Gangguan Psikososial
Autisme
Autism Spectrum Disorder (ADS)
“Autisme adalah gejala menutup diri
secara total,dan tidak mau berhubungan
lagi dengan dunia luar/ asik dengan
pikiran dan fantasinya sendiri”
— Kartono (2016)
Penyebab Autisme
dibuat oleh Eric Schopler di awal Pemeriksaan pada masa balita yang
tahun 1970 yang didasarkan pada digunakan untuk mendeteksi anak
pengamatan perilaku berumur 18 bulan, dikembangkan
oleh Simon Baron Cohen di awal
tahun 1990-an.
terdiri dari 40 skala item yang Tes screening autisme bagi anak usia
digunakan pada anak diatas usia 4 2 tahun yang dikembangkan oleh
tahun Wendy Stone di Vanderbilt
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Keperawatan
— Wiyani (2014)
Etiologi
Soetjiningsih (2016)
— Budiman (2011)
Etiologi
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental
● Abnormalitas single
Faktor Prakonsepsi
● Kelainan kromosom
● Sangat premature
● Asfiksia neonatorum
Faktor Perinatal ● Trauma lahir: perdarahan intracranial
Organik ● Meningitis
● Kelainan metabolik : hipoglikemia, hiperbilirubinemia
3 4
Severe Retardation Profound Retardation
(IQ 20-34) (IQ<20)
Kelompok retardasi mental berat ini hampir Retardasi mental sangat berat berarti
sama dengan retardasi mental sedang secara praktis anak sangat terbatas
dalam hal gambaran klinis, penyebab kemampuannya dalam mengerti dan
organik, dan keadaan-keadaan yang terkait. menuruti permintaan atau instruksi
Manifestasi Klinis
Kelainan pada mata (katarak, bintik Ukuran kepala: makrosefali atau
cherry-merah pada daerah makula, mikrosefali
atau kornea keruh)
Perawakan pendek (Kretin dan
Kejang (kejang umum tonik klonik dan sindrom prader-willi)
kejang pada masa neonatal)
Dystonia: Syndrom hallervorden
Kelainan pada kulit:
Bintik-café-au-lait
Non Farmakologi
Psikoterapi dapat diberikan baik pada anaknya sendiri maupun pada orang tuanya. Untuk anak yang
terbelakang dapat diberikan psikoterapi individual, psikoterapi kelompok dan manipulasi
lingkungan(merubah lingkungan anak yang tidak menguntungkan bagi anak tersebut). Walaupun tak
akan dapat menyembuhkan keterbelakangan mental, tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat
diusahakan perubahan sikap, tingkah laku, kemampuan belajar dan hasil kerjanya. Yang penting adalah
adanya ketekunan, kesadaran dan minat yang sungguh dari pihak terapis (yang mengobati).
4
Child Abuse
Penganiayaan, penelantaran dan
eksploitasi terhadap anak
Definisi
Child abuse adalah suatu kelalaian tindakan atau
perbuatan orangtua atau orang yang merawat anak
yang mengakibatkan anak menjadi terganggu mental
maupun fisik, perkembangan emosional, dan
perkembangan anak secara umum.
Stress yang Berasal dari Anak
1. Fisik berbeda
2. Mental berbeda
3. Temperamen berbeda
4. Tingkah laku berbeda
5. Anak angkat
● Cedera kulit
● Kerontokan rambut traumatik
● Jatuh
● Cedera eksternal pada kepala, muka dan
mulut
● Cedera termal disengaja atau diketahui
sebabnya
● Sindrom bayi terguncang
● Fraktur dan dislokasi yang dapat
dijelaskan
Pemeriksaan Penunjang
● Studi radiografik survei skeletal (tulang), dalam dua tahap, untuk semua anak yang
diduga cedera akibat penganiayaan. Ulangi dalam waktu dua minggu untuk anak yang
mempunyai kemungkinan besar mengalami penganiayaan.
● CT scan atau MRI pada daerah yang sakit
● Pemeriksaan oftalmologi – untuk mendeteksi hemoragi retina (akibat goncangan atau
benturan hebat di kepala).
● Foto berwarna dari cedera
● Lingkar kepala, lingkar abdomen
● Pemeriksaan cairan serebrospinal
● Tes kehamilan
● Skrining penyakit menular seksual, human immunodeficiency virus (HIV)
● Pemeriksaan penjelas (pengumpulan dan pemeriksaan spesimen hendaknya dilakukan
dengan rekomendasi dari lembaga perlindungan anak penyidik setempat atau
pemeriksa medis
Penatalaksanaan Medis
Prioritas utama dalam perawatan anak yang teraniaya adalah
resusitasi dan stabilisasi seperlunya sesuai dengan cedera yang
dialami. Konfirmasi penganiayaan diperoleh melalui pengambilan
data riwayat yang saksama , pemeriksaan fisik yang lengkap
dengan inspeksi yang mendetail pada seluruh tubuh anak dan
pengambilan spesimen laboratorium. Semua cedera harus
didokumentasikan dengan foto berwarna dan dicatat dengan
cermat dalam rekam medis tertulis.
05
Hiperaktif
Attention Deficit and
hyperactivity Disorder
(ADHD)
“Sindroma hiperaktivitas merupakan istilah gangguan
kekurangan perhatian menandakan
gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada
anak-anak, yang sampai saat ini dicap sebagai
menderita hiperaktivitas, hyperkinesis, kerusakan
otak minimal atau disfungsi serebral minimal”
— Nelson (2004)
Etiologi
1. Kondisi saat hamil & persalinan, misalnya keracunan pada akhir
kehamilan
2. Cedera otak sesudah lahir yang disebabkan oleh benturan kuat
pada kepala anak.
3. Faktor lingkungan, kondisi lingkungan yang buruk, seperti adanya
timah atau nitrat dalam air keran, buangan uap atau gas, pestisida,
dan zat kimia lain juga dapat menyebabkan anak menjadi
hiperaktif.
4. Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga
anak tidak dapat mereproduksi bunyi yang didengarnya.
5. Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak
dengan dunia luar. Meskipun jarang, hubungan dengan anggota
keluarga dapat pula menjadi penyebab hiperaktivitas.
6. Kekurangan asam lemak esensial, dari hasil penelitian di Inggris
dan Amerika Serikat ditemukan beberapa anak hiperaktif juga
menderita kekurangan asam lemak esensial
7. Kekurangan zat gizi, beberapa anak hiperaktif menderita
kekurangan zinc, magnesium, atau vitamin B12.
8. Makanan, zat penambah makanan, pewarna, pengawet makanan,
coklat, gula, makanan dari susu, gandum, tomat, nitrat,jeruk, telur,
dan makanan lain diduga sebagai penyebab hiperaktif.
Patofisiologi
Kurang konsentrasi/gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan konsentrasi, sifat
impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang meyakinkan tentang sesuatu
mekanisme patofisiologi ataupun gangguan biokimiawi. Anak pria yang hiperaktif, yang
berusia antara 6 – 9 tahun serta yang mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan
tanggapan yang baik terhadap pengobatan–pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat
rangsangan yang rendah (a low level of arousal) di dalam susunan saraf pusat mereka,
sebelum pengobatan tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan
mempergunakan elektroensefalografi, potensial–potensial yang diakibatkan secara auditori
serta sifat penghantaran kulit.
Anak pria ini mempunyai skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya perhatian mereka
dialihkan, lingkup perhatian mereka yang buruk serta impulsivitas. Dengan 3 minggu
pengobatan serta perawatan, maka angka–angka laboratorik menjadi lebih mendekati
normal serta penilaian yang diberikan oleh para guru mereka memperlihatkan tingkah laku
yang lebih baik.
Manifestasi Klinis
Gejala Mayor
Tidak ada perhatian atau tidak mampu
berkonsentrasi, hiperaktif (memiliki terlalu Ma
banyak energi), impulsif (sulit diatur),
menentang (sikap penentang/pembangkang
atau tidak mau dinasehati).
Gejala Minor
Bersifat destruktif (merusak), tanpa
Medis
Rating scale Conners dapat digunakan sebagai dasar pengobatan dan untuk memantau
efektifitas dari pengobatan. Psycho Stimulan- metilfenidat (Ritalin), amfetamin sulfat
(Benzedrine), dan dekstral amfetamin sulfat (Dexedrine)- dapat memperbaiki rentang
perhatian dan konsentrasi anak dengan meningkatkan efek paradoksikal pada kebanyakan
anak dan sebagian orang dewasa yang menderita gangguan ini.
Konsep
Askep pada Anak
dengan gangguan
Psikososial
Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
Anamnesa Psikologis
Anamnesa
Ekspektasi Observasi
Meningkat · Monitor kecepatan, tekanan, kuantitias, volume, dan diksi bicara
· Monitor progress kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara
Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa komunikasi (mis: memori, pendengaran, dan Bahasa)
verbal meningkat adalah: · Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang mengganggu bicara
· Kemampuan berbicara meningkat · Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
· Kemampuan mendengar meningkat Terapeutik
· Kesesuaian ekspresi wajah/tubuh meningkat · Gunakan metode komunikasi alternatif (mis: menulis, mata berkedip, papan
komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan, dan komputer)
· Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis: berdiri di depan pasien,
dengarkan dengan seksama, tunjukkan satu gagasan atau pemikiran sekaligus,
bicaralah dengan perlahan sambal menghindari teriakan, gunakan komunikasi
tertulis, atau meminta bantuan keluarga untuk memahami ucapan pasien)
· Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
· Ulangi apa yang disampaikan pasien
· Berikan dukungan psikologis
· Gunakan juru bicara, jika perlu
Edukasi
· Anjurkan berbicara perlahan
· Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang
berhubungan dengan kemampuan bicara
Kolaborasi
· Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
Intervensi Keperawatan
Gangguan Interaksi Sosial
Ekspektasi Observasi
Meingkat · Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan sosial
· Identifikasi focus pelatihan keterampilan sosial
Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa interaksi
sosial meningkat adalah: Terapeutik
· Perasaan nyaman dengan situasi sosial meningkat · Motivasi untuk berlatih keterampilan sosial
· Perasaan mudah menerima atau · Beri umpan balik positif (mis: pujian atau penghargaan) terhadap kemampuan
mengkomunikasikan perasaan meningkat sosialisasi
· Responsif pada orang lain meningkat · Libatkan keluarga selama Latihan keterampilan sosial, jika perlu
· Minat melakukan kontak emosi meningkat
· Minat melakukan kontak fisik meningkat Edukasi
· Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial
· Jelaskan respons dan konsekuensi keterampilan sosial
· Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat masalah yang dialami
· Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi
· Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan sosial
· Latih keterampilan sosial secara bertahap
Intervensi Keperawatan
Gangguan Interaksi Sosial
Ekspektasi Observasi
Membaik · Monitor perubahan orientasi
· Monitor perubahan kognitif dan perilaku
Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa identitas Terapeutik
diri membaik adalah: · Perkenalkan nama saat memulai interaksi
· Persepsi terhadap diri membaik · Orientasikan orang, tempat, dan waktu
· Kebingungan dengan nilai-nilai budaya menurun · Hadirkan realita (mis: beri penjelasan alternatif, hindari perdebatan)
· Kebingungan dengan tujuan hidup menurun · Sediakan lingkungan dan rutinitas secara konsisten
· Kebingungan dengan jenis kelamin menurun · Atur stimulus sensorik dan lingkungan (mis: kunjungan, pemandangan, suara,
· Kebingungan dengan nilai-nilai ideal menurun pencahayaan, bau, dan sentuhan)
· Perasaan fluktuatif terhadap diri menurun · Gunakan simbol dalam mengorientasikan lingkungan (mis: tanda, gambar,
· Perilaku konsisten meningkat warna)
· Hubungan yang efektif meningkat · Libatkan dalam terapi kelompok orientasi
· Strategi koping efektif meningkat · Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup, sesuai kebutuhan
· Penampilan peran efektif meningkat · Fasilitasi akses informasi (mis: televisi, surat kabad, radio), jika perlu
Edukasi
· Anjurkan perawatan diri secara mandiri
· Anjurkan penggunaan alat bantu (mis: kacamata, alat bantu dengar, gigi palsu)
· Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi lansia
Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari
rencana intervensi untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi
dimulai setelah rencana intervensi
disusun dan ditunjukan pada nursing
orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan.
Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual
untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan keberhasilan dari
diagnosis keperawatan, rencana
intervensi, dan implementasi.
“I view 'autistic' as a word for a part of
how my brain works, not for a narrow
set of behaviors and certainly not for a
set of boundaries of a stereotype that I
have to stay inside.”
— Amanda Baggs
Thank you!
Does anyone have any questions?
Kelompok 3 - Keperawatan Anak