Anda di halaman 1dari 6

Foto: 

Dok. Pribadi

Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang mendatangkan


devisa cukup besar bagi Indonesia. Keragaman ikan hias Indonesia sebagai
daerah tropis, baik tawar maupun laut, tidak dapat dipungkiri memiliki
diversitas yang sangat tinggi sehingga memiliki peluang bisnis yang
menjanjikan. Parameter kualitas dari komoditas ikan hias lebih dititikberatkan
pada penampilan fisiknya. Istilah ornamental fish sangatlah sesuai bagi ikan
hias karena nilai estetika atau ornamen sangat diutamakan pada jenis-jenis
ikan kelompok ini, salah satu yang warna tubuh yang cerah dan berkilauan. 
 
 
Faktor yang penting dalam memunculkan warna ikan agar cerah dan berkilau
adalah kandungan pigmen dalam  pakan ikan.  Pigmen adalah senyawa non-
nutrisi yang menstimulasi munculnya warna, seperti kuning, jingga dan merah
pada ikan. NRC (1989) menyatakan bahwa pigmen meliputi carotenoid,
xanthophil, dan pterin. 
 
 
Masing-masing memiliki turunan yang beragam yang akan menghasilkan
warna yang berbeda. Misalnya warna kuning dihasilkan oleh β-carotene,
lutein, zeaxanthin, dan taraxanthin, sementara warna jingga dan merah
dihasilkan oleh astaxanthin dan canthaxanthin. 
 
 
Keberadaan pigmen sangat penting bagi ikan, karena pada hewan pada
umumnya tidak dapat mensintesa sendiri pigmen bagi tubuhnya, tetapi
mampu menyimpannya. Sumber pigmen yang membentuk warna secara
alamiah bagi ikan hanya bersumber karotenoid dari pakan alami, selebihnya
penambahan pigmen harus ditambahkan dalam pakan.
 
 
Warna Pada Ikan
Warna pada tubuh ikan disebabkan adanya sel pigmen atau kromatofor yang
terdapat dalam dermis pada sisik atau di bawah kulit. Sel yang memberikan
warna pada ikan yaitu Chromatophores dan iridocytes. Sel pigmen ini dapat
ditingkatkan dan dipertahankan kualitasnya dengan menambahkan sumber-
sumber karotenoid pada pakan ikan. Hak ini karena karotenoid merupakan
sumber utama pembentukan pigmen warna pada ikan. 
 
 
Cytoplasmic yang terkandung pada chromatophores disebut granula pigmen
yang merupakan sumber warna. Sel ini diklarifikasikan menjadi lima kategori
warna dasar, yaitu eritriofora yang menghasilkan warna merah dan oranye,
xanthofora yang menghasilkan warna kuning, melanofora yang menghasilkan
warna hitam, leukofora yang menghasilkan warna putih, dan iridofora yang
dapat memantulkan refleksi cahaya. 
 
 
Ikan hanya dapat mensintesis pigmen warna hitam dan putih. Warna merah,
oranye dan kuning tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan, sehingga
pembentukan warna pada ikan hias sangat tergantung pada jumlah
karotenoid yang ada pada pakan (Wayan dkk. 2010).
 
 
Pigmentasi pada warna ikan dikendalikan oleh sistem saraf dan dua zat kimia
yang dihasilkan oleh saraf, yaitu epnefrin (adrenalin). Ini merupakan
neurohormon yang dikeluarkan oleh organisme ketika terkejut atau takut
sehingga menyebabkan butiran pigmen berkumpul di tengah sel dan
menyebabkan hewan tersebut kehilangan warna.
 
 
Asetilkolin adalah zat kimia yang dikeluarkan sel saraf menuju otot, sehingga
menyebabkan melanin menyebar dan mengakibatkan warna tubuh organisme
menjadi gelap. Butiran-butiran pigmen yang menyebar ke seluruh sel atau
mengumpul pada suatu titik, gerakan inilah yang menyebabkan terjadinya
perubahan warna pada ikan. Jika butir-butir pigmen mengumpul pada suatu
titik maka warna yang dihasilkan secara keseluruhan nampak pucat,
sedangkan jika butiran pigmen menyebar maka warna akan terlihat jelas
(Rahardjo, 2011).  
 
 
Pigmen warna hitam dan coklat yang dibentuk oleh melanophora berasal dari
asam amino tirosin dan fenol. Pigmen warna merah, kuning, dan oranye
banyak terdapat pada sumber vitamin A. Sedangkan warna hijau berasal dari
gabungan warna-warna dasar dari Chromatophora. Selain pigmen, warna
pada ikan dipengaruhi oleh kualitas air, umur, matang tampilan warna pada
ikan (Lagler et al. 1997).
 
 
Penggunaan pigmen sintetis merupakan aplikasi yang sudah umum
digunakan dalam industri pakan. Aspek kemudahan dalam penggunaannya
yang sangat praktis dan menghasilkan efek warna yang ‘instant’ dengan
intensitas warna yang tinggi pada ikan, menjadi pertimbangan utama
pemilihannya. 
Di sisi lain, penggunaan pewarna sintetis selain mahal, akan berdampak
negatif  terhadap ikan dan lingkungan perairan. Sebenarnya banyak sumber
pigmen alami yang dapat dijadikan alternatif pigmen dalam pakan ikan.  
 
 
Bayam merah, 
Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) memiliki banyak kandungan, seperti
protein yang cukup tinggi, asam amino, steroid, asam lemak, zat besi,
kalsium, dan karoten. Bayam merah memiliki pigmen antosianin yang tidak
terdapat pada bayam hijau. Antosianin adalah pigmen merah keunguan yang
berperan utama sebagai antioksidan. 
 
 
Kandungan vitamin A dalam bayam merah sebesar 5.800 mg. Vitamin A
tersebut berupa β-karoten yang di dalam tubuh diubah menjadi retinol (vitamin
A). Dalam 100 g bayam merah mengandung 80 mg vitamin C (Lingga 2010).
Bayam merah mengandung karotenoid yang potensial sebagai sumber zat
warna alami (Koncara et al. 2018). Karotenoid merupakan pigmen yang larut
dalam lemak atau biasa disebut sebagai lipochrome. 
 
 
Saat ini sudah ditemukan lebih dari 800 jenis karotenoid di alam dan
menghasilkan pigmen yang berwarna kuning, jingga, merah, sehingga dapat
diidentifikasi melalui warnanya (Gupta 2007). Kandungan karotenoid yang
terdapat pada bayam merah adalah senyawa zat warna lutein (sebagai
komponen utama), zeasantin, violasantin, neosantin, dan β-karoten (Xiao et
al. 2012). Berdasarkan riset Octaviani et al. (2014) salah satu jenis karotenoid
yang sering dijumpai yaitu β-karoten, dalam pengujian laboratorium yang
dilakukan pada bayam merah, diketahui terdapat kadar karotenoid sebanyak
15,9 mg/L. 
 
 
Spirulina
Spirulina platensis adalah ganggang hijau biru yang mempunyai kandungan
protein sebanyak 68 % dari bobot keringnya (Panji dan Suharyanto 2003).
Protein terdiri dari asam amino seperti methionin, sistein, lysin. Spirulina
platensis kaya akan gamma-linolenic (GLA), alpha-linolenic acid (ALA), 
linolenic acid (LA), stearidonic acid (SDA), eicosapentaeonic (EPA),
docosahexaenoic acid (DHA), dan arachidonic acid (AA). Vitamin yang
terkandung di dalamnya adalah vitamin B1, B2, B3, B6, B9, B12, sumber
antioksidan yang seperti vitamin C, vitamin D dan vitamin E, dan juga sebagai
sumber mineral lainnya (Henrikson 2009 dalam Fahleny 2014).
 
 
Warna biru kehijauan pada Spirulina platensis terbentuk karena adanya
pigmen fikosianin dan fikobiliprotein. Kedua pigmen tersebut merupakan
protein yang mengandung gugus tetrapirol yang menyebabkan Spirulina
platensis berwarna biru kehijauan (Panji dan Suharyanto 2003). Berbeda
dengan Chlorella vulgaris merupakan mikroalga jenis klorofita atau alga hijau. 
 
 
Pada umumnya, klorofita atau alga hijau memiliki biopigmen yang digunakan
untuk berfotosintesis yaitu klorofil, disamping adanya biopigmen karotenoid
(karoten dan xantrofil). Alga hijau didominasi warna hijau karena berasal dari
pigmen klorofil a dan klorfoil b. Total karoten yang terdapat pada Chlorella per
10 gr yaitu 0,37 % (Pranayogi 2003 dalam Rosyahdi 2015).
 
 
Wortel
Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman bukan asli dari Indonesia,
melainkan dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis), ditanam di
lingkungan dengan suhu udara dingin dan lembab. Umbi wortel berwarna
kuning kemerahan yang di sebabkan kandungan karoten yang tinggi.
 
 
Umbi wortel banyak mengandung vitamin A yang disebabkan karena
tingginya kandungan karoten atau suatu senyawa kimia pembentuk vitamin A.
Jenis–jenis karotenoid yang memiliki aktivitas vitamin A diantaranya adalah a-
karoten, b-karoten, g-karoten, dan Beta-crytoxantin (Nugraheni, 2014). Warna
orange pada wortel menandakan kandungan β-karoten yang tinggi, dimana
makin jingga warna wortel, makin tinggi kadar β-karotennya. Kadar β-karoten
tinggi pada wortel ini dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan alami ikan
dan dapat mempercantik warna ikan hias (Satyantini, 2009).
 
 
Telang 
Tanaman telang (Clitoria ternatea) adalah leguminosa yang berkualitas tinggi
dan merupakan jenis kacang-kacangan yang kaya akan protein, dijuluki alfalfa
tropis, sering disebut pula sebagai bank protein yang dapat tumbuh dengan
biaya produksi yang rendah (Cook et al. 2005). Daun telang mengandung
protein berkisar antara 18 - 25 %, sedangkan campuran batang dan daun
tanaman telang mengandung protein 9 - 15 %. 
 
 
Tanaman ini juga memiliki potensi sebagai pakan yang baik karena memiliki
nilai nutrisi yang tinggi dan juga sangat disukai ternak (Suarna 2005). Selain
kandungan protein yang tinggi tanaman telang dapat dipergunakan pula
sebagai sumber karoten, dimana kandungan karotennya mencapai 587
mg/Kg bahan kering (Sutedi 2013). 
 
 
Penggunaan Pigmen Alami 
Penggunaan pigmen alami dari berbagai tanaman dan alga ke dalam pakan 
telah terbukti mampu meningkatkan kualitas warna ikan hias. Berdasarkan
hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai bahan alam memiliki
potensi yang besar untuk digunakan sebagai sumber pigmen alami
berdasarkan kandungan bahan yang ada di dalamnya. 
 
 
Penggunaan bahan alami sebagai sumber pigmen lebih aman untuk ikan,
ramah lingkungan, dan harganya lebih murah dibandingkan pigmen sintetis.
Namun demikian, penerapan bahan pigmen yang bersumber dari bahan alami
masih dihadapkan pada beberapa kendala, terkait kualitas pigmen yang
dihasilkan. 
 
 
Fluktuasi kualitas pigmen alami memiliki rentang yang tinggi karena
kandungannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti intensitas sinar
matahari selama pemeliharaan atau kualitas tanah atau air tempat bahan
tersebut tumbuh. Hal ini akan menyulitkan untuk mengukur kandungan
pigmen dan dosis optimal penggunaannya dalam pakan. 

Anda mungkin juga menyukai