai
meminta kepada kurator untuk memberikan pelaku dan tujuan pembangunan.
kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan Dalam Undang-Undang
perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang Ketenagakerjaan sendiri juga diatur mengenai
disepakati oleh kurator dan pihak yang masalah Pemutusan Hubungan Kerja yang
bersangkutan. Bila kesepakatan tentang terjadi karena perusahaan mengalami pailit.
jangka waktu itu tidak tercapai, maka Hakim Dalam Pasal 165 Undang-Undang
Pengawaslah yang menetapkan jangka waktu Ketenagakerjaan menyatakan bahwa
yang dimaksud. Kurator yang sangup Pengusaha dapat melakukan pemutusan
melanjutkan perjanjian itu harus memberikan hubungan kerja terhadap pekerja/ buruh
kepastian dengan memberi jaminan untuk karena perusahaan pailit, dengan ketentuan
melaksanakan perjanjian tersebut. Bila yang pekerja/ buruh berhak atas uang pesangon
terjadi sebaliknya, dimana kurator tidak mau sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat
melanjutkan perjanjian itu, maka perjanjian (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1
tersebut berakhir, untuk menuntut haknya, (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan
pihak yang bersangkutan dapat menjadi uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal
kreditor konkuren. 156 ayat (4).
Mengenai perjanjian sewa menyewa Jika debitor pailit itu seorang suami
yang dilakukan oleh debitor pailit, dimana atau istri, Pasal 62 Undang-Undang Kepailian
debitor menjadi pihak yang menyewa maupun menyatakan bahwa dalam hal suami atau istri
pihak yang menyewakan, maka perjanjian dinyatakan pailit maka istri atau suaminya
sewa menyewa itu dapat dihentikan tentu berhak mengambil kembali semua benda
dengan syarat harus ada pemberitahuan bergerak dan tidak bergerak yang merupakan
terlebih dahulu menurut adat kebiasaan harta bawaan dari istri atau suami dan harta
setempat. Bila ternyata uang sewa telah yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah
dibayar di muka, maka perjanjian sewa ini atau warisan. Jika benda milik istri atau suami
tidak dapat dihentikan lebih awal sebelum telah dijual oleh suami atau istri dan harganya
berakhirnya jangka watu yang telah dibayar belum dibayar atau uang hasil penjualan
dan sejak putusan pailit itu diucapkan maka belum tercampur dalam harta pailit maka istri
uang sewa masuk ke dalam harta pailit. atau suami berhak mengambil kembali uang
Hal lain yang patut menjadi perhatian hasil penjualan tersebut.
ialah tentang nasib pekerjan yang bekerja
untuk debitor. Kita ketahui dengan putusan
pailit itu dapat dipastikan akan terjadi

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


106 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 97-115

Kedudukan Hukum Debitur Setelah memuaskan tidak terpenuhi. Yang dimaksud


Berakhirnya Pemberesan Harta Pailit dengan pembayaran yang memuaskan adalah
Suatu pemberesan harta pailit baru bahwa kredituryang diakui tidak akan
dapat dilakukansetelah debitur dalam keadaan mengajukan tagihan lagi terhadap debitur,
insolvensi. Suatu kepailitan dapat berakhir sekalipun mereka mungkin tidak menerima
karena : pembayaran atas seluruh tagihannya.
1. Kepailitan dicabut karena harta pailit tidak Setelah berakhirnya jangka 60 (enam
cukup untuk membayar biaya kepailitan puluh) hari tersebut, terlepas apakah kreditur
(Pasal 18 UUK dan PKPU). mengajukan atau tidak mengajukan keberatan,
2. Perdamaian yang telah ditawarkan oleh pengadilan harus memutuskan apakah
debitur atau kreditur telah diterima dan mengabulkan atau menolak permohonan
disahkan oleh hakim pengawas. tersebut.Putusan pengadilan tersebut adalah
3. Apabila harta pailit telah dijual seluruhnya putusan final dan binding, dalam arti tidak
dan hasil penjualan tersebut telah dibagi terbuka upaya hukum apapun termasuk
seluruhnya kepada kreditur. banding atau kasasi. Putusan yang
4. Apabila putusan pailit dibatalkan di tingkat mengabulkan rehabulitasi tersebut wajib
kasasi atau peninjauan kembali. diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk
Setelah dilakukan pemberesan terhadap umum dan harus didaftar dalam daftar umum.
harta pailit, maka kemungkinan akan terjadi Tujuan utama rehabilitasi adalah untuk
suatu kondisi bahwa harta pailit tersebut mengembalikan debitur pailit ke keadaan
mencukupi untuk membayar utang-utang semula seperti sebelum jatuh pailit. Dengan
debitur kepada para krediturnya atau berakhirnya kepailitan, dengan sendirinya
sebaliknya harta pailit tidak dapat mencukupi debitur pailit kembali ke keadaan semula
pelunasan terhadap utang-utang debitur tanpa perlu adanya permohonan rehabilitasi.
kepada para kreditur. Bila harta pailit mampu Dengan adanya rehabilitasi secara resmi
mencukupi pembayaran utang-utang debitur tersebut, debitur pailit akan memperoleh
pailit kepada para krediturnya, maka langkah kepercayaan umum kembali dan dapat
selanjutnya adalah rehabilitasi. Rehabilitasi melanjutkan usahanya tanpa beban. Dari
adalah pemulihan nama baik debitur yang UUK dan PKPU bahwa kepailitan sebagai
semula dinyatakan pailit, melalui putusan sita umum dengan putusan pernyataan
pengadilan yang menerangkan bahwa debitur Pengadilan Niaga hanya mengenai harta
telah memenuhi kewajibannya. kekayaan debitur pailit, bukan terhadap orang
Permohonan rehabilitasi harus atau pribadinya sebagai subyek hukum.
diumumkan paling sedikit dalam 2 (dua) surat Dengan tidak membedakan antara debitur
kabar harian yang ditunjuk oleh Pengadilan yang jujur atau tidak jujur, dimungkinkan
Niaga. Dalam jangka waktu 60 hari (enam dalam keadaan debitur tidak memenuhi
puluh hari) setelah permohonan rehabilitasi kewajiban para kreditur dan debitur.
diumumkan paling sedikit dalam 2 (dua) surat Permohonan rehabilitasi diajukan
kabar harian, setiap kreditur yang diakui dapat kepada Pengadilan Niaga yang semula
mengajukan keberatan terhadap permohonan memeriksa kepailitan yang bersangkutan.
tersebut, dengan mengajukan surat keberatan, Akan tetapi, tidak terhadap semua kepailitan
disertai alasan di kepaniteraan pengadilan dan dapat dimintakan rehabilitasi. Hanya terhadap
panitera harus memberikan tanda terima. putusan kepailitan di bawah ini yang dapat
Keberatan tersebut hanya dapat diajukan rehabilitasi, yaitu sebagai berikut:
diajukan apabila persyaratan surat 1. Apabila kepailitan diakhiri dengan suatu
permohonan tersebut dilampirkan bukti yang perdamaian.
menyatakan bahwa semua kreditur yang 2. Apabila diakhiri setelah utangnya dibayar
diakui sudah memperoleh pembayaran secara penuh.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 107
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

3. Apabila kepailitan tersebut dijatuhkan atas tetap, tersedia upaya hukum luar biasa yaitu
harta benda debitur. peninjauan kembali.
Dengan demikian, jika kreditur tidak 1. Kasasi
dapat membayar lunas atau tidak terjadi Sebagaimana disebutkan dalam
perdamaian, terhadap hal tersebut tidak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
berlaku rehabilitasi. Namun, kepailitan dapat tentang Mahkamah Agung, bahwa salah satu
berakhir dan debitur pailit memperoleh tugas dan wewenang Mahkamah Agung
kembali wewenangnya untuk melakukan adalah memeriksa dan memutus permohonan
tindakan pengurusan dan pemilikan (daden kasasi. Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang
van beheer er daden van eigendom). Oleh Mahkamah Agung menyebutkan bahwa
karena itu, jika debitur berusaha lagi setelah Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi
pailit dihapus, kreditur tetap dapat meminta membatalkan putusan atau penetapan
sisa utangnya dibayar penuh, tanpa perlu pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan
mengajukan gugatan baru, tetapi hanya minta peradilan karena:
dijalankan putusan pailit yang sudah ada a. tidak berwenang atau melampaui batas
sampai semua utangnya yang telah wewenang;
diverifikasi dibayar lunas.53 Sebab, suatu b. salah menerapkan atau melanggar hukum
pengakuan utang dalam kepailitan yang berlaku;
mempunyai kekuatan hukum yang sama c. lalai memenuhi syarat-syarat yang
dengan keputusan pengadilan. Jadi, hanya diwajibkan oleh peraturan perundang-
tinggal memohon pengeksekusiannya. undangan yang mengancam kelalaian itu
dengan batalnya putusan yang
Upaya Hukum Dalam Kepailitan Dalam bersangkutan.
Menciptakan Iklim Usaha Yang Baik Prosedur Permohonan Kasasi atas
Tujuan utama dalam suatu proses di Putusan Pailit. Upaya hukum kasasi dalam
muka Pengadilan adalah untuk memperoleh kepailitan diatur dalam Pasal 11 sampai
putusan Hakim yang berkekuatan hukum dengan Pasal 13 Undang-Undang Kepailitan,
tetap. Akan tetapi, setiap putusan yang prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
dijatuhkan oleh Hakim belum tentu dapat a. Pendaftaran Kasasi
menjamin kebenaran secara yuridis, karena b. Penyampaian Memori Kasasi
putusan itu tidak lepas dari kekeliruan dan c. Pengajuan Kontra Memori Kasasi
kekilafan, bahkan tidak mustahil bersifat d. Pegiriman Berkas ke Mahkamah Agung
memihak. Agar kekeliruan dan kekilafan itu e. Sidang Pemeriksaan
dapat diperbaiki, maka demi tegaknya f. Putusan Kasasi
kebenaran dan keadilan, terhadap putusan
Hakim itu dimungkinkan untuk diperiksa 2. Peninjauan Kembali
ulang. Cara yang tepat untuk dapat Kewenangan lain yang diberikan
mewujudkan kebenaran dan keadilan itu Undang-Undang kepada Mahkamah Agung
adalah dengan melaksanakan upaya hukum. ialah memeriksa dan memutus permohonan
Demikian pula terhadap putusan dari peninjauan kembali yang telah mempunyai
Pengadilan Niaga dalam perkara kepailitan. kekuatan hukum tetap. Peninjauan Kembali
Namun, perbedaan dari Pengadilan Niaga merupakan upaya hukum luar biasa, namun
ialah hanya tersedia upaya hukum kasasi ke sebenarnya lembaga ini bertentangan dengan
Mahkamah Agung. Pengadilan Niaga disebut asas kepastian hukum. Prinsip asas kepastian
sebagai pengadilan tingkat pertama dan tidak hukum menentukan bahwa putusan hakim
ada tingkat kedua atau sering disebut sebagai yang sudah berkekuatan hukum tetap, tidak
tingkat banding. Terhadap putusan-putusan bisa diubah lagi. Asas kepastian hukum ini
yang telah memperoleh kekuatan hukum disebut nebis in idem, artinya tidak boleh

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


108 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 97-115

terjadi dua kali putusan terhadap satu kasus puluh) hari setelah tanggal putusan yang
yang sama antara dua pihak dalam perkara dimohonkan peninjauan kembali
yang sama. memperoleh kekuatan hukum tetap.
Undang-Undang memberi kesempatan Prosedur permohonan peninjauan
untuk mengajukan peninjauan kembali kembali diatur tersendiri pada BAB IV, Pasal
dengan segala persyaratan yang ketat. 295 sampai dengan 298 Undang-Undang
Persyaratan yang ketat tersebut dimaksudkan Kepailitan. Permohonan peninjauan kembali
untuk menerapkan asas keadilan terhadap disampaikan kepada Panitera Pengadilan.
pemberlakuan asas kepastian hukum, karena Panitera Pengadilan mendaftar permohonan
itu peninjauan kembali berorientasi pada peninjauan kembali pada tanggal permohonan
tuntutan keadilan. Fungsi Mahkamah Agung diajukan, dan kepada pemohon diberikan
dalam Peninjauan Kembali adalah tanda terima tertulis yang ditandatangani
mengadakan koreksi terakhir terhadap Panitera Pengadilan dengan tanggal yang
putusan pengadilan yang mengandung sama dengan tanggal permohonan
ketidakadilan yang disebabkan kesalahan dan didaftarkan. Panitera Pengadilan
kekhilafan hakim. menyampaikan permohonan peninjauan
Peninjauan Kembali dalam Kepailitan. kembali kepada Panitera Mahkamah Agung
Rumusan Pasal 14 Undang-Undang Nomor dalam jangka waktu 2 (dua) hari setelah
37 Tahun 2004 memberikan hak untuk tanggal permohonan didaftarkan.
mengajukan perninjauan kembali atas putusan Pemohon peninjauan kembali wajib
pailit yang telah berkekuatan hukum tetap. menyampaikan kepada Panitera Pengadilan
Walau demikian permohonan peninjauan bukti pendukung yang menjadi dasar
kembali hanya dapat dilakukan pada dua pengajuan permohonan peninjauan kembali
macam alasan saja, yang masing-masing dan untuk termohon salinan permohonan
secara khusus telah dibatasi jangka waktu peninjauan kembali berikut salinan bukti
tertentu. Pasal 295 ayat (2) Undang-Undang pendukung yang bersangkutan, pada tanggal
Kepailitan menentukan bahwa peninjauan permohonan didaftarkan. Panitera Pengadilan
kembali dapat diajukan dengan alasan sebagai menyampaikan salinan permohonan
berikut: peninjauan kembali berikut salinan bukti
a. Setelah perkara diputus ditemukan bukti pendukung kepada termohon dalam jangka
baru yang bersifat menentukan yang pada waktu paling lambat 2 (dua) hari setelah
waktu perkara diperiksa di Pengadilan tanggal permohonan didaftarkan.
sudah ada, tetapi belum ditemukan. Bukti Pihak termohon dapat mengajukan
baru tersebut apabila diketahui pada tahap jawaban terhadap permohonan peninjauan
persidangan sebelumnya akan kembali yang diajukan, dalam jangka waktu
menghasilkan putusan yang berbeda. 10 (sepuluh) hari setelah tanggal permohonan
Permohonan peninjauan kembali dengan peninjauan kembali didaftarkan. Panitera
alasan ini diajukan dilakukan dalam jangka Pengadilan wajib menyampaikan jawaban
waktu paling lambat 180 (seratus delapan kepada Panitera Mahkamah Agung, dalam
puluh) hari setelah tanggal putusan yang jangka waktu paling lambat 12 (dua belas)
dimohonkan peninjauan kembali hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.
memperoleh kekuatan hukum tetap. Mahkamah Agung segera memeriksa
b. Terdapat kekeliruan yang nyata pada dan memberikan putusan atas permohonan
putusan hakim sebelumnya atau hakim peninjauan kembali dalam jangka waktu
telah melakukan kesalahan berat dalam paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
penerapan hukum. Permohonan peninjauan tanggal permohonan diterima Panitera
kembali atas dasar alasan ini, dilakukan Mahkamah Agung. Putusan atas permohonan
dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga peninjauan kembali harus diucapkan dalam

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 109
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

sidang terbuka untuk umum. Dalam jangka Selain Undang-Undang Kepailitan,


waktu paling lambat 32 (tiga puluh dua) hari peraturan perundang-undangan terkait,
setelah tanggal permohonan diterima Panitera sederet undang-undang yang perlu dipahami
Mahkamah Agung, Mahkamah Agung wajib oleh para advokat kepailitan adalah :
menyampaikan kepada para pihak salinan 1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
putusan peninjauan kembali yang memuat tentang Perseroan Terbatas
secara lengkap pertimbangan hukum yang 2. Undang-Undang Perkoperasian
mendasari putusan tersebut. 3. Undang-Undang No. 28 Tahun 2004
tentang Yayasan
Peran Advokat Dalam Menerapkan 4. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Undang-Undang Kepailitan Guna Menjaga tentang Ketenagakerjaaan
Iklim Usaha Yang Baik 5. Undang-Undang lain yang berkaitan
Menjadi advokat di bidang kepailitan dengan penjaminan
bukan pekerjaan mudah. Setidaknya ini Bahwa peraturan perundang-undangan
pandangan dari advokat yang menangani yang berkaitan dengan kepailitan sangat
kasus-kasus kepailitan, ada banyak hal yang kompleks, sehingga pemahaman yang utuh
perlu dipahami dan dilakukan untuk menjadi sangat dibutuhkan. Dengan pemahaman itu,
advokat kepailitan. Menjadi pengacara akan membangun sikap para advokat
kepailitan adalah memahami UU No. 37 kepailitan dan juga tentunya memahami
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan hukum acara. Selain itu para advokat tidak
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang melupakan dasar dari kepailitan, yakni hukum
(UU Kepailitan). Memahami UU ini harus perdata beserta hukum acara perdata. Dia
sampai ke akar-akarnya, yakni apa filosofi harus sangat-sangat paham. Dari pemahaman
UU ini dilahirkan. Pertama sekali memang itu, maka dia akan masuk ke dunia praktik.
seorang advokat harus memahami dulu setelah memahami seluruh aturan itu secara
filosofi hukum kepailitan atau arti undang- utuh, maka selanjutnya perlu bertindak secara
undang kepailitan itu dibuat apa. benar berdasarkan aturan-aturan tersebut.
Banyak orang yang sering salah sangka Dalam konteks ini, bisa memberikan advise
menafsirkan tujuan utama UU ini, menilai yang benar buat kliennya, bisa memberikan
tujuan utamanya adalah untuk memaksa satu pelajaran buat kliennya untuk misalnya
debitur atau kreditur; atau untuk kepentingan memahami hal-hal mana yang sepatutnya
debitur atau kreditur. Padahal itu hanya tujuan dilakukan.
antara, tujuan akhirnya sebenarnya yang Seorang advokat yang baik adalah
paling tepat dari Undang-Undang Kepailitan advokat yang memastikan bahwa akan berarti
adalah, dia merupakan undang-undang yang buat kliennya. Maksudnya, berarti dalam
memastikan bahwa seluruh pelaku usaha meng-advise kliennya. Selain mengajarkan
melakukan aktivitas usahanya secara baik dan klien atas hal-hal yang patut dilakukan,
benar. Dia tidak bisa misalnya melakukan advokat juga perlu mengingatkan bahwa
ekspansi dengan cara tidak terukur. Pelaku dalam proses berperkara khususnya dalam
usaha harus memahami tren dalam perkara kepailitan bila kliennya tak mau
pembangunan produk. Selain itu, pengusaha dicurangi, maka jangan pula melakukan hal
harus juga memahami hal-hal yang mencurangi orang lain. Bertindak secara
berhubungan dengan tata cara pengelolaan benar akan menciptakan hal yang positif,
yang baik dan benar. Dia juga harus punya yakni advokat akan terus belajar ketika
rasa malu apabila tidak memegang komitmen. menangani sebuah kasus. Jika advokat itu
Ini lah yang harus disampaikan advokat melakukan sesuatu dengan benar, dia
kepada kliennya. memaksa otaknya bekerja, ilmunya berguna.
Karena advokat yang baik adalah advokat

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


110 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 97-115

yang juga memastikan bahwa dia mempunyai Profesi advokat tidak bisa dilepaskan
ilmu yang cukup dan juga moral yang baik.24 dari Kode Etik (Code of conduct) yang
Advokat sebagai profesi yang bebas, memiliki nilai dan moral di dalamnya. Di
mandiri, dan bertanggung jawab dalam Indonesia, satu-satunya organisasi Advokat
menegakkan hukum, perlu dijamin dan yang diakui adalah Perhimpunan Advokat
dilindungi oleh undang-undang demi Indonesia (PERADI) yang didirikan
terselenggaranya upaya penegakan supremasi berdasarkan perintah dan sesuai dengan
hukum. Lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
Tahun 2003 tentang Advokat menjadi Tentang advokat serta mendapat kekuatan
landasan hukum penting bagi profesi Advokat konstitusional oleh mahkamah Konstituso
sebagai salah satu pilar penegak hukum. Hal dalam Putusan Perkara Nomor 014/PUU-
ini ditegaskan dalam Pasal 5 ayat (1) Undang- IV/2006 dengan memberikan kedudukan
Undang Nomor 18 Tahun 2003 tersebut, yang “PERADI sebagai organ Negara.26
menyatakan bahwa Advokat berstatus Advokat dalam menjalankan tugas
penegak hukum, bebas dan mandiri yang dilarang membeda-bedakan karena jenis
dijamin oleh hukum dan peraturan perundang- kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau
undangan. Dalam Penjelasan Pasal 5 ayat (1) latar belakang sosial dan budaya. Advokat
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 lebih tidak dapat diidentikan dengan kliennya
ditegaskan lagi, bahwa yang dimaksud dalam membela perkara kliennya. Seperti
dengan “Advokat berstatus sebagai penegak dijelaskan dalam Pasal 18 dan Pasal 20
hukum” adalah Advokat sebagai salah satu Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang
perangkat dalam proses peradilan yang Advokat.27
mempunyai kedudukan setara dengan Tiap profesi termasuk Advokat
penegak hukum lainnya dalam menegakan menggunakan sistem etika, terutama untuk
hukum dan keadilan. menyediakan struktur yang mampu
Dalam menjalankan tugas membela menciptakan disiplin tata kerja, dan
kepentingan klien, sorang advokat memiliki menyediakan garis batas tata nilai yang bisa
kebebasan. Kebebasan tersebut dimaksudkan dijadikan acuan para profesional untuk
agar advokat dapat bertindak luwes dalam menyelesaikan dilemma etika yang dihadapi
menjalankan tugas. Kebebasan itu sendiri saat menjalankan fungsi pengemban
bukan berarti advokat bebas bertindak profesinya sehari-hari. Sistem etika tersebut
semuanya atau sebebas-bebasnya, tetapi bisa juga menjadi parameter bagi berbagai
kebebasan yang terbatas. Kebebasan dalam problematika profesi pada umumnya, seperti
mengurus perkara kliennya di batasi oleh menjaga kerahasiaan dalam hubungan klien
kode petik profesi dan peraturan perundang- profesional, konflik kepentingan yang ada,
undangan yang berlaku. Perbuatan advokat dan isu-isu yang berkaitan dengan tanggung
dibatasi antara lain oleh KUHAP, KUHP, jawab sosial profesi.
KIR, Undang-Undang Advokat.25 Dalam menjalankan tugas membela
kepentingan klien, seorang advokat memiliki
peran dalam proses kepailitan, dalam
24
“Empat Kiat Jadi Advokat Kepailitan Yang Handal, kaitannya dengan perseroan terbatas (PT),
Jika Tak Mau Dicurangi, Jangan Curangi Orang diantaranya adalah kebebasan. Kebebasan
Lain”, http://www.hukumonline. com/berita/
baca/lt5582549f59b6e/ empat- kiat- jadi- advokat-
26
kepailitan- yang- handal, diakses tanggal 10 Indonesia, Undang-Undang Advokat, Undang-
September 2017. Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat
25
Gatot Supramono, Bagaimana Mendampingi Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Seseorang di Pengadilan: Dalam Perkara Pidana Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
dan Perkara Perdata, Djambatan, Jakarta, 2008, hlm. Indonesia Nomor 4288.
27
14. Ibid., Pasal 18 dan Pasal 20.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 111
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

tersebut dimaksudkan agar advokat dapat dijelaskan secara definitif yang dikategorikan
bertindak luwes dalam menjalankan tugas. sebagai jasa hukum adalah konsultasi hukum,
Kebebasan itu sendiri bukan berarti advokat bantuan hukum, menjalankan kuasa,
bebas bisa bertindak semuanya atau sebebas- mewakili, mendampingi, membela dan
bebasnya, tetapi kebebasan yang terbatas. melakukan tindakan hukum lain untuk
Kebebasan dalam mengurus perkara kliennya kepentingan klien. Dalam terjemahan tekstual
dibatasi oleh kode etik profesi dan peraturan pada rumusan pasal di atas, advokat
perundang-undangan yang berlaku (Pasal 15 diterjemahkan secara umum sebagai suatu
Undang-Undang Advokat). Perbuatan profesi belaka, namun tidak menyinggung
advokat dibatasi antara lain oleh KUHAP, posisi advokat dalam hubungannya dengan
KUHP, HIR, Undang-Undang Advokat. negara yang memiliki karakter khusus dalam
Dengan kebebasan yang dimilikinya, menjalankan profesinya. Pola hubungan ini
advokat bebas dalam menyampaikan terekam dalam sistem peradilan Indonesia
pendapat atau pernyataan dalam membela sebagai manifestasi pelaksanaan kekuasaan
perkara di ruang sidang pengadilan. yudikatif.28
Pernyataan atau pendapat itu disampaikan Sistem peradilan sebagai bentuk
dengan bernada keras, menyindir, membuat mekanisme penegakan hukum diisi oleh
kuping panas, cenderung memperolok pihak aktor-aktor penegak hukum terdiri dari polisi,
lain, dan masih banyak yang tidak enak jaksa, hakim kemudian advokat. Kuartet ini
lainnya. Hal ini tidak akan menjadi masalah melalui sistem peradilan diharapkan dapat
sepanjang dilakukan dengan itikad baik dan menghadirkan proses penegakan hukum yang
semata-mata hanya untuk membela kepen- berkeadilan sesuai dengan cita negara hukum.
tingan klien di persidangan. Polisi, jaksa dan hakim adalah bentuk
Konsekuensi dari adanya kebebasan representasi negara dalam sistem peradilan,
tersebut, advokat tidak dapat dituntut secara sedangkan advokat bertindak mewakili
hukum, baik perdata maupun pidana. Dasar masyarakat pencari keadilan dan diposisikan
hukumnya adalah Pasal 16 Undang-Undang di luar sistem.
Advokat. Pasal ini merupakan jaminan hukum Secara historis peran advokat ada
bagi para advokat dalam melaksanakan seiring perkembangan hukum dan
kebebasannya. Kebebasan advokat juga masyarakat, hukum akan selalu ada selagi ada
termasuk tidak dapat dipengaruhi oleh pihak masyarakat dan masyarakat memerlukan
lain. Hubungan advokat dengan kliennya hukum sekaligus menghendaki penegakan
harus dapat dipertahankan sampai tugas hukum. Kemudian negara sebagai wujud
memberi jasa hukum benar-benar telah kekuasaan formal, bersama perangkat dan
selesai. Pengaruh pihak luar terhadap sistem hukumnya dipercayakan untuk
pekerjaan advokat akan terganggu dan dapat melengkapi hukum yang tadi masih berupa
berakibat merugikan kepentingan klien. Jadi kesadaran dan norma moral sehingga menjadi
siapapun juga tidak boleh mengintervensi aturan atau norma hukum yang dapat
kebebasan advokat. Dengan menghargai ditegakkan (enforceable). Dalam negara
kebebasan advokat diharapkan akan modern ialah dalam bentuk trias politica
berpengaruh terhadap penegakan hukum dan negara menjalankan tugasnya.
keadilan masyarakat. Bersama tumbuhnya masyarakat dan
Undang-undang advokat Pasal 1 huruf a negara, advokat tumbuh sebagai bagian
merumuskan advokat sebagai orang yang penegakan hukum yang substansial yang
berprofesi memberi jasa hukum, baik di mengunakan pendekatan langsung kepada
dalam maupun di luar pengadilan yang kepentingan hukum dan keadilan masyarakat
memenuhi persyaratan berdasarkan undang-
undang ini. Dan pada Pasal 1 huruf b
28
Ibid.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


112 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 97-115

banyak. Hal ini jelas berbeda dengan apa dapat mengimbangi kualitas intervensi yang
yang dilakukan negara yang bertumpu ada. Apalagi hari ini tidak hanya penguasa
kekuasaan dengan pendekatan ketertiban yang mengintervensi proses hukum akan
umum (openbare order) dengan seperangkat tetapi juga banyak pihak-pihak lain yang
aturan (rules) guna memberikan kepastian mencoba merecoki proses hukum tersebut,
hukum. Sebagai pemegang mandat dan untuk ini dengan independensinya
kekuasaan, negara demi ketertiban hukum organisasi advokat harus bisa tetap berdiri
lantas membentuk organ atau struktur tegak dan berkata tidak pada segala jenis
penegak hukum (yudikatif) pelaksana sistem intervensi.
peradilan. Keberadaan UU advokat bagi kita
Disisi lain, advokat sebagai unsur pelaku profesi hendaknya musti disikapi
independen, dalam arti tidak terikat pada dengan arif dalam mengartikulasikannya pada
struktur kekuasaan negara, menjalankan kenyataan tidak sekedar terkungkung pada
perannya baik di dalam maupun di luar batasan orang yang memberikan jasa hukum
pengadilan. Independensi profetik yang sesuai bunyi undang-undang. Ia selayaknya
dimilikinya sungguh menjadi penjamin dibaca dalam lingkup yang lebih luas
profesi ini dimata masyarakat pencari mengingat suatu yang officium nobile tidak
keadilan sekaligus dihadapan penguasa, sebatas kerangka sempit definisi yang
dengan kepentingan utamanya yaitu diberikan undang-undang saja sehingga
memastikan keabsahan proses keadilan yang profesi tetap memiliki nilai dan peran
diselenggarakan negara pada setiap tahapan menentukan dalam perubahan sosial
(legislasi, eksekusi dan yudikasi). Adapun berikutnya.
setidaknya independensi profetik yang Nampak jelas bahwa advokat tidak
dimaksud ialah independensi etis dan termasuk dalam lingkup ketiga kekuasaan
independensi organisatoris. tersebut (eksekutif, legislative, dan yudikatif).
Independensi etis, merupakan keadaan Advokat sebagai penegak hukum
yang didasari oleh kesadaran akan moralitas menjalankan peran dan fungsinya secara
yang disertai dengan semangat mencari mandiri untuk mewakili kepentingan
keadilan dan kebenaran sebagai tujuan masyarakat (klien) dan tidak terpengaruh
utamanya. Moralitas yang dijunjung tinggi kekuasaan negara (yudikatif dan eksekutif).
adalah nilai-nilai kebaikan dengan kejujuran Dalam mewakili kepentingan klien dan
dan budi yang lurus bukan argumen-argumen membela hak-hak hukum tersebut, cara
pembenaran sebab keadilan diciptakan bagi berpikir advokat harus objektif menilainya
semua (justitia voor eideren) yang berdasarkan keahlian yang dimiliki dan kode
diberlakukan secara imparsial dan non- etik profesi. Untuk itu, dalam kode etik
diskriminasi. Sedangkan independensi ditentukan adanya ketentuan advokat boleh
organisatoris menekankan kemandirian menolak menangani perkara yang menurut
organisasi berdiri dengan konsisten keahliannya tidak ada dasar hukumnya,
berhadapan dengan penguasa dan kekuasaan. dilarang memberikan informasi yang
Dengan alasan kemandirian sebagai menyesatkan dan menjanjikan kemenangan
landasan dalam menjalankan proses kepada klien. Disisi lain, advokat juga
penegakan hukum yang adil. Ditambah memiliki peran dalam proses kepailitan dalam
dengan kenyataan kemampuan kaitannya dengan Perseroan Terbatas (PT)
negara/penguasa melakukan intervensi diantaranya adalah peran kebebasan.
terhadap berjalannya proses yang adil (due Kebebasan tersebut dimak-sudkan agar
proses of law), penguatan organisasi dalam advokat dapat bertindak luwes dalam
segala aspek menjadi agenda sangat penting menjalankan tugas. Dalam perkara pidana,
setidaknya dengan bersama dalam organisasi sesuai dengan KUHAP advokat yang

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 113
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

menerima kuasa kedudukannya sebagai tanggal 22 April 1998. Tanggal 9 September


penasehat hukum terdakwa. Sedangkan dalam 1998 Perpu No. 1 Tahun 1998 disahkan
perkara perdata kedudukannya menurut menjadi Undang-undang No. 4 Tahun 1998
HIR/R.Bg. sebagai kuasa hukum. Sedangkan tentang Perubahan Atas Undang-undang
dalam membela perkara pidana di tingkat Kepailitan menjadi Undang-Undang, akhirnya
penyidikan sebagai penasehat baru bersikap pada tanggal 18 Oktober 2004 Undang-
aktif ketika mendampingi terdakwa di sidang Undang No. 4 Tahun 1998 diganti menjadi
pengadilan. Di persidangan dalam membela Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang
hak-hak terdakwa dapat mengajukan Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban
keberatan terhadap surat dakwaan, Pembayaran Utang.
mengajukan pertanyaan terhadap para saksi, Pengantian Undang-Undang No. 4
mengajukan saksi yang menguntungkan Tahun 1998 menjadi Undang-Undang No. 37
terdakwa (a de charge), dan mengajukan Tahun 2004 sangat penting, karena sudah
pembelaan. Sedangkan di persidangan perkara dianggap tidak sesuai lagi dengan
perdata sebagai kuasa hukum seorang advokat perkembangan jaman. Sebagai pengemban
baik mewakili penggugat atau tergugat amanat rakyat. Presiden mempunyai
bersikap aktif, karena pihak berperkara dapat kewajiban konstitusional untuk melaksanakan
tidak menghadiri sidang, sehingga aktif mulai pembangunan nasional, salah satu bagian dari
menyusun surat gugatan, jawab menjawab, pembangunan nasional adalah pembangunan
pembuktian dan kesimpulan. hokum nasional yang berorientasi kepada
mewujudkan masyarakat adil dan makmur
PENUTUP berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Suatu perusahaan yang dinyatakan pailit Salah satu produk hukum yang
pada saat ini akan mempunyai imbas dan bertujuan untuk menjamin kepastian,
pengaruh buruk bukan hanya kepada ketertiban, penegakan dan perlindungan
perusahaan itu saja melainkan berakibat hukum yang berisi keadilan dan kebenarana
global. Oleh karena itu, lembaga kepailitan yang diperlukan saat ini guna mendukung
merupakan salah satu kebutuhan pokok pembanguna perekonomian nasional adalah
didalam aktivitas bisnis karena adanya ststus peraturan mengenai kepailitan dan penundaan
pailit merupakan salah satu sebab pelaku kewajiban pembayaran utang. Tujuan utama
bisnis keluar dari pasar. Begitu memasuki dari perubahan yang dimaksud untuk
pasar pelaku bisnis bermain didalam pasar. memberikan keseimbangan antara kreditor
Apabila pelaku bisnis sudah tidak mampu lagi dan debitor menghadapi masalah kepailitan,
untuk bermain di arena pasar, maka dapat memberikan kepastian proses, baik
keluar dari pasar atau terpaksa atau bahkan menyangkut waktu, tata cara, tanggung jawab
dipaksa keluar dari pasar. Dalam hal seperti pengelolaan harta pailit dan memudahkan
inilah kemudian lembaga kepailitan itu penyelesaian hutang piutang secara cepat,
berperan. adil, terbuka dan efektif. Selain itu tujuan dari
Realisasi dan tindakan pemerintah pada pengundangan Undang-Undang
untuk melindungi hak-hak pihak yang Kepailitan adalah untuk mewujudkan
berkaitan dengan masalah kepailitan adalah penyelesaian masalah utang piutang secara
merevisi Undang-Undang Kepailitan cepat, adil, terbuka dan efektif.
sebagaimana diatur dalam Staatsblaad Tahun
1905 No. 217 juncto Staatsblaad Tahun 1906
No. 348 menjadi Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1
Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Kepailitan yang dikeluarkan pada

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


114 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 97-115

DAFTAR PUSTAKA Subekti, R. R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-


Buku : Undang Hukum Perdata, PT. Pradnya
Asikin, Zainal. Hukum Kepailitan Dan Paramita, Jakarta, 2005.
Penundaan Kewajiban Pembayaran Supramono, Gatot. Bagaimana Mendampingi
Utang Di Indonesia, Pustaka Reka Seseorang di Pengadilan: Dalam
Cipta, Bandung, 2013. Perkara Pidana dan Perkara Perdata,
Dirdjosisworo, Soedjono. Bertrand Russell, Djambatan, Jakarta, 2008.
Cita-Cita Politik, Armico, Bandung,
1983. Perundang-Undangan :
Harahap, M. Yahya. Beberapa Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Mengenai Sistim Peradilan dan (Burgerlijk Wetboek Voor Indonesie),
Penyelesaian Sengketa, Cet. 1. Citra Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23.
Aditya Bakti, Jakarta, 1997. Undang-Undang Advokat, Undang-Undang
Hoff, Jerry. Undang-Undang Kepailitan Di No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat
Indonesia, Penterjernah Kartini Lembaran Negara Republik Indonesia
MuIjadi, PT. Tatanusa, Jakarta, 2000. Tahun 2003 Nomor 49, Tambahan
Kansil, C.S.T dan Cristine S.T, Hukum Lembaran Negara Republik Indonesia
Perusahaan Indonesia Bag 1, Pradnya Nomor 4288.
Paramita, Jakarta, 2005.
Kusumah, Mulyana W. Perspektif, Teori dan Dokumen dan Makalah :
Kebijaksanaan Hukum, Rajawali, Suparman, Eman. “Persepsi Tentang Keadilan
Jakarta, 1986. Dan Budaya Hukum Dalam
Rasjidi, Lili. dan Putra. I. B. Wiyasa, Hukum Penyelesaian Sengketa”, Makalah Pada
Sebagai Suatu Sistem, Remaja Seminar Nasional Tentang
Rosdakarya, Bandung, 2005. Pendayagunaan Sosiologi Hukum
Reinhard, Anton. Masalah Hukum (dari Dalam Masa Pembangunan Dan
Katalog Sampai Kwitansi), Cet. 1, Restrukturisasi Global, Fakultas Hukum
Aksara Persada, Jakarta, 1985. UNDIP, Semarang, 12-13 Nopember
Sastrawidjaja, H. Man S. Hukum Kapailitan 1996.
Dan Pendundaan Kewajiban Suyudi, Aria. Eryanto Nugroho, Herni Sri
Pembayaran Utang, PT. Alumni, Nurbayanti, Kepailitan di Negara Pailit,
Bandung, 2006. Pusat Studi Hukum & Kebijakan
Shubhan, M. Hadi. Hukum Kepailitan, Indonesia, Jakarta, 2003.
Prinsip, Norma dan Praktik Di Widjaya, Gunawan. “Risiko Hukum & Bisnis
Pengadilan, Prenadamedia, Jakarta, Perusahaan Pailit”, Majalah Forum
2008. Sahabat, 2000.
Sinaga, Syamsudin. Hukum Kepailitan
Indonesia, Tianusa, Jakarta, 2012. Website :
Sjahdeini, Sutan Remy. Hukum Kepailitan, “Apa Itu Kepastian Hukum”,
Memahami Faillissemensverordening http://yancearizona.wordpress.com,
Juncto Undang-undang No. 4 Tahun diakses tanggal 10 September 2017.
1998, PT. Pustaka Utama Grafiti, “Empat Kiat Jadi Advokat Kepailitan Yang
Jakarta, 1998. Handal, Jika Tak Mau Dicurangi,
Soemitro, Rony Hanitijo. Beberapa Masalah Jangan Curangi Orang Lain”,
Dalam Studi Hukum Dan Masyarakat, http://www.hukumonline. com/berita/
Remadja Karya, Bandung, 1985. baca/lt5582549f59b6e/ empat- kiat-
jadi- advokat-kepailitan- yang- handal,
diakses tanggal 10 September 2017.

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha 115
Jurnal AJUDIKASI Vol. 2 No. 1. Juni 2018, 89-115

Penerapan Undang-Undang Kepailitan dalam Menciptakan Iklim Berusaha


116 yang Sehat Bagi Seluruh Pelaku Usaha

Anda mungkin juga menyukai