Anda di halaman 1dari 16

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No.

2 Tahun 2021

SENGKETA TANAH DESA SENDI DENGAN PERUM PERHUTANI KPH PASURUAN


TAHUN 1999-2017

Mochammad Jauharuddin
S1 Pendidikan Sejarah
Fakults Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Email: mochammadjauharuddin16040284069@mhs.unesa.ac.id

Eko Satriya Hermawan


Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Email : ekohermawan@unesa.ac.id

Abstrak
Sengketa tanah desa Sendi dengan Perhutani KPH Pasuruan merupakan salah satu contoh konflik agraria yang sering
terjadi di Indonesia. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yakni : 1) Bagaimana sejarah konflik sengketa tanah antara
desa Sendi dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan pada tahun 1999-2017? 2) Bagaimana kebijakan- kebijakan yang dike-
luarkan pemerintah untuk mengatasi konflik sengketa tanah antara desa Sendi dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan pada
tahun 1999-2017? 3) Bagaimana dampak yang dirasakan oleh masyarakat desa Sendi terkait konflik sengketa tanah dengan
Perum Perhutani KPH Pasuruan pada tahun 1999-2017?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan sejarah
sengketa tanah desa Sendi dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan pada tahun 1999-2017, 2) Mengetahui kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi konflik sengketa tanah desa Sendi dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan pada
tahun 1999-2017, 3) Mengetahui dampak yang dirasakan oleh masyarakat desa Sendi terkait konflik sengketa tanah dengan
Perum Perhutani KPH Pasuruan pada tahun 1999-2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah antara lain:1)
Heuristik, 2) Kritik, 3) Interpretasi, dan 4) Historiografi.
Hasil penelitian ini adalah latar belakang terjadinya sengketa tanah desa Sendi dengan Perhutani KPH Pasuruan
berawal dari sejarah penguasaan tanah pada zaman kolonial hingga pendudukan Jepang. Pada masa kolonial, lahan desa Sendi
dijadikan sebagai perkebunan serai. Sehingga masyarakat desa Sendi terpaksa melarikan diri ke seda sekitar. Pasca kemer-
dekaan, lahan desa Sendi yang kosong kemudian dikuasai oleh Jawatan Kehutanan. Pada tahun 1999, Perhutani melakukan
penebangan liar di lahan desa Sendi, sehingga menimbulkan konflik antara masyarakat desa dengan Perhutani. Pihak perhutani
mengklaim bahwa lahan itu menjadi kepemilikannya karena ada bukti Berita Acara Tukar Menukar dan Pemberian Ganti Rugi
B nomor 1-1931 tanggal 21 November 1931 dna B nomor 3-1932 tanggal10 Oktober 1932. Puncak dari konflik tersebut adalah
Perhutani melaporkan masyarakat desa Sendi ke Polsek Mojokerto. Upaya pemerintah dalam mengatasi konflik tersebut adalah
dengan bekerjasama dengan aparat hukum seperti polisi dan koramil, namun menemui jalan buntu. Kemudian solusi lain yang
diberikan pemerintah memberikan rekomendasi bahwasannya desa Sendi dijadikan desa adat. Dampak yang dirasakan oleh
masyarakat desa Sendi terkait peristiwa sengketa tersebut adalah maraknya konflik sosial antara masyarakat desa dengan
Perhutani, kemudian tingkat kesejahteraan masyarakat yang kurang dengan minimnya air dan penerangan serta fasilitas pen-
didikan yang kurang mendukung untuk memajukan kesejahteraan masyarakat desa Sendi.

Kata Kunci : Sengketa Tanah, Desa Sendi, Perhutani

Abstract
Land dispute in Sendi village with Perhutani KPH Pasuruan is an example of agrarian conflicts that often occur in
Indonesia. That prbolems examined in this study namely : 1) How is the history of land dispute conflicts between Sendi village
and Perhutahi KPH Pasuruan in 1999-2017? 2) How are the policies issued by the government to resolve land dispute conflicts
between Sendi village and Perhutani KPH Pasuruan in 1999-2017? 3) How was the impact felt by the Sendi village community
regarding the land dispute conflict with Perhutani KPH Pasuruan in 1999- 2017?. While the puropose of this study is 1)
Describe the history of land dispute in Sendi village with Perhutani KPH Pasuruan in 1999-2017? 2) Know the policies issued
by the government to resolved land dispute conflicts between Sendi village and Perhutani in 1999-2017? 3) Know the impact
felt by the Sendi village community regarding the land dispute conflict with Perhutani KPH Pasuruan in 1999-2017?. This
research uses historical research metohds, including : 1) Heuristic 2) Criticism 3) Interpretation 4) Historiography.
The results of this study are the background of the land dispute between Sendi village and Perhutani KPH Pasuruan,
starting from the history control during the Dutch colonial era the Japanese occupation. During the Dutch colonial period,
Sendi village land was used as a lemon grass plantation. So that the people op Sendi village were forced to flee to the surro-
unding village. After independence, the empty land in Sendi village was then controlled by the Forestry Bureau. In 1999,
Perhutani carried out illegal lgging on the land in Sendi village, causing conflict between the village community and Perhutani.
Perhutani claims that the land beling to him because there is Evidence of The Exchange and Compensation Award B Number
1-1931 dated 21 November 1931 and B Number 3-1932 dated 10 October 1932. The peak of the conflict was Perhutani
reporting the village community in Sendi to the Mojokerto Police. The government’s effort to resolve the conflict was by coo-
perating with legal officials such as the police and the Koramil, but it was deadlocked. Then, another soution issued by the
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

government is to provide a recommendation that Sendi village be made a custmary village. The impact felt by the Sendi village
community regarding the dispute was the rampant social conflict between the vilage community and Perhutani, then the level
of community welfare that is less with the lack of water and lighting and educational facilities that are not supportive to advan-
cing the welfare of the people of Sendi village.
Keyword: land dispute, Sendi Viilage, Perhutani.
hingga Belanda mengebom kembali Sendi. Nama desa Sendi
PENDAHULUAN sebenarnya sudah hilang sejak Kemerdekaan Indonesia pada
Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa 17 Agustus 1945. Karena pada saat itu Sendi sudah kosong
merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan ma- tanpa adanya penduduk. Kekosongan lahan tersebut diman-
nusia untuk mencukupi kebutuhan, baik yang langsung un- faatkan oleh pemerintah Indonesia saat itu untuk dijadikan
tuk kehidupannya seperti untuk bercocok tanam atau tem- kawasan hutan lindung yang kekuasaannya dilimpahkan ke-
pat tinggal, maupun untuk melaksanakan usaha, seperti un- pada Perhutani pada tahun 1969.”3
tuk tempat perdagangan, industri, pertanian, perkebunan, Latar belakang peristiwa sengketa tanah ini terjadi
pendidikan, pembangunan sarana dan prasarana lainnya.1 pada era reformasi 1998. Disebabkan gesekan antara warga
Tanah memiliki nilai yang tinggi dalam bidang apa pun, eks desa Sendi dengan Perhutani seperti yang diungkapkan
termasuk pada bidang sosiologi, antropologi, psikologi, oleh Bapak Sokeh, bahwa:
politik, militer, dan ekonomi. Tanah sangat berarti bagi “Peristiwa sengketa tanah ini berawal pada tahun
masyarakat untuk kesejahteraan individu maupun kelom- 1999-2000, masyarakat eks desa Sendi yang telah menyebar
pok.2 di beberapa desa sekitar seperti : Pacet, Sajen, Cepokolimo,
Tanah juga dapat menunjukkan status sosial sese- Made, dan Podorejo menemukan pestisida atau pupuk
orang dilihat dari jumlah kepemilikannya. Karena tanah alternatif yang digunakan untuk pertanian. Namun, mereka
merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan kebingungan karena dimana pupuk itu dapat digunakan
manusia, terkadang mereka harus mempertahankan tanah mengingat lahan pertanian sangat terbatas. Ki Demang selaku
demi kehidupannya. Oleh sebab itu, sering terjadi perseli- ketua adat mendapatkan beberapa usulan dari para sesepuh
sihan baik antar individu maupun antar kelompok yang desa untuk menghidupkan kembali “Desa Sendi”yang hilang.
menimbulkan sengketa tanah. Sengketa tanah dapat berupa Keinginan masyarakat desa adat Sendi untuk menghidupkan
konflik mengenai pengelolaan tanah yang diperebutkan kembali desa diawali dengan mem bentuk Forum Perjuangan
oleh masyarakat atau instansi negara. Selain itu, perma- Rakyat (FPR) Sendi pada pertengahan tahun 2000. Forum
salahan penguasaan tanah atau kepemilikan hak atas tanah Perjuangan Rakyat (FPR) Sendi berawal dari perkumpulan
juga menjadi pemicu terjadinya sengketa tanah. Kasus tani budidaya yang mengaku sebagai masyarakat keturunan
sengketa tanah sendiri mengalami perkembangan selaras asli penduduk desa Sendi yang dahulu lari meninggalkan desa
dengan perkembangan kebutuhan manusia. Perihal tersebut untuk menghindari Agresi Militer Belanda. Tujuan dibentuk-
memunculkan berbagai gerakan-gerakan sosial dengan tu- nya Forum Perjuangan Rakyat (FPR) adalah mengembalikan
juan untuk menuntut pengembalian tanah yang disengke- “Desa Sendi” yang dulu sempat hilang dan mempertahankan
takan. adat dan kearifan lokal yang merupakan peninggalan nenek
Kondisi tersebut sangat dirasakan oleh masya- moyang.”4
rakat hukum adat desa Sendi kecamatan Pacet Kabupaten Berkenaan dengan usaha yang dilakukan Forum
Mojokerto. Dimana meraka terlibat kasus sengketa tanah Perjuangan Rakyat (FPR) Sendi, Bapak Sucipto mengatakan
dengan Perhutani KPH Pasuruan atas tanah seluas 212 Ha. sebagai berikut:
Kasus tersebut memiliki akar sejarah yang lama, yaitu pada “Usaha forum Perjuangan Rakyat (FPR) Sendi
era reformasi tahun 1998. untuk menuntut pengakuan sebagai desa adat mengalami be-
Desa Sendi telah menjadi korban invasi dari peme- berapa pertentangan dengan Perhutani yang saat ini mengu-
rintahan kolonial Belanda dan pendudukan Jepang. Pada asai kawasan Hutan Raya Raden Soerjo karena dianggap
masa invasi pertama, yakni tahun 1931-1932, masyarakat menempati kawasan hutan lindung yang sebaiknya tidak bo-
meninggalkan desa karena lahan mereka disewa oleh peme- leh dipergunakan oleh siapapun. Pada tahun 2007, pihak Per-
rintahan Belanda untuk dijadikan perkebunan sirih sebagai hutani melaporkan kasus sengketa tanah tersebut kepada
produksi minyak sirih yang merupakan kebijakan dari pe- Polres Mojokerto dengan anggapan bahwa masyarakat desa
merintahan kolonial Belanda saat itu. Pada masa invasi ke- Sendi telah merambah dan menyerobot lahan negara. Namun,
dua, yakni pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Se- anggapan itu dibantah oleh masyarakat desa Sendi dengan
bagian masyarakat desa kembali meninggalkan desanya menyatakan sikap bahwasannya tanah Sendi sesuai dengan
karena tidak mau dijadikan romusha (kerja paksa pada ma- asal usul sejarah bukan milik Perhutani, melainkan milik
sa pemerintahan Jepang). Banyak warga yang dijadikan bu- rakyat. Mediasi pun dilakukan oleh Polres Mojokerto untuk
dak untuk pembangunan lumbung dan gua persembunyian. menyelesaikan kasus sengketa tanah dengan memanggil be-
Tetapi, ketika terjadi Perang Asia Timur Raya, Jepang ter- berapa pejabat pemerintah dan partai politik. Namun, hasil
desak karena mengalami kekalahan melawan sekutu, me- dari mediasi tersebut tidak disetujui oleh kedua belah pihak.
ngebom wilayah kekuasaannya termasuk desa Sendi. Upaya lain dari FPR untuk mendapatkan pengakuan desa adat
Mengenai kondisi desa Sendi pada masa kemer- adalah mendatangi kantor Pemerintahan Kabupaten Mojo-
dekaan, Bapak Supardi menambahkan: kerto dan melakukan doa bersama. Pada tahun 2017, upaya
“Pada Agresi Militer Belanda II, desa Sendi yang FPR tersebut direspon sangat baik oleh Bupati Mustafa Ka-
kosong dijadikan sebagai persembunyian gerilyawan se- mal Pasha dengan dimasukkannya desa Sendi dalam peme-
karan desa Pacet ditujukan sebagai desa Adat.”5

1
Suardi, Hukum Agraria, Jakarta: Badan Penerbit IBLAM, 2005, hlm. 1. (FPR) Sendi, wawancara, Kantor FPR, 11 April 2020.
2 4
Elza Syarif, Menuntaskan Sengketa Tanah Melalui Pengadilan Khusus Sokeh, Sekretaris Desa Adat Sendi, Wawancara, Kantor FPR, 11 April
Pertanahan, Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2012, hlm.1. 2020.
3 5
Supardi, Kepala Desa Adat Sendi dan Ketua Forum Perjuangan Rakyat Sucipto, Sekretaris Desa Sajen, Wawancara, Balai Desa Sajen, 12 April
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

Penelitian tentang Sengketa Tanah Desa Sendi tara Pihak Perhutani dengan Warga Masyarakat Desa Teng-
dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan Tahun 1999- 2017 garan Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek Tahun 2006-
memiliki batasan agar pembahasan pada penelitian ini ber- 2010. Muhammad Ifqi Cahyono (2018) Mahasiswa Univer-
fokus kepada kajian dan tidak meluas dari tema penelitian. sitas Malang. Judul penelitian ini adalah Sengketa tanah di
Batasan pada penelitian ini adalah konflik sengketa tanah Desa Curahnongko Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jem-
desa dengan lembaga milik negara, dimana konflik tersebut ber (1960-1988). Mastiah Rahsusanti (2003) Mahasiswa Uni-
dapat dikatakan sebagai salah satu pembahasan dalam versitas Negeri Jember. Judul penelitian ini adalah Konflik
sejarah agraria. Dalam segi temporal, penelitian ini mem- antara Petani Desa Randugedang dengan KPH Probolinggo
batasi pada tahun 1999-2017, menunjukkan alur peristiwa Tahun 1956-1963.
sengketa tanah desa sendi dengan perhutani terjadi. Bermu- Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, penelitian yang
la pada tahun 1999 yang merupakan latar belakang seng- berjudul “Sengketa Tanah Desa Sendi dengan Perum Perhu-
keta tanah hingga terjadilah beberapa babak dalam per- tani KPH Pasuruan Tahun 1999-2017” merupakan penelitian
kembangan konflik dan diakhiri dengan upaya penyele- yang belum pernah dikaji, pada penelitian ini lebih memba-
saian masalah oleh pihak pemerintah Kabupaten Mojokerto has terkait kajian historis sengketa tanah, kebijakan-kebija-
yang menjadikan desa Sendi sebagai desa adat. kan pemerintah dalam menyikapi konflik tersebut dan dam-
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, pak yang dirasakan masyarakat desa terkait sengketa tersebut
penelitian yang berjudul “ Sengketa Tanah Desa Sendi de- pada tahun 1999-2017.
ngan Perum Perhutani Tahun 1999-2017” mempunyai tiga
rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, Bagaimana se- METODE
jarah konflik sengketa tanah antara desa Sendi dengan Pe- Metode merupakan serangkaian cara dalam peng-
rum Perhutani KPH Pasuruan pada tahun 1999-2017? Ke- ungkapan hipotesa maupun penelitian yang dilakukan. Me-
dua, Bagaimana kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tode mayoritas berhubungan dengan berbagai teori sebagai
pemerintah untuk mengatasi konflik sengketa tanah antara alat analisis mengenai peristiwa yang diteliti. Dalam konteks
desa Sendi dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan pada penelitian ini telah digunakan metode sejarah. Metode sejarah
tahun 1999-2017? Ketiga, Bagaimana dampak yang di- adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis reka-
rasakan oleh masyarakat desa Sendi terkait konflik seng- man dan peninggalan masa lampau.8 Untuk itu, dalam pene-
keta tanah dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan pada litian ini berpedoman pada metodologi penelitian sejarah
tahun 1999-2017?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, yang terdiri dari empat langkah, yaitu Heuristik, Kritik, Inter-
maka tujuan dari penelitian ini adalah Pertama, Mendes- pretasi, dan Historiografi.
kripsikan sejarah sengketa tanah desa Sendi dengan Perum Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian
Perhutani KPH Pasuruan pada tahun 1999-2017, Kedua, sejarah adalah heuristik. Dalam tahapan ini peneliti mencoba
Mengetahui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan peme- mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Proses
rintah untuk mengatasi konflik sengketa tanah desa Sendi pencarian ini dengan melacak sumber-sumber yang relevan
dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan pada tahun 1999- guna menunjang penelitian baik untuk sumber primer mau-
2017, Ketiga, Mengetahui dampak yang dirasakan oleh pun sumber sekunder.9 Pada tahapan ini peneliti mencari
masyarakat desa Sendi terkait konflik sengketa tanah maupun mengumpulkan sebanyak-banyaknya sumber-sum-
dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan pada tahun 1999- ber, baik primer maupun sekunder yang berkaitan dengan te-
2017. ma penelitian ini.
Menurut Joni Emilzon (2001) secara bahasa, seng- a. Sumber Primer
keta dalam bahasa inggris conflict atau dispute, yang berarti Sumber primer dari penelitian ini seperti arsip atau
perselisihan.6 Secara istilah, menurut Rusmadi Murad (19- dokumen Kantor Desa Pacet, arsip dari Kantor Adat desa adat
99), pengertian sengketa tanah atau sengketa hak atas tanah, Sendi seperti peta desa lama dan baru, dokumen dari warga
yaitu timbulnya sengketa hukum yang bermula dari penga- desa adat Sendi tentang berita acara tukar guling tanah oleh
duan suatu pihak (orang atau badan) yang berisi keberatan- Belanda, dokumen mengenai kebijakan Perhutani terkait
keberatan dan tuntutan hak atas tanah, baik terhadap status tanah desa adat Sendi dari KPH Pasuruan. Karena fokus
tanah, prioritas, maupun kepemilikannya dengan harapan penelitian ini merupakan kategori sejarah lokal suatu daerah,
dapat memperoleh penyelesaian secara administrasi sesuai maka sumber primer yang didapatkan berupa hasil wawan-
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.7 cara dengan berbagai pihak.
Terdapat beberapa kajian penelitian terdahulu b. Sumber Sekunder
yang membahas mengenai Sengketa Tanah Desa. Berikut Sumber sekunder dari penelitian ini berupa buku-
beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan literatur buku yang berkaitan dengan sengketa tanah dan penyelesai-
tambahan dalam penelitian ini. Hal tersebut tentunya dise- annya, penelusuran di perpustakaan Jawa Timur, penelusuran
suaikan dengan rumusan permasalahan yang dikaji oleh pe- online dari website Perhutani, dan lain-lain.
nulis, sehingga yang menjadi ciri penulis adalah pembaha- Langkah kedua yang harus dilakukan yaitu mela-
san secara historis mengenai Sengketa Tanah Desa Sendi kukan kritik (pengujian) dari data-data yang telah ditemukan
dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan Tahun 1999- dengan tujuan untuk mendapatkan fakta-fakta yang mendu-
2017. Efa Sri Yulianti (2012) Mahasiswa Universitas Nege- kung penelitian. Kritik terbagi menjadi dua bagian yaitu,
ri Malang. Judul penelitian ini adalah Sengketa tanah an- kritik intern dan kritik ekstern.

8
2020. Louis Gotschak, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 32.
6 9
Joni Emirzon, Alternatif Penyelesian Sengketa di luar Pengadilan Aminuddin Kasdi, Memahami Sejarah, Surabaya: Unesa University
Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, Arbritase, Jakarta: PT. Gramedia Utama, Press, 2005, hlm. 10.
hlm. 19.
7
Rusmadi Murad, Penyelesaian Sengketa Hukum atas Tanah, Jakarta:
Alumni, 1999, hlm. 22.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

a. Kritik Intern Secara geografis, luas desa Sendi sekitar 250.719


Adalah kritik sumber yang lebih mempertimbangkan Ha, desa Sendi terletak di sebelah utara lereng Gunung We-
kebenaran isi sumber atau dokumen. lirang dengan ketinggian kurang lebih 100 mdpl dengan suhu
b. Kritik Ekstern 19-27°C, jarak masih sangat hijau penuh dengan pepohonan
Adalah kritik sumber yang lebih menitikberatkan ter- yang rindang dengan pemandangannya yang cukup bagus.
hadap originalitas bahan yang dipakai membuat dokumen. Desa Sendi memiliki lahan untuk pemukiman penduduk, pa-
Pada tahapan ini peneliti melakukan kritik intern, riwisata alam, kawasan konservasi, lahan pertanian dan agro-
dimana peneliti telah mengumpulkan berbagai sumber baik festary. Desa Sendi dilalui akses jalan propinsi menuju ka-
tertulis maupun berupa lisan. Kemudian peneliti mengama- wasan wisata air panas Cangar Batu dan jalur alternatif me-
ti seluruh sumber tersebut hingga paham. Lalu, peneliti me- nuju Kota Malang sehingga sangat strategis dan berpotensi
lakukan komparatif terhadap isi dari data tertulis dengan besar untuk pengembangan wisata desa maupun wisata alam.
hasil wawancara dengan para tokoh masyarakat desa Sendi. Seperti Sendi Adventure, Wet Sendi, dan Rest Area Sendi
Berdasarkan isi dari sumber tersebut dapat dibuktikan ke- Pacet. Selain wisata alam juga terdapat wahana permainan se-
asliannya serta dapat dipercaya. perti outbound dan Rafting. Serta wisata kuliner, yakni Nasi
Langkah ketiga adalah interpretasi. Pada tahap ini Jagung Khas Sendi.
peneliti telah mencari keterkaitan antar berbagai fakta yang Desa Sendi memiliki batas wilayah yakni:
ditemukan di berbagai sumber, baik primer maupun sekun- Tabel 2.1 Batas Wilayah Desa atau Kelurahan
der yang sudah melalui tahap kritik baik intern maupun
ekstern. Dari fakta-fakta sejarah tersebut kemudian dire- Letak Desa/Kelurahan Kecamatan
konstruksikan menjadi suatu rangkaian fakta sejarah yang Sebelah
memiliki koherensi dan sebab akibatnya untuk membaca Desa Podorejo Pacet
Utara
dan menganalisis sumber-sumber dan menghasilkan penaf- Sebelah Dusun Gotekan
siran berdasarkan inti pembahasan penelitian.10 Pacet
Selatan dan Ngepreh
Tahap terkahir dari penelitian adalah melakukan Sebelah Taman Hutan
historiografi, yaitu suatu bentuk penulisan yang bertujuan Pacet
Barat Raya R. Soerjo
untuk menyajikan hasil laporan dari penelitian yang dila- Sebelah Taman Hutan
kukan dengan penulisan sejarah secara baik dan benar.11 Pacet
Timur Raya R. Soerjo
Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan sebuah tulisan Sumber : Arsip Desa Adat Sendi 2019
sejarah yang disusun secara sistematis dalam suatu sintesis Keterangan :
yang komparatif, kausalitas dan kronologis yang berjudul Sebelah barat dan sebelah timur desa Sendi merupa-
“Sengeketa Tanah Desa Sendi dengan Perum Perhutani kan tanah Taman Hutan Raya Raden Soerjo yang dimiliki dan
KPH Pasuruan Tahun 1999-2017” dengan benar sesuai de- dikelola oleh Perum Perhutani KPH Pasuruan.
ngan tata bahasa Indonesia baku. c. Struktur Organisasi
Desa Sendi merupakan desa yang terletak di Keca-
HASIL DAN PEMBAHASAN matan Pacet Kabupaten Mojokerto. Desa Sendi merupakan
A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN desa adat yang msih mempunyai sistem organisasi yang ma-
1. Kondisi Desa sih melekat dengan adat mereka seperti Demang, Kebayan,
a. Kondisi Sosial Kepetengan, Jaga Bayu (Jaga Sumber Mata Air), Jaga Wana
Desa Sendi merupakan sebuah desa yang dike- (Bumi Perkemahan) dan lain-lain. Desa sendi mempunyai
lilingi oleh hutan, persawahan, tempat wisata mulai dari struktur organisasi pemerintahan desa secara terstruktur.
barat, utara, selatan dan timur yang mendominasi wilayah Struktur pemerintahan Desa Sendi seperti yang digambarkan
desa Sendi. Sehingga banyak masyarakat di Desa Sendi pada bagan dibawah ini:
yang menggantungkan kebutuhan sehari-hari dengan cara Bagan 2.1 Struktur Pemerintahan Desa Sendi
bertani atau bercocok tanam, berdagang, dan mengandal- Kepala Desa BPD
kan wisata alam yang ada di desa. Pardi Kardono
Sifat saling membantu solidaritas yang tinggi dan Sunari
keramahatamahan merupakan ciri khas kehidupan masya- Sekretaris
rakat pedesaan, begitu pula dengan masyarakat desa Sendi. Sokeh
Sifat-sifat tersebut masih begitu melekat dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Dalam hal ini, tolong-menolong bukan Kaur Pemerintahan Kaur Pembangunan Kaur Keungan
Budiyono Wagi Feri
hanya pertolongan tenaga saja, melainkan pertolongan ya-
ng bersifat materi untuk saling melengkapi, misalnya kegi- Kaur Kesra Kaur Umum
atan kerja bakti, mereka sangat antusias dalam melaksa- Sulistyono Kepala Dusun Gunardi
nakan kerja bakti terutama kerja bakti yang diajarkan dalam Suwarno
sektor yang berhubungan dengan pertanian.
Kerukunan masyarakat desa Sendi terikat oleh tra- Ketua RW
disi yang menjadi pedoman untuk bermasyarakat. Seperti : Miswang
Tradisi Basuhan Satriya Wayah, Ruwatan, Mitoni, Gugur
Ketua RT
Gunung, dan lain-lain. Gunadi
b. Kondisi Geografis

10
Ibid., hlm. 11. Maret 2004, hlm.1111.
Y. Hanan Pamungkas, “Pendekatan Arkeologis Sebagai Pilihan Kajian
11

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah “, AVATARA Vol. 2 no. 1,


AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

Sumber : Arsip Desa Adat Sendi 2019 5 Tamat SMP/Sederajat


75 11,29%
Tim Pendukung Pemerintahan
6 Tamat SMA/Sederajat
• Pinisepuh : Djayadi 69 10,39%
• Ta’mir Masjid : Mustain 7 Tamat Perguruan
• Musholla : Ngatemin Tinggi 0 0%
• TPQ : Sampurni Total 664 100%
• HIPAM : Aris, Dai Jumar Sumber : Arsip Desa Adat Sendi 2019
• Kebersihan : Jaun, Ngatemin, Pitono Keterangan:
• Bumi Perkemahan : Subur Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa
• Siskamling : Warso, Suroso, Nyoto mayoritas penduduk desa Sendi hanya mampu menyelesai-
• Pariwisata : Sugiman, Jarwo, Samian kan sekolah di jenjang pendidikan SD,SMP dan SMA, se-
dangkan anak buta huruf usia 10 tahun ke atas sangat men-
• Rest Area : Saiful, Mamat, Munir
dominasi. Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM)
d. Luas Wilayah Desa
yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tant-
Berikut merupakan luas wilayah desa atau kelurahan Sendi:
angan tersendiri. Rendahnya kualitas tingkat pendidikan desa
Tabel 2.2 Luas Wilayah Desa Sendi
Sendi tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana
No Luas Wilayah Luas (Ha)
pendidikan, di samping itu masalah ekonomi dan pandangan
1 Lahan Perumahan 11, 014 Ha hidup masyarakat desa. Sarana pendidikan desa Sendi baru
Lahan Kolektif tersedia di tingkat Sekolah Dasar saja. Sementara untuk jen-
2 12,8 Ha
(Fasilitas Umum) jang pendidikan SMP dan SMA berada diluar desa dengan ja-
Lahan Pertanian dan rak yang relatif jauh.
3 Agrofestary 86,443 Ha
f. Kondisi Ekonomi
Lahan Wisata Alam Kondisi ekonomi desa Sendi sebagian besar dido-
4 dan Kawasan 91,999 Ha minasi oleh pertanian dan pariwisata. Disamping itu, kondisi
Konservasi ekonomi masyarakat desa Sendi sangat bermacam-macam.
Total 202,352 Ha Mata pencaharian tersebut didukung oleh letak geografis desa
Sumber : Arsip Desa Adat Sendi, 2019 yang berada di daerah dataran tinggi sehingga memungkin-
Keterangan : kan untuk bercocok tanam, beternak serta lahan yang cocok
Berdasarkan luas daerahnya, desa Sendi memiliki untuk dijadikan sektor wisata alam. Keadaan ekonomi ma-
konsep “Green Village” yakni sebuah desa yang diformat syarakat desa Sendi pada penelitian ini berdasarkan mata pen-
dengan pemanfaatan lahan organik bangunan rumah semi caharian pada tabel berikut:
permanen selaras dengan alam, pemanfaatan lahan pertani- Tabel 2.4 Kondisi Ekonomi Desa Sendi
an organik, peternakan dan pagar hidup sepanjang jalan de- No Mata Pencaharian Jumlah Prosentase
ngan tanaman (bunga, toga, buah) dan lainnya yang ber- 1 Buruh Tani 265 59,68%
fungsi mengoptimalisasi penyerapan air (produksi dan kon- 2 Petani 36 8,10%
servasi). 3 Peternak 12 2,70%
e. Kondisi Pendidikan 4 Pedagang 29 6,53%
Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam me- 5 PNS 2 0,45%
majukan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat 6 Guru 10 2,25%
berpengaruh dalam jangka panjang pada tingkat pereko- Karyawan Wisata
7 37 8,33%
nomian. Dengan tingkat kecakapan masyarakat yang pada 8 Pengrajin 9 2,02%
gilirannya akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewi- 9 Lain-lain 44 9,90%
rausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan mem- Total 444 100%
bantu program pemerintah dalam mengatasi pengangguran Sumber : Arsip Desa Adat Sendi 2019
dan kemiskinan. Keterangan:
Desa Sendi juga memerhatikan warganya me ngenai Dengan melihat tabel di atas, maka terlihat sedikit
pentingnya pendidikan. Maka, pemerintah desa Sendi me- angka pengangguran di desa Sendi. Berdasarkan data tersebut
mbangun fasilitas-fasilitas pendidikan guna mencerdas-kan jumlah penduduk usia 16-60 yang belum bekerja berjumlah
generasi masa depan masyarakat desa. Seperti membangun 44 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 444 orang.
sekolah, TPQ, dan lain-lain. Keberadaan sumber daya ma-
nusia dan fasilitas-fasilitas pendidikan sangat mempenga- B. KRONOLOGI SENGKETA TANAH DESA SENDI
ruhi kondisi pendidikan desa Sendi. Adapun kondisi pendi- Desa Sendi berdiri sejak tahun 1600. Keberadaan-
dikan desa Sendi sebagai berikut: nya bisa dilihat pada dokumen pemerintahan kolonial Be-
Tabel 2.3 Kondisi Pendidikan Desa Sendi landa tahun 1915. Dokumen tersebut berupa peta pertana-
No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase han kuno (Kretek Tanah) yang menyebutkan keberadaan
Buta huruf usia desa Sendi. Dalam kretek tersebut tertulis, desa Sendi berada
1
10 tahun ke atas 187 28,16% di Recidencie Soerabaja, Regentschap Modjokerto, District
2 Usia pra sekolah 94 14,15% Djaboeng, Desa Sendi Oorspronkelijk Opgenomen 1915.
Luas tanah desa Sendi pada peta tersebut sekitar 68 hektar.
3 Tidak Tamat SD 126 18,97% Peta bernomor 42 tersebut disahkan pada tahun 1915.12
Tamat Desa Sendi mengalami eksodus sebanyak tiga kali,
4 113 17,01%
SD/sederajat

12
Yadi Mustofa, Kepala Desa Pacet, Wawancara, 23 Mei 2020.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

yakni tahun 1931-1932 (Masa Pemerintahan Kolonial Hin- tah republik, tanah ganjaran18 dititipkan di desa Pacet untuk
dia Belanda), 1942 (Masa Pendudukan Jepang), dan 1948 administrasinya. Bentuknya berupa letter C19 Kretek Desa.
(Pasca Kemerdekaan). Eksodus pertama, pada masa peme- Luasannya sekitar 6 hektar tanah ganjaran perangkat sisanya
rintahan kolonial Hindia-Belanda, mereka merampas wila- tanah warga itu sekitar 6 hektar itu resmi. Waktu itu warga
yah Sendi melalui Boschweezen (Jawatan Kehutanan Be- dibantu oleh pemerintah desa melegitimasi kepemilikan.20
landa) untuk dijadikan perkebunan sirih yang dikirim ke Pada tahun 1999, wilayah desa Sendi yang semula
pabrik minyak sirih di desa Podorejo dan tebu guna menyu- pohon-pohon pinus ditebang dan ditanami dengan tanaman
plai pabrik gula di Dinoyo Kecamatan Jatirejo. Pemerintah umur pendek oleh pihak Perhutani. Perhutani mengklaim wi-
Hindia-Belanda merampas dengan dalih pemberian ganti layah Sendi dikuasai oleh mereka berdasarkan Berita Acara
rugi dan tukar menukar.13 Hal tersebut sebagaimana dibutk- Tukar Menukar dan Pemberian Ganti Rugi B nomor 1-1931
tikkan dengan Berita Acara Nomor 3 Tahun 1932 tanggal tanggal 21 November 1931 dan B nomor 3-1932 tanggal 10
10 Oktober 1932 tentang tukar menukar (Ruislag) dan ganti Oktober 1932. Berita acara tersebut menjelaskan terjadi pem-
rugi dari warga desa Sendi kepada Boschweezen, dengan bebasan tanah oleh Pemerintah Hindia Belanda qq Bosch-
luas tanah yang dibebaskan seluas ±72,55 Ha. Kemudian weezen seluas 762,9 Ha khusus untuk desa Sendi yang telah
Berita Acara Tata Batas tanggal 27 Maret 1935 ditetapkan dibebaskan seluas 72,55 Ha dan yang tidak dibebaskan yaitu
bahwa desa Sendi menjadi Kawasan Hutan Pegunungan seluas 50 Ha. Hal tersebut diterangkan dalam Nota Dinas Se-
Anjasmoro dan disahkan pada tanggal 23 Agustus 1935 kretaris Pemerintah Kabupaten Mojokerto Nomor 973/2/4-
oleh Inspektur Kepala Jawatan Kehutanan Belanda di Bo- 16-011/2006 tanggal 26 Januari 2005 dan kronologisnya di-
gor.14 buat oleh Biro Perencanaan Sumber Daya Hutan pada hari
Selanjutnya, pada periode pendudukan Jepang yang sama.21
tahun 1942-1945, desa Sendi belum bebas dari penjajahan. Pada tahun tersebut, sebagian masyarakat desa Sen-
Justru, desa Sendi dijadikan markas romusha (kerja paksa di yang semula menetap di beberapa desa dibawah kembali
masa pendudukan Jepang) untuk pembuatan gua “puthuk ke desa Sendi, karena menurut mereka pada tahun itu kondisi
kursi” sebagai tempat persembunyian dan gudang persenja- desa sudah stabil namun tidak ada yang menempati. Alhasil,
taan pasukan Jepang. Ketika pemberontakan bangsa Indo- beberapa orang yang masih erat dengan keturunan pewaris
nesia kepada Jepang terjadi, pasukan Jepang membumiha- tanah desa Sendi membabat alas tanah yang kosong tersebut
nguskan desa Sendi yang dikenal sebagai basis persem- untuk dijadikan perkampungan seperti sedia kala. Pada saat
bunyian tentara pemberontak pendudukan Jepang dengan itu, terjadi pelaksanaan penebangan pinus secara massal oleh
menggunakan bom dan serangan dari udara. Perhutani KPH Pasuruan. Namun, tidak dilakukan penana-
Mengenai situasi eksodus pada masa pemerinta- man kembali sehingga masyarakat Sendi yang dipimpin oleh
han Jepang, Bapak Sumadi berkata: Mbah Demang melakukan kegiatan itu ketika terjad pergo-
“Para tentara pemberontak bersembunyi di bèsèk lakan Perhutani di lapangan desa. Pembubaran kegiatan pene-
(tempat pengumpulan kapuk) diserang oleh pasukan Jepang bangan dengan tidak ditanami buah-buahan dan sebagainya.
dari atas menggunakan pesawat tempur. Bahkan rumah- Lalu masyarakat desa mendapatkan kiriman bibit dari Perhu-
rumah warga hangus terbakar. Sehingga warga desa Sendi tani sebanyak 6 truk tapi ditolak. Karena bibit yang dikirim-
yang masih hidup pindah untuk kedua kalinya. Semenjak kan hanya bibit Mahoni dan Sengon Laut. Masyarakat tidak
kedua peristiwa tersebut me nyebabkan desa Sendi hilang menghendaki tanah desa Sendi memiliki tanaman yang digu-
dari administrasi tata wilayah pemerintahan Indonesia.”15 nakan untuk tebang tanam, melainkan yang dibutuhkan tana-
Pada tahun 1948 terjadi Agresi Militer Belanda II. man yang ditanam sekali seumur hidup dan tidak dapat dite-
Karena ada pasukan republik pimpinan Pak Wahono dan bang. Rujukan mengenai tanaman yang dibutuhkan masyara-
lain-lain, gerilyawan Macan Putih dikejar tentara Belanda kat desa adalah kayu yang memiliki buahnya, buahnya untuk
dari Jabung, Wonosalam akhirnya bersembunyi di desa masyarakat serta pohonnya untuk negara atau alam.
Sendi. Pasca Agresi Militer Belanda II, banyak warga yang “Itu harapan kami, mengembalikan fungsi kawasan
enggan kembali ke desa Sendi. Hanya sekitar 10 hingga 24 Sendi adalah perhutanan, kawasan Mojokerto airnya harus
KK yang menetap di desa.16 Hal tersebut membuat kepala terserap kalau tebang tanam terus air kita akan habis terus
desa Sendi saat itu, Mbah Singo Setro menjual tanah pri- kemiringan 45-60 derajat ditanami bambu mulai 1999. Bam-
badi miliknya tetapi bukan tanah milik penduduk desa Sen- bu yang ditanam sebanyak 3000 barong. Jadi kawasan Sendi
di. Namun, pada tahun 1949, wilayah desa Sendi telah mayoritas ditanami bambu dan buah-buahan. Alasannya tiap
dikuasai oleh Jawatan Kehutanan dengan dimanfaatkan un- argumen baik Perhutani maupun Pemerintah mengembalikan
tuk tanaman kayu waru, salaman, abasia, dan sono. Kesu- fungsi kelestarian hutan. Maka dimasukkan ke ranah hutan
buran tanah desa Sendi rupanya menarik perhatian Peme- adat ini tujuannya adalah jangan sampai hutan ini dimiliki
rintah Daerah Mojokerto pada tahun 1965 memberikan ta- oleh orang-orang yang punya duit, harus turun-menurun di-
waran pertukaran lahan penduduk desa Sendi dengan dae- miliki oleh anak pribumi atau menjaga kelestarian alam dan
rah di Bandulan, tetapi penduduk Sendi menolak dengan manusianya manuggal karena air kita harus terjaga.” Ucap
tegas.17 Hingga pada tahun 1975, berdasarkan peta kretek Supardi.22
tersebut, pemerintah akhirnya menitipkan administrasi desa Setelah mendengar beberapa usulan dan asal-usul
Sendi kepada desa Pacet. Tahun 1975-1976, oleh pemerin- dari sesepuh-sesepuh desa Sendi, Mbah Demang mengambil

13
Ibid. desa.
14 19
Loc.cit., Sucipto. Letter C merupakan buku register pertanahan yang ada di desa atas
15 Sumadi, Kepala Dusun Pacet Selatan, Wawancara, 7 April 2020. kepemilikan tanah di lokasi tersebut secara turun temurun, tersimpan di
16
Op.cit., Yadi Mustofa. 25 Mei 2020. kepala desa.
17 20
Loc.cit., Sucipto Suntari, Sekreatis Desa Pacet, Wawancara, 30 Mei 2020.
18 21
Tanah ganjaran memiliki makna yang sama dengan tanah bengkok, yaitu Op.cit., Sucipto, 2 Juli 2020.
22
kekayaan milik desa berupa tanah disertifikatkan atas nama pemerintah Loc.cit., Supardi
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

sikap untuk meminta izin berkoordinasi dengan Bapak Sai- tidak menjadi sertifikat pribadi. Tanah dengan luas 208 Ha
ful Fuad selaku Kepala Desa Pacet waktu itu. Memang se- diberikan pemerintah kepada warga dengan mencantumkan
jak kepemimpinannya, beliau mengajukan dua dusun dari sertifikat tanah agar tidak bisa diperjualbelikan. Tujuan ter-
eks desa Sendi, yakni dusun Gotekan dan dusun Ngepreh sebut muncul setelah mereka berunding dengan memadukan
ke pemerintah provinsi dan diterima. Alasannya karena me- kembali ahli waris tersebut dan diajak musyawarah.
ngacu kepada peraturan wilayah kota. Menurut masyarakat Setelah pertemuan tersebut mereka menyatakan si-
sepuh-sepuh lebih mengenalnya seperti Ngepreh, Gotekan, kap bahwa pada tahun 2000, jumlah tanah desa Sendi adalah
Maron, Nggapuk, Pacet Tengah, Geneng, Pacet Ledok se- 212 Ha. Akhirnya disepakati bahwa desanya dikembalikan
perti itu. Namun, secara administrasi, tidak ada penyebutan sebanyak 11,7 Ha, 68,5 Ha untuk ladang garapan dan perta-
seperti itu dan diganti dengan peraturan tadi. nian, 86 Ha untuk hutan peresapan atau hutan kerakyatan,
Setelah pertemuan tersebut, beliau mempersilah- jadi tidak boleh ditebang termasuk kemiringan 45-60 derajat
kan dengan syarat mencari kronologi (silsilah atau advo- tidak bisa di tanami kecuali di hutankan atau di tanami bambu
kasi) desa Sendi. Mbah Demang mencari selama enam bu- mulai akhir tahun 2000. Semua itu disetujui dan tanahnya
lan, hingga ditemukan keturunan ahli waris tanah desa dibagi per orang mendapatkan bagian tempat tinggal (rumah)
Sendi dulu (sekitar tahun 1918) berjumlah 18 KK sampai 12,20 Ha, untuk lahan 20,80 Ha. Sedangkan, menurut peta
pergeseran Sendi yang berada di bawah terus dihanguskan desa Sendi, tanah desa itu luasnya 68 sekian hektar. Yang
saat penjajahan kolonial Belanda. Kemudian beliau mene- digarap itu ada 12 hektar. Antara lain di wilayah Ngelaos
mukan 3 generasi ahli waris yang semula 18 KK menjadi (sebelah selatan pacet selatan) terdapat ganjaran carik (sekre-
236 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 668 Jiwa. taris desa), petengan24, kebayan25, kepala desa dengan luas 6
Dengan ditemukannya ahli waris tersebut dipadukan kem- hektar. Kanan dan kiri tanah untuk masyarakat seluas 6 hek-
bali dan diajak musyawarah mengenai pembentukan Forum tar. Jadi totalnya ada 12 hektar. Kemudian tanah yang berada
Perjuangan Rakyat (FPR) Sendi. di sepanjang jalan besar melalui medan menanjak seluas 4
Setelah pembentukan Forum Perjuangan Rakyat hektar dengan ciri-ciri terdapat tanah yang tidak terawat,
(FPR) Sendi, pada tahun 2000 masyarakat desa yang meru- tidak di tanami pohon pinus masih menjadi hak resmi desa,
pakan anggota dari organisasi tersebut melakukan serang- dan pajak tanah yang dibayar tiap tahun. Walaupun terdapat
kaian upaya untuk mengembalikan kembali (re-klaim) desa perumahan, masih tetap menjadi tanah resmi desa. Lalu tanah
mereka yang telah hilang selama berpuluh-puluh tahun. yang diklaim oleh masyarakat berada di wilayah atas (banyak
Tak hanya itu, mereka juga ingin tanahnya diakui oleh ne- warung-warung), kalau ada 4 hektar dan 12 hektar dari 68
gara sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Repu- hektar masih kurang sekian hektar. Terdapat juga tanah de-
blik Indonesia (NKRI). Karena tanah yang digunakan seba- ngan luas 4 hektar di sebelah barat rumah bapak Heru/ bapak
gai tempat tinggal mereka masih ada masalah sengketa de- Wariman yang berletak di pojok utara dusun Pacet Selatan
ngan pihak Perhutani yang masih berpegang teguh bahwa sedikit menjorok ke wilayah dusun Podorejo (hutan Podorejo
tanah desa sendi merupakan bagian dari kepemilikan orga- atau hutan cikur) dan masih di kuasai oleh Perhutani dengan
nisasi milik negara tersebut. di tanami pinus.26
Masyarakat desa Sendi yang terbentuk dalam Fo- Sementara tanah yang menjadi pemajakan resmi
rum Perjuangan Rakyat (FPR) mempunyai beberapa bukti desa Sendi memang ada dan terpotong-potong antara 4-12 Ha
yang kuat, selain makam para leluhur mereka, yaitu:23 terhalang oleh tanah hutan Perhutani. Beberapa desa di Indo-
a. Kesaksian dan pernyataan para orang tua di desa Sendi nesia memiliki wilayah yang jelas, sedangkan desa Sendi
yang masih hidup hingga sekarang. memiliki wilayah yang terputus-putus. Mayoritas desa memi-
b. Peta Pertanahan Kuno (Kretek Desa) Sendi pada tahun liki batas melalui sungai. Seperti dusun Pacet Barat dengan
1915 yang biubah pada tahun 1936. dusun Pacet Selatan memiliki batas sungai, yakni Sungai
c. Penelusuran melalui Kantor Pelyanan Pajak Mojokerto Kromong. Sungai Kromong juga memisahkan dusun Sajen
tahun 1993, yang menjelaskan bahwa ada 30 Subjek de- ngan dusun Podorejo. Selain berbatasan dengan sungai,
Wajib Pajak untuk tanah desa Sendi dengan kode 07, terdapat beberapa desa atau dusun yang berba-tasan dengan
Kecamatan Pacet, Kabuapten Mojokerto, sebagaimana kawasan perhutanan. Misalnya Desa Wiyu dengan Desa Ke-
catatan tersebut tersusun dalam daftar himpunan kete- miri yang memiliki dua dusun terpisah walaupun pada bagian
tapan dan pembayaran pajak hak atas tanah. kanan dan kiri desa adalah hutan rakyat bukan milik per-
d. Pengakuan Pemerintah Desa Pacet yang menyebutkan hutani. Berdasarkan hal tersebut masyarakat memiliki kesan
tentang keberadaan tanah ganjaran desa Sendi yang di- bahwasannya Perhutani layaknya Belanda di Indonesia yang
kelola oleh Pemerintah Desa Pacet, Kecamatan Pacet, menjajah masyarakat. Khususnya masyarakat pedesaan yang
Kabupaten Mojokerto. memiliki wilayah dekat dengan kawasan per-hutanan.27
Tahun 2001 merupakan awal dari perjuangan yang Mengetahui kondisi yang dihadapi oleh Perhutani
dilakukan oleh warga Sendi yang merupakan anggota dari saat itu akan menimbulkan konflik, maka pada tahun 2003
FPR Sendi dengan melakukan berbagai upaya untuk me- perhutani mengajak masyarakat desa Sendi untuk menjadi
ngembalikan kembali tanah mereka yang hilang. Tujuan or- anggota PHBM (Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama
ganisasi tersebut adalah untuk mendapatkan pengakuan Masyarakat), tetapi, mereka malas untuk mengikutinya kare-
kembali desa Sendi dan tidak menjualbelikan tanah desa na kesan Perhutani bagi mereka sudah buruk. Namun, per-
karena itu menjadi milik bersama (milik komunal) sehingga hutani tidak menyerah dengan mengadakan LMDH (Lem-

23
Indra Naufal Riza, dkk, “Aspek Hukum Terhadap Penyelesaian 25 Kebayan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
Sengketa Batas Wilayah Desa Sendi di Kabupaten Mojokerto”, MIMBAR pembangunan sarana dan prasarana fisik di desa, serta melaksanakan tugas-
YUSTITIA Vol. 2 No. 2, Desember 2018, hlm. 228. tugas yang lain diberikan oleh Kepala Desa.
24
Petengan mempunyai tugas melaksanakan, memelihara, dan 26 Loc.cit., Sokeh
27
mengendalikan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat desa, Op.cit., Sumadi, 13 Mei 2020.
serta melaksanakan tugas-tugas yang lain diberikan oleh Kepala Desa.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

baga Masyarakat Desa Hutan) kepada masyarakat desa mentara TOKDAM itu di Kodam V Brawijaya Surabaya. Ta-
Sendi walau tetap ditolak. Situasi tersebut mengakibatkan pi yang memegang waktu pemetaan itu dari Adm. Malang.
permasalahan tanah ini menjadi sangat rumit. Karena pejabat-pejabat tidak ada kompromi dengan masyara-
Walhi mendukung adanya desa adat Sendi untuk kat,masyarakat meminta TOKDAM, kita diantarkan ke se-
menjaga alam seperti yang diungkapkan oleh Rere Chris- latan. Terus yang dari TOKDAM sendiri mengajak ke utara.
tanto: Ya, tidak ketemu. Kita tidak mau diakali lagi. Namun, peta
“Wilayah desa Sendi yang merupakan kawasan desa Sendi tahun 2000 masih ada yakni peta tanah desa yang
hutan rakyat sangat perlu dilindungi agar menjaga keberl- dikuasai oleh Perhutani. Kemudian peta desa Pacet ada epah
angsungan kehidupan baik hayati maupun non hayati. Ma- (hak erfpacht)29 12 hektar ini. Di Epah, tanah epah (hak erf-
ka dari itu, masyarakat desa Sendi didukung penuh oleh pacht)itu merupakan peninggalan Belanda. Tapi juga diku-
Walhi Eknas Pusat karena menariknya membangun lingku- asai oleh Perhutani yang sebenarnya sudah masuk peta desa
ngan. Jadi kerja sama dengan Walhi Eknas Pusat itu untuk Pacet. Berarti, Perhutani asal ada tanah kosong, ditanami. Di-
membantu menguatkan masalah lingkungan karena kewe- suruh menunjukkan peta tidak mau, disuruh menunjukkan
nangannya bekerja sama dengan kementerian LHK.”28 yang asli (peta desa Sendi) itu yang mana? Sempat kami di-
Pada tahun 2004, masyarakat desa Sendi menda- panggil ke Polrestabes Mojokerto dengan laporan penyero-
pat bantuan bibit kopi dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa botan tanah. Bahkan dua kali dipanggil dengan anggota de-
Timur sebanyak 80 ribu bibit dan ditanam di kawasan gan- wan pada saat itu Pak Saiful Fuad, Bu Ani Masnunah, Pak
jaran ngelaos. Kopi yang ditanam oleh masyarakat kemu- Sutoyo mendukung FPR (Forum Perjuangan Rakyat).30
dian diproduksi menjadi olahan kopi bubuk. Namun, pro- Mediasi itu tidak ada titik temu. Perhutani berani
duksi kopi tersebut tidak dijual untuk umum. Tetapi, lambat melepas desa Sendi kalau ada tukar guling.31 Maksud dari
laun perkembangan konsumen kopi mulai ditujukan untuk tukar guling itu adalah ganti rugi tanah ijon. Tukar guling pe-
umum, seperti pengunjung wisata. Sehingga tanaman kopi merintah desa atau pemerintah kabupaten mempunyai tanah
semakin sedikit. Hal tersebut membuat perangkat desa Sen- yang akan ditukar dengan kawasan milik perhutani, setelah
di mengajukan bibit kopi kembali ke pemerintah lewat tukar guling, barulah desa Sendi dilepas. Karena tanah terse-
WALHI sebanyak 50 ribu kopi. but digunakan masyarakat untuk mencari nafkah, terutama
Pengajuan kembali kopi tersebut bukan tanpa ala- masyarakat yang ingin membuka lapangan kerja seperti
san. Pasalnya pada tahun itu desa Sendi memulai perbaikan membuka warung atau rest area di desa Sendi. Jika ada ma-
ekonomi dengan membangun wisata alam, bumi perkema- syarakat yang ingin keluar desa dan mencari rejeki dengan
han, dan warung-warung atau rest area. Kegiatan perbaikan membuka warung ternyata sukses daripada petani dan buruh
ekonomi itu mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait tani. Karena jaraknya yang jauh dari Kota Batu membuat pe-
dan Pemerintah kabupaten 80% serta Pemerintah Provinsi ngunjung sering beristirahat untuk makan, istirahat, mendi-
juga mendukung melalui sarana prasarana pariwisata. De- nginkan mesin kendaraan. Dari situlah banyak pendatang
ngan adanya kegiatan tersebut, pemerintah dapat membuka yang mengunjungi desa Sendi. Selain itu, masyarakat juga
pekerjaan bagi pemuda-pemuda dan bisa membangun lapa- mampu menyikapi situasi tersebut dengan membuat wisata-
ngan pekerjaan lainnya. wisata selfie seperti Sendi Adventure, Wet Sendi, dan lain-
Namun, kegiatan tersebut mendapat kendala me- lain.
ngenai luas wilayah. Pada tahun 2004, masyarakat desa Pada tahun 2007, terjadi lagi pertentangan masyara-
Sendi mulai bersentuhan dengan perhutani melalui jalur hu- kat desa Sendi dengan Perhutani, mengenai perizinan war-
kum. Dimana titik permasalahannya adalah peta desa yang ung. Hal tersebut termasuk urusan organisasi itu sendiri tidak
merupakan dasar dari identitas wilayah, terlebih dalam uru- ada izin dari Perhutani. Saya sering ditekan oleh Perhutani
san tata wilayah pedesaan dan perkotaan. Karena pada ta- bahwa harus bekerja sama dengan Perhutani, namun tidak
hun itu sedang dilakukan penataan wilayah desa di kabu- mau. Memang dari seluruh kawasan Mojokerto hanya Sendi
paten Mojokerto. Alhasil, terjadilah perbedaan pendapat yang tidak mau bekerja sama dengan Perhutani. Saya waktu
antara masyarakat desa dengan perhutani yang selanjutnya itu dicap “Patak Bang”.32 waktu diskusi di Polres. Jawaban
di tempuh melalui jalur hukum. saya jelas kok, saya tidak mau menjadi budaknya Perhutani
Menurut peta aslinya, desa Sendi itu tidak sampai terus-menerus karena rakyat kita sudah lelah dan kemiskinan
pada Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo. Sebenar- di hutan sudah banyak gara-gara Perhutani. Karena apa?
nya yang diklaim oleh masyarakat adalah wilayah yang ter- Karena pohon pinus itu kalau umurnya 35 tahun panjangnya
dapat makam sebagai bukti bahwa desa Sendi itu ada. Na- 12 meter yang masuk ke negara hanya 2 meter, yang 10 meter
mun, Perhutani tidak bisa menunjukkan peta tersebut. tidak karuan. Itu yang saya tentang terus. Kok semisal 12
Maka, mereka akan memiliki lahan itu. Peta desa Sendi meter untuk negara, masyarakat 2 meter, sisanya untuk yatim
yang asli masih disimpan oleh Perhutani. Karena peta terse- piatu dan orang miskin saya tidak akan komplain. Saya hi-
but masih diserahkan Government of Java kepada mereka. tung-hitung, Perhutani tidak mempunyai rasa kemanusiaan,
Selain itu, ada TOKDAM (Peta Perang) yang disimpan di hanya menghidupkan lembaganya sendiri. Padahal sekarang
Adm. Malang. Kalau ada, masyarakat bisa mengerti wila- sumber daya alam itu penting. Harapannya presiden membuat
yah pertahanan ketika tejadi Agresi Militer II mengenai PS itu maksudnya Perhutani tidak ikut campur masyarakat
wilayah yang dibumihanguskan, yakni desa Sendi. Jadi, do- diberikan kekuasaan untuk mengelola hutan selama 35 tahun.
kumen desa pada saat itu masih ada di Adm. Malang. Se- Banyak contoh seperti Jawa Barat, Jawa Tengah yang sudah

28 30
Rere Chistanto, Direktur WALHI Jawa Timur, Wawancara, 16 Oktober Kardono, BPD Desa Sendi, Wawancara, 6 Oktober 2020.
31
2020. Tukar guling artinya menukar barang dengan tanpa menambah uang.
29
Hak Erfpacht merupakan hak guna usaha atau hak keberadaan untuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, edisi ketiga, hlm.
menikmati sepenuhnya tanah kepunyaan pihak lain. Boedi Harsono, 1217.
32
Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Patak Bang merupakan sebutan Perhutani untuk orang atau kelompok
Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta: Djambatan, 1997, hlm. 59. masyarakat yang sulit diatur (keras kepala).
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

berjalan, Jawa Timur masih kecil. Yang masuk PS: Padusan jaya (Malang) juga Pidia Gama (Malang) dan UGM (Yog-
72 Ha, Penanggungan 300 Ha, Malang Selatan 600 Ha, yakarta). Dukungan juga diberikan kepada desa Sendi oleh
Jombang juga ada sekitar 200 Ha. Jawa timur masih kecil komunitas-komunitas seperti WALHI yang mendukung dari
sedangkan Jawa Tengah sudah selesai.33 awal per-juangan tahun 2000 sampai sekarang.
“Saya dilaporkan lagi oleh Perhutani ke Polres de- Nur Hidayati selaku Direktur EKNAS WALHI
ngan tuduhan merambah hutan dan penyorokan lahan. Saya menjelaskan alasan mendukung desa Sendi sebagai desa adat:
di PHP sampai 2008 saya menyatakan sikap bahwa kalau “Masyarakat adat adalah bagian yang tidak terpisah-
saya dituduh merambah dan menyorok, saya kira kurang kan dari sejarah bangsa Indonesia. Sehingga keberadaannya
pas. Karena tanah Sendi sesuai dengan asal usul sejarah itu serta hak-hak yang melekat pada diri komunitas masyarakat
bukan milik Perhutani melainkan milik rakyat. Tapi Perhu- adat itu wajib dilindungi oleh negara dan diakui oleh negara.
tani pada tahun 1969 mulai menguasai ditugaskan oleh Sebenarnya perlindungan dan pengakuan atas keberadaan
negara menggarap tanah itu (sendi) yang tak bertuan. Tapi dan hak-hak masyarakat adat itu sudah tercantum di dalam
tidak ada jual beli, kalau bicara jual-beli pada tahun 1931- Undang-Undang Dasar 1945. Sampai saat ini, pemerintah
1932 itu tidak ada karena masih zaman Pemerintahan Kolo- belum sepenuhnya melaksanakan amanat dari konstitusi,
nial Belanda belum ada Perundang-Undang Pertanahan. kebijaksanaan-kebijaksanaan lokal dan pengetahuan lokal-
Saya menyatakan tegas dan saya menjawab waktu di Polres nya sangat penting di dalam upaya mewujudkan pengelolaan
tahun 2007. Undang-Undang Tanah kita pada tahun 1958 sumber daya alam yang adil dan lestari. Karena pertama,
dan 1960 akhir itu pengukuhan. Kalau Undang-Undang kami lihat dari sisi pengetahuan yang dimiliki masyarakat
Pertanahan 1958 dan 1960 tanah itu masih berkulit dan adat itu sejalan dengan keberlangsungan lingkungan dan
belum ada sertifikat belum ada Petok D .34 Maka, masih pengelolaan sumber daya alam yang lestari. Kedua, saat ini
menjadi tanah negara untuk seluruh Indonesia.” menghadapi suatu kondisi bencana ekologis di Indonesia dan
“Kenapa kalau Sendi itu bicara masalah tanah be- ini yang membuktikan bahwa model pengelolaan yang sela-
lum ada sertifikatnya atau belum ada Petok D nya dikatakan ma ini dilakukan pemerintah itu tidak sejalan dengan prinsip
bahwa itu jual-beli? Saya kira kurang pas tidak sesuai kalau berkelanjutan. Sehingga penting bagi kita untuk melihat kem-
dibahas tahun sekarang, tahun sudah merdeka sudah me- bali praktik-praktik terbaik yang dimilik oleh komunitas ma-
nyalahi aturan dan melanggar termasuk kode etik tata perta- syarakat adat untuk kemudian ini diterapkan secara menye-
nahan kalau peraturan 1931-1932 masih hidup. Saya me- luruh di seluruh Indonesia. WALHI, Masyarakat dan Peme-
nyatakan kalau itu sudah tidak berlaku, jawabannya Perhu- rintah berkomitmen mengawal, mewujudkan Hak Masyara-
tani tetap berlaku karena dia diutus oleh negara. Saya ja- kat Adat Sendi untuk mendapatkan wilayah kelola rakyat.
wab: Oke, kalau Perhutani mengolah iya tapi memiliki ti- Perlindungan Rimba berbasis Masyarakat Adat, Sendi meru-
dak. Karena Perhutani sendiri tidak mempunyai sertifikat pakan satu-satunya di Kawasan Kabupaten Mojokerto. Ma-
sama dengan orang sini. Jadi Perhutani diprasarana oleh ne- syarakat Adat Sendi adalah salah satu Penjaga Rimba Ter-
gara menguasai untuk mengelola tidak menguasai untuk akhir di Jawa Timur.”37
memiliki. Itu masih mulut kita, kita memiliki bukti itu ka- Selain beberapa bantuan di atas, masyarakat desa
rena mbah-mbah kita asalnya dari situ (Sendi).” Sendi juga memperjuangkan tanah kelahiran mereka dengan
“Saya menyatakan sikap bahwa kalau dihitung ke- menetapkan aturan yang melarang warganya untuk memper-
kuasaan, yang punya kekuasaan itu rakyat bukan Perhu- julbelikan tanah kepada orang luar masyarakat adat mereka.
tani. Akhirnya diambil pihak Polres tahun 2007-2008 men- Hal ini sebagai upaya untuk mempertahankan kelestarian ka-
tok dan melakukan hearing konsolidasi, pihak Perhutani, wasan hutan terhadap ancaman eksploitasi yang mungkin
pihak Sendi, Kapolda, Kapolres, dan Bupati, Ketua DPR akan dilakukan oleh pihak-pihak luar. Masyarakat desa Sendi
Mojokerto termasuk kelurahan dan kecamatan dikontrol juga berjuang dengan memperkuat tradisi mereka seperti ngi-
Pemprov Jatim saat itu ternyata bahwa Perhutani tidak bisa deri kampung (mengelilingi kampung) yang dilakukan oleh
memiliki Sendi, masyarakat juga belum punya kepemilikan kepala desa atau tokoh masyarakat yang dilaksanakan pada
karena Status Quo.35 Status quo itu tidak bisa diduduki kan malam hari jumat legi dengan membaca mantra atau wirid
tanah sengketa. Terus saya keluar dari hearing memutuskan sambil berjalan mengelilingi kampung, dan ritual Ngangsu
kerja sama dengan partai-partai termasuk PDIP, Golkar dan Banyu Waras yang dilakukan setiap hari jumat wage di kali
lain sebagainya. Saya masuk ke ranah politik tepatnya ke atau sungai Tabut dengan menaruh air dalam cukil atau bom-
pansus DPRD Mojokerto tahun 2008-2009. Akhirnya hasil bing.38 dengan maksud untuk menjaga kelestarian seluruh
dari Pansus menyatakan bahwa 68,5 tetap tanah garapan, kawasan desa dan sumber mata air meraka.39
11,7 tetap lahan pedesaan, 86 tetap hutan kerakyatan sama Sedangkan, perhutani kerap menggunakan alasan
dengan kesepakatan awal maka rekomendasi pansus jaman wilayah hutan di Jawa sudah berada di bawah angka 30%,
Pak Achmadi ditinggal mencalonkan Gubernur namun ka- merupakan alasan yang cukup kuat bagi Perhutani untuk ti-
lah akhirnya rekomendasinya gantung.”36 dak melepaskan wilayah kuasanya. Namun, ketika melihat
Banyak dari pihak-pihak akademisi yang mendu- fakta sosial saat ini di desa Sendi, alasan tersebut menjadi le-
kung seperti UNAIR yang sangat gigih dalam mendukung mah. Faktanya, rakyat lebih mampu menjaga fungsi ekologis
Sendi, bahkan pembuatan Peraturan Desa (PerDes) dilaku- suatu kawasan tanpa harus merusak ekosistem di kawasan
kan oleh mereka. Tidak hanya itu, ada Universitas Brawi- tersebut.

33
Loc.cit., Supardi
34
Petok D merupakan surat kepemilikan tanah sebelum Undang-Undang 38
Cukil atau bombing memiliki makna yang sama dengan kendi yaitu wadah
Pokok Agraria (UUPA). untuk menampung air.
35
Status Quo berasal dari bahasa latin, artinya keadaan tetap sebagaimana 39
http://walhijatim.or.id/2018/05/keterlitaban-masyarakat-adat-dalam-
keadaan sekarang atau sebagaimana keadaan sebelumnya.
36 pengelolaan-hutan-studi-kasus-wilayah-sendi-mojokerto/diakses 8
Loc.cit., Supardi.
37 November 2020.
Nur Hidayati, Direktur EKNAS WALHI, Wawancara, 16 Oktober 2020.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) 1.09 Ha, begitu yang disampaikan oleh Kasatreskrim Polres
Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Ad- Mojokerto dalam acara Sosialisasi Hukum Bersama-sama
ministrasi Pemerintahan, nama desa Sendi tidak termasuk dengan Koramil Mojokerto yang dilaksanakan pada tanggal
dalam 299 desa dan 5 kelurahan di Kabupaten Mojokerto. 10 Desember 2007 di Dusun Pacet Selatan. Hasil dalam sosi-
Hal ini yang menyebabkan terjadinya perjuangan masya- alisasi hukum ini, Polres Mojokerto dan Koramil memberi-
rakat desa adat Sendi yang menginginkan kembali Sendi se- kan peringatan kepada Penduduk Desa Sendi untuk mengo-
bagai sebuah “desa”. Sekarang, desa Sendi termasuk dalam songkan lahan sengketa dengan membongkar rumah mereka
3 dukuh di dusun Pacet Selatan Kecamatan Pacet Kabu- dalam waktu 10 hari. Meski dalam kenyataannya, sampai saat
paten Mojokerto.40 ini masih banyak dan bertambah banyak rumah-rumah di
Perjuangan masyarakat desa Sendi memuncak wilayah Sendi. Namun, hasil dari mediasi tersebut dianggap
ketika melakukan aksi menyambangi DPRD dan Pendopo berpihak kepada Perhutani. Sehingga masyarakat desa Sendi
Kabupaten Mojokerto pada 1 Agustus 2018. Dalam aksi ini, menolak hasil mediasi itu.44
masyarakat desa Sendi datang dengan seperangkat identitas Kemudian, upaya yang dilakukan oleh pemerintah
adat yang terbingkai dalam budaya berkarakter khas adat kabupaten Mojokerto dengan memberikan rekomendasi me-
Sendi. Mereka mendatangi Pemkab dan DPRD dengan lalui pansus DPRD Mojokerto. Pansus DPRD Mojokerto ber-
membawakan tumpeng, lengkap dengan seluruh sesaji. Se- sama masyarakat desa Sendi melakukan kerja sama. Hasil
lain itu, terdapat seserahan berupa polo pendem.41 Selain kerja sama tersebut yakni, 68,5 Ha tetap menjadi tanah gara-
tumpeng, masyarakat desa Sendi menyiapkan delapan peti pan, 11,7 Ha tetap menjadi lahan pedesaan, dan 86 Ha men-
utama sebagai “Gawan” atau oleh-oleh para pembesar jadi hutan kerakyatan. Hasil tersebut kemudian disampaikan
Pemkab serta institusi DPRD Mojokerto. Peti-peti berka- ke Bupati Mojokerto untuk diwujudkan menjadi rekomendasi
rakter bukan berisi harta karun, melainkan pusaka yang yang akan dikirim ke pemerintah propinsi Jawa Timur. Na-
menjadi karakter masyarakat desa Sendi yang sangat ber- mun, Bupati Achmadi mencalonkan diri sebagai Calon Gu-
harga. Berisi sebuah sajak cerita, hak asal-usul, catatan ke- bernur Jawa Timur sehingga rekomendasi tersebut tidak di-
lembagaan, norma, silsilah adat, kearifan dan pengetahuan realisasikan.
kolektif tentang bagaimana hidup beradab dan berbudaya, Pada tahun 2008 sampai 2009 tidak ada aksi dari
antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam, pemerintah kabupaten untuk mengakomodasi masalah seng-
manusia dengan alam roh dan manusia dengan tuhannya. keta tersebut. Hingga pada tahun 2010, Mbah Demang ber-
Selain harta pusaka, peti kedua berisi pengetahuan dan jejak sama bekerja sama dengan Walhi Eknas Pusat untuk mengu-
asal usul. Serta disiapkan laporan perkembangan masya- sulkan kepada pemerintah kabupaten Mojokerto agar desa
rakat adat Sendi dalam 6 bulan hingga 1 tahun terakhir. Sendi dijadikan desa adat. Maka, desa Sendi didukung oleh
Kemudian peti ketiga, berisi tentang contoh-contoh produk Walhi Eknas Pusat karena menariknya membangun lingku-
pengetahuan dan produk kebijakan. Dokumen-dokumen itu ngan. Jadi kerja sama dengan Walhi Eknas Pusat untuk mem-
berisi mengakui dan melindungi masyarakat hukum adat di bantu menguatkan masalah lingkungan karena kewenangan-
seluruh Indonesia. Terakhir, peti keempat berisi usulan nya bekerja sama dengan kementerian Lingkungan Hutan dan
(draft) terkait naskah akademik dan Raperda PENGAKU- Kehutanan. Namun, usulan tersebut belum menemukan titik
AN DAN PERLINDUNGAN Masyarakat Hukum Adat terang karena kedua pihak masih bersitegang, sehingga me-
Sendi.42 nyulitkan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini.
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Mo-
C. UPAYA-UPAYA PEMERINTAH GUNA jokerto untuk mengatasi konflik sengketa tanah mulai menda-
MENYELESAIKAN SENGKETA TANAH DESA patkan titik cerah ketika Bapak Mustofa Kamal Pasha men-
SENDI jabat menjadi Bupati Mojokerto untuk periode kedua. Pada
Konflik sengketa tanah desa Sendi semakin me- tahun 2017, beliau memberikan rekmendasi kepada desa Sen-
manas hingga pemerintah ikut andil dalam penyelesaian di untuk dijadikan sebagai “desa”. Namun, hal tersebut me-
masalah tersebut. Pasalnya, pihak desa dan pihak Perhutani ngalami hambatan dikarenakan jumlah penduduk Sendi tak
memiliki teguh pendirian masing-masing. Kemudian pada memenuhi syarat. Pengajuan Sendi menjadi sebuah desa di-
tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Se- tolak oleh Pemprov Jatim. Alasannya, jumlah penduduk Sen-
kretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Mojokerto menya- di dianggap tak memenuhi syarat minimal untuk menjadi
rankan kepada Bupati Mojokerto untuk melibatkan aparat sebuah desa baru. Persyaratan tersebut, diatur dalam UU RI
hukum karena menganggap kegiatan penduduk desa Sendi No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Jumlah minimal penduduk
adalah perambahan hutan. Sebagaimana tertuang dalam Sendi saat diusulkan tak sampai 6000 jiwa. Ternyata jumlah
(Laporan tanggal 02 Maret 2006 No. Pol:SKTL/83/III/- masyarakat desa sendi secara keseluruhan saat itu masih 68
2006/Res Mjk) yang selanjutnya disidik sebagai tindak pi- KK atau 668 jiwa. Akhirya desa Sendi tidak bisa diajukan
dana perambahan hutan. Laporan ini ditujukan kepada war- sebagai desa.
ga desa Sendi oleh Perhutani ke Kepolisian Resort (Polres) Kemudian para warga desa yang tergabung dalam
Mojokerto.43 Forum Perjuangan Rakyat (FPR) Sendi dan pemerintah ber-
Berbagai upaya perdamaian dilakukan oleh Polres koordinasi dengan Eknas WALHI Pusat dan Kementerian
Mojokerto, salah satunya dengan mediasi dan melakukan LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Hasil dari kordi-
pengukuran ulang yang dilaksanakan oleh Kodam V Brawi- nasi tersebut memutuskan bahwa Sendi belum waktunya di-
jaya. Hasil dari pengukuran tersebut tanah Sendi tersisa masukkan ke ranah desa. Akhirnya rujukan terakhir dimasuk-

40
Loc.cit., Sucipto. pengesahan-masyarakat-hukum-adat-sendi-sebagai-upaya-melindungi-
41
Polo pendem adalah makanan tradisional Jawa yang diambil dari dalam rimba-terakhir,diakses 14 januari 2020)
43
tanah seperti umbi-umbian yaitu ketela pohon, singkong, ketela rambat Loc.cit, Indra Nurul Riza, hlm. 227
44
atau telo, mbothe atau talas, bentol dan kacang tanah. Loc.cit., Supardi.
42
WahyuEka,2018, (https://www.walhi.or.id/perlindungan-dan-
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

kan hukum adat dan masyarakat adat. Tujuan dimasukkan Perangkat - Pendidikan budi pekerti dan pola
ke ranah desa adat. Karena di Mojokerto harus mempunyai Norma asuh anak
wilayah untuk pertahanan kelestarian hutannya, buminya. - Tradisi menyambut kelahiran ja-
Jangan sampai diperjualbelikan, generasi penerus nanti di- bang bayi, mitoni.
geser oleh orang atau lembaga yang tidak peduli kepada - Tradisi “Basuhan Satriyo Wa-
lingkungan. yah”, yaitu tradisi persiapan re-
Untuk sekarang, Sendi masih bertahan dengan di- maja menuju dewasa sebagai ge-
tangani Kepala Desa Pacet dibuatkan Peraturan Desa (Per- nerasi penerus.
des) mulai tahun 2020 ini. Mengenai tanah ganjaran di - Tradisi upacara perkawinan.
ngelaos. Tanah sendi yang masih resmi dengan jumlah 212 - Tradisi ritual kematian.
Ha sekarang tinggal 21 Ha. Tanah ganjaran itu luasnya 6 - Tradisi ritual khusus kala ger-
Ha masih termasuk tanah milik Sendi. Sedangkan tanah hana (bulan dan matahari).
yang masih sengketa itu sampai Dukuh Gotekan, 212 Ha itu - Tradisi “memasak jenis kuliner
yang diakui 21 Ha. tertentu” menyambut hari besar.
Setelah koordinasi tersebut, pemerintah Kabupa- - Ritual “ruwatan sumber, hutan
ten melalui Bupati Mustofa Kamal Pasa memberikan we- dan putukan” yang khas.
wenang kepada Bapak Sucipto selaku pelaksana tugas - Tradisi besyukur tanam dan hasil
kepala desa Sendi untuk menyiapkan beberapa dokumen petik hutan.
pengajuan desa adat kepada pemerintah Provinsi Jawa Ti- - Tradisi dan sebutan membantu
mur. Dokumen pengajuan desa adat Sendi sebagai berikut: tetangga yang punya hajatan
1. Prasyarat Desa Adat Sendi (khususnya ngunduh mantu).
Syarat - Tradisi upacara “ritual khusus”
Temuan/Data/Fakta/Keterangan tiap tahun dalam rangka besih
Penetapan
Memiliki - Falsafah tentang SENDI sebagai de-sa/sedekah bumi.
perasaan nilai hidup. SENDI hidup alam - Aturan terkait memberikan sank-
bersama terjaga dan leluhur merestui. si kepada orang yang berbuat
dalam - Telah bermukim di desa Sendi asusila dan melanggar kesepaka-
kelompok sebelum negara Indonesia tan adat, misal mencuri buah di
merdeka. lahan tetangga dan hasil panen
- Pohon sosial dan jaringan keke- lainnya.
luargaan turun temurun. - Tata cara penyambutan tamu.
- Sebutan dan tata cara mengum-
- Memiliki ”Sayan” sebagai hu-
pulkan forum pertemuan.
kum tak tertulis untuk membantu
- Tata cara melaksanakan kenduri,
tetangga/keluarga.
ritual tahunan dan bebagai jenis
- Terdapat bentuk kerukunan da-
acara “ruwatan”.
lam merawat mata air, merawat
- Kesepakatan tidak boleh menjual
hutan, menjaga kawasan situs ke-
tanah hutan dan pemukiman.
ramat.
- Jenis hukuman bebeda-beda tiap
- Terdapat kesepakatan dilarang tahap bentuk pelanggaran sosial
menjual tanah hutan dan tanah
dan adat baik tertulis maupun
tinggal (pemukiman).
tidak tertulis.
- Terdapat iuran bersama terkait
hasil hutan mata air, bumi perke-
- Gugur gunung pada waktu ter-
tentu untuk merawat saluran air,
mahan, situs keramat, dll.
mata air, bumi perkemahan, situs
Pranata - Ada nama dan bagian posisi me- keramat, dll.
Pemerintah nyidangkan perkara pelanggaran
Sumber :Identifikasi Pra Syarat Desa Sendi 2019.
an Adat adat.
2. Undang-Undang
- Ada nama sidang dan fungsi per- Keputusan Pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk
sidangan penetapan upacara ritu-
menetapkan desa Sendi sebagai desa adat berdasarkan Un-
al tahuan.
dang-Undang Republik Indonesia Normor 6 Tahun 2014
Harta - Peninggalan benda gerabah alat Tentang Desa sebagai berikut:
Kekayaan rumah tangga. a. BAB XII Ketentuan Khusus Desa Adat Bagian
dan atau - Pusaka kawasan yang berbentuk Kesatu Penataan Desa Adat
Benda Adat situs dan putukan keramat. - Pasal 96
- Alat/metode berburu dan berta- Pemerintah; Pemerintah Daerah Prvinsi; dan Pemerin-
han di kawasan hutan. tah Daerah Kabupaten/Kota melakukan penataan kesatuan
- Makam leluhur, putuk, situs masyarakat hukum adat dan ditetapkan menjadi desa adat.
yang ditinggikan masyarakat. - Penjelasan
- Mata air, hutan dan jenis kawa- Penetapan kesatuan masyarakat hukum adat dan desa
san yang diyakini tak terpisahkan adat yang sudah ada saat ini menjadi desa adat hanya untuk 1
dengan leluhurnya. (satu) kali.
- Kekayaan tak benda : kesenian - Pasal 97
khas, kebudayaan khas.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

(1) Penetapan desa adat sebagaimana dimaksud dalam Pa- d. Putusan Nomor 35/PUU-X/2012 tentang Pengujian Un-
sal 96 memnuhi syarat: dang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
a. Kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisi- - Pasal 98
onalnya secara nyata masih hidup, baik yang bersifat (1) Desa adat ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupa-
teritorial, genealogis, maupun yang bersifat fungsio- ten/Kota.
nal; (2) Pembentukan desa adat setelah penetapan desa adat se-
b. Kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisi- bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
onalnya dipandang sesuai dengan perkembangan ma- memperhatikan faktor penyelenggaraan Pemerintahan
syarakatnya; dan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan ke-
c. Kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisi- masyarakatan desa, serta pemberdayaan masyarakat de-
onalnya sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Repu- sa, dan sarana prasarana pendukung.
blik Indonesia. - Penjelasan
(2) Kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisi- Ayat (1) yang dimaksud dengan “penetapan desa adat”
onalnya yang masih hidup sebagaimana dimaksud pa- adalah penetapan untuk pertama kalinya.
da ayat (1) huruf a harus memiliki wilayah dan paling Ayat (2) cukup jelas.
kurang memenuhi salah satu gabungan unsur adanya: - Pasal 99
a. Masyarakat yang warganya memiliki perasaan bersa- (1) Penggabungan desa adat dapat dilakukan atas prakarsa
ma dalam kelompok; dan kesepakatan antar desa adat.
b. Pranata pemerintahan adat; (2) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memfasilitasi pe-
c. Harta kekayaan dan/atau benda adat; dan atau laksanaan penggabungan desa adat sebagimana dimak-
d. Perangkat norma hukum adat. sud pada ayat (1).
(3) Kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisi- - Penjelasan
onalnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b Cukup jelas.
dipandang sesuai dengan perkembangan masyarakat - Pasal 100
apabila: (1) Status desa dapat diubah menjadi desa adat, kelurahan
a. Keberadaannya telah diakui berdasarkan undang-un- dapat diubah menjadi desa adat, desa adat dapat diubah
dang yang berlaku sebagai pencerminan perkemba- menjadi desa, dan desa adat dapat diubah menjadi kelu-
ngan nilai yang dianggap ideal dalam masyarakat de- rahan berdasarkan prakarsa masyarakat yang bersang-
wasa ini, baik undang-undang yang bersifat umum kutan mealui musyawarah desa dna disetujui oleh Peme-
maupun bersifat sektoral; dan rintah Daerah Kabupaten/Kota.
b. Substansi hak tradisional tersebut diakui dan dihormati (2) Dalam hal desa diubah menjadi desa adat, kekayaan desa
oleh warga kesatuan masyarakat yang bersangkutan beralih atatus menjadi kekayaan desa adat, dalam hal ke-
dan masyarakat yang lebih luas serta tidak bertenta- lurahan berubah menjadi desa adat, kekayaan kelurahan
ngan dengan hak asasi manusia. beralih status menjadi kekayaan desa adat, dalam hal de-
(4) Suatu kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak sa adat berubah menjadi desa, kekayaan desa adat beralih
tradisionalnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) status menjadi kekayaan desa, dalam hal desa adat beru-
huruf c sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Repu- bah menjadi kelurahan, kekayaan desa adat beralih status
blik Indonesia, apabila kesatuan masyarakat hukum menjadi kekayaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
adat tersebut tidak mengganggu keberadaan Negara - Penjelasan
Kesatuan Republik Indonesia sebagai sebuah keputu- Ayat (1) Perubahan status desa adat menjadi kelurahan
san politik dan kesatuan hukum yang: harus melalui desa, sebaliknya perubahan status kelurahan
a. Tidak mengancam kedaulatan dan integritas Negara menjadi desa adat harus melalui desa.
Kesatuan Republik Indonesia; dan Ayat (2) cukup jelas.
b. Substansi norma hukum adatnya sesuai dan tidak ber- - Pasal 101
tentangan dengan ketentuan peraturan perundang-un- (1) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerin-
dangan. tah Daerah Kabupaten/Kota dapat melakukan penataan
- Penjelasan desa adat.
Ketentuan ini sesuai dengan Putusan Mahkamah (2) Penataan desa adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Konstitusi, yaitu: ditetapkan dalam peraturan daerah.
a. Putusan Nomor 010/PUU-I/2003 perihal Pengujian (3) Peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2003 tentang Peru- disertai lampiran peta batas wilayah.
bahan Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 - Penjelasan
tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabu- Cukup jelas
paten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten - Pasal 102
Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabu- (1) Peraturan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
paten Kuantan Singingi, dan Kota Batam; 101 ayat (2) berpedoman pada ketentuan sebagaimana
b. Putusan Nomor 31/PUU-V/2007 perihal Pengujian dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 14, Pasal 15,
Undang-Undang Nomr 31 Tahun 2007 tentang Pem- Pasal 16, dan Pasal 17.
bentukan Kota Tual di Provinsi Maluku; - Penjelasan
c. Putusan Nomor 6/PUU-VI/2008 perihal Pengujian Un- Cukup Jelas.
dang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pemben- c. Tentang Desa Adat Menurut UU No. 6 Tentang Desa
tukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali, dan Ka- Desa atau yang disebut dengan nama lain mempu-
bupaten Banggai Kepulauan; dan nyai karakteristik yang berlaku umum untuk seluruh Indo-
nesia. Sedangkan desa adat atau yang disebut dengan nama
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

lain mempunyai karakteristik yang berbeda dari desa pada 2. Putusan Nomor 31/PUU-V/2007 perihal Pengujian Un-
umumnya. Terutama karena kuatnya pengaruh adat terha- dang-Undang Nomor 31 Tahun 2007 tentang Pemben-
dap sistem pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya tukan Kota Tual di Provinsi Maluku;
lokal, dan kehidupan sosial budaya masyarakat desa. 3. Putusan Nomor 6/PUU-VI/2008 perihal Pengujian Un-
Desa adat pada prinsipnya merupakan warisan dang-Undang Nmor 51 Tahun 1999 tentang Pembentu-
organisasi kepemerintahan masyarakat lokal yang dipe- kan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali, dan Kabu-
lihara secara turun-temurun yang tetap dan diperjuangkan paten Banggai Kepulauan; dan
oleh pemimpin dan masyarakat desa adat agar dapat ber- 4. Putusan Nomor 35/PUU-X/2012 tentang Pengujian Un-
fungsi mengembangkan kesejahteraan dan identitas sosial dang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
budaya lokal. Desa adat memiliki hak asal usul yang lebih Namun demikian, karena kesatuan masyarakat hukum
dominan daripada hak asal usul desa sejak desa adat itu adat yang ditetapkan menjadi desa adat melaksanakan
lahir sebagai komunitas asli yang ada di tengah masyarakat. fungsi pemerintahan (local self government) maka ada
Desa adat adalah sebuah kesatuan hukum adat syarat mutlak yaitu adanya wilayah dengan batas wila-
yang secara historis mempunyai batas wilayah dan identitas yah yang jelas, adanya pemerintahan, dan perangkat lain
budaya yang terbentuk atas dasar teritorial yang berwenang serta ditambah dengan salah satu pranata lain dalam ke-
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa ber- hidupan masyarakat hukum adat seperti perasaan ber-
dasarkan hak asal usul. Pada dasarnya kesatuan masyarakat sama, harta kekayaan, dan pranata pemerintahan adat.
hukum adat terbentuk berdasarkan tiga prinsip dasar, yaitu Berdasarkan dokumen tersebut di atas, dapat disim-
genealogis, teritorial, dan/atau gabungan genealogis dan pulkan bahwasannya penetapan desa Sendi sudah berlandas-
teritorial. Yang diatur dalam undang-undang ini adalah ke- kan hukum serta diakui oleh pemerintah Kabupaten Mojo-
satuan masyarakat hukum adat yang merupakan gabungan kerto sebagai desa adat guna memelihara kawasan hutan yang
antara genealogis dan teritorial. Dalam kaitan itu, negara perlu dijaga untuk generasi penerus.
mengakui dna menghormati kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan D. DAMPAK SENGKETA TANAH DESA SENDI
sesuai perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Ke- 1. Dampak Sosial
satuan Republik Indonesia. a. Konflik Sosial
Implementasi dari kesatuan masyarakat hukum Konflik ialah gejala sosial yang selalu ada pada kehi-
adat tersebut telah ada dan hidup di wilayah Negara Kesa- dupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya kon-
tuan Republik Indonesia, seperti hutan/nagori di Sumatera flik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, di-
Utara, gampong di Aceh, nagari di Minangkabau, marga di mana saja dan kapan saja. Dari hasil wawancara dengan Ba-
Sumatera Selatan, Tiuh atau Pekon di Lampung, Desa Pak- pak Sumadi, penulis mendapatkan informasi bahwa,
raman/Desa Adat di Bali, Lembang di Toraja, Banua dan “Pada saat itu masyarakat sudah memiliki kesan ke-
Wanua di Kalimantan, dan Negeri di Maluku. Dalam per- pada Perhutani bahwasannya lembaga itu seperti Belanda
kembangannya, desa adat telah berubah menjadi lebih dari yang ada di Indonesia yang menjajah masyarakat. Makanya
1 (satu) desa adat; 1 (satu) desa adat menjadi desa; lebih ketika Perhutani mengajak masyarakat desa Sendi untuk me-
dari 1 (satu) desa adat menjadi desa; atau 1 (satu) desa adat ngikuti program PHBM (Pengelolaan Sumber Daya Hutan
yang juga berfungsi sebagai 1 (satu) desa/kelurahan. Bersama Masyarakat), para warga tidak menanggapi dengan
Oleh karena itu, undang-undang ini memungkin- serius bahkan malas untuk mengikuti program tersebut. Ke-
kan perubahan status dari desa atau kelurahan menjadi desa mudian Perhutani masih bersikeras untuk mengajak masya-
adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkem- rakat desa Sendi untuk mengikuti LMDH (Lembaga Masya-
bangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik rakat Desa Hutan), tetapi masyarakat bersikukuh tidak me-
Indonesia atas prakarsa masyarakat. Demikian pula, status ngikuti kegiatan tersebut. Karena masyarakat merasa bahwa
desa adat dapat berubah menjadi desa/kelurahan atas pra- nanti keuntungan dari program-program itu hanya untuk Per-
karsa masyarakat. hutani saja, sedangkan masyarakat tidak mendapatkan apa-
Penetapan desa adat untuk pertama kalinya berpe- apa dari kegiatan itu.”45
doman pada ketentuan khusus sebagaimana diatur dalam Dalam pengertian lain, fenomena ini dianalisis meng-
Bab XII Undang-Undnag ini. Pembentukan desa adat yang gunakan teori moral ekonomi pertanian James C. Scoot me-
baru berpedoman pada ketentuan sebagaimana diatur dalam nekankan terhadap etika subsistensi yang berarti perspektif
Bab II Undang-Undang ini. Penetapan desa adat sebagai- petani menghadapi keadaan,46 teori Dahrendorf yang menya-
mana dimaksud di atas, yang menjadi acuan utama adalah takan adanya konflik secara struktual antara kelompok semu
Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, yaitu: (quasi group) atau “sejumlah pemegang posisi dengan kelom-
1. Putusan Nomor 010/PUU-I/2003 perihal Pengujian pok kepentingan yang sama.47 Teori fungsi konflik Lewis. A.
Undang-Undang Nomr 11 Tahun 2003 tentang Peru- Coser, yang menyatakan pertama, adanya konflik-konflik re-
bahan atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 alistis yakni adanya rasa kekecewaan antara masyarakat de-
tentang Pembentukan Kabupaten, Pelalawan, Kabu- ngan Perhutani. Kedua, munculnya lembaga katup penyela-
paten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten mat sehingga konflik dapat diminimalisir. Ketiga, konflik da-
Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabu- pat meningkatkan kohesi internal dimana kapasitas masya-
paten Kuantan Singingi, dan Kota Batam; rakat dalah usaha menyelesaikan konflik meningkat dan ter-
kendali sesuai proses hukum.
2. Dampak Ekonomi

45 47
Loc.cit., Sumadi. Dahrendorf, 2004, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media,
46
James C. Scott, 1994, Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan hlm.156.
Subsistensi di Asia Tenggara (Terj.), Jakarta:LP3ES, hlm. 44.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

Menurut Bapak Kardono, dampak ekonomi dari ju-ga untuk lebih mengenal alam kepada anak turun kita nan-
konflik sengketa tanah desa Sendi terhadap kesejahteraan ti.”50
masyarakat sebagai berikut: Pasca terjadi konflik sengketa tanah desa Sendi, ma-
“Pembangunan sarana pendukung warga seperti ti- syarakat banyak membuka peluang pekerjaan baru, seperti
ang listrik dan PDAM sebenarnya tidak mendapat duku- Pedagang Nasi Kuning yang merupakan makanan khas Sen-
ngan dari berbagai pihak. Cuma dulu mengajukan ke Adm. di, Karyawan Wisata, Penjual Buah dan Sayur, Karyawan
Malang dan Unit 2 Surabaya Produksi Perhutani dua kali. Bumi Perkemahan, Tukang Mebel, Jasa Selep, Jasa Listrik,
Saya berdebat keras dengan Adm. Malang. Saya mengaju- dan lain sebagainya.
kan penerangan untuk masyarakat Sendi bukan ada perso-
alan dengan masalah komplek atau sengketa tanah. Karena PENUTUP
yang saya urus, orang dimanapun di puncak gunung itu pu- A. Simpulan
nya hak penerangan. Namun, pihak Adm. Malang tidak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seja-
memberikan sarana penerangan dengan alasan karena kon- rah sengketa tanah desa Sendi dengan Perhutani KPH Pasu-
flik tanah dengan Perhutani belum selesai. Saya bukan hu- ruan Tahun 1999-2017. Penelitian ini dilaksanakan di desa
bungkan dengan tanahnya melainkan dengan orang yang Sendi Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Kehidupan
tinggal di sini. Kalau di hitung jumlah yang hanya 55 KK masyarakat desa Sendi dapat dikatakan cukup baik dari aspek
atau 137 pasangan dan warung-warung sebanyak 88 dan di- sosial, pendidikan, ekonomi.
tolak oleh Perhutani. Lalu saya ke Perhutani Propinsi Pro- Latar belakang sengketa tanah desa Sendi dengan Per-
duksi ditolak juga terus ke PLN Produksi Stroom Pusat hutani KPH Pasuruan ialah inisiatif masyarakat desa Sendi
Surabaya di ijinkan dan diberikan rekomendasi sehingga yang tergabung dengan komunitas tani budidaya ingin mene-
kembali ke Malang dengan rekomendasi pemasangan. Lalu mukan pestisida. Namun, mereka tidak memiliki tempat dika-
surat rekomendasi dari Malang datang dan diajukan ke renakan lahan yang mereka tinggal milik Perhutani yang dija-
Kabupaten selama 3 bulan masih sulit dan alhamdulillah dikan untuk hutan lindung. Selain itu, pihak perhutani juga
Pak Bupati langsung turun tangan ke rumah saya dan bes- melakukan penebangan liar terhadap wilayah hutan pohon pi-
oknya di pasangkan listriknya dan listriknya menyala serta nus dan ditanami dengan tanaman berumur pendek. Berdasar-
mengeluarkan perbup tentang Desa Adat Persiapan. Na- kan perihal tersebut, masyarakat desa Sendi membentuk Fo-
mun, kami juga mendapatkan dampak positif dengan ada- rum Perjuangan Rakyat (FPR) Sendi demi mengembalikan
nya dukungan dari pemerintah untuk memperbaiki sarana fungsi awal desa Sendi dan lahan di sekitar desa yang akan
transportasi yakni perbaikan jalan desa beserta dengan pe- dijadikan hutan kerakyatan.
ngaspalan yang termasuk dalam program kerja Pemerintah Konflik sengketa ini mengalami puncaknya pada
Kabupaten Mojokerto. Sehingga banyak pengunjung baik tahun 2004-2007. Ketika pihak Perhutani melaporkan warga
lokal maupun non lokal yang berkunjung untuk berwisata desa Sendi ke Polres Mojokerto karena tuduhan perambahan
di sini.”48 dna penyorokan tanah. Sehingga warga desa Sendi memiliki
Menurut Bapak Sanali, dampak ekonomi terhadap kesan yang negatif terhadap Perhutani. Hal itu dapat dibuk-
tingkat pendidikan masyarakat adalah, tikan dengan ketidakikutsertaan masyarakat desa Sendi da-
“Bangunan TK, SD dan TPQ mulanya bangunan lam mengikuti program dari Perhutani, seperti PHBM (Pro-
rumah yang dipinjam. Terlebih lagi, masyarakat desa Sendi gram Hutan Bersama Masyarakat) dan LMDH (Lembaga
saat itu belum memiliki keterampilan dalam membuat Masyarakat Desa Hutan).
bangku dan kursi. Alhasil masyarakat kita ajarkan keteram- Pemerintah ikut turun tangan dalam penyelesaian
pilan mebel. Selain itu, kami mengajukan bantuan ke Peme- konflik ini, yakni dengan dua cara. Pertama, pada tahun 2007,
rintah dan dikirimkan setahun kemudian. Awal mula pem- pemerintah bekerjasama aparat hukum seperti polisi dan Ko-
bangunan SDN 2 Pacet bahwasannya bangunan ini tidak ramil pada sosialisasi hukum dan pengukuran kembali luas
memiliki lahan dan mendapatkan bantuan dengan dibangun batas tanah bersama masyarakat desa Sendi dan Perhutani.
sekolah yang berisi 3 kelas. Walau tanah desa tidak punya, Hasil dari keputusan tersebut menyebutkan bahwa tanah ter-
tetap mengajukan dengan tukar gulingkan desa dengan ba- sebut menjadi kepemilikan Perhutani, sehingga masyarakat
ngunan sekolah dan ada satu orang relawan yakni Pak desa Sendi diperintahkan untuk mengosongkan wilayah desa
Tuah. Jadi untuk pembangunan lembaga pendidikan, kami mereka selama 10 hari. Namun, masyarakat tidak mengin-
bekerja sama juga dengan yayasan Goa Selarong Surabaya. dahkan perintah tersebut hingga sekarang. Kemudian, pada
Tidak hanya SD, namun juga dibangun lembaga keaga- tahun 2008 pemerintah memberikan rekomendasi kepada
maan seperti TPQ di dukuh Ngepreh. Untuk pembangunan masyarakat desa Sendi bahwa wilayah mereka dapat dikem-
TPQ sendiri mendapatkan dukungan dari NU Kabupaten balikan lagi menjadi desa. Akan tetapi rekomendasi tersebut
Mojokerto dan relawan-relawan.”49 menggantung dikarenakan Bupati saat itu mencalonkan men-
Kemudian Bapak Supardi menambahkan bahwa, jadi Gubernur. Pada tahun 2017, Pemeritah Kabupaten Mojo-
“Saya sudah 20 tahun menjabat sebagai bekel (lu- kerto mengajukan desa Sendi menjadi “desa” kembali. Ka-
rah) di sini sudah ada kemajuan dimana ada lembaga pendi- rena wilayah Pacet sendiri memerlukan pemekaran wilayah
dikan dan lembaga keagamaan, pembangunan jalan serta yang didasarkan pada jumlah penduduk yang semakin ba-
pengaspalan juga menjadi tugas berat dengan adanya tugas nyak. Namun, pengajuan tersebut tidak memenuhi syarat.
untuk memperbaiki Sendi. Sekarang desa Sendi bisa dijadi- Karena jumlah penduduk Sendi dianggap tak memenuhi sya-
kan destinasi wisata dengan adanya wisata alam seperti Wet rat minimal untuk menjadi sebuah desa baru. Persyaratan
Sendi, Sendi Adventure, dan bumi perkemahan. Itu semua tersebut, diatur dalam UU RI No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Jumlah minimal penduduk Sendi saat diusulkan tak sampai

48 50
Loc.cit, Kardono. Loc.cit., Supardi.
49
Sanali, Kepala Sekolah SDN 2 Pacet, Wawancara, 12 Oktober 2020.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

6000 jiwa. Ternyata jumlah masyarakat desa sendi secara Desa Adat Sendi Kabupaten Mojokerto.
keseluruhan saat itu masih 68 KK atau 347 jiwa. Akhirya
Sendi tidak bisa diajukan sebagai desa. Akhirnya pengajuan B. Wawancara
desa Sendi menjadi sebuah “desa” ditolak oleh Pemprov Ja- Bapak Supardi “Mbah Toni” sebagai Demang sekaligus
tim. Ketua Forum Perjuangan Rakyat (FPR) Sendi.
Pada tahun yang sama, Pemerintah Kabupaten Mo-
jokerto bersama masyarakat desa Sendi dan komunitas-ko- Bapak Sucipto sebagai keturunan dari ahli waris Desa Ad-at
munitas pecinta alam seperti EKNAS WALHI mengadakan Sendi dan Sekretaris Desa Sajen.
koordinasi. Hasil dari koordinasi tersebut menjelaskan bah- Bapak Sokeh sebagai Sekretaris Desa Adat dan Forum Per-
wa desa Sendi belum waktunya untuk dijadikan “desa”. Se- juangan Rakyat (FPR) Sendi.
hingga desa Sendi dimasukkan dalam ranah “desa adat”.
Karena Mojokerto harus mempunyai wilayah untuk perta- Bapak Sumadi sebagai Kepala Dusun Pacet Selatan. Bapak
hanan kelestarian hutannya, buminya. Jangan sampai diper- Yadi Mustofa sebagai Kepala Desa Pacet.
jualbelikan kepada orang atau lembaga yang berkepen- Bapak Suntari sebagai Sekretaris Desa Pacet.
tingan.
Dampak yang dirasakan oleh masyarakat desa Sendi Bapak Kardono sebagai BPD Desa Adat Sendi.
pada bidang sosial, dimana terjadi konflik sosial antara ma-
syarakat desa Sendi dan Perhutani. Dalam bidang ekonomi, Bapak Sanali sebagai Kepala SDN Pacet 2
kesejahteraan masyarakat berupa terhambatnya pemasa-
ngan listrik dan sarana transportasi yang buruk. Konflik ini Rere Christanto sebagai Direktur WALHI Jawa Timur.
berpengaruh juga terhadap pendidikan, dimana sedikitnya
lembaga pendidikan disana, hanya SD dan TPQ. Namun, Nur Hidayati sebagai Direktur EKNAS WALHI Pusat.
dalam kurun waktu yang lama perkembangan ekonomi desa
Sendi berangsur-angsur membaik dengan didukung sektor C. Undang-Undang
pariwisata sebagai ikon desa Sendi, Kecamatan Pacet dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Kabupaten Mojokerto saat ini.
B. Saran Tentang Desa. (2014). Jakarta.
Kasus sengketa tanah desa Sendi dengan Perhutani D. Buku
mempunyai sejarah yang panjang. Kasus sengketa ini me-
rupakan fenomena sosial yang perlu adanya penyelesaian Dahrendorf. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prena-
secara baik. Penyelesian sengketa tanah dapat dilakukan da Media.
dengan jalur hukum ataupun mediasi. Berdasarkan kasus Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar
sengketa tersebut disebabkan oleh program-program Per-
Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pus-
hutani untuk menjaga kelestarian hutan kurang maksimal.
taka.
Fakta di lapangan mengatakan bahwa program PHBM
(Program Hutan Bersama Masyarakat) belum sepenuhnya Emirzon, J. (2001). Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar
men-jamin kelestarian hutan. Dimana sering terjadi pene- Pengadilan Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi Arbrita-
bangan liar, eksploitasi hutan berlebihan yang dapat me- se. Jakarta: PT. Gramedia Utama.
nimbulkan kerugian bagi alam dan makhuk hidup. Sedang-
kan masyarakat adat mampu mengelola kawasan hutan de- Gotschak, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.
ngan baik karena mereka mempunyai prinsip hubungan de-
Harsono, Budi. (1997). Hukum Agraria Indonesia: Sejarah
ngan alam yang baik dan adanya larangan menjual lahan
Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi
untuk orang maupun lembaga berkepentingan.
Keberadaan Peraturan Daerah (Perda) pengakuan dan Pelaksanaannya. Jakarta : Djambatan.
dan perlindungan masyarakat adat beserta hak wilayah sa- Kasdi, A. (2005). Memahami Sejarah. Surabaya: UNESA
ngat penting untuk menjaga eksistensi dari masyarakat ad- University Press.
at. Hal tersebut dimaksudkan untuk kelestarian seluruh ka-
wasan desa dan sumber daya alam di Indonesia. Sebaik-nya Murad, R. (1991). Penyelesaian Hukum Atas Tanah.
pemerintah provinsi dalam hal ini selaku pemangku kewa- Jakarta: Alumni.
jiban utama dalam memberikan jaminan atas perlindungan,
Scoot, J. C. (1994). Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan
pemenuhan, penghormatan, hak-hak masyarakat adat. Apa-
Subsistensi di Asia Tenggara (Terj.). Jakarta:
bila Perda tidak segera dibuatkan, maka peran dari masya-
rakat adat semakin berkurang dan menghalangi mereka un- LP3ES.
tuk berdaulat, mandiri, dan bermartabat sebagai bagian dari Suardi. (2005). Hukum Agraria. Jakarta: Badan Penerbit
bangsa Republik Indonesia. IBLAM.

DAFTAR PUSTAKA Syarif, E. (2012). Menuntaskan Sengketa Tanah Melalui


Pengadilan Khusus Pertanahan. Jakarta: KPG
A. Arsip
(Kepustakaan Populer Gramedia).
Identifikasi Pra Syarat Desa Adat Sendi. (2018).
E. Jurnal
Mojokerto: Pemerintah Desa Adat Sendi Kabu-
paten Mojokerto. Pamungkas, Y. H. (2014, Maret). Pendekatan Arkeologis Se-
bagai Pilihan Kajian Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Profil Desa Adat Sendi. (2018). Mojokerto: Pemerintah
Sejarah FIS UNESA. AVATARA, 2(1).
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 2 Tahun 2021

Riza, I. N., & dkk. (2018). Aspek Hukum Terhadap Penye-


lesaian Sengketa Batas Wilayah Desa Sendi Kabu-
paten Mojokerto. MIMBAR YUSTITIA, 2(2).
F. Media Internet
https://www.walhi.or.id/perlindungan-dan-pengesahan-
masyarakat-hukum-adat-sendi-sebagai-upaya-
melindungi-rimba-terakhir,
http://walhijatim.or.id/2018/05/keterlitaban- masyarakat-
adat-dalam-pengelolaan-hutan-studi-kasus- wilayah-sendi-
mojokerto/

Anda mungkin juga menyukai