Anda di halaman 1dari 7

REDESAIN TEMPAT PENJEMURAN HASIL OLAHAN

LAUT DI KAMPUNG NELAYAN KENJERAN


Febby Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T.
Arsitektur, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Email: febbyrahmatullah@untag-sby.ac.id

Natanael Dirgantara Putra Yuwono


Arsitektur, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Email: natanaeldirgantara6@gmail.com

Abstrak.
Surabaya merupakan kota pesisir dimana sebagian besar pendapatannya juga berasal dari hasil
laut. Surabaya memilki kampung nelayan yang terkenal yaitu kampung nelayan kenjeran.
Sayangnya kondisi kampung yang jauh dari kata layak membuat kampung ini menjadi kurang
nyaman baik untuk pengunjung karena kondisi gang yang sempit dan dengan adanya jemuran
hasil laut yang bisa dikatakan tidak layak untuk penjemuran karena dinilai tidak higenis. Banyak
permasalahan yang dapat ditemukan dalam proses penjemuran selama ini diantaranya karena
keterbatasan lahan produk kurang higenis karena dijemur di tepi jalan karena kurangnya lahan
penjemuran, dan saat musim hujan akan membutuhkan waktu lama untuk mengamankan
jemuran. Dalam kajian ini, diangkat satu buah rumusan masalah yaitu bagaimana desain tempat
penjemuran yang dapat mengatasi beberapa permasalahan tersebut? Solusi yang diberikan yaitu
dengan mengubah penjemuran yang awalnya horizontal menjadi vertikal agar dapat mengatasi
permasalahan tersebut. Selain itu, kualitas penjemuran dalam luas lahan yang sama dapat naik
hingga 5 kali lipat. Desain tersebut juga dapat digunakan dalam berbagai keadaan sehingga bisa
dikatakan multifungsi. Material dipilih dan disesuakan agar dapat bertahan hingga lama serta
dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Oleh karena itu, diharapkan agar desain penjemuran yang
baru dapat meningkatkan kualitas hasil laut para nelayan yang ada di Kenjeran, Surabaya.

Kata Kunci: Multifungsi, Rak Vertikal, Peningkatan Kualitas

PENDAHULUAN
Surabaya terletak di pantai utara Pulau Jawa bagian timur dan berhadapan dengan Selat
Madura serta Laut Jawa [1]. Surabaya yang memiliki batas pesisir pantai Timur memiliki
ragam kuliner laut yang unik dan khas [2]. Letaknya yang berada di sepanjang pesisir
pantai, masyarakat Kenjeran banyak yang bekerja sebagai nelayan. Hasil tangkapan ikan
laut kemudian diolah menjadi berbagai variasi olahan makanan yang dijadikan oleh - oleh
untuk wisatawan [3].
Sebelum diolah menjadi oleh - oleh, hasil laut perlu dijemur terlebih dahulu dibawah sinar
matahari menggunakan tempat khusus penjemuran. Tempat penjemuran ikan sangat
penting, agar nelayan tidak lagi menjemur ikan di depan rumahnya [4]. Proses
penjemuran memakan waktu 2-3 hari [5]. Desain tempat penjemuran awal menggunakan
sistem menjemur biasa yang diletakkan diatas tatakan yang telah dibuat oleh warga
sekitar untuk menjemur. Selain itu, jika tempat penjemuran sudah terisi penuh,
masyarakat biasa menjemur hasil laut mereka di tepi jalan yang membuat tempat hasil
laut mereka tidak higenis karena terkena polusi udara yang dihasilkan oleh sepeda motor
serta asap rokok dari pengguna jalan.
Gambar 1.1 Desain penjemuran hasil laut yang selama ini digunakan

Dengan permasalahan seperti diatas, kami mendapat ide untuk membuat sistem
penjemuran vertikal yang lebih efisien sehingga tidak terlalu memakan banyak tempat
dan tidak sampai menjemur ke area jalan raya yang sering dilewati oleh kendaraan
bermotor. Selain itu, rak penjemuran vertikal ini dapat digunakan baik di musim hujan
maupun musim kemarau. Tujuan pembuatan desain penjemuran yang baru adalah untuk
meminimalisir penggunaan lahan yang digunakan untuk menjemur hasil laut dan tidak
sampai di area jalan raya.

METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam membuat tempat penjemuran vertikal terdiri dari 4
tahapan yaitu Perencanaan, Perancangan, Pembuatan, dan Simulasi. Tahap perencanaan
yang akan dilakukan seperti pengukuran lahan, pengukuran dimensi tempeh, dan
penentuan titik lokasi. Tahap perancangan meliputi pembuatan dimensi dan ukuran rak
penjemuran, pembuatan sketsa tangan dan digital, dan pembuatan desain. Tahap
pembuatan meliputi pembelian bahan, pembuatan rangka, pembuatan atap, dan peletakan
di tempat. Tahap simulasi yang dilakukan meliputi percobaan penjemuran hasil olahan
laut menggunakan rak vertikal yang telah terbangun.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Desain
Desain dibuat dalam 2 tahap yaitu tahap pertama berupa sketsa gambar oleh mahasiswa
dengan mitra, tahap kedua pembuatan desain oleh mahasiswa dengan didampingi dosen
dan menggunakan software SketchUp agar hasil lebih maksimal. Desain dibuat dengan
ukuran 100x100cm mengikuti ukuran tempeh yang digunakan dengan dimensi
80x120cm. Tempat penjemuran terdiri dari 5 tingkatan dengan elevasi 40cm per tingkatan
agar lebih mudah saat akan mengambil dan memasukkan tempeh. Tinggi atap 200cm
dengan tinggi tingkatan paling atas 170cm agar memudahkan pengguna untuk menjemur
hasil laut yang telah didapatkan.
Gambar 3.1 Desain tempat penjemuran vertikal menggunakan software SketchUp

Pemilihan Material
Tempeh yang digunakan masyarakat menggunakan bahan bambu. Untuk rangka tempat
penjemuran vertikal menggunakan material besi siku lubang yang tahan karat agar bisa
digunakan dalam jangka panjang. Pemilihan material besi siku lubang sebagai rangka
agar pengguna dapat menambah, mengurangi dan mengatur ketinggian rak sesuai dengan
kebutuhannya dengan menggunakan sistem sambungan mur baut. Untuk penutup atap
menggunakan bahan fiber transparan agar dapat melewatkan sinar matahari dan dibuat
tidak permanen agar bisa diambil dan dipasang kembali tergantung kondisi cuaca hujan
ataupun panas.

Gambar 3.2 Pemilihan material

Proses Pembuatan
Untuk membuat 2 rak dibutuhkan waktu 1 hari dengan tenaga 3 orang. Jadi, untuk
membuat sebanyak 4 rak, dibutuhkan waktu selama 2 hari. Pembuatan rak penjemuran
dilakukan oleh mahasiswa dengan dibantu masyarakat sekitar agar mereka juga mengerti
proses pembuatan rak penjemuran vertikal. Proses pembuatan dilakukan dengan cara
mengukur, memotong, merakit, dan menyusun struktur agar lebih kokoh dan dapat
bertahan lama.
Gambar 3.3 Proses pembuatan rak penjemuran

Tempat Penjemuran Multifungsi


Tempat penjemuran ini memiliki 3 fungsi yaitu sebagai tempat penjemuran, sebagai
tempat penyimpanan, dan sebagai tempat pengovenan. Saat digunakan untuk menjemur,
rak vertikal ini hanya diisi tempeh untuk menjemur hasil laut yang telah didapat oleh
nelayan. Jika hari sudah malam, rak vertikal ini bisa digunakan untuk menyimpan hasil
laut yang telah dijemur selama seharian sebelum diolah menjadi kripik oleh - oleh. Jika
hari mendung atau sinar matahari kurang, rak vertikal ini bisa digunakan untuk
pengovenan agar hasil laut cepat kering. Cara untuk mengoven yaitu dengan hanya
memakai 4 rak paling atas saja, dan untuk rak paling bawah tidak perlu diisi dengan
tempeh tetapi bisa diletakkan kompor dan plat besi sebagai pemanas untuk mrngoven
agar hasil laut cepat kering.

Gambar 3.4 Sosialisasi cara menggunakan rak vertikal

Simulasi
Rak vertikal multifungsi ini dapat digunakan dalam 4 kondisi yang berbeda, kondisi
pertama saat musim kemarau, kondisi kedua saat musim hujan, kondisi ketiga saat musim
kemarau dan menggunakan oven, kondisi keempat saat musim hujan dan menggunakan
oven. Kondisi pertama dilakukan saat menjemur menggunakan sinar matahari disaat
musim kemarau. Kondisi kedua pada saat musim hujan masyarakat dapat tetap
melakukan penyimpanan saat dalam kondisi hujan dengan menutup bagian atas rak
vertikal. Kondisi ketiga dilakukan saat masyarakat banyak mendapat pesanan sehingga
memerlukan alat bantu oven agar lebih cepat kering. Kondisi keempat pada saat musim
hujan agar hasil laut dapat kering maka menggunakan alat bantu oven untuk memanaskan.
Gambar 3.5 Simulasi penggunaan alat sesuai kondisi cuaca

SIMPULAN
Selama ini masyarakat biasa mengeringkan olahan laut di pinggir jalan dan menyebabkan
produk tidak higenis karena terkena debu dari asap kendaraan bermotor dan asap rokok
pengguna jalan. Selain itu, pada saat terjadi hujan, masyarakat lebih membutuhkan waktu
untuk memindahkan jemuran agar tidak kehujanan dan hal itu akan membutuhkan waktu
yang lama. Dalam 1 tempeh, masyarakat biasanya menaruh sekitar 1-2kg hasil laut
mereka untuk dijemur sehingga membutuhkan lahan yang cukup luas. Mengatasi
permasalahan tersebut, dengan hadirnya rak penjemuran vertikal diharapkan agar
masyarakat saat melakukan penjemuran menggunakan rak vertikal tersebut agar tidak
sampai ke jalan raya dan dapat dijemur pada saat musim kemarau maupun musim hujan.
Selain itu, dengan adanya 5 tingkatan pada rak vertikal tersebut, dengan luas lahan yang
sama, dalam sekali penjemuran dapat menjemur hingga 5 kali lebih banyak.

Gambar 4.1 Solusi dari salah satu permasalahan yang terjadi

Dalam proses pembuatan rak vertikal, terdapat 4 tahapan yang kami laksanakan yaitu
Perencanaan, Perancangan, Pembuatan, dan Simulasi. Untuk perencanaan, dilakukan
survei terhadap kondisi di lapangan agar desain yang akan dibuat dapat diterima oleh
masyarakat. Proses perancangan mahasiswa merancang bersama salah satu dosen
Arsitektur yang sudah berpengalaman agar rak yang akan dibuat tidak mengalami
kesalahan. Selama pembuatan kami juga dibantu oleh masyarakat sekitar agar masyarakat
dapat mengenal rak vertikal dan mengganti kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru.
Setelah rak jadi, mahasiswa bersama masyarakat melakukan simulasi dan workshop agar
tujuan pembuatan rak vertikal dapat tersampaikan kepada masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Saya, Natanael Dirgantara mengucapkan puji syukur kepada Tuhan YME karena desain
rak vertikal dapat terealisasikan dengan baik sampai saat ini. Selain itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Febby Rahmatullah Masruchin, S.T.,
M.T. karena telah mendampingi baik dalam proses pembuatan desain rak vertikal hingga
jadi. Selain itu, ucapan banyak terima kasih diberikan kepada masyarakat Kenjeran lebih
tepatnya di Kelurahan Sukolilo Lor, Surabaya yang turut membantu menyukseskan
pembuatan desain rak vetikal tesebut.

Gambar 5.1 Mahasiswa, dosen, dengan masyarakat Kenjeran

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim. 2017. Profil Kota Surabaya. Diakses pada 13 Oktober 2022 di
http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/v2/kota-besar/39
[2] Sendari, Anugerah Ayu. 2020. 5 Olahan Laut Tradisional Khas Surabaya, Unik
Kaya Cita Rasa. Diakses pada 13 Oktober 2022 di
https://surabaya.liputan6.com/read/4273653/5-olahan-laut-tradisional-khas-
surabaya-unik-kaya-cita-rasa
[3] Zulfa. 2019. Berburu Oleh Oleh Khas Surabaya, krupuk Ikan di Pantai Kenjeran,
Surabaya. Diakses pada 13 Oktober 2022 di
https://www.gotravelly.com/en/culinary/detail/111149056-
berburu_oleh_oleh_khas_surabaya_krupuk_ikan_di_pantai_kenjeran_surabaya
[4] Anonim. 2017. Gus Ipul Bantu Tempat Penjemuran Ikan ke Nelayan Kenjeran.
Diakses pada 13 Oktober 2022 di https://suarapubliknews.net/gus-ipul-bantu-
tempat-penjemuran-ikan-ke-nelayan-kenjeran/
[5] Anonim. 2018. Olah Kerupuk Terung, Tembus Angka Rp 50 Juta per Produksi.
Diakses pada 13 Oktober 2022 di https://kumparan.com/bangsaonline/olah-
kerupuk-terung-tembus-angka-rp-50-juta-per-produksi

Anda mungkin juga menyukai