Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ANTROPOLOGI LAPORAN TENTANG KONSEP MULTIKULTURALISME PADA

BANGUNAN KUIL SHRI MARRIAMMAN

“Untuk Memenuhi Salah Tugas Kelompok Mata Kuliah Antropologi Sosial”

DOSEN:

LEYLA KHAIRANI,S.PD.,DR.,ASSOC.,PROF

DISUSUN OLEH:

1. Kaisar Natama Nasution (2203110281)


2. Andi Prayogi (2203110257)
3. Sylvana Maharani (2203110269)
4. Ikhsan Priadi (2203110263)
5. Rejeki Anjani Harahap (2203110275)
6. Ahmad Zacky Parinduri (2203110265)
7. Laisya Azzahra (2203110179)
8. Dimas hawari (2203110290)

Prodi:
ILMU KOMUNIKASI (F1)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2022/2023
KONSEP MULTIKULTURALISME PADA BANGUNAN KUIL SHRI
MARRIAMMAN

Sebelum memulai laporan dari konsep multikulturalisme bangunan Kuil Shri Marriamman
marilah terlebih dahulu mengetahui apa itu multikulturalisme yaitu sebagai berikut.

Multikulturalisme

Multikulturalisme dalam pandangan ialah pemahaman suatu budaya yang banyak atau bisa
dikatakan pemahaman atas budaya seseorang serta suatu pengmatan dan rasa ingin tahu tentang
budaya asing yang setiap budaya memiliki keanekaragaman,kebhinekaan,pluralitas. pluralisme
berasal dari kata plural dan isme, ‘plural’ yang berarti banyak atau jamak, sedangkan ‘isme’ berarti
paham. Sehingga, definisi pluralisme adalah suatu paham atau teori yang menganggap bahwa
realitas itu terdiri dari banyak substansi. Dalam perspektif ilmu sosial, pluralisme yang
mengindikasikan adanya diversitas dalam masyarakat memiliki dua wajah yakni: konsesus dan
konflik. Filosofi multikulturalisme terdapat suatu isyarat pengakuan terhadap realitas keragaman
kultural yang dimana terdapat keragaman tradisional dan juga adanya bentuk suatu kehidupan.

Ciri-ciri multikulturalisme:

1. Segmentasi
2. Struktur Lembaga Non Komplementer
3. Konsensus rendah
4. Relatif Potensi Ada Konflik
5. Integrasi Bersifat Paksaan
6. Dominasi Politik Terhadap Kelompok lain

Setelah mengetahui apa itu multikulturalisme maka selanjutnya mari membahas konsep
multikulturalisme pada bangunan Kuil Shri Marriamman.
TENTANG KONSEP MULTIKULTURALISME PADA BANGUNAN KUIL
SHRI MARRIAMMAN

Kalian ambil foto2 langsung unsur2 apa saja yang mencerminkan nilai - nilai multikulturalisme.
Dan kemudian jelaskan objek yang kalian pilih melalui 5 W + 1 H (what, who, when, where, why,
and how).

Kuil Shri Mariamman adalah kuil Hindu tertua di Petisah Tengah, Medan Petisah,
Medan. Kuil ini dibangun pada tahun 1881 untuk memuja dewi Mariamman. Kuil ini terletak di
kawasan yang dikenal sebagai Kampung Madras. Kuil yang menstanakan lima dewa, masing-
masing Dewa Shri Vinayagar, Shri Murugan, dan Dewi Shri Mariamman (Durga dalam wujud
Kali) itu dikelola salah seorang keluarga pemilik perusahaan besar Texmaco, Lila Marimutu. Pintu
gerbangnya dihiasi sebuah gopuram, yaitu menara bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di
pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India Selatan atau semacam gapura. Kuil ini sering dipenuhi
umat Hindu apabila festival Deepawali dan Thaipusam diadakan di sini.
Beberapa hasil observasi yang telah kami lakukan saat mengunjungi kuil ini :

1. Kuil ini dibangun oleh Bapak Pandita Agung S. Marimutu ( Gurdhuara Sahib ) yang bekerja di
perusahaan perkebunan pada tahun 1884.
2. Kuil ini terletak di Jl. Teuku Umar No. 18, Petisah Tengah, Kec. Medan Petisah, Kota Medan,
Sumatera Utara.
3. Daerah ini pula menjadi pusat ajaran agama Hindu di Kota Medan yang terus mengalami
perkembangan sampai dapat mendirikan kuil Hindu pertama disana yaitu Kuil Shri Mariamman
pada tahun 1884.
4. Mesjid Gaudiyah yang juga menjadi bukti adanya orang-orang Tamil khususnya yang beragama
Islam di daerah tersebut.
5. Orang-orang tersebut merasa jika daerah tersebut adalah milik mereka sehingga didirikanlah
permukiman disana. Kondisi ini juga dikarenakan semakin berkurangnya lahan terbuka di Kota.
Peninggalan Bersejarah
Terdapat dua kuil dengan corak kebudayaan Hindu India yang ada di Kampung Keling,
yaitu Kuil Shri Mariamman dan Kuil Subramaniem. Selain itu, ada Masjid Ghaudiyah dan Masjid
Madras yang melambangkan keberadaan muslim Tamil. Namun, amat disayangkan keberadaan
semua bangunan ini tertutupi oleh gedung-gedung tinggi yang berada di sekitarnya sehingga
peneliti harus memasuki jalan-jalan kecil menuju bangunan untuk memperoleh gambar.

Mata Pencaharian
Seperti yang dikatakan narasumber jika kebanyakan masyarakat Tamil menjadi pedagang
baik sejak masa dahulu sampai saat ini. Bukti dari penjelasan narasumber dapat terlihat dari
banyaknya toko-toko pakaian dan warung makanan yang memiliki interior khas India dan
memiliki judul toko dengan namanama yang sering dipakai oleh orang India umumnya.
Interaksi Antarumat Beragama dan Multikultur
Sesuai dengan judul penelitian, topik ini menjadi sorotan bagi peneliti untuk mengulik
bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Madras yang beragam etnis dan agama
hidup berdampingan. Dari pengamatan yang kami dapatkan, interaksi antar masyarakat
multikultur benar-benar sangat baik. Tidak terlihat adanya tindakan atau ucapan yang mengarah
ke hal buruk atau ujaran kebencian. Malah yang kami dapati adalah canda tawa dari masyarakat
yang sedang berbincang bersama.
Narasumber pun mengatakan jika kehidupan masyarakat disini tergolong masyarakat yang
akur dan damai. Masing-masing pribadi memiliki jiwa toleransi yang tinggi dan jarang sekali
terjadi pertengkaran yang mengarah ke SARA. Setiap perayaan yang diadakan di lingkungan ini,
seluruh masyarakat ikut merayakan dan berbagi kebahagiaan ke sesame. Tidak ada perasaan
amarah atau terganggu karena semuanya sudah hidup berdampingan sejak lama.
Untuk organisasi sosial sendiri, belum ada organisasi yang menggabungkan seluruh
masyarakat berbeda etnis menjadi satu karena hal tersebut akan memiliki kekurangan yang
dikhawatirkan dapat mengganggu integrasi yang sudah ada. Masyarakat Kampung Madras lebih
terikat dengan organisasi masing-masing yang dibentuk untuk urusan keagamaan. Namun, untuk
kegiatan masyarakat umum seperti gotong-royong mereka masih tetap melakukan hal tersebut.
Hal mengenai sosial budaya sendiri, orang-orang Tamil dan etnis lainnya sudah tidak
mempermasalahkan hal tersebut. Bahkan kaum tua yang ada disana sudah menyatakan diri sebagai
warga negara Indonesia. Narasumber mengatakan jika mereka termasuk warga negara Indonesia
karena mereka terlahir di Indonesia dan ikut serta membantu negara Indonesia. Banyak juga orang-
orang Tamil yang sudah menjadi pegawai negeri sipil. Kutipan berharga yang dapat kami ambil
dalam sesi wawancara dengan narasumber adalah “Kebudayaan saya memang India, tetapi saya
orang Indonesia”. “Kami memiliki nasionalisme yang tinggi juga, kami berbahasa Indonesia dan
merayakan hari nasional khususnya hari kemerdekaan Indonesia, jadi ketika kami merayakan
tradisi atau hari besar India, kami juga melibatkan pemerintah dan warga pribumi”, tambahnya.

Anda mungkin juga menyukai