Anda di halaman 1dari 28

RESOLUSI KONFLIK LAHAN DI KECAMATAN BULUSPESANTREN

KABUPATEN KEBUMEN

LAND CONFLICT RESOLUTION IN BULUSPESANTREN SUB-DISTRICT,


KEBUMEN DISTRICT

Yusuf Candra Negara1, Syarifudin Tippe2, Bambang Wahyudi3


Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Fakultas Keamanan Nasional Unhan
(yusufcandra.n@gmail.com)

Abstrak -- Jurnal ini membahas faktor-faktor penyebab konflik lahan antara TNI-AD dengan
masyarakat di Desa Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen dan peran
pemerintah daerah Kabupaten Kebumen serta optimalisasi yang dilakukan dalam penyelesaian konflik
lahan periode Tahun 2007 hingga 2017. Dimana antara TNI-AD dan masyarakat saling mengklaim lahan
di pesisir selatan Kebumen yang terkenal dengan konflik lahan Urutsewu. TNI-AD sejak jaman dulu
sudah menggunakan lahan tersebut untuk latihan dan uji coba senjata dan petani juga menggarap
lahan untuk pertanian. Secara legalitas TNI-AD berhak atas lahan tersebut karena mempunyai dasar
PP Nomor 76 Tahun 2014 tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara yang sudah masuk IKN
Kemhan, namun implementasi dilapangan belum dilaksanakan dengan baik. Untuk mengamankan
aset negara tersebut TNI-AD memagari lahan sebagai batas antara milik TNI-AD dan masyarakat,
namun hal tersebut mendapat perlawanan dari masyarakat. Upaya resolusi konflik yang pernah
dilakukan adalah rekonsiliasi dan mediasi, hal tersebut sementara dapat meredam konflik. Oleh
karena itu peneliti merasa perlu untuk mengangkat tema resolusi konflik lahan sebagai judul dan
pokok pembahasan dalam jurnal ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi pustaka. Sedangkan dalam analisis kasus,
peneliti menggunakan beberapa teori dan konsep yaitu teori konflik, Teori resolusi konflik, teori
identitas sosial, Analisa SAT, konsep konflik lahan, konsep pertahanan negara dan pokok-pokok dasar
agraria. Hasil dari penelitian ini menunjukkkan faktor penyebab konflik kepemilikan lahan di
Urutsewu. TNI kurang memperhatikan tertib administrasi kepemilikan lahan sehingga lahan yang
dulunya marginal dan tidak mempunyai produktifitas tinggi berubah menjadi lahan yang subur.
Dengan produktifnya lahan di Urutsewu ini ada keinginan masyarakat untuk memiliki, sehingga
terjadilah konflik. Langkah optimalisasi yang diambil TNI-AD yaitu mengembalikan trauma di
masyarakat akibat konflik dengan melaksanakan operasi pembinaan teritorial pada masyarakat di
Urutsewu.
Kata Kunci: resolusi konflik lahan, rekonsiliasi, mediasi, konflik lahan di buluspesantren

Abstract -- This journal discusses the factors that cause land conflicts between the Army and the
community in Setrojenar Village, Buluspesantren Subdistrict, Kebumen Regency and the role of the
Kebumen Regency local government as well as optimizing the resolution of land conflicts in the period
2007 to 2017. Where between the Army and the community are mutually claiming land on the southern

1
Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
2
Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
3
Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 59


coast of Kebumen which is famous for the Urutsewu land conflict. The Army has since used the land
for training and weapons testing and farmers also cultivated land for agriculture. The legality of the
Indonesian Armed Forces has the right to the land because it has the basis of Government Regulation
Number 76 of 2014 concerning Regional Defense Arrangements that have entered the IKN Ministry of
Defense, but the implementation in the field has not been implemented properly. To secure the
country's assets, the Army guarded the land as the boundary between the property of the Army and
the community, but it received resistance from the community. The efforts of conflict resolution that
have been carried out are reconciliation and mediation, this can temporarily reduce conflict. Therefore
researchers feel the need to raise the theme of land conflict resolution as the title and subject matter
of this journal. This research is a qualitative research with data collection methods through interviews,
observation and literature. While in case analysis, researchers used several theories and concepts,
namely conflict theory, conflict resolution theory, social identity theory, SAT analysis, the concept of
land conflict, the concept of national defense and the basic points of the agrarian basis. The results of
this study show the factors causing land ownership conflicts in Urutsewu. The TNI paid little attention
to orderly administration of land ownership so that land that was once marginal and did not have high
productivity turned into fertile land. With the productive land in Urutsewu, there is a desire of the
community to own it, so conflicts occur. The optimization step taken by the Indonesian Armed Forces
was to restore trauma to the community as a result of the conflict by carrying out territorial coaching
operations in the community in Urutsewu.
Keywords: land conflict resolution, reconciliation, mediation, land conflic in buluspesantren

Pendahuluan terjadi di Indonesia contohnya saja konflik

K
onflik agraria seringkali yang terjadi di Rumpin pada tahun 2007,
menimbulkan sengketa yang terdapat kasus sengketa lahan antara
berkepanjangan dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan
mengakibatkan ketidakstabilan politik. Laut (TNI AL) dan masyarakat Desa
Hal ini berpotensi menimbulkan ancaman Alastlogo di Kabupaten Pasuruan, konflik
apabila tidak diselesaikan secara dini. lahan di Tanah Awu Cisompet pada tahun
Sengketa perebutan lahan merupakan 2007 terdapat juga kasus sengketa lahan
salah satu konflik agraria yang sering antara Tentara Nasional Indonesia
muncul dalam masyarakat. Konflik agraria Angkatan Udara (TNI AU) dan masyarakat
biasanya muncul akibat dari Desa Sukamulya Bogor5, dan tahun 2007
ketidakmerataan, ketidakadilan dan terjadi konflik antara masyarakat petani
ketidakberdayaan mengakses faktor dan dengan Dislitbangad yang berada di desa
alat reproduksi pertanian.4 Setrojenar Kecamatan Buluspesantren
Ada bermacam-macam kasus Kabupaten Kebumen. Konflik yang terjadi
konflik penggunaan lahan yang sering di Kabupaten Kebumen ini dikenal

4
Sugeng Bayu Wahyono, dkk. Dinamika Konflik Dalam Transisi Demokrasi. Yogyakarta: Institut
Pengembangan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (INPEDHAM) 2004: Hal 29
5
Sengketa lahan antara TNI AU dan warga Desa Sukamulya Bogor. Media Online Suara Karya 2007

60 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


dengan sebutan Urutsewu. Kurang lebih temannya untuk menguasai tanah negara
61 tahun lamanya lahan tersebut menjadi tersebut. Warga mencari keadilan melalui
tempat latihan bagi TNI-AD. Diawali pada berbagai upaya yaitu lewat Dewan
tahun 1957 Pusat Kecabangan Kavaleri Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
TNI-AD menggunakan daerah tersebut Kabupaten Kebumen, Bupati Kebumen
untuk latihan militer, selanjutnya oleh dan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
TNI-AD digunakan sebagai daerah (Komnas HAM). Namun konflik tetap
pertahanan dan lapangan uji coba berkepanjangan, tak ada jalan keluar
senjata, konflik batas lahan mulai terjadi sehingga warga merasa tanahnya
kembali tahun 2007. semakin sempit.
Pada awalnya masyarakat tidak Pada tanggal 27 Oktober s.d. 1
mempermasalahkan tanah Negara Nopember 2007 pihak Subdenzibang
tersebut untuk daerah latihan uji coba Purworejo melakukan pemasangan patok
senjata TNI-AD karena petani dapat cor sebanyak 105 (seratus lima) buah
memanfaatkan tanah yang 500 M sepanjang 21 KM dengan jarak antara
sepanjang 22,5 KM dari garis pantai di patok 200 M. Patok yang dipasang
pakai untuk pertanian. Namun adanya sebagai tanda daerah aman latihan oleh
kamajuan dan pengembangan lahan Subdenzibang 022/IV Purworejo tersebut
pertanian di daerah tersebut (ditanami menimbulkan reaksi dari masyarakat
semangka, melon, lombok dll) yang dapat karena pemasangan patok tersebut
hidup di tanam pada daerah/lokasi pasir dianggap oleh masyarakat berada dilahan
Urutsewu Kabupaten Kebumen, sehingga yang sudah terbit Letter-C dari
budidaya tanaman pertanian marak di Kelurahan/Desa. Pada tanggal 8
ditanam pada tanah negara tersebut. Nopember 2007 telah diadakan rapat
Mulai tahun 2004 lokasi tanah negara koordinasi penyelesaian tanah antara TNI-
tersebut sudah dimanfaatkan semua oleh AD dan masyarakat di Pendopo Kantor
petani sehingga mereka merambah ke Kecamatan Buluspesantren dengan hasil
tanah negara tempat latihan uji coba sebagai berikut: 1) Meminta ganti rugi
senjata dan munisi milik Dislitbangad. kepada pihak TNI AD karena saat latihan
Perkembangan hasil pertanian yang tanggal 1 s.d 3 Nopember 2007 terdapat
melimpah ini mengakibatkan beberapa 60 buah lapak/warung dari bambu dan
kelompok petani menghasut teman- tiang golpal lapangan sepak bola

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 61


dirobohkan pihak TNI AD; 2) Patok yang kompensasi yang layak bagi para petani di
dipasang oleh TNI AD agar dicabut, kalau daerah tersebut.
patok tersebut dipakai sebagai batas Konflik yang terjadi menyebabkan
aman agar diganti dengan bendera bentrok antara masyarakat petani
merah/papan; 3) Apabila TNI AD dengan TNI. Masyarakat melakukan unjuk
melaksanakan latihan agar ada ganti rugi rasa dan merobohkan papan Dinas
kepada warga, karena warga tidak dapat Penelitian dan Pengembangan Angkatan
melakukan aktivitas di ladang Darat (Dislitbangad) milik TNI di gapura
pertaniannya (dalam musyawarah masuk menuju tempat latihan. Tidak
tersebut tidak mencapai mufakat).6 hanya itu, masyarakat juga melakukan
Konflik ini terjadi dan aksi unjuk rasa di jalan desa dengan
mengakibatkan penolakan petani di 15 membawa spanduk yang bertuliskan
desa dari tiga Kecamatan warga tolak latihan militer. Masyarakat
(Buluspesantren, Ambal dan Mirit) di yang melakukan aksi turun ke jalan bukan
Kabupaten Kebumen terhadap rencana warga desa Setrojenar dan Brecong saja,
pembangunan Pusat Latihan Tempur tetapi semua masyarakat yang ada di
Tentara Nasional Indonesia Angkatan kawasan Urutsewu pada umumnya ikut
Darat (Puslatpur TNI-AD). TNI mengklaim berdemonstrasi. Pemerintah Kabupaten
batas tanah negara sepanjang 500 meter Kebumen pada saat itu sedang
dari garis air pantai ke utara dan membahas rancangan Peraturan Daerah
membentang sepanjang 22,5 Km dari tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
muara sungai Luk Ulo di Desa Ayamputih, (RTRW) Kabupaten Kebumen, dengan
hingga muara sungai Wawar di pasal kontroversial berupa perubahan
perbatasan Kabupaten Purworejo. kawasan pertanian menjadi kawasan
Namun, warga bersikeras batas tanah TNI pertahanan dan keamanan (kawasan
hanya sampai sepanjang 220 meter dari militer). Selain untuk kawasan latihan
garis pantai. Selama ini latihan yang militer, TNI mengokupasi tanah
dilakukan oleh pihak TNI akan masyarakat untuk bangunan fisik berupa
mengakibatkan kerusakan tanaman para Gedung dan fasilitas latihan Dislitbangad
petani dan tidak mendapatkan

6
Laporan Kodim Kebumen. 2016.

62 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


yang dibangun tanpa persetujuan para penelitian. Dalam penelitian ini
petani pemilik tanah.7 menggunakan dua sumber data
Usaha perdamaian yang telah penelitian yaitu data primer dan data
dilakukan yaitu melaksanakan rekonsiliasi sekunder. Data primer sebagai sumber
dan mediasi, walaupun hasil rekonsiliasi pertama data dihasilkan oleh pengumpul
belum maksimal. Namun demikian data. Sementara itu, sebaliknya dengan
mediasi yang dilaksanakan oleh mediator sumber data sekunder yang merupakan
pemerintah daerah Kabupaten Kebumen sumber data kedua sesudah sumber data
dengan hasil mediasi yaitu bahwa daerah primer atau sumber data yang tidak
Urutsewu merupakan daerah kawasan langsung.
Nasional untuk pertahanan dan Pengumpulan data dalam penelitian
keamanan negara sehingga kerja sama ini akan menggunakan teknik observasi
TNI dengan masyarakat penting dan langsung, wawancara, dan studi pustaka.
saling memanfaatkan bersama lahan Observasi merupakan unsur penting
tersebut. dalam penelitian kualitatif. Observasi bisa
Berdasarkan uraian tersebut diatas diartikan sebagai pengamatan dan
maka dipandang perlu untuk melakukan pencatatan secara sistematik terhadap
penelitian mengenai dinamika konflik gejala yang tampak pada obyek
yang terjadi. Selain itu, perlu juga diteliti penelitian.
tentang resolusi konflik antara Teknik pengumpulan data
Dislitbangad dengan Petani serta menggunakan teknik pengumpulan data
dampaknya di Desa Setrojenar melalui wawancara dengan informan
Kecamatan Buluspesantren Kabupaten terkait topik penelitian. Wawancara
Kebumen. diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mendapatkan informasi dari
Metode Penelitian responden dengan cara bertanya
Berdasarkan studi kasus yang menjadi langsung secara bertatapan muka.
pokok pembahasan dalam kajian ini, Namun seiring dengan perkembangan
peneliti menggunakan metode kualitatif teknologi wawancara dapat saja
sebagai metode dalam melakukan

7
Ibid.,

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 63


dilakukan melalui media komunikasi lain Pembahasan Dinamika Konflik
seperti telepon maupun internet.8 Konflik lahan yang terjadi antara
Untuk membantu kegiatan Dislitbangad dengan Petani ini
penelitian dan memperkuat analisis hasil mengakibatkan terganggunya stabilitas
penelitian ini, maka dalam penelitian ini keamanan di Kabupaten Kebumen. Hal
juga didukung dengan literatur dalam tersebut muncul karena adanya kondisi
mencari referensi terkait dan relevan yang memperlihatkan bahwa keberadaan
dengan fenomena dan permasalahan Latihan TNI di daerah Buluspesantren
yang akan diteliti. Data tersebut dapat tidak memberi keuntungan bagi
dikumpulkan melalui bahan yang masyarakat dan mengganggu masyarakat
berbentuk dokumentasi, seperti arsip, dalam bertani. Terkait dengan rencana
hasil laporan, hasil survei, jurnal kegiatan, pembangunan fasilitas latihan dan
hasil kegiatan, arsip foto, surat, buku, bangunan oleh Dislitbangad menjadi
otobiografi, dokumen, dan informasi dari permasalahan yang sangat krusial. TNI
media massa baik cetak maupun online. mengklaim batas tanah negara sepanjang
Pengujian keabsahan data 500 meter dari garis air pantai ke utara
dilakukan dengan triangulasi data. dan membentang sepanjang 22,5 Km dari
Triangulasi adalah suatu cara muara sungai Luk Ulo di Desa Ayamputih,
mendapatkan data yang benar-benar hingga muara sungai Wawar di
absah dengan menggunakan metode perbatasan Kabupaten Purworejo.
ganda. Teknik triangulasi memanfaatkan Namun, warga bersikeras batas tanah TNI
sesuatu yang lain diluar data itu sendiri, hanya sampai sepanjang 220 meter dari
untuk melakukan pengecekan atau garis pantai. Selama ini latihan yang
pembanding dengan data. Triangulasi dilakukan oleh pihak TNI akan
meliputi beberapa hal yaitu triangulasi mengakibatkan kerusakan tanaman para
metode, triangulasi sumber, triangulasi petani dan tidak mendapatkan
teori. kompensasi yang layak bagi para petani di
daerah tersebut.

8
Musta’in Mashud, Metode Penelitian Sosial
berbagai Alternatif Pendekatan (Jakarta :
Pranadamedia Press , 2015)

64 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


Tindakan yang dilakukan oleh Untuk menjawab pertanyaan tentang
masyarakat menghasilkan situasi yang mengapa terjadi penyerangan terhadap
tidak aman di kawasan tersebut, fasilitas latihan TNI oleh petani dengan
khususnya kedua belah pihak yang menggunakan analisis faktor struktural,
berkonflik. Dengan adanya konflik yang akselerator dan pemicu yang
terjadi, maka pemerintah daerah menyebabkan penyerangan tersebut
Kabupaten Kebumen melakukan resolusi terjadi. Kegunaan dari analisis faktor ini
konflik agar permasalahan antara memberikan penjelasan bahwa ada
Dislitbangad dengan Petani menjadi komponen-komponen yang
selesai. Akan tetapi proses rekonsiliasi menyebabkan meningkatnya tindakan
yang telah dilakukan oleh Pemerintah terhadap Dislitbangad oleh masyarakat
Daerah Kabupaten Kebumen sudah pada petani. Faktor struktural memberikan
tahap penyelesaian secara damai dengan pandangan bahwa ada akar
adanya beberapa kali pertemuan antara permasalahan mendasar yang menjadi
TNI dan perwakilan petani tapi belum dasar dari peningkatan eskalasi konflik.
selesai sampai tuntas sehingga masih ada Peningkatan eskalasi konflik tersebut
ketidak puasan petani terhadap konflik dikaitkan dengan faktor akselerator
ini. Resolusi yang dilakuan yaitu berupa permasalahan yang mempercepat
mendengar pendapat semua pihak, terjadinya tindak kekerasan. Dampak dari
sehingga diharapkan dapat menjelaskan permasalahan yang muncul dikaitkan
faktor apa saja yang mengakibatkan dengan yang mengakibatkan adanya
penyerangan oleh masyarakat terhadap faktor pemicu terjadinya konflik. Dengan
fasilitas Dislitbangad itu terjadi. Hal ini demikian adanya analisis penyebab
memunculkan pertanyaan: Bagaimana terjadinya konflik dapat diketahui dengan
dinamika konflik yang terjadi antara mencari faktor struktural, akselerator,
Dislitbangad dengan Petani di Desa dan pemicu terjadinya konflik lahan
Setrojenar Kecamatan Buluspesantren antara Dislitbangad dengan Petani.
Kabupaten Kebumen serta bagaimana Konflik lahan/tanah yang muncul
resolusi konflik lahan yang telah dilakukan menjadikan terganggunya stabilitas
antara Dislitbangad dengan Petani di keamanan di daerah sekitar konflik.
Desa Setrojenar Kecamatan Penanganan gangguan dalam negeri
Buluspesantren Kabupaten Kebumen. menjadi tugas bersama untuk

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 65


menyelesaikannya agar tidak kerangka dinamis tersebut. Analisis pada
memberikan dampak buruk terhadap proses resolusi konflik Iahan antara
pertahanan negara. Berkaitan dengan Dislitbangad dengan Petani diperlihatkan
situasi yang ditimbulkan oleh konflik melalui konsep Identitas sosial, serta
tersebut, maka perIu untuk penanganan diatur dalam regulasi UUPA yang
lebih Ianjut yang tertera pada Instruksi berhubungan dengan Iahan tersebut.
Presiden No 2 Tahun 2013 tentang Hasil dari analisis dengan dasar
penanganan ganguan keamanan dalam beberapa teori dan konsep yang
negeri9. Hal ini memperlihatkan bahwa digunakan untuk menganalisis proses
persoalan konflik harus diselesaikan resolusi konflik Iahan, memberikan
karena menyangkut ancaman yang rekomendasi terhadap upaya
ditimbulkan dan situasi yang penanganan konflik Iahan yang terjadi
mengganggu stabilitas keamanan dalam agar tercipta kondisi aman dan damai di
negeri, terutama kawasan di sekitar kawasan tersebut. Pengunaan teori dan
daerah konflik. Proses penyelesaian konsep dalam penelitian ini memberikan
konflik lahan telah dilakukan oleh hasil bahwa memang ada faktor-faktor
Pemerintah daerah Kabupaten Kebumen penyebab terjadinya penyerangan yang
dengan cara dengar pendapat antara dilakukan oleh masyarakat petani di
semua pihak yang terkait. Untuk melihat Buluspesantren terhadap Fasilitas
proses yang telah dilakukan, dianalisis bangunan Dislitbangad. Penyebab utama
menggunakan Kerangka Dinamis dari penyerangan tersebut karena
Pencegahan dan Resolusi Konflik, masyarakat petani tidak setuju terhadap
Undang-undang Pokok Agraria (UUPA). rencana pembangunan Puslatpur TNI-AD.
Analisis dengan kerangka dinamis Penyerangan yang dilakukan oleh
pencegahan dan resolusi konflik masyarakat dipercepat oleh faktor-faktor
bertujuan untuk memperlihatkan bahwa akselerator berupa hasutan keinginan
proses yang dilakukan oleh Pemerintah memiliki lahan beberapa kelompok petani
daerah Kabupaten Kebumen telah sesuai dan tidak berjalannya kemitraan yang
dengan komponen yang ada dalam berkaitan dengan tidak sesuainya ganti

9
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2013 Tentang Penanganan Gangguan
Keamanan Dalam Negeri Tahun 2013.

66 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


rugi lahan yang rusak akibat adanya penyerangan kembali terhadap fasilitas
latihan dari pihak TNI. Permasalahan ini latihan TNI yang berdampak terhadap
berdampak pada tidak baiknya hubungan gangguan dalam negeri. Resolusi konflik
antara Dislitbangad dan masyarakat Iahan antara Dislitbangad dan
petani di Desa Setrojenar Kecamatan masyarakat petani di Buluspesantren
Buluspesantren Kabupaten Kebumen. telah terjadi beberapa kali pada tahap
Masyarakat menginginkan adanya dengar pendapat. Proses resolusi pada
kerjasama dan hubungan baik yang saling tahap ini memperlihatkan bahwa belum
menguntungkan antara Dislitbangad dan ada penyelesaian secara menyeluruh
masyarakat di daerah tersebut. Akan untuk mengetahui keinginan setiap pihak,
tetapi masyarakat merasakan bahwa karena penggunaan pihak ketiga dalam
keberadaan tempat latihan TNI tidak penyelesaian tersebut masih pada tahap
memberikan keuntungan terhadap pencarian penyebab terjadinya
daerah tersebut dan bahkan hanya penyerangan.
menimbulkan kerusakan pada tanaman
petani. Sehingga setelah banyaknya Faktor Penyebab Konflik
faktor yang menyebabkan eskalasi konflik Sengketa pertanahan di Urutsewu
dan kemarahan masyarakat yang semakin merupakan persoalan yang kronis dan
tinggi, menyebabkan penyerangan bersifat klasik serta berlangsung dalam
terhadap fasilitas latihan TNI dengan kurun waktu yang cukup lama dan
unjuk rasa dan merobohkan papan menggeliat ke permukaan secara
Gapura Dislitbangad. sporadis, ini merupakan bentuk
Penyerangan yang dilakukan petani permasalahan yang sifatnya kompleks
memberikan dampak terganggunya dan multi dimensi. Usaha pencegahan,
stabilitas keamanan di daerah konflik. penanganan dan penyelesaiannya harus
Mencari penyebab terjadinya memperhitung- kan berbagai aspek, baik
penyerangan akan memberikan hukum maupun non hukum. Penanganan
kemudahan dalam mencari resolusi yang dan penyelesaiannya sering dihadapkan
tepat untuk mengatasi konflik Iahan pada dilema antara berbagai kepentingan
tersebut. Dengan demikian perlu untuk yang sama-sama penting. Mencari win-
menyelesaikan konflik tersebut agar tidak win solution atas konflik di Urutsewu
terjadi pengulangan konflik berupa membutuhkan pemahaman mengenai

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 67


akar konflik dan faktor pencetusnya. konflik menjadi tiga bagian yaitu
Dengan usaha penyelesaian akar struktural, akselerator, serta pemicu
masalahnya diharapkan sengketa dan konflik/trigger.10 Struktural merupakan
konflik pertanahan di Urutsewu dapat sumber konflik sebenarnya dan paling
ditekan serta dapat menciptakan suasana mendasar. Akselerator yaitu reaksi-reaksi
kondusif dan terwujudnya kepastian yang muncul sebagai akibat dari
hukum dan keadilan agraria. terjadinya konflik. Pemicu merupakan
Akar konflik pertanahan merupakan faktor yang muncul tiba-tiba dalam
faktor mendasar yang menyebabkan kejadian konflik. Dapat dilihat bahwa
timbulnya konflik. Akar konflik struktural (akar konflik) adalah
pertanahan di Urutsewu dalam garis permasalahan agraria (terkait erat
besarnya dapat ditimbulkan oleh hal-hal dengan sejarah panjang masalah agraria
sebagai berikut: (1) Konflik kepentingan Urutsewu). Kedua, akselerator konflik
yaitu adanya persaingan kepentingan yaitu ketidak seimbangan kehidupan
yang terkait dengan kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat serta
substantif, kepentingan prosedural, hasutan keinginan memiliki lahan
maupun kepentingan psikologis; (2) TNI beberapa kelompok petani dan tidak
Kurang memperhatikan pengurusan berjalannya kemitraan yang berkaitan
administrasi pertanahan (sertifikat); (3) dengan tidak sesuainya ganti rugi lahan
Terjadi perubahan kondisi tanah di yang rusak akibat adanya latihan dari
Urutsewu dari marginal menjadi memiliki pihak TNI; dan ketiga, pemagaran
nilai produktivitas tinggi; dan (4) pembatas lahan antara TNI dan
Meningkatnya kesadaran masyarakat masyarakat sebagai pemicu konflik.
untuk menyampaikan aspirasi dan Berikut penjelasan singkat Analisa SAT
tuntutan. dan faktor kultural:
Untuk membahas faktor penyebab a. Faktor Struktural. Persoalan konflik
konflik peneliti menggunakan Analisis lahan di Urutsewu telah menjadi hal
Structural, Accellerator & Trigger (SAT), yang krusial. Hak atas lahan masih
dimana Ichsan Malik membagi faktor belum ada titik temu, sehingga antara

10
Ichsan Malik,Resolusi konflik jembatan
perdamaian, (Kompas media nusantara, 2017)
hlm 234.

68 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


TNI dan masyarakat masing-masing seimbang. Dapat disimpulkan bahwa
masih mengklaim bahwa mereka akar konflik ini berkaitan dengan
berhak untuk memanfaatkannya. adanya akses kontrol dan
Lahan di Urutsewu ini sangat ketidakadilan pengelolaan sumber
dibutuhkan oleh masyarakat dalam daya agraria. Hal ini dapat di damaikan
menopang kehidupannya sehingga dengan cara mengelola secara
mereka akan berusaha dengan segala bersama lahan tersebut dengan
upaya agar tetap dapat bercocok catatan masyarakat tidak minta ganti
tanam di lahan tersebut. Sedangkan rugi jika lahan masyarakat terkena
TNI AD juga butuh lahan sebagai dampak dari latihan TNI.
tempat latihan dan uji coba senjata b. Faktor Akselerator. Ketidak
dalam rangka meningkatkan seimbangan kehidupan sosial dan
profesionalitasnya di bidang ekonomi masyarakat serta hasutan
pertahanan, apabila lahan tersebut keinginan memiliki lahan beberapa
diserahkan kepada masyarakat maka kelompok petani dan tidak berjalannya
lahan latihan TNI AD akan berkurang kemitraan yang berkaitan dengan
sedangkan masyarakat juga demikian tidak sesuainya ganti rugi lahan yang
akan kehilangan mata pencahariannya. rusak akibat adanya latihan dari pihak
Ichsan Malik pernah menyatakan TNI merupakan akselerator pada
bahwa konflik selalu ada dalam konflik lahan di Urutsewu ini. Masing-
pengelolaan sumber daya alam karena masing pihak antara TNI dan
terlalu banyak pihak yang masyarakat memiliki kepentingan yang
berkepentingan dengan kebutuhan harus diperjuangkan. Pemagaran batas
dan tujuan berbeda.11 Potensi konflik lahan harus segera diselesaikan jika
agraria di Urutsewu yang tergolong anggaran dari pusat turun. Hal ini akan
tinggi, dan semakin meningkatnya menimbulkan kekhawatiran
tingkat kompetisi untuk mengakses masyarakat dalam mengarap lahan di
sumber daya agraria tersebut. Urutsewu, dengan dilanjutkannya
Masyarakat harus saling berhadapan pemagaran maka harapan masyarakat
dengan TNI dalam posisi yang tidak untuk bertani di lahan Urutsewu akan

11
Ibid., hlm. 277.

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 69


putus sehingga harapan untuk tetap maka konflik lahan di Urutsewu ini
mencukupi kebutuhan ekonominya akan terus terjadi karena mata
akan pupus. Ini merupakan salah satu pencaharian petani di lahan tersebut
akselerator disamping dengan akan hilang.
keluarnya Perda Kabupaten Kebumen Legalitas Lahan
Nomer 23 Th 2012 tentang Rencana Ichsan Malik menyatakan bahwa faktor
Tata Ruang Wilayah Kab. Kebumen struktural merupakan sumber konflik
yang menyatakan bahwa kawasan sebenarnya dan paling mendasar.
Urutsewu merupakan kawasan Akselerator yaitu reaksi-reaksi yang
strategis nasional untuk kepentingan muncul sebagai akibat dari terjadinya
pertahanan keamanan yang didasari konflik. Pemicu merupakan faktor yang
dengan PP 68 Tahun 2014 tentang muncul tiba-tiba dalam kejadian konflik.
penataan wilayah pertahanan negara. Dari kronologis yang telah dituliskan, jika
Akselerator ini bagaikan api yang dilihat dari kacamata Analisis SAT
ditiup angin apabila tidak segera (Structural, Accellerator & Trigger), aspek
diatasi maka akan menimbulkan legalitas merupakan faktor structural
konflik yang lebih besar antara TNI dan atau yang mendasari terjadinya konflik
masyarakat. lahan di Desa Setrojenar Kecamatan
c. Faktor Pemicu Pemagaran areal lahan Buluspesantren Kabupaten Kebumen,
di Urutsewu ini mendapat penolakan karena faktor struktural lebih menunjuk
serta perlawanan dari masyarakat. pada masalah mendasar berupa
Masyarakat menjadi ketakutan jika ketimpangan ekonomi, sosial, politik yang
diberi pembatas pagar karena mereka telah berlangsung lama dan terus
khawatir tidak dapat bercocok tanam menerus.
lagi di lahan tersebut. Sejak awal Permasalahan tanah di Urutsewu
masyarakat di Urutsewu tidak setuju berkaitan erat dengan ketidakjelasan
diadakan pemagaran namun kalau status pemilikan tanah (belum ada
untuk latihan dan uji coba senjata tidak sertifikat) di sepanjang pesisir
apa-apa, tapi masyarakat minta diganti Kecamatan Buluspesantren, Ambal dan
rugi jika ada tanamannya yang rusak Mirit Kabupaten Kebumen. Ichsan Malik
akibat dampak dari latihan tersebut. menyatakan bahwa inti sengketa
Hal tersebut jika tetap dilanjutkan sumberdaya alam berbasis tanah bermula

70 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


dari tidak adanya pegangan bersama sesuai ketentuan, sehingga masyarakat
pada tiga hal, yaitu 1) siapa yang berhak Urutsewu belum paham tentang PP 68
menguasai tanah dan sumber daya alam; Tahun 2014 tentang Penataan Wilayah
2) siapa yang berhak memanfaatkan Pertahanan Negara yang berakibat
tanah dan sumber daya alam; 3) siapa menjadi bias dan belum jelas.
yang berhak mengambil keputusan atas Ketidakjelasan aturan yang sudah
penguasaan dan pemanfaatan tanah dan berlangsung lama dan pembiaran inilah
sumber daya alam tersebut.12 Fenomena yang menjadi alasan utama terjadinya
dilapangan bahwa konflik lahan berbicara konflik lahan di Urutsewu. Akibatnya
tentang pertentangan klaim terhadap terjadi saling klaim pemilikan tanah di
lahan oleh satu pihak terhadap pihak lain, antara dua pihak, yaitu antara warga dan
dalam hal ini TNI-AD yang beranggapan TNI AD. TNI AD mengklaim memiliki tanah
bahwa tanah tersebut adalah tanah di Urutsewu dan menggunakannya
negara dan masyarakat yang sebagai tempat latihan menembak
beranggapan bahwa tanah tersebut senjata berat dan uji coba alat utama
adalah tanah turun temurun yang dimiliki sistem senjata (alutsista). Sementara itu
masyarakat. warga telah menggarap lahan yang
Namun di dalam aturan yang awalnya tidak produktif menjadi lahan
tercantum dalam Peraturan Pemerintah produktif, yang menghasilkan produk
Nomor 68 Tahun 2014 tentang Penataan tanaman hortikultura seperti semangka,
Wilayah Pertahanan Negara sebagai melon, cabai, terong, dan pepaya. Pada
dasar dari penyusunan RTRW Kabupaten sektor pertanian inilah warga
Kebumen yaitu kawasan pertahanan dan menggantungkan hidupnya.
keamanan yang ditetapkan melalui Perda Namun jika masyarakat mengerti
No 23 Tahun 2012 tentang RTRW dengan aturan hukum bahwa dalam
Kabupaten Kebumen sudah terakomodir, Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat
dengan memasukkan daerah latihan (3) menyatakan bahwa bumi, air dan
militer ini dalam produk peraturan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam
masing-masing, hanya implementasi yang terkandung di dalamnya itu pada
kebijakan dilapangan yang belum berjalan tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara,

12
Ichsan Malik et al. Menyeimbangkan kekuatan sumber daya alam.(Jakarta: Yayasan Kemala,
pilihan strategi menyelesaikan konflik atas 2003) Hal 337.

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 71


sebagai organisasi kekuasaan seluruh SAT merupakan ketidakseimbangan
rakyat. Jelas bahwa penguasaan tanah kekuasaan. Akselerator adalah hal-hal
dikuasai oleh negara untuk mengatur, yang mempercepat tumbuhnya konflik
mengelola, memelihara, dan menentukan menjadi besar. Misalnya, kebijakan yang
pelaksanaannya agar tidak bertentangan hanya menguntungkan pihak tertentu,
dengan kepentingan nasional menurut lumpuhnya penegakan hukum yang adil,
ketentuan-ketentuan Peraturan fatwa larangan beragama tertentu dan
Pemerintah (PP Nomor 68 Tahun 2014). lain sebagainya.
Adapun kekuasaan negara yang Dari segi sosial daerah Urutsewu
mengenai bumi, air, dan Iuar angkasa merupakan wilayah yang sangat subur
memiliki batasan yang terdapat pada untuk pertanian. Masyarakat
pasal 4 bahwa negara dapat memberikan menggantungkan hidup dari hasil
tanah yang demikian itu kepada pertanian dan mengembangkan usaha
seseorang atau badan hukum dengan peternakan. Pertanian di wilayah pesisir
suatu hak menurut peruntukan dan Urutsewu ini menghasilkan semangka,
keperluannya, misalnya hak milik, hak melon, sayuran, ubi dan padi. Dari hasil
guna usaha, hak guna bangunan atau hak pertanian tersebut masyarakat
pakai atau memberikannya dalam memperoleh pendapatan dan bertahan
pengelolaan kepada suatu Badan hidup. Jumlah petani di Urutsewu
Penguasa untuk dipergunakan bagi terhitung besar. Di Desa Setrojenar saja
pelaksanaan tugasnya masing masing. misalnya dari total 2.772 penduduk
Dengan demikian masyarakat harusnya sebanyak 1.177 atau 42% populasi
tunduk pada aturan ini sehingga dinamika berprofesi sebagai petani.13
konflik tidak terjadi dan antara TNI dan Ketergantungan masyarakat pada tanah
masyarakat dapat hidup berdampingan dan hasil bumi membuat masyarakat
secara damai seperti sediakala. bereaksi keras ketika TNI AD mengklaim
kepemilikan lahan pesisir. Di sepanjang
Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat pesisir Urutsewu juga terdapat pasir besi
Seperti yang dijelaskan oleh Ichsan Malik, yang bagus, hal ini juga menimbulkan
akselerator konflik sebagai bagian dari

13
Kecamatan Bulus Pesantren Dalam Angka 2017.

72 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


reaksi keras ketika penambangan pasir kelompok masyarakat ingin menguasai
besi akan dilakukan. lahan untuk penghidupan mereka dan
Sebagai kumpulan masyarakat yang pihak TNI yang mempertahankan lahan
bersatu dalam satuan elemen, muncul tersebut sebagai aset negara yang perlu
sebuah framing atau pengkotak-kotakkan dilindungi.
yang terjadi dalam sebuah identitas Aspek ekonomi sendiri merupakan
sosial. Ellemers menyatakan bahwa faktor akselerator yang mempengaruhi
identifikasi sosial mengacu pada sejauh konflik di Urutsewu. Ichsan Malik pernah
mana seseorang mendefinisikan diri menyatakan bahwa konflik selalu ada
mereka (dan dilihat oleh orang lain) dalam pengelolaan sumber daya alam
sebagai anggota kategori sosial tertentu. karena terlalu banyak pihak yang
Dengan adanya identitas sosial ini, akan berkepentingan dengan kebutuhan dan
memperuncing konflik masyarakat tujuan berbeda. Dari sisi ekonomi, adanya
Urutsewu dengan pihak TNI. Hal ini bisa perkembangan global serta peningkatan
dilihat bahwa masyarakat yang terlibat perkembangan ilmu pengetahuan dan
konflik adalah mereka yang merasa teknologi berpengaruh pada peningkatan
tertindas, membentuk sebuah grup yang kesadaran masyarakat. Pola pikir
merasa menjadi korban dan melihat TNI kepentingan masyarakat (petani
sebagai identitas yang mengacau dan penggarap) terhadap pemilikan/
mengancam keberadaan masyarakat penguasaan tanah selama inipun ikut
tersebut sehingga konflik tidak dapat berubah. Terkait tanah sebagai aset
terhindarkan. pembangunan, maka muncul perubahan
Identifikasi sosial ini kemudian pola pikir masyarakat terhadap
bertransformasi menjadi kategorisasi, penguasaan tanah, yaitu tidak lagi
yang mana menurut Ellemers, menempatkan tanah sebagai sumber
menunjukkan kecenderungan individu produksi akan tetapi menjadikan tanah
untuk menyusun lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk investasi atau
dengan membentuk kelompok-kelompok komoditas ekonomi. Kekayaan potensi
atau kategori yang bermakna bagi wisata pantai di kawasan selatan
individu. Maka terbentuklah dikotomi, Kebumen termasuk Brecong, tidak saja
dua kutub atau dua kubu yang saling menawarkan eksotisme alam, tetapi juga
berseberangan satu sama lain, dimana penghidupan bagi warga yang

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 73


mengandalkan hidupnya dari menangkap Pertahanan Dan Keamanan
ikan dan bertani pada lahan berpasir. Di Dari segi konsep keamanan, sejatinya
kawasan Pantai Brecong (jaraknya tidak militer tidak bisa berbenturan dengan
sampai 1 km di sebelah timur pantai sipil karena militer seharusnya melindungi
Bocor) juga terdapat sebuah tempat sipil, militer berasal dari rakyat yang mana
cagar budaya berupa petilasan Joko mengayomi bukan membuat konflik
Sangkrib (Bupati Kebumen pertama) dengan rakyat. Perlu adanya kebesaran
yang dikenal dengan sebutan Adipati jiwa dari kedua belah pihak baik TNI
Arung Binang I. Hanya saja potensi maupun masyarakat untuk saling
tersebut belum tergarap dengan baik. memanfaatkan lahan negara tersebut
Disamping berdasarkan asumsi seperti awal sebelum terjadi konflik. TNI
merupakan warisan leluhur, klaim tetap dapat menggunakan lahan di
penggarap diperkuat dengan adanya Urutsewu untuk latihan dan uji senjata
peningkatan kesadaran masyarakat dan masyarakat petani tetap dapat
mengentaskan kemiskinan. bercocok tanam di lahan tersebut demi
Kemiskinan merupakan masalah untuk memenuhi kebutuhan
kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai ekonominya.
faktor yang saling berkaitan. Terbatasnya Dari segi pertahanan dan
akses terhadap tanah merupakan salah keamanan, resolusi yang dilakukan
satu faktor penyebab kemiskinan dalam tentunya harus didominasi dari pihak TNI.
kaitan terbatasnya aset dan sumber daya TNI diharapkan tidak melakukan tindakan
produktif yang dapat diakses masyarakat represif dalam rangka penyelesaian
miskin. Pertumbuhan penduduk yang konflik yang dilakukan. Menurut Bartal,
sangat cepat baik melalui kelahiran Rekonsiliasi merupakan suatu upaya
maupun migrasi serta urbanisasi, serta untuk menyelesaikan konflik pada masa
jumlah lahan yang tetap, menjadikan lampau dan memperbaiki hubungan ke
tanah sebagai komoditas ekonomi yang arah perdamaian dan hubungan yang
nilainya sangat tinggi, sehingga setiap lebih harmonis pada masa yang akan
jengkal tanah dipertahankan sekuatnya datang. Dari sini dapat dipahami TNI
oleh masyarakat Urutsewu. sebagai bagian dari pemerintah yang
menginisiasi terlebih dahulu untuk

74 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


mengadakan rekonsiliasi dengan 68 Tahun 2014 tentang Penataan Wilayah
masyarakat yang terlibat konflk. Pertahanan Negara.
Rekonsiliasi penting diadakan Penguatan daerah militer harus
mengingat bahwa Urutsewu merupakan dibarengi dengan regulasi yang jelas.
tempat yang strategis untuk dijadikan Pertama, regulasi pemerintah yang
sebagai daerah militer. Penguasaan mengatur penggunaan tanah. Regulasi ini
militer atas tanah di Pesisir Selatan dikeluarkan dalam bentuk Peraturan
Cilacap dan Kebumen dikukuhkan dengan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang
memformalisasi tanah yang diklaimnya. Wilayah (RTRW) yang menetapkan
Merujuk pada Kelly dan Peluso, kawasan pesisir sebagai kawasan
formalisasi tanah merupakan praktek pertahanan dan keamanan. Di Cilacap,
dimana negara mendokumentasikan, pemerintah mengeluarkannya dalam
melegalisasi, mencatat, mengeluarkan bentuk Perda No 9 Tahun 2011 Pasal 42,
surat dan menetapkan hak atas tanah, sementara di Kebumen, kawasan
dengan cara formalisasi terhadap tanah pertahanan dan keamanan ditetapkan
yang dianggap terlantar, negara dapat melalui Perda No 23 Tahun 2012.
mengalokasikan, menggunakan dan Penetapan perda ini ditentang dengan
melakukan transaksi atas tanah yang keras oleh masyarakat karena melanggar
diklaim sebagai tanah negara. Di hak masyarakat atas tanah di wilayah ini.
Indonesia, pada masa kolonial terjadi Kedua, regulasi pemerintah yang
manipulasi tanah ‘kosong’ (meski jelas mengatur tentang kepemilikan tanah,
telah dikuasai dan digunakan secara regulasi ini tertuang dalam penetapan
tradisional) menjadi tanah yang ‘tak Inventaris Kekayaan Negara (IKN) oleh
bertuan’ (tidak ada pemiliknya) dan Kementerian Keuangan. Dengan regulasi
menjadikannya milik negara secara ini, maka sebidang tanah telah diklaim
‘resmi’.14 Dalam konteks pesisir selatan sebagai tanah negara dan masuk sebagai
formalisasi dilakukan terhadap tanah barang milik negara. Penetapan IKN ini
yang diklaim sebagai aset negara yang menjadi legitimasi bagi militer untuk
dikuasakan ke TNI di bawah Departemen memformalisasi tanah di pesisir. IKN
Pertahanan yang di atur dalam PP Nomor pesisir selatan Kebumen dikeluarkan

14
Kelly, Alice dan Nancy Lee P, “Frontiers of malization” Society and Natural
Commodification: State Lands and Their For- Resources,Volume 29, Number 5, 2015. Hal 23

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 75


pada 29 April 2011 oleh Direktorat Resolusi Konflik
Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Konflik agraria yang terjadi selalu
Keuangan dengan IKN No register disebabkan oleh alasan-alasan
30709034 dalam surat bernomor S- ketimpangan pemilikan, penguasaan dan
825/KN/2011. Dengan dukungan produk pengelolaan sumber-sumber agraria atau
regulasi ini, militer dapat mensertifikasi yang disebut ketimpangan struktur
tanah di pesisir selatan Pulau Jawa agraria. Karakter sengketa dan konflik
(Urutsewu). agraria yang dimaksud adalah: a) Bersifat
Dengan demikian maka aset negara kronis, massif dan meluas, berdimensi
dapat terjaga dengan keluarnya sertifikat hukum, sosial, politik dan ekonomi; b)
tanah dan secara hukum telah kuat serta Merupakan konflik agrarian struktural
masyarakat tidak berani untuk dimana kebijakan-kebijakan pemerintah
menyerobot tanah negara tersebut, ini dalam penguasaan dan penggunaan
artinya dapat mendukung daerah tanah serta pengelolaan SDA menjadi
pertahanan dan keamanan di kawasan penyebab utama; c) Penerbitan ijin-ijin
selatan Pulau Jawa. Masyarakatpun usaha penggunaan tanah dan
dapat memanfaatkan lahan tersebut pengelolaan SDA tidak menghormati
dengan berkoordinasi dengan pihak keberagaman hukum yang menjadi dasar
Dislitbangad dalam pemanfaatan lahan dari hak tenurial masyarakat; d) Terjadi
tersebut untuk pertanian dan bercocok pelanggaran HAM.
tanam demi memenuhi kebutuhan Dari pengalaman yang ada maka
hidupnya. Dan pada akhirnya, resolusi proses penanganan kasus konflik agraria
konflik yang sudah terbentuk di kawasan oleh BPN tidak dapat berjalan maksimal,
Urutsewu dan terbinanya aspek hal ini dikarenakan (1) Persoalan
pertahanan dan keamanan maka akan pertanahan yang ada sebagian besar
mendukung pertahanan dan keamanan disebabkan oleh pihak BPN sendiri akibat
Indonesia khususnya di Kabupaten keputusan-keputusannya, sehingga sulit
Kebumen sehingga keamanan Nasional diselesaikan oleh lembaga ini; (2) Cara
terjamin. pandang dalam menyelesaikan kasus
sangat formalistik; dan (3) Kewenangan
BPN sangat terbatas jika kasus

76 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


melibatkan banyak aktor kelambagaan disampaikan oleh Tim, bahwa Kawasan
pemerintah lainnya.15 Urutsewu merupakan daerah khusus
Dalam dinamika konflik yang terjadi, untuk wilayah pertahanan dan
sesuai dengan hasil penelitian, merupakan kawasan strategis nasional
didapatkan ada usaha-usaha untuk dan di prioritaskan sebagai kawasan
mendamaikan antara pihak yang pertahanan nasional dan diperuntukan
berkonflik dimana jalan yang ditempuh untuk wilayah pertahanan keamanan.
adalah rekonsiliasi dan mediasi. Selain itu, telah ada bukti-bukti dari kedua
Rekonsiliasi yang pernah dilaksanakan belah pihak yang menegaskan bahwa TNI
menghasilkan beberapa putusan yang memang dalam penguasaan wilayah
diantaranya meminta ganti rugi kepada tersebut, tapi tidak disertai dengan
pihak TNI AD, meminta patok yang beberapa bukti dokumen C Desa dan
dipasang oleh TNI AD agar dicabut, kalau Sertifikat tanah. Hasil berkutnya dari
patok tersebut sebagai batas aman agar mediasi adalah, masalah keperdataan
diganti dengan bendera merah/papan, yang ada dalam permasalahan harus
dan apabila TNI AD melaksanakan latihan ditindak lanjuti dan dipecahkan dalam
agar ada ganti rugi kepada warga karena rangka tertib tata kelola aset BMN (TNI
warga tidak dapat melakukan aktivitas di AD), dan yang terakhir adalah Kawasan
ladang. Namun sayangnya, rekonsiliasi Urutsewu merupakan Kawasan Nasional
dalam musyawarah tersebut tidak untuk pertahanan dan keamanan Negara
mencapai mufakat. Hasil dari rekonsiliasi sehingga kerja sama TNI dan Masyarakat
ini mengalami kegagalan dan tidak penting dan saling memanfaatkan
tercapai kata kesepakatan. bersama.
Mediasi sendiri yang dilakukan Dalam konflik Urutsewu ini tidak
adalah dengan melibatkan beberapa seharusnya terjadi berlarut-larut jika TNI
tokoh seperti guru besar Universitas dan petani khususnya, memiliki
ternama dalam Tim Mediasi Independent, kesadaran historis bersama bahwa
yang mana dari hasil mediasi independen keduanya memiliki ikatan dan kesatuan
tersebut terdapat Inti paparan yang yang tidak terpisahkan. TNI

15
Penyelesaian konflik agraria wajib jadi prioritas konflik-agraria-wajib-jadi-prioritas-jokowi-jk/ di
pemerintahan Jokowi - JK akses pada 27 Desember 2018 pukul 21.30 WIB.
https://www.kpa.or.id/news/blog/penyelesaian-

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 77


membutuhkan rakyat yang salah telah melakukan berbagai upaya
satunya adalah petani. Sebaliknya, perdamaian. Mereka terlibat dalam
rakyat khususnya petani membutuhkan kegiatan rekonsiliasi maupun mediasi
TNI sebagai pelindung dan benteng untuk tercapainya situasi yang kondusif.
pertahanan negara. TNI tidak akan Meskipun upaya ini boleh dikatakan
bergegas melakukan tindakan represif belum mencapai hasil yang diharapkan.
jika rakyat adalah kelompok masyarakat Namun dampaknya perlu diperhitungkan
yang harus dilindunginya, terkecuali jika sampai sejauh mana hal itu mampu
terjadi anarkisme masal. Rakyat menciptakan adanya perdamaian
khususnya petani menghindari cara-cara diantara kedua belah pihak.
anarkis dan tidak memposisikan TNI a. Lembaga Pemerintah
sebagai lawan dan penindas hak Druckman menyatakan bahwa konflik
kepemilikan mereka jika menyadari merupakan situasi yang sangat
eksistensi TNI sebagai benteng negara. dinamis,cepat berubah dan tidak
Pada akhirnya, semua pihak statis. Ini menunjukkan bahwa apabila
menunggu muara akhir konflik Urutsewu tidak cepat diatasi maka konflik ibarat
dan berpengharapan bahwa muara akhir bara dalam sekam yang dapat mencuat
konflik adalah rekonsiliasi,mediasi dan sewaktu-waktu apabila ada
penyelesaian yang adil. Bukan hanya pemantiknya. Dalam konflik di
menunggu muara akhir konflik Urutsewu ini yang sudah berlangsung
melainkan menunggu peran pemerintah lama dan belum ada penyelesaian yang
baik pusat maupun daerah untuk jelas tentang kepemilikan lahan.
memediasi konflik hingga TNI dan Peran lembaga Pemerintah
rakyat (petani) memiliki kohesi sosial sangatlah dibutuhkan dalam
yang kuat dan tidak terpecah belah. mendamaikan kedua kubu yang
Berikut resolusi konflik yang dapat dilihat berkonflik. Penyelesaian konflik pada
dari berbagai aspek. hakekatnya turut menciptakan
keamanan nasional. Indonesia sebagai
Peran Dan Strategi Pemda Dalam sebuah negara hukum, memiliki
Penyelesaian Konflik Undang-Undang untuk mengatur
Selama konflik terjadi, lembaga setiap kehidupan berbangsa dan
pemerintah maupun non pemerintah bernegara. UUPA yang diharapkan

78 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


menjadi payung hukum pengaturan kontra, juga karena pendekatan yang
agraria di Indonesia telah gagal dilakukan. Dengan mengutamakan
menyediakan solusi bagi penyelesaian prinsip persuasif, Pemkab terus berupa
konflik agraria. Cita-cita UUPA ialah membangun komunikasi yang baik.
melaksanakan perubahan secara Mulai dari Bupati melakukan
mendasar terhadap relasi agraria yang pendekatan langsung pada TNI
ada agar menjadi lebih adil dan maupun masyarakat, hingga upaya
memenuhi kepentingan rakyat pemenuhan kebutuhan masyarakat
petani.16 Hal ini menyiratkan bahwa tersebut. Hal inilah yang diupayakan
UUPA sebagai sebuah aturan pokok, Pemerintah Kabupaten, berusaha
aturan dasar, atau sebagai aturan untuk bernegosiasi dengan
payung bagi manajemen sumber daya masyarakat melalui pendekatan-
agraria di Indonesia tersebut pendekatan yang bersifat informalitas.
sebenarnya memiliki semangat Pemkab didampingi oleh BPN
kerakyatan. Kabupaten Kebumen terus melakukan
Strategi yang dilakukan sosialisasi, berbagai pendekatan sudah
Pemerintah daerah (Kabupaten dan dilakukan. Tim pelaksana yang terdiri
Provinsi) turut berkontribusi bagi dari berbagai unsur pemerintahan,
terciptanya kondisi damai dalam kecamatan dan desa, melakukan
konflik di Urutsewu. Beberapa langkah pembagian tugas untuk mendekati
sudah cukup berarti dalam upaya warga. Pendekatan yang dilakukan
penyelesaian konflik, seperti prinsipnya persuasif dengan
koordinasi antarlembaga, sistem melibatkan tokoh-tokoh masyarakat
peringatan dini, membangun hingga pendekatan hukum.
partisipasi masyarakat, hingga Selanjutnya pada proses
membangun penyelesaian alternatif. rekonsiliasi yang dilaksanakan antara
Peran penting pemerintah TNI dan masyarakat diawal kejadian
kabupaten dalam keberhasilannya mengalami kegagalan yang
memfasilitasi kepentingan warga disebabkan karena TNI tidak mau

16
Musleh Herry, Kearifan Lokal dalam
menyelesaikan Konflik Agraria. Malang: UIN-
Maliki Press., 2012. hlm. 28.

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 79


terima dengan hasil dari rekonsiliasi. menjadi tanggung jawab pemerintah
Pada tahap mediasi yang menjadi sebagaimana tertuang dalam
langkah penanganan konflik bisa konstitusi.17 Dari dibentuknya lembaga
menjadi efektif ketika para pihak non pemerintah ini sebagai tim
memiliki kedudukan yang sama. independen maka dapat dikumpulkan
b. Lembaga Non-Pemerintah bukti-bukti kepemilikan lahan yang
Dalam penelitian ini juga dimiliki oleh masyarakat maupun bukti-
memperlihatkan bahwa lembaga bukti dari pihak TNI, sehingga
nonpemerintah turut mengupayakan menghasilkan beberapa rekomendasi
penyelesaian konflik. Hal tersebut sebagai berikut: 1.Kawasan Urutsewu
karena telah lamanya masa konflik merupakan daerah khusus untuk
yang terjadi, sehingga membuat wilayah pertahanan keamanan, 2. Dari
lembaga nonpemerintah merasa perlu bukti-bukti yang ada dari kedua belah
terlibat untuk menyelesaikan konflik. pihak, bahwa TNI memang dalam
Berdasarkan hasil penelitian di penguasaan wilayah tersebut, namun
lapangan, lembaga tersebut yaitu ada bukti kepemilikan tanah warga
Universitas Gajah Mada, Sekolah berupa letter C desa dan sertifikat, 3.
Tinggi Pertanahan Nasional dan LBH Masalah keperdataan akan ditindak
Kebumen. Ketidakpercayaan warga lanjuti kemudian, 4. Daerah Urutsewu
kontra terdampak dengan setiap merupakan daerah Hankam sehingga
upaya resolusi yang dilakukan oleh masyarakat dan TNI harap dapat
pemerintah, sehingga memunculkan bekerja sama dan saling
sikap apatis warga. Maka kehadiran memanfaatkan lahan tersebut.
pihak ketiga disambut dengan respon Terwujudnya perdamaian dan
yang baik oleh warga. keamanan masyarakat Urutsewu pada
Penyelesaian melalui mediasi umumnya merupakan hasil dari
yang merupakan salah satu upaya resiliensi masyarakat dalam merajut
untuk mewujudkan situsi kondusif bagi hubungan yang positif dan harmonis.
perlindungan, pemajuan, penegakan, Kemudian secara buttom-up menjadi
dan pemenuhan HAM terutama mekanisme perekat perdamaian,

17
Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 8.

80 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


meskipun terdapat akar konflik menyentuh aspek psikologis
permasalahan yang begitu rapuh. masyarakat18 .
Pergolakan sosial yang terjadi telah Rekonsiliasi ini sendiri harus
mampu dibendung sehingga tidak mensyaratkan adanya perubahan-
berubah menjadi kekerasan bersifat perubahan psikologis yang mendasar,
komunal. yaitu proses transformasi keyakinan dan
sikap yang memotivasi hubungan yang
Upaya Penyelesaian Konflik damai dan harmonis. Proses perubahan
Ichsan Malik (2003) mengatakan bahwa tersebut merupakan proses yang rumit
konflik terjadi karena adanya masalah karena terdapat beragam faktor antara
hubungan antar manusia, dikaitkan lain seperti jaminan akan adanya
dengan potensi konflik pada status kesembuhan atau pemulihan di tingkat
kawasan lahan di wilayah Kabupaten individual (individual healing) petani
Kebumen, dimana pemerintah membuat sebab proses healing terkadang hanya
suatu kebijakan atau keputusan yang terjadi pada tingkat kolektif (collective
tidak sesuai dengan harapan masyarakat healing). Hal inilah yang kemudian
yang bertempat tinggal di kawasan menyebabkan terjadi proses healing di
Kecamatan Buluspesantren Kabupaten tingkat individual (petani) dan tidak di
Kebumen sehingga hal tersebut tingkat kolektif (kelompok petani).
menimbulkan persepsi atau stereotip Faktor lain adalah adanya kesulitan untuk
negatif dari masyarakat terhadap melakukan perubahan pada tingkat
pemerintah. Hal ini dapat diselesaikan struktual. Akan tetapi faktor lainnya yang
dengan jalan rekonsiliasi yang merupakan lebih penting adalah upaya untuk
suatu upaya untuk menyelesaikan mengubah keyakinan masyarakat
konflik pada masa lampau dan mengenai hakekat hubungan antar
memperbaiki hubungan ke arah kelompok yang sebelumnya dipenuhi
perdamaian dan hubungan yang lebih oleh rasa permusuhan dan tertanam pada
harmonis pada masa yang akan datang, ingatan kolektif.
proses rekonsiliasi harus dapat Komponen terpenting dalam
rekonsiliasi antara lain yaitu kebenaran

18
Bar-Tal, D. From Intractable Conflict Through Psychological analysis.”(Political Psychology,
Conflict Resolution To Reconciliation: 2000), Hlm. 359.

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 81


(truth), keadilan (justice), penyembuhan langgeng. Dalam kasus Urutsewu, unsur
atau pemulihan (healing) dan rasa aman win-win solution tidak terpenuhi. Kedua
(security). Rekonsiliasi merupakan pihak sama-sama mengajukan solusi yang
sebuah proses terjaganya kembali justru dapat merugikan satu sama lain.
perdamaian dalam sebuah komunitas. Sardjono (2004) berpendapat
Proses tersebut merupakan proses yang bahwa penyelesaian konflik melalui jalur
dinamis dan bertujuan untuk formal legal yang akan diperoleh adalah
mengembalikan sebuah hubungan. Akan ’menang-kalah’ atau ’gembira-kecewa’.
tetapi hal tersebut tidak selalu kembali Oleh karena itu, cara ini hanya akan
pada hubungan semula, melainkan ditempuh bila:
sebuah hubungan baru yang dinilai 1) Upaya penyelesaian melalui
lebih baik oleh pihak-pihak yang terlibat perundingan menemui jalan buntu;
dalam kerangka interdependensi. 2) Tingkat pelanggaran atau tuntutan
Interdependensi yang terjalin dalam telah melampaui batas toleransi; dan
berbagai bidang akan semakin 3) Merupakan kebiasaan dan
memupuk hubungan baik kedua pihak kepentingan publik.
yang pernah bertikai. Dalam kasus Dalam penyelesaian konflik lahan di
Urutsewu, resolusi konflik yang telah Urutsewu ini tindakan mediasi sementara
dilakukan adalah mediasi dan rekonsiliasi. dapat dipatuhi oleh kedua belah pihak,
Mediasi sebagai upaya untuk karena masyarakat juga ingin tenang
menyelesaikan konflik yang ada di dalam menggarap lahannya, sementara
Urutsewu telah dilakukan oleh para aktor TNI juga tidak mau terganggu oleh
terlibat. Mediasi yang dilakukan dalam masyarakat pada saat melaksanakan
tempo waktu yang tidak singkat ternyata latihan dan uji coba senjata. Harapan
tidak memenuhi titik temu. Hal ini inilah yang harus di patuhi dan jangan
ternyata tidak sesuai dengan pandangan dilanggar agar kedamaian di Urutsewu
Condliffe dalam mengelola konflik yang dapat langgeng.
mengungkapkan bahwa mediasi adalah Adapun dalam penyelesaian
salah satu cara penyelesaian konflik di resolusi konflik dapat dilakukan dengan
luar pengadilan yang dipandang kondusif. ganti rugi lahan yang terkena dampak dari
Hal ini dikarenakan mengandung unsur latihan TNI dan adanya relokasi lahan
win-win solution yang sifatnya lebih pertanian yang terkena dampak dari

82 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


latihan TNI. Namun, data dari lapangan bahwa ganti rugi akan dilakukan secara
menunjukkan bahwa hasil rekonsiliasi terus menerus.
yang mana diantaranya terdapat Rekonsiliasi juga harus bersifat
permintaan ganti rugi oleh masyarakat kuratif, artinya dalam penyelesaian
tidak berhasil sehingga rekonsiliasi yang konflik yang melibatkan masyarakat sipil
telah dilaksanakan tidak berlangsung dengan aparat militer, tentunya muncul
dengan baik. kekhawatiran trauma masyarakat.
Peneliti berpendapat, kegagalan Pendekatan aspek sosial bisa dilakukan
dari upaya penyelesaian konflik yang berupa rehabilitasi pasca trauma. Pihak
telah dilakukan pada saat itu terjadi TNI sendiri telah melakukan upaya-upaya
karena solusi yang ditawarkan memiliki kuratif berupa Karya Bhakti seperti bedah
berbagai ketimpangan. Resolusi konflik rumah, pembuatan jalan makadam, rehab
seharusnya tidak berat sebelah, adil, dan musholla, penyuluhan bela negara dan
diharapkan dapat mengakomodir segala wawasan kebangsaan, pengobatan
jenis kebutuhan dari kedua belah pihak. massal, kegiatan donor darah, dan pasar
Dari data yang diperoleh, masyarakat rakyat.
Urutsewu menuntut hal yang menurut Menurut hemat peneliti, rekonsiliasi
penulis sangat berlebihan. Bisa dilihat yang dilakukan oleh TNI di atas
salah satu contohnya, dimana masyarakat merupakan bagian dari penyelesaian atau
menuntut ganti rugi apabila TNI AD resolusi konflik yang bersifat kuratif
melaksanakan latihan yang menyebabkan sebagai upaya untuk mengembalikan
warga tidak dapat melakukan aktivitas di kepercayaan dan rasa aman dalam diri
ladang. Dalam musyawarah tersebut masyarakat Urutsewu, sehingga akibat
tidak mencapai mufakat, mengingat buruk berupa ancaman disintegrasi
bahwa pemenuhan keinginan dari bangsa yang muncul dari pasca konflik
masyarakat dirasa berat sebelah dan dapat dihindari. Langkah yang dilakukan,
tidak mengakomodir semua kepentingan, menurut peneliti, merupakan tindakan
mengingat bahwa TNI AD melakukan yang tepat, mengingat bahwa
pelatihan dilakukan secara berkala dan Rekonsiliasi dan penyembuhan harus
tidak sekali. Hal ini justru akan didukung oleh perubahan sosial dan
membebani TNI AD sendiri mengingat kelembagaan (seperti demokratisasi dan
pembangunan yang adil serta reformasi

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 83


keamanan). Rekonsiliasi bukan hanya Lapangan tembak Dislitbangad dapa
menyangkut psikologis tetapi juga diambil langkah deteksi dini dan cegah
institusional-struktural. dini.
Dengan adanya perdamaian yang
telah dilaksanakan kedepan diharapkan: Kesimpulan
1) Masyarakat di wilayah Urutsewu Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Kebumen (Kecamatan dan dibahas sesuai dengan sudut
Buluspesantren, Ambal dan Mirit) yang pandang teori yang telah diajukan, maka
masih menolak keberadaan lapangan kesimpulan yang dapat ditarik adalah:
tembak Dislitbangad diharapkan mulai a. Dinamika konflik antara Dislitbangad
terbuka dalam pola pikir dan sudut dengan Petani di Desa Setrojenar
pandang tentang pentingnya tempat Kecamatan Buluspesantren
latihan TNI-AD dan mengakui Kabupaten Kebumen dapat dilihat dari
keberadaan lapangan tembak faktor penyebab konflik dan
Dislitbangad serta mendukung bagaimana konfliknya, dimana aspek
program pembangunan pagar batas sosial-ekonomi berupa kebutuhan dan
tanah lapangan tembak tahap III di ketergantungan masyarakat akan
Desa Setrojenar dan Desa Brecong lahan pertanian sebagai kebutuhan
Kecamatan Buluspesantren serta hidup mereka yang membuat
sebagian di Desa Entak Kecamatan masyarakat Urutsewu melakukan
Ambal segala cara termasuk kekerasan guna
2) Kegiatan latihan menembak dan uji mempertahankan lahan pertaniannya,
coba senjata dan munisi yang dan hal ini ditambah dari aspek
dilaksanakan satuan jajaran TNI-AD legalitas yang sudah jelas aturannya
dapat dilaksanakan dengan lancar, namun implementasi dilapangan
aman dan kondusif. belum dilaksanakan, sehingga
3) Terjalinnya kemanunggalan TNI-AD pembiaran dari kekaburan aturan
dan rakyat yang mantap di wilayah tersebut dalam kurun waktu yang lama
Urutsewu sehingga upaya-upaya menjadi bias. Aspek sosial ekonomi
provokasi dari kelompok kepentingan dan aspek legalitas ini merupakan
untuk memecah persatuan warga dan faktor struktural konflik yang
penolakan terhadap keberadaan

84 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


mempengaruhi aspek pertahanan dan AD), meskipun dianggap sebagai tanah
keamanan. negara, namun perlu segera
b. Resolusi konflik antara Dislitbangad dikeluarkan hak atas tanahnya dalam
dengan Petani di Desa Setrojenar bentuk sertifikat (sertifikat tanah) dari
Kecamatan Buluspesantren otoritas pertanahan yang berwenang
Kabupaten Kebumen terdiri atas 2 dalam hal ini BPN.
aspek. Dari aspek legalitas, resolusi b. Berbagai bukti (fisik dan legal)
konflik berupa putusan hakim dan pemilikan dan penguasaan tanah
pembuatan aturan yang jelas sehingga masyarakat pesisir Urutsewu yang
dapat diketahui mana lahan milik TNI telah ada semenjak lama perlu diakui
dan mana lahan milik masyarakat. dan dihormati, jika diperlu tanah
Resolusi konflik dari Aspek sosial masyarakat yang masuk radius 500 m
adalah dengan cara rekonsiliasi dan diberikan ganti rugi oleh pemerintah,
mediasi serta aspek ekonomi dengan dan perlu dilakukan pendataan ulang
ganti rugi lahan dan relokasi lahan oleh pemerintah dan otoritas
pertanian demi terwujudnya pertanahan (BPN)
pertahanan dan keamanan nasional. c. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi sengketa Urutsewu, selain
Rekomendasi dengan rekonsiliasi dan mediasi yaitu
Adapun rekomendasi yang diajukan perlu adanya pemetaan yang detail
dengan harapan agar konflik yang terjadi wilayah sengketa di Kab. Kebumen
di Urutsewu dapat terselesaikan dengan sebagai langkah preventif.
baik adalah sebagai berikut: d. Perlu adanya optimalisasi sosialisasi PP
a. TNI-AD agar segera memperhatikan Nomor 68 Tahun 2014 tentang
tertib administrasi serta memperjelas Penataan Wilayah Pertahanan Negara
tentang legalitas penguasaan agar masyarakat Urutsewu tahu
tanahnya. Lahan milik TNI perlu aturan wilayah pertahanan.
didaftarkan ke Kantor Pertanahan e. Upaya untuk menyelesaikan konflik,
Kabupaten Kebumen, mengingat agar saling menghargai kepentingan
keberadaan lahan/tanah yang dikuasai TNI dan penduduk yang sama-sama
itu tidak dengan sendirinya menjadi saling menggunakan/menggarap
tanah milik instansi pemerintah (TNI tanah sejak awal, dengan penerapan

Resolusi Konflik Lahan di Kecamatan Bulupesantren Kebumen | Negara, Tippe, Wahyudi | 85


konsep unity in diversity yaitu bersatu Musleh Herry, 2012. Kearifan Lokal dalam
menyelesaikan Konflik Agraria.
dalam keanekaragaman dan
Malang: UIN-Maliki Press, hlm. 28.
menyatakan secara demoktratis dalam Musta’in Mashud, 2015. Metode Penelitian
kepentingan yang berbeda antara TNI Sosial berbagai Alternatif
Pendekatan (Jakarta :
dan penduduk (saling menghargai Pranadamedia Press )
dalam pemanfaatan dan penggunaan). Sengketa lahan antara TNI AU dan warga
Desa Sukamulya Bogor. Media
Online Suara Karya 2007
Daftar Pustaka
Sugeng Bayu Wahyono, dkk, 2004.
Buku Dinamika Konflik Dalam Transisi
Bar-Tal, D. 2000. From Intractable Conflict Demokrasi. Yogyakarta: Institut
Through Conflict Resolution To Pengembangan Demokrasi dan Hak
Reconciliation: Psychological Asasi Manusia (INPEDHAM): Hal 29
analysis.(Political Psychology) Hlm.
359.
Website
Ichsan Malik et al, 2003. Menyeimbangkan
kekuatan pilihan strategi Kecamatan Bulus Pesantren Dalam Angka
menyelesaikan konflik atas sumber 2017
daya alam.(Jakarta: Yayasan https://kebumenkab.bps.go.id/publi
Kemala,) Hal 337 cation/2018/09/26/1422989783069d
27d297393f/kecamatan-
Ichsan Malik. 2017. Resolusi konflik buluspesantren-dalam-angka-
jembatan perdamaian, (Kompas 2018.html di akses pada 9 Oktober
media nusantara) hlm 234 2018 pukul 21.22 WIB.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Penyelesaian konflik agraria wajib jadi
Nomor 2 Tahun 2013 Tentang prioritas pemerintahan Jokowi - JK
Penanganan Gangguan Keamanan https://www.kpa.or.id/news/blog/
Dalam Negeri Tahun 2013 penyelesaian-konflik-agraria-
Kelly, Alice dan Nancy Lee P, 2015. wajib-jadi-prioritas-jokowi-jk/ di
“Frontiers of Commodification: State akses pada 27 Desember 2018
Lands and Their For-malization” pukul 21.30 WIB
Society and Natural
Resources,Volume 29, Number 5,
Hal 23 Undang-Undang

Kodim kebumen. 2016. Laporan Kodim Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999


Kebumen. Tidak di terbitkan. tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 8.

86 | Jurnal Damai dan Resolusi Konflik | April 2019 | Volume 5 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai