Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Tana Righu


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia (Peminatan)
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Jenis Kalimat
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan )

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi
( IPK)
3.4 Mengidentifikasi berbagai jenis kalimat 3.4.1 Menjelaskan kalimat disertai
(aktif dan pasif, transitif dan intransitif, dengan pola kalimat.
verbal dan nominal, tunggal dan
3.4.2 Memahami jenis-jenis kalimat
majemuk, mayor dan minor, langsung dan
(aktif dan pasif, transitif dan
tidak langsung, versi dan inversi) dalam
intransitif, verbal dan nominal,
novel
tunggal dan majemuk, mayor
dan minor, langsung dan tidak
langsung, versi dan inversi)
3.4.3 Menganalisis berbagai jenis
kalimat dalam novel disertai
alasan dan contoh kalimat.

4.4 Meringkas isi novel dengan 4.4.1 Mengidentifikasi ide pokok yang
menggunakan berbagai jenis kalimat ada dalam novel
(aktif dan pasif, transitif dan intransitif, 4.4.2 Meringkas isi novel dengan
verbal dan nominal, tunggal dan menggunakan berbagai jenis
majemuk, mayor dan minor, langsung kalimat
dan tidak langsung, versi dan inversi)
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama:
Melalui pembelajaran dengan model discovery Learning, peserta didik mampu:
memahami berbagai jenis kalimat dengan tepat dengan sikap kerja sama.

Pertemuan kedua
Melalui pembelajaran dengan model discovery Learning, peserta didik mampu:
Mengidentifikasi berbagai jenis kalimat dalam novel dan dapat meringkas isi novel dengan
menggunakan berbagai jenis kalimat secara tepat disertai dengan sikap percaya diri.
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual
Jenis kalimat dalam novel
2. Konseptual
a. Pengertian kalimat disertai pola kalimat
b. Jenis-jenis kalimat
c. Menggunakan jenis-jenis kalimat dalam novel
d. Meringkas novel dengan memperhatikan jenis kalimat
3. Prosedural
Langkah-langkah meringkas isi novel
4. Metakognitif
Penggunaan jenis kalimat dalam kehidupan sehari-hari

E. Metode Pembelajaran
F. Pertemuan 1
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

Pertemuan 2
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi kelompok dan tanya jawab

G. Media dan Alat Pembelajaran


Media : Video, Salindia, LKPD, Penggalan novel ”Laskar Pelangi” dan
“Neraka di Timur Jawa”
Alat Pembelajaran : Laptop, infocus

H. Sumber Belajar
Rohmayati, Maya dan Shinta Linniasari. 2018. Buku Siswa Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMA/MA Kelas XI. Depok: CV. Arta Duta
Lawuningrum, Sekar Galuh Pinuji. 2016. Buku Siswa Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA/MA Kelas XI. Depok: CV. Mediatama
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/3726-Full_Text.pdf (skripsi oleh Ahara)
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
https://youtu.be/4_Y6HW8PQlo

I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama
Alokasi
Jenis kegiatan Rincian kegiatan
waktu
Pendahuluan • Peserta didik menjawab salam dari guru 10 menit
• Salah seorang peserta didik memimpin doa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
• Peserta didik menginformasikan kehadiran
• Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang tujuan pembelajaran.
• Peserta didik diberi apersepsi dengan
menanyakan kembali materi sebelumnya.

Kegiatan Inti Stimulus (pemberian Rangsangan) 55 menit


• Peserta didik mengamati tayangan video
• Peserta didik mengamati dan mencatat
beberapa kalimat dari tayangan tersebut
• Peserta didik diminta untuk memberikan
komentar terhadap kalimat yang digunakan
dalam video tersebut.
• Peserta didik dibagi kelompok yang terdiri dari
4 sampai 5 orang.
Problem Statement (Identifikasi Masalah)
• Peserta didik diberi ringkasan novel yang
berjudul “Satu Malam Biru”.
• Peserta didik mencatat kalimat yang ada dalam
penggalan novel tersebut.
• Peserta didik mengidentifikasi jenis-jenis
kalimat yang terdapat dalam penggalan novel
yang berjudul “Satu Malam Biru”.
Data Collection (Pengumpulan Data)
• Peserta didik secara berkelompok mencari
informasi tentang jenis-jenis kalimat yang
digunakan dalam novel.
Verification (Pembuktian)
• Pewakilan setiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusi dan kelompok lain memberikan
tanggapan.
Generalization (Menarik Kesimpulan)
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan
materi yang telah didiskusikan.
Penutup • Kelompok yang aktif dalam diskusi diberikan 25 menit
apresiasi atau penghargaan
• Peserta didik diberikan evaluasi (tes tertulis
secara mandiri), yaitu menganalisis jenis
kalimat yang terdapat dalam penggalan novel
“Laskar Pelangi”.
• Peserta didik saling memberikan umpan
balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah
dicapai
• Peserta didik diberikan tugas kelompok untuk
membaca novel “Neraka di Timur Jawa”
• Pembelajaran ditutup dengan memberi salam.

Pertemuan kedua
Alokasi
Jenis kegiatan Rincian kegiatan
waktu
Pendahuluan • Peserta didik menjawab salam dari guru 5 menit
• Salah seorang peserta didik memimpin doa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
• Peserta didik menginformasikan kehadiran
peserta didik lain
• Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang tujuan pembelajaran.
• Peserta didik diberi apersepsi dengan
menanyakan Kembali tentang materi
sebelumnya.
Kegiatan Inti Stimulus (pemberian Rangsangan) 75 menit
• Peserta didik duduk berdasarkan kelompoknya
masing-masing
• Peserta didik diberikan penggalan novel
“Neraka di Timur Jawa”
Problem Statement (Identifikasi Masalah)
• Peserta didik membaca dan memahami isi
penggalan novel “Neraka di Timur Jawa”
• Peserta didik mengidentifikasi ide pokok tiap
paragraph dalam penggalan novel
Data Collection (Pengumpulan Data)
• Peserta didik secara berkelompok mencari
informasi dari materi ajar dan berbagai sumber
lainnya (buku paket siswa dan internet)
mengenai langka-langkah dalam membuat
ringkasan penggalan novel.
Data Processing (Identifikasi Data)
• Peserta didik mulai meringkas isi penggalan
novel tersebut menggunakan jenis-jenis
kalimat
Verification (Pembuktian)
• Pewakilan setiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusi dan kelompok lain memberikan
tanggapan.
Generalization (Menarik Kesimpulan)
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan
materi yang telah didiskusikan
Penutup • Kelompok yang aktif dalam diskusi diberikan 10 menit
apresiasi atau penghargaan
• Peserta didik menyimpulkan kembali materi
yang telah dipelajari pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya dengan penguatan-
penguatan dari pendidik.
• Peserta didik saling memberikan umpan
balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah
dicapai.
• Pembelajaran ditutup dengan memberi salam.

J. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Sikap : observasi guru
b. Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Keterampilan : Unjuk kerja hasil presentasi dari LKPD

2. Pembelajaran remedial dan pengayaan


Remedial
➢ Pembelajaran remedial dilakukan untuk peserta didik yang tidak mencapai
ketuntasan KKM dengan materi yang sama.
➢ Remedial dilakukan dengan pemberian tugas

Pengayaan
➢ Siswa yang mencapai nilai di atas KKM diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan

Mengetahui Daduka, 18 Juli 2022


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Getsia Bani, S. Pd Nurmi Sudirman, S. Pd


NIP. 196910081997022003 NIP. 199101182015032004
Lampiran:
Materi Ajar
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya
(?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki
sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut,
pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi
dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk
Unsur-Unsur Kalimat
Gabungan kata dapat dianggap sebagai kalimat apabila memiliki unsur-unsur pembetuk
kalimat. Berikut ini unsur-unsur yang selalu terdapat pada sebuah kalimat, diantaranya:

S (Subjek)
Subjek sering disebut sebagai unsur inti atau unsur pokok pada sebuah kalimat, biasanya
berupa kata-kata benda dan biasanya terletak sebelum unsur Predikat. Subjek adalah bagian
yang berfungsi untuk menunjukkan pelaku dalam kalimat. Pada umumnya subjek terbentuk
dari kata benda (nomina) serta diletakkan di awal kalimat. Tidak hanya kata, subjek juga bisa
diisi dengan frasa ataupun klausa.

P (Predikat)
Predikat yaitu unsur yang fungsinya menerangkan yang sedang dilakukan subjek pada
kalimat. Predikat biasanya menggunakan kata kerja ataupun kata sifat. Namun, tidak hanya
itu saja loh, predikat juga dapat diisi dengan kata sifat dan kata benda. Letak predikat, yaitu
berada di antara subjek dan objek. Nah, cara untuk mengetahui predikat dalam kalimat, kamu
dapat memberikan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” pada kalimat tersebut.

O (Objek)
Objek bisanya terletak sesudah predikat, dapat di katakan objek merupakan keterangan yang
berkaitan dengan predikat atau sesuatu yang menderita. Tapi pada kalimat pasif objek menjadi
subjek. Posisi objek harus selalu berada di belakang predikat. Dengan posisinya yang berada
di belakang predikat, maka objek tidak didahului oleh preposisi. Pada umumnya, objek itu diisi
oleh kelas kata nomina, frasa nomina, atau klausa.

K (Keterangan)
Keterangan pada suatu kalimat terletak di bagian akhir. Unsur keterangan biasanya di jadikan
pelengkap kalimat. Keterangan bisa diisi oleh frasa, kata, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa frasa akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam, kepada, terhadap,
untuk, oleh, dan tentang. Sedangkan keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan
preposisi karena, ketika, jika, meskipun, supaya, dan sehingga.
Jenis-Jenis Kata Keterangan dan Contohnya
1. Kata Keterangan Cara
Kata adverbial ini digunakan untuk menambahkan keterangan cara terhadap suatu kegiatan
atau peristiwa yang terjadi. Kata yang mengikuti setelah kata penghubung merupakan kata
sifat.
Contoh : dengan … , secara …
a) Ria berteriak kepada temannya dengan lantang.
b) Perselisihan itu diselesaikan dengan hati yang damai.
2. Kata Keterangan Alat
Kata adverbial ini menjelaskan alat yang digunakan dalam sebuah kegiatan atau aktivitas.
Contoh : dengan menggunakan… , dengan… , menggunakan…
a) Ibu mengiris lobak menggunakan pisau tajam.
b) Ayah mengambil rambutan dengan menggunakan bambu panjang.
3. Kata Keterangan Tujuan
Kata adverbial ini menunjukkan tujuan dari suatu peristiwa atau tindakan.
Contoh : agar… , untuk … , supaya…
a) Bawalah payung agar tidak basah kuyup ketika hujan turun.
b) Dia memberikan uang lima puluh ribu kepada adiknya supaya bisa membeli kue
kesukaannya.
4. Kata Keterangan Sebab
Kata adverbial ini menyatakan keterangan sebab yang terjadi pada suatu peristiwa.
Contoh : karena
a) Riry terlambat datang ke sekolah karena kereta yang ditumpanginya sempat
bermasalah.
b) Jakarta diguyur hujan lebat karena pemanasan global yang semakin parah.
5. Kata Keterangan Akibat
Kata adverbial ini menyatakan keterangan akibat atau dampak dari suatu tindakan atau
peristiwa.
Contoh : hingga… , akibatnya, sehingga, menjadi…, sampai
a) Lili meminjam buku perpustakaan yang dipinjam oleh Hany, akibatnya Hany lah yang
harus menanggung biaya keterlambatan pengembalian buku.
b) Rudi tidak hati – hati dalam mengendarai sepeda sehingga dia terjatuh.
6. Kata Keterangan Tempat
Kata adverbial ini menunjukkan tempat terjadinya kegiatan atau peristiwa.
Contoh : di, ke, dari
a) Lian berkuliah di kelas A lantai 3.
b) Akhir tahun ini Desi sekeluarga berencana liburan ke Sidney, Australia.
7. Kata Keterangan Waktu
Kata adverbial ini menunjukkan keterangan waktu saat kegiatan atau peristiwa itu terjadi.
Contoh : pada… , kemarin, besok, lusa, sekarang, dan lainnya.
a) Aku harus pergi ke rumah paman sekarang.
b) Ibu berkata tidak bisa tidur semalam.
8. Kata Keterangan Derajat
Kata adverbial ini menunjukkan keterangan kuantitas pada kalimat yang disertainya.
Contoh : sebesar, sebanyak-banyaknya, dua kali sehari, dan lainnya.
a) Ibu berbelanja sebanyak – banyaknya untuk persiapan tahun baru.
b) Kakak makan dua kali sehari dalam program dietnya.
9. Kata Keterangan Perlawanan / Perbandingan
Kata adverbial ini menyatakan informasi perlawatan pada kalimat.
Contoh : tetapi, akan tetapi, namun, meskipun
a) Reni tetap berangkat sekolah meskipun hujan deras.
b) Lia memejamkan matanya tetapi belum tidur.
10. Kata Keterangan Pelaku
Kata adverbial ini menyatakan informasi orang yang terlibat dalam sebuah kegitan atau
peristiwa.
Contoh : dari, oleh
a) Ali mendapatkan baju baru dari pamannya.
b) Pada tahun baru banyak diskon diberikan oleh penjual untuk meningkatkan pelanggan.
11. Kata Keterangan Syarat
Kata adverbial ini menambahkan kata keterangan syarat pada peristiwa dalam kalimat.
Contoh : jika
a) Aku akan membelikanmu hadiah, jika kamu mau mengantarku ke bandara.
b) Ayah akan datang ke pesta ulang tahun temannya, jika ada yang mengajak.
12. Kata Keterangan Kepastian
Kata adverbial ini menunjukkan kepastian pada peristiwa yang terjadi atau akan terjadi.
Contoh : mungkin
a) Dia tidak masuk sekolah mungkin dia sakit.
b) Dia tidak datang dalam acara anaknya mungkin dia sedang sibuk bekerja.
13. Kata Keterangan Pembatasan
Kata adverbial ini menyatakan batas – batas yang diperbolehkan pada suatu kegiatan atau
peristiwa.
Contoh : kecuali , selain
Adik boleh memakan semua kue kecuali kue pedas yang berwarnna merah.

Pelengkap
Meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat, pelengkap adalah unsur yang melengkapi
predikat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pelengkap posisinya berada di belakang
predikat. Namun, posisinya yang berada di belakang predikat terkadang agak menyulitkan
untuk membedakannya dengan objek. Ada satu cara yang dapat kamu lakukan untuk
mengidentifikasinya.
Jenis-Jenis Kalimat

Berdasarkan Pengucapan
Kalimat akan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang akan menirukan ucapan orang lain tanpa ada
perubahan. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana
ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua
(“….”) dan bisa berbentuk kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
Ayah berkata: “Nak, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang akan menceritakan kembali ucapan atau perkataan
dari orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah
diubah menjadi bentuk kalimat berita.
Contoh:
Ibu guru berkata bahwa dia akan memberikan kisi-kisi ujian.

Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)


Berdasarkan hal ini kalimat akan bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Tunggal
Kalimat yang memiliki satu pola (klausa), terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat
tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.
Contoh:
Dia sangat baik ( “Dia” merupakan subjek dan “sangat baik” adalah predikat.)
Kalimat Tunggal dibagi menjadi:
a. Kalimat Tunggal Nominal
Kalimat tunggal nominal adalah kalimat tunggal yang mana predikatnya berupa kata
benda.
Contoh
a) Ayahnya adalah dokter gigi
b) Ibu Santi seorang perawat
b. Kalimat Tunggal Verbal
Kalimat tunggal Verba merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai
presikatnya.
Contoh: Saya sedang mencuci.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan.
Jenisnya ada tiga, yaitu:
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat
tunggal. Kedudukan setiap kalimat tunggal ini setara, baik secara struktur maupun makna
kalimat itu.
Contoh:
1) Kami berhenti dan langsung pulang.
2) Aku menulis surat itu dan dia mengirimnya ke kantor pos.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat mejemuk bertingkat merupakan penggabunagn dua kalimat yang kedudukannya
berbeda. Di dalam kalimat mejemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak
kalimat. Konjungsi yang digunakan adalah Ketika, karena, supaya, meskipun, jika, dan
sehingga.
Contoh:
Kami berhenti karena hari sudah malam.

c. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat majemuk yang menggabungkan anatar
kalimat majemuk setara dan kalimat mejemuk bertingkat.
Contoh:
1) Akila bermain dengan Nayla. (Kalimat tunggal 1)
2) Anisa membaca buku di kamar. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3) Ketika aku dating kerumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Hasil penggabungan ketiga kalimat tersebut adalah
Akila bermain dengan Nayla dan Anisa membaca buku di kamar, Ketika aku dating ke
rumahnya.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah : Bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
2. Kalimat Berita : Berisi pemberitahuan mengenai sesuatu.
3. Kalimat Tanya : Bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi
4. Kalimat Seruan : digunakan untuk mengungkapkan perasaan ‘yang kuat’ atau mendadak

Kalimat berdasarkan susunan pola Subjek-predikat


1. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului kata subjek.
Contoh:
Ambilkan buku itu!
P S
2. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang memiliki unsur atau pola kalimat yang membentuk pola
berurutan, yakni S-P-O-K
Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak satu bulan lalu
S P O K

Kalimat berdasarkan subjeknya


1. Kalimat aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/Tindakan. Kalimat ini
memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber- .
Kalimat aktif dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Kalimat aktif transitif
Kalimat transitif merupakan kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan mempunyai tiga unsur
wajib, yaitu subjek, predikat, objek. Predikat biasanya berawalan me- dan selalu dapat diubah ke
dalam bentuk pasif.
Contoh:
• Ibu membuat kue. (kalimat aktif)
Dapat diubah menjadi
• Kue dibuat oleh ibu. (kalimat pasif)
b) Kalimat aktif intransitif
Kalimat aktif intransitif merupakan kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan mempunyai tiga
unsur wajib, yaitu subjek, predikat, objek. Predikat biasanya berawalan ber-
Contoh:
Kami berjaga di luar rumah.
c) Kalimat semi transitif
Kalimat semiintransitif merupakan jenis kalimat yang tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif, hal itu
dikarenakan adanya unsur pelengkap bukan objek.
Contoh:
Tata tertib ini berdasarkan keputusan bersama.
S P Pel
2. Kalimat pasif
Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat bentuk ini
memiliki predikat berupa kata kerja yang beawal di- dan ter- dan diikuti kata depan oleh.
Contoh:
Sampah dibuang oleh Arin.
S P O

Kalimat berdasarkan unsurnya


1. Kalimat mayor
kalimat mayor ialah jenis kalimat yang sekurang kurangnya mengandung dua susunan
kalimat yaitu Subjek maupun Predikat.
Contoh:
Dina akan pergi ke Bandung besok
2. Kalimat minor
Kalimat minor ialah jenis kalimat yang hanya mengandung satu unsur kalimat saja. Unsur
kalimat tersebut berupa pedikat.
Contoh:
Jangan lempar!
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
(Pertemuan Pertama)

Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Tana Righu


Tahun Pelajaran : 2021/2022
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia ( peminatan)
Sikap yang dinilai : Kerja sama

Rubrik Penilaian sikap


Kelas : XI Bahasa
Materi pokok : Jenis kalimat
Tanggal :
Instrumen Penilaian
Kesediaan
Bersedia membant
Terlibat aktif melakukan
u orang lain dalam Indikator Kategor
No Nama Peserta Didik dalam tugas
satu kelompok Sikap i
bekerja sesuai
yang mengalami
kelompok kesepakata
kesulitan
n
1. Apliana Ina
2. Benedikta Dapa
3. Beria Hungnga
4. Chasno Saputra
Magho
5 Dodi Pandango
6 Elmasari Ina
7 Elsiani Ina
8 Fitriani Dapa Rangu
9 Fransiska Nona Ina
10 Giovanni Pierlando
Saingondeloku
11 Hendrikus Solo
12 Hiskial Chandra
Magho
13 Imanuel Otni Dangga
Uma
14 Indri Trivanti Ina
15 Isna Delviranti Umbu
Kaleka
16 Jefrianus Ngongo
17 Jesilva Aster Ina
18 Jofin Umbu Zogara
19 Lasrika Bora
20 Lutgardis Esmi Awa
21 Ormiati Lende
22 Petronela Saingo
23 Reslinia Ngongo
24 Ristorius Ana Palli
25 Ritna Sumiati Umbu
Lele
26 Roswita Umbu Deta
27 Rudi Ana Palli
28 Srimartanti Robaka
Lele
29 Yulanta Milla Ate
30 Yunita Bora

Kriteria Penilaian
A = SL (selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
B = SR (sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan)
C = KD (kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan)
D = TP (tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Instrumen LKPD

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Tana Righu


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia ( Peminatan)
Kelas/Semester : XI/1
Kompetensi Dasar : 3.4 Mengidentifikasi berbagai jenis kalimat (aktif dan pasif, transitif
dan intransitif, verbal dan nominal, tunggal dan majemuk,
mayor dan minor, langsung dan tidak langsung, versi dan
inversi) dalam novel

Kisi-kisi Tes Tertulis

Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Jumlah


Soal Soal
3.4 Mengidentifikasi Jenis-jenis Diberikan sebuah Uraian 5
berbagai jenis kalimat penggalan novel
kalimat (aktif berjudul “Satu
dan pasif, Malam Biru”
transitif dan peserta didik dapat
intransitif, dapat menentukan
verbal dan jenis- jenis kalimat
nominal, aktif dan pasif,
tunggal dan transitif dan
majemuk, intransitif, verbal
mayor dan dan nominal,
minor, langsung tunggal dan
dan tidak majemuk
langsung, versi
dan inversi)
dalam novel

Rubrik Penilain Pengetahuan


Rubrik Penilain menganalisis Kalimat dalam Penggalan Novel

Aspek yang
No Deskripsi Sko
Dinilai
Soa r
l
Peserta didik dapat menemukan kalimat tunggal disertai
dengan alasan dan contoh kalimat 4
Kalimat Peserta didik dapat menemukan kalimat tunggal
3
1. Tunggal dengan alasan namun tidak ada contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat tunggal namun
2
hanya menuliskan contoh kalimat, tidak dengan alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat tunggal namun
tidak dengan alasan dan contoh kalimat 1
Peserta didik dapat menemukan kalimat majemuk
disertai dengan alasan dan contoh kalimat 4
Kalimat Peserta didik dapat menemukan kalimat majemuk
3
Majemuk dengan alasan namun tidak ada contoh kalimat
2. Peserta didik dapat menemukan kalimat majemuk
2
namun hanya menuliskan contoh kalimat, tidak dengan
alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat majemuk
1
namun tidak dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat aktif disertai
4
dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat aktif
dengan alasan namun tidak ada contoh kalimat 3
3. Kalimat aktif Peserta didik dapat menemukan kalimat aktif namun
2
hanya menuliskan contoh kalimat, tidak dengan
alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat aktif namun
1
tidak dengan alasan dan contoh kalimat
4 Kalimat pasif Peserta didik dapat menemukan kalimat pasif disertai
4
dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat pasif dengan
3
alasan namun tidak ada contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat pasif namun
2
hanya menuliskan contoh kalimat, tidak dengan
alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat pasif namun
1
tidak dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat langsung
4
disertai dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat langsung
3
dengan alasan namun tidak ada contoh kalimat
5 Kalimat langsung Peserta didik dapat menemukan kalimat langsung
2
namun hanya menuliskan contoh kalimat, tidak
dengan alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat langsung
1
namun tidak dengan alasan dan contoh kalimat

Perhitungan skor akhir menggunkan rumus berikut.


Skor pemerolehan X 100 = Nilai akhir
Skor maksimal (20)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
01 (Pertemuan Pertama)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia (Peminatan)


Kelas/Semester : X1/ 1
Hari/Tanggal :
Nama Kelompok :
Nama Ketua Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….

Jenis Kalimat dalam Novel

Petunjuk Kerja
1. Membentuk kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang
2. Masing-masing peserta didik mencari informasi mengenai kalimat dari bebagai sumber
3. Peserta didik mengidentifikasi berbagai jenis kalimat dalam novel “Satu Malam Biru”
4. Peserta didik dalam satu kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan.

Kompetensi Dasar
3.4 Mengidentifikasi berbagai jenis kalimat (aktif dan pasif, transitif dan intransitif, verbal dan
nominal, tunggal dan majemuk, mayor dan minor, langsung dan tidak langsung, versi dan
inversi) dalam novel
Indikator:
3.4.1 Menjelaskan kalimat disertai dengan pola kalimat.
3.4.2 Memahami jenis-jenis kalimat (aktif dan pasif, transitif dan intransitif, verbal dan nominal,
tunggal dan majemuk, mayor dan minor, langsung dan tidak langsung, versi dan inversi)
3.4.2 Menganalisis berbagai jenis kalimat dalam novel

Jenis Kegiatan:
1. Temukanlah jenis kalimat tunggal,kalimat majemuk, kalimat aktif, kalimat pasif, dan
kalimat langsung yang terdapat dalam penggalan novel disertai dengan alasan dan
contoh kalimatnya!

No Jenis Kalimat Contoh kalimat Alasan


1
2
3
4
5
cermatilah penggalan novel yang berjudul “Satu Malam Biru” di bawah ini!

Satu Malam Biru

Yang kami takutkan kini sudah terjadi. Pada hari ini, mereka telah datang ke tanah
Surabaya. Dengan jumlah yang tidak sedikit. Dengan sikap intimidatif, mereka seraya
menggertak kami agar mau menunduk di ujung laras senjata mereka.
“Mereka telah berdusta, aku yakin kau juga menyadarinya.”
“Apa maksudmu?” sahutku tidak mengerti. “Mereka datang kemari bukan untuk
memulangkan para tentara Jepang dari tempat ini. Mereka kembali untuk menjajah kita
lagi,” Ujar Idris. “Hanya dalam hitungan hari, Surabaya akan kembali jatuh ke tangan
Belanda jika kita tidak melakukan apa- apa!”

Ia mengerutkan dahinya sembari meminum secangkir kopi yang telah disuguhkan. Idris
memang merupakan orang yang keras. Abi telah lama mengenalnya sejak pertama kali
keluarganya menetap di Surabaya. Dia merupakan sahabatnya yang berasal dari satu
sekolah yang sama sepertinya. Minatnya dalam bidang sosial dan politik, menjadikannya
sahabat yang kerap mendiskusikan kehidupan sosial-politik maupun kehidupan sehari-
hari.
“Seperti yang kukatakan, kita semestinya tidak hanya berdiam diri. Kita harus
melakukan sesuatu terhadap orang-orang Londo tersebut.”
“Aku mengerti keresahanmu, tetapi aku bukanlah seorang pria yang penuh dengan
kekerasan. Aku bahkan tidak pernah mengangkat sebuah senapan.” Sahut Abi untuk
meyakinkan Idrus.
“Aku mengerti, kau masih bisa membantu tanpa harus mengangkat senjata. Aku
yakin orang berpendidikan sepertimu akan bermanfaat bagi kami.” Sambil melangkah ke
luar teras “Senja sudah bergulir, aku harus menghadiri rapat yang penting dengan pemuda
lainnya. “Sampaikan salamku kepada Dewi dan juga Ibu Rahmi, terimakasih atas kopinya”.

Malam telah tiba, Ibu Rahmi dan Dewi telah menyajikan makan malam di ruang makan.
Pada malam itu mereka menyajikan gudeg khas Yogya, masakan yang membawa
Abimanyu berlabuh ke relung masa kecilnya. Sebelum menetap di Surabaya, dulu mereka
tinggal di sebuah rumah yang sederhana di Yogjakarta. Setidaknya sebelum Abi
melanjutkan pendidikan ke HBS, bapaknya dipindah tugaskan untuk mengurus
administrasi di Surabaya. Sehingga Abi terpaksa melanjutkan pendidikan di HBS
Surabaya. Selama bertugas di Yogyakarta, Bapak Harjo, mendapat julukan “si tangan kilat”
dari rekan-rekannya. Menurut rekan- rekannya, ia sangat terampil dalam mengurus
administrasi, jauh lebih baik dibandingkan dengan rekan-rekannya yang lain. Mungkin itu
juga menjadi salah satu alasan mengapa akhirnya ia dipindah tugaskan ke Surabaya.
“Bapak yakin, kamu sudah mendengar beritanya kan?” Tanya bapak kearah Abi
memecah keheningan.
“Berita tentang apa? Belanda kembali lagi ke Surabaya?”
“Iya tentang itu, sebenarnya bapak sedikit bersyukur ketika mendengar berita
tersebut.”
“Lho, piye ki bapak. Belanda balik lagi kok malah bersyukur?” Tanya Dewi dengan
sedikit keresahan.
“Yha bersyukur, setidaknya pekerjaan bapak di kantor jadi lebih dipermudah. Hidup
kita nggak akan susah lagi seperti belakangan-belakangan ini. Lagipula, memangnya
kalian tau apa? Kalian juga kan masih kecil.

Sebelum Jepang datang kesini, upah bapak masih tinggi. Yha kamu pikir, kalian bisa
sekolah sampai jenjang tinggi itu duit darimana? ”
“Tapi kan kita gabisa tutup sebelah mata pak. Belum genap dua bulan negara kita
sudah merdeka. Seharusnya kan didukung, bukan justru mendukung Belanda kembali”.
Tegas Abi dengan sedikit geram.
“Waktu peralihan Jepang dari Belanda, kamu kira upah bapak tetep sama? Karena
alasan biaya administrasi dan restorasi, upah pekerja dulu dipotong. Apalagi sekarang,
dari Jepang ingin dikelola sendiri. Kamu pikir gak akan makan biaya juga? Bisa-bisa besok
bapakmu kerja cuma digaji satu cangkir beras tiap minggu.”
“Saat ini dunia sedang berubah pak, bangsa- bangsa kecil di dunia sudah melek
akan penindasan imperialisme. Semestinya kita bersuka cita ketika bangsa kita
menyatakan merdeka dari pendudukan kolonialisme”. Sahut Dewi.
“Kamu tahu darimana? Dari pacarmu yang mengaku militan dan revolusionis itu?
Kamu itu cuma termakan doktrin kepentingan politik saja.” Tegas bapak.

“Loh, kenapa jadi membawa-bawa Idrus pak? Terlepas dari siapa yang
mengatakannya, tapi memang begitu kenyataannya.” Jawab Abi dengan ringan,
berusaha menahan amarahnya. Bapaknya memang tidak menyukai Idrus, ia beranggapan
bahwasannya Idrus merupakan seorang komunis yang hanya mencoba menjalankan
kepentingan internasionalismenya, sehingga ia begitu semangat dalam
menentang imperialisme oleh Belanda ataupun Jepang. Meskipun ia tidak memiliki bukti
dan hanya berdasarkan asumsi saja. Sambil menggebrak meja, “Sudahlah, kalau kamu
merasa lebih benar dari bapak, lebih pintar dari bapakmu, coba dibuktikan. Bapak
menyekolahkan kamu tinggi-tinggi bukan sekedar jadi penulis puisi atau cerpen untuk surat
kabar setiap hari Minggu! “ sahutnya dengan nada tinggi. “Bagaimana kalau kamu sudah
menikah, sudah punya anak? Upahmu dari sastramu itu tidak akan mampu untuk memberi
makan mereka. Kamu mestinya bersyukur, masih tinggal dibawah atap, mampu makan
nasi sehari dua kali, itu karena kerja keras bapakmu.” Tambahnya, sedangkan Abi hanya
diam menunduk.
“Sudah-sudah, tidak usah dipermaslahkan lagi.
Habiskan saja gudegnya” Sahut Ibunya.
“Kamu merasa sebagai orang yang berpendidikan, tapi tak sedikitpun ilmu yang kau
miliki pernah bermanfaat bagi orang lain. Jangankan untuk orang lain, untuk dirimu juga
belum tentu bermanfaat!” Tegas bapaknya sambil meninggalkan ruang makan.
*
Setelah keadaan carut-marut tersebut, Abi duduk di perkarangan rumahnya. Dengan
merenungi perkataan yang telah dikatakan oleh bapaknya sebelumnya, ia menatap
kosong ke langit dan merenungi, “Aku tidak pernah menjadi orang yang berkontribusi
terhadap negaraku, aku bahkan tidak pernah menjadi orang yang bermanfaat untuk
keluargaku. Seluruh pengetahuanku hanya berasal dari buku-buku yang sudah usang.
Ilmuku bagaikan suatu emas yang tertimbun ratusan meter dibawah tanah, tidak ada
artinya dan tidak bermanfaat.” Lekas ia kembali ke kamarnya, menggambil beberapa
barang-barangnya, lalu pergi meninggalkan rumah. Ia hanya meninggalkan secarik kertas
yang berisi permintaan maaf kepada keluarganya. Abi ingin membuktikan
kepada keluarganya bahwa kelak ia mampu menjadi orang yang bermanfaat setidaknya
bagi dirinya sendiri.
Tanpa memiliki tujuan yang jelas, Abi akhirnya memutuskan untuk berjalan menuju
Genteng. Menuju ke tempat sahabatnya yang paling dikenalnya, Idrus.
Instrumen Evaluasi Mandiri

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Tana Righu


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia ( Peminatan)
Kelas/Semester : XI/1
Kompetensi Dasar : 3.4 Mengidentifikasi berbagai jenis kalimat (aktif dan pasif, transitif
dan intransitif, verbal dan nominal, tunggal dan majemuk,
mayor dan minor, langsung dan tidak langsung, versi dan
inversi) dalam novel

Kisi-kisi Tes Tertulis

Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Jumlah


Soal Soal
3.4 Mengidentifikasi Jenis-jenis Diberikan sebuah Uraian 5
berbagai jenis kalimat penggalan novel
kalimat (aktif berjudul “Laskar
dan pasif, Pelangi” peserta
transitif dan didik dapat dapat
intransitif, menentukan jenis-
verbal dan jenis kalimat aktif
nominal, dan pasif, transitif
tunggal dan dan intransitif,
majemuk, verbal dan
mayor dan nominal, tunggal
minor, langsung dan majemuk
dan tidak
langsung, versi
dan inversi)
dalam novel

Rubrik Penilain Pengetahuan


Rubrik Penilain menganalisis Kalimat dalam Penggalan Novel

Aspek yang
No Deskripsi Sko
Dinilai
Soa r
l
Peserta didik dapat menemukan kalimat tunggal disertai
dengan alasan dan contoh kalimat 4
Kalimat Peserta didik dapat menemukan kalimat tunggal
3
1. Tunggal dengan alasan namun tidak ada contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat tunggal namun
2
hanya menuliskan contoh kalimat, tidak dengan alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat tunggal namun
tidak dengan alasan dan contoh kalimat 1
Peserta didik dapat menemukan kalimat majemuk
disertai dengan alasan dan contoh kalimat 4
Kalimat Peserta didik dapat menemukan kalimat majemuk
3
Majemuk dengan alasan namun tidak ada contoh kalimat
2. Peserta didik dapat menemukan kalimat majemuk
2
namun hanya menuliskan contoh kalimat, tidak dengan
alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat majemuk
1
namun tidak dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat aktif disertai
4
dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat aktif
dengan alasan namun tidak ada contoh kalimat 3
3. Kalimat aktif Peserta didik dapat menemukan kalimat aktif namun
2
hanya menuliskan contoh kalimat, tidak dengan
alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat aktif namun
1
tidak dengan alasan dan contoh kalimat
4 Kalimat pasif Peserta didik dapat menemukan kalimat pasif disertai
4
dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat pasif
3
dengan alasan namun tidak ada contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat pasif namun
2
hanya menuliskan contoh kalimat, tidak dengan
alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat pasif namun
1
tidak dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat langsung
4
disertai dengan alasan dan contoh kalimat
Peserta didik dapat menemukan kalimat langsung
3
dengan alasan namun tidak ada contoh kalimat
5 Kalimat langsung Peserta didik dapat menemukan kalimat langsung
2
namun hanya menuliskan contoh kalimat, tidak
dengan alasan
Peserta didik dapat menemukan kalimat langsung
1
namun tidak dengan alasan dan contoh kalimat

Perhitungan skor akhir menggunkan rumus berikut.


Skor pemerolehan X 100 = Nilai akhir
Skor maksimal (20)
Evaluasi Mandiri

Petunjuk Kerja
1. Peserta didik mengerjakan evaluasi secara mandiri
2. Peserta didik membaca dengan cermat penggalan novel “Laskar Pelangi” yang telah
dibagikan
3. Peserta didik menemukan kalimat tunggal, majemuk, aktif pasif, dan tunggal verba masing-
masing satu kalimat disertai dengan alsan dan contoh kalimat.

Namun, sahabatku Lintang memiliki hampir semua dimensi kecerdasan. Dia seperti toko
serba ada kepandaian. Yang paling menonjol adalah kecerdasan spasialnya, sehingga ia sangat
unggul dalam geometri multidimensional. Ia dengan cepat dapat membayangkan wajah sebuah
konstruksi suatu fungsi jika digerak-gerakkan dalam variabel derajat. Ia mampu memecahkan
kasus-kasus dekomposisi modern yang rimy am dan mengajari kami teknik menghitung luas
poligon dengan cara membongkar sisi-sisinya sesuai Dalil Geometri Euclidian. Ingin kukatakan
bahwa ini sama sekali bukan perkara mudah.
Ia sering membuat permainan dan mendesain visualisasi guna menerjemahkan rumusan
geometris pada tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Tujuannya agar gampang disimulasikan
sehingga kami sekelas dapat dengan mudah memahami kerumitan Teorema Kupu-Kupu atau
Teorema Morley yang menyatakan bahwa pertemuan segitiga yang ditarik dari trisektor segitiga
bentuk apa pun akan membentuk segitiga inti yang sama sisi. Semua itu dilengkapinya dengan
bukti-bukti matematis dalam jangkauan analisis yang melibatkan kemampuan logika yang
sangat tinggi. Ini juga sama sekali bukan urusan mudah, terutama untuk tingkat pendidikan
serendah kami. Dan mengingat hal itu terjadi di sebuah sekolah kampung seperti gudang kopra
maka kuanggap apa yang dilakukan Lintang sangat luar biasa.
Lintang juga cerdas secara experiential yang membuatnya piawai menghubungkan setiap
informasi dengan konteks yang lebih luas. Dalam kaitan ini, ia memiliki
kapasitas metadiscourse selayaknya orang-orang yang memang dilahirkan sebagai seorang
genius. Artinya adalah jika dalam pelajaran biologi kami baru mempelajari fungsi-fungsi otot
sebagai subkomponen yang membentuk sistem mekanik parsial sepotong kaki maka Lintang
telah memahami sistem mekanika seluruh tubuh dan ia mampu menjelaskan peran sepotong
kaki itu dalam keseluruhan mekanika persendian dan otot-otot yang terintegrasi.
Kecerdasannya yang lain adalah kecerdasan linguistik. Ia mudah memahami bahasa,
efektif dalam berkomunikasi, memiliki nalar verbal dan logika kualitatif. Ia juga
mempunyai descriptive power, yakni suatu kemampuan menggambarkan sesuatu dan
mengambil contoh yang tepat. Pengalamanku dengan pelajaran bahasa Inggris di hari-hari
pertama kelas 2 SMP nanti membuktikan hal itu..

Jawaban:

No Jenis Kalimat Alasan Contoh Kalimat


1
2
3
4
5
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
(Pertemuan Kedua)

Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Tana Righu


Tahun Pelajaran : 2021/2022
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia ( peminatan)
Sikap yang dinilai : Percaya Diri

Rubrik Penilaian sikap


Kelas : XI Bahasa
Materi pokok : Jenis Kalimat
Tanggal :
Instrumen Penilaian
Mampu Tidak
Berani Indikator Kategor
No Nama Peserta Didik mengungka canggung
presentasi di Sikap i
pkan dalam
depan kelas
pendapat bertindak
1. Apliana Ina
2. Benedikta Dapa
3. Beria Hungnga
4. Chasno Saputra
Magho
5 Dodi Pandango
6 Elmasari Ina
7 Elsiani Ina
8 Fitriani Dapa Rangu
9 Fransiska Nona Ina
10 Giovanni Pierlando
Saingondeloku
11 Hendrikus Solo
12 Hiskial Chandra
Magho
13 Imanuel Otni Dangga
Uma
14 Indri Trivanti Ina
15 Isna Delviranti Umbu
Kaleka
16 Jefrianus Ngongo
17 Jesilva Aster Ina
18 Jofin Umbu Zogara
19 Lasrika Bora
20 Lutgardis Esmi Awa
21 Ormiati Lende
22 Petronela Saingo
23 Reslinia Ngongo
24 Ristorius Ana Palli
25 Ritna Sumiati Umbu
Lele
26 Roswita Umbu Deta
27 Rudi Ana Palli
28 Srimartanti Robaka
Lele
29 Yulanta Milla Ate
30 Yunita Bora

Kriteria Penilaian
A = SL (selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
B = SR (sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan)
C = KD (kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan)
D = TP (tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
01 (Pertemuan Kedua)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia (Peminatan)


Kelas/Semester : X1/ 1
Hari/Tanggal :
Nama Kelompok :
Nama Ketua Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….

Jenis Kalimat dalam Novel

Petunjuk Kerja
4. Membentuk kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang
5. Masing-masing peserta didik mencari informasi mengenai kalimat dari bebagai sumber
6. Peserta didik mengidentifikasi berbagai jenis kalimat dalam novel “Neraka di Timur Jawa”
Dan meringkas isi novel dengan menggunakan berbagai jenis kalimat.
Peserta didik dalam satu kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan.

Kompetensi Dasar
4.4 Meringkas isi novel dengan menggunakan berbagai jenis kalimat (aktif dan pasif, transitif dan
intransitif, verbal dan nominal, tunggal dan majemuk, mayor dan minor, langsung dan tidak
langsung, versi dan inversi)
Indikator:
4.4.1 Mengidentifikasi ide pokok yang ada dalam novel
4.4.2 Meringkas isi novel dengan menggunakan berbagai jenis kalimat

Kegiatan:
1. Setiap kelompok mengidentifikasi jenis-jenis kalimat yang ada di novel “Neraka di Timur
Jawa”. (minimal menuliskan masing-masing 2 setiap jenis kalimat)
2. Setiap kelompok meringkas isi novel dengan menggunakan berbagai jenis kalimat!
PENGGALAN NOVEL “NERAKA DI TIMUR JAWA”
Yang kami takutkan kini sudah terjadi. Pada hari ini, mereka telah datang ke tanah
Surabaya. Dengan jumlah yang tidak sedikit. Dengan sikap intimidatif, mereka seraya
menggertak kami agar mau menunduk di ujung laras senjata mereka.
“Mereka telah berdusta, aku yakin kau juga menyadarinya.”
“Apa maksudmu?” sahutku tidak mengerti. “Mereka datang kemari bukan untuk
memulangkan para tentara Jepang dari tempat ini. Mereka kembali untuk menjajah kita
lagi,” Ujar Idris. “Hanya dalam hitungan hari, Surabaya akan kembali jatuh ke tangan
Belanda jika kita tidak melakukan apa- apa!”

Ia mengerutkan dahinya sembari meminum secangkir kopi yang telah disuguhkan. Idris
memang merupakan orang yang keras. Abi telah lama mengenalnya sejak pertama kali
keluarganya menetap di Surabaya. Dia merupakan sahabatnya yang berasal dari satu
sekolah yang sama sepertinya. Minatnya dalam bidang sosial dan politik, menjadikannya
sahabat yang kerap mendiskusikan kehidupan sosial-politik maupun kehidupan sehari-
hari.
“Seperti yang kukatakan, kita semestinya tidak hanya berdiam diri. Kita harus
melakukan sesuatu terhadap orang-orang Londo tersebut.”
“Aku mengerti keresahanmu, tetapi aku bukanlah seorang pria yang penuh dengan
kekerasan. Aku bahkan tidak pernah mengangkat sebuah senapan.” Sahut Abi untuk
meyakinkan Idrus.
“Aku mengerti, kau masih bisa membantu tanpa harus mengangkat senjata. Aku
yakin orang berpendidikan sepertimu akan bermanfaat bagi kami.” Sambil melangkah ke
luar teras “Senja sudah bergulir, aku harus menghadiri rapat yang penting dengan pemuda
lainnya. “Sampaikan salamku kepada Dewi dan juga Ibu Rahmi, terimakasih atas kopinya”.

Malam telah tiba, Ibu Rahmi dan Dewi telah menyajikan makan malam di ruang makan.
Pada malam itu mereka menyajikan gudeg khas Yogya, masakan yang membawa
Abimanyu berlabuh ke relung masa kecilnya. Sebelum menetap di Surabaya, dulu mereka
tinggal di sebuah rumah yang sederhana di Yogjakarta. Setidaknya sebelum Abi
melanjutkan pendidikan ke HBS, bapaknya dipindah tugaskan untuk mengurus
administrasi di Surabaya. Sehingga Abi terpaksa melanjutkan pendidikan di HBS
Surabaya. Selama bertugas di Yogyakarta, Bapak Harjo, mendapat julukan “si tangan kilat”
dari rekan-rekannya. Menurut rekan- rekannya, ia sangat terampil dalam mengurus
administrasi, jauh lebih baik dibandingkan dengan rekan-rekannya yang lain. Mungkin itu
juga menjadi salah satu alasan mengapa akhirnya ia dipindah tugaskan ke Surabaya.
“Bapak yakin, kamu sudah mendengar beritanya kan?” Tanya bapak kearah Abi
memecah keheningan.
“Berita tentang apa? Belanda kembali lagi ke Surabaya?”
“Iya tentang itu, sebenarnya bapak sedikit bersyukur ketika mendengar berita
tersebut.”
“Lho, piye ki bapak. Belanda balik lagi kok malah bersyukur?” Tanya Dewi dengan
sedikit keresahan.
“Yha bersyukur, setidaknya pekerjaan bapak di kantor jadi lebih dipermudah. Hidup
kita nggak akan susah lagi seperti belakangan-belakangan ini. Lagipula, memangnya
kalian tau apa? Kalian juga kan masih kecil.

Sebelum Jepang datang kesini, upah bapak masih tinggi. Yha kamu pikir, kalian bisa
sekolah sampai jenjang tinggi itu duit darimana? ”
“Tapi kan kita gabisa tutup sebelah mata pak. Belum genap dua bulan negara kita
sudah merdeka. Seharusnya kan didukung, bukan justru mendukung Belanda kembali”.
Tegas Abi dengan sedikit geram.
“Waktu peralihan Jepang dari Belanda, kamu kira upah bapak tetep sama? Karena
alasan biaya administrasi dan restorasi, upah pekerja dulu dipotong. Apalagi sekarang,
dari Jepang ingin dikelola sendiri. Kamu pikir gak akan makan biaya juga? Bisa-bisa besok
bapakmu kerja cuma digaji satu cangkir beras tiap minggu.”
“Saat ini dunia sedang berubah pak, bangsa- bangsa kecil di dunia sudah melek
akan penindasan imperialisme. Semestinya kita bersuka cita ketika bangsa kita
menyatakan merdeka dari pendudukan kolonialisme”. Sahut Dewi.
“Kamu tahu darimana? Dari pacarmu yang mengaku militan dan revolusionis itu?
Kamu itu cuma termakan doktrin kepentingan politik saja.” Tegas bapak.

“Loh, kenapa jadi membawa-bawa Idrus pak? Terlepas dari siapa yang
mengatakannya, tapi memang begitu kenyataannya.” Jawab Abi dengan ringan,
berusaha menahan amarahnya. Bapaknya memang tidak menyukai Idrus, ia beranggapan
bahwasannya Idrus merupakan seorang komunis yang hanya mencoba menjalankan
kepentingan internasionalismenya, sehingga ia begitu semangat dalam
menentang imperialisme oleh Belanda ataupun Jepang. Meskipun ia tidak memiliki bukti
dan hanya berdasarkan asumsi saja. Sambil menggebrak meja, “Sudahlah, kalau kamu
merasa lebih benar dari bapak, lebih pintar dari bapakmu, coba dibuktikan. Bapak
menyekolahkan kamu tinggi-tinggi bukan sekedar jadi penulis puisi atau cerpen untuk surat
kabar setiap hari Minggu! “ sahutnya dengan nada tinggi. “Bagaimana kalau kamu sudah
menikah, sudah punya anak? Upahmu dari sastramu itu tidak akan mampu untuk memberi
makan mereka. Kamu mestinya bersyukur, masih tinggal dibawah atap, mampu makan
nasi sehari dua kali, itu karena kerja keras bapakmu.” Tambahnya, sedangkan Abi hanya
diam menunduk.

“Sudah-sudah, tidak usah dipermaslahkan lagi.


Habiskan saja gudegnya” Sahut Ibunya.
“Kamu merasa sebagai orang yang berpendidikan, tapi tak sedikitpun ilmu yang kau
miliki pernah bermanfaat bagi orang lain. Jangankan untuk orang lain, untuk dirimu juga
belum tentu bermanfaat!” Tegas bapaknya sambil meninggalkan ruang makan.
*
Setelah keadaan carut-marut tersebut, Abi duduk di perkarangan rumahnya. Dengan
merenungi perkataan yang telah dikatakan oleh bapaknya sebelumnya, ia menatap
kosong ke langit dan merenungi, “Aku tidak pernah menjadi orang yang berkontribusi
terhadap negaraku, aku bahkan tidak pernah menjadi orang yang bermanfaat untuk
keluargaku. Seluruh pengetahuanku hanya berasal dari buku-buku yang sudah usang.
Ilmuku bagaikan suatu emas yang tertimbun ratusan meter dibawah tanah, tidak ada
artinya dan tidak bermanfaat.” Lekas ia kembali ke kamarnya, menggambil beberapa
barang-barangnya, lalu pergi meninggalkan rumah. Ia hanya meninggalkan secarik kertas
yang berisi permintaan maaf kepada keluarganya. Abi ingin membuktikan
kepada keluarganya bahwa kelak ia mampu menjadi orang yang bermanfaat setidaknya
bagi dirinya sendiri.
Tanpa memiliki tujuan yang jelas, Abi akhirnya memutuskan untuk berjalan menuju
Genteng. Menuju ke tempat sahabatnya yang paling dikenalnya, Idrus.

Anda mungkin juga menyukai